Anda di halaman 1dari 9

Sebelum Browsing Buka Facebook dulu, Terus klik CONTACT PAGE, Add dah tuh Facebook

Show/Hide Slider

19:56:00 By Unknown Politik 0 komentar

Tugas kelompok

IDENTITAS NASIONAL

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPKN)

Disusun Oleh:

ð Abdul Aziz

ð Supratmono

ð Rian Andika

ð Isnaini Nurul Fajri

Jurusan : Pemikiran Politik Islam

Mata Kuliah : PPKN

Pembimbing : M.Aqil Irham

FAKULTAS USHULUDHIN

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI LAMPUNG


2013 / 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan
perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu
negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia
bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang
mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk
mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk
jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca
sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.Dalam dunia
pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan
sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan
sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan
merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.Judul makalah ini
sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari
semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. .Pengertian Identitas Nasional?

2. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional?

3. Nasionalisme Indonesia dan konsep-konsep Turunannya?


4. Perlunya Integrasi Nasional?

BAB II

PEMBAHASAN

1 Pengertian Identitas Nasional

Identitas memiliki pengertian harfiah cirri atau tanda yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.Artinya bahasa dan kebudayaan/seni yg dimiliki bangsa
tsb. Kemudian mentalitasnya, termasuk didalamnya pola pikir, dan kepribadiannya dalam menanggapi
permasalahan.Dalam term antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi sendiri,golongan sendiri kelompok sendiri,komunitas sendiri,atau negara
sendiri.Mengacu pada pengertian ini,individu semata tetapi berlaku pula pada suatu
kelompok.Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang
yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya,agama, dan bahasa maupun non fisik
seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Bagi bangsa Indonesia dimensi dinamis identitas nasional bangsa
Indonesia belum menunjukkan perkembangan kearah sifat kreatif serta dinamis. Setelah bangsa
Indonesia mengalami kemerdekaan 17 Agustus 1945, berbagai perkembangan ke arah kehidupan
kebangsaan dan kenegaraan mengalami kemerosotan dari segi identitas nasional.Setelah dekrit presiden
5 Juli 1959 bangsa Indonesia kembali ke UUD 1945. Pada saat itu dikenal periode orde lama dengan
penekanan kepada kepemimpinan yang sifatnya sentralistik. Berkembangnya partai komunis pada
periode ini dipandang sebagai keagalan pemerintah untuk mempertahankan Pancasila ideologi dan
dasar negara kesatuan Republik Indonesia yang berakibat jatuhnya kekuasaan orde lama. Kekeliruan
orde baru pada akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis diberbagai bidang kehidupan. Sudah banyak
memang yang dilakukan pemerintah negara Indonesia dalam melakukan reformasi, baik dibidang politik,
hukum, ekonomi, militer, pendidikan serta bidang-bidang lainnya. Namun demikian, sebagai bangsa yang
kuat dari seluruh elemen masyarakat. Maka pada hakikatnya “ Identitas Nasional” suatu bangsa tidak
dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu
bangsa.

Berdasarkan uraian diatas , maka pengertian kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu bangsa,
adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian individu-individu sebagai unsur yang membentuk
bangsa tersebut.oleh karena itu pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapt dipisahkan
dengan pengertian “ peoples character “, “ National character”, atau “ National Identity “. Oleh karena
itu, identitas nasional suatu bangsa termasuk identitas nasional Indonesiajuga harus dipahami dalam
konteks dinamis.
A. Pengertian Umum Nasional

Mengacu pada awal tumbuhnya nasionalisme secara umum,maka nasionalisme dapat dikatakan sebagai
sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan lansung kepada negara
bangsa atas nama sebuah bangsa. Nasionalisme pada dasarnya paham yang mulanya unsur-unsur pokok
nasionalisme terdiri atas persaudaraan darah/ keturunan, suku bangsa, tempat tinggal, agama, bahasa
dan budaya. Kemudian berubah dengan masuknya dua unsur yaitu persamaan hak bagisetiap orang
untuk memegang persamaan dalam masyarakatnya sertaadanya persamaan kepentingan dalam bidang
ekonomi.

.Dalam perkembangan selanjutnya,para pengikut nasionalisme ini berkeyakinan bahwa persamaan cita-
cita yang mereka miliki dapat diwujudkan sebuah identitas politik atau kepentingan bersama dalam
bentuk sebuah wadah yang didalamnya terhimpun orang-orang yang memiliki persamaan lain yang
mereka miliki seperti ras,etnis,agama,bahasa dan budaya.

Menurut Dean A.minix dan sandra M.Hawley,nation state atau negara bangsa merupakan sebuah bangsa
yang memiliki bangunan politik ( political building) seprti ketentuan-ketentuan perbatasan
teritorial,pemerintahan yang sah,pengakuan luar negeri dan sebagainya.Mengacu pada devinisi ini maka
konsep negara bangsa merupakan pengertian negara dalam maknanya yang modern.

B. Nasionalisme Indonesial

Tumbuhnya paham nasionalisme tidak bisa dilepaskan dari sosial politik dekade pertama abad ke-20.
Pada waktu itu cita-cita menjadi semangat umum menentang kolonial Belanda untuk memformulasikan
bentuk nasionalisme yang sesuai kondisi masyarakat Indonesia. nasionalisme terdiri atas persaudaraan
darah/ keturunan, suku bangsa, tempat tinggal, agama, bahasa dan budaya. Kemudian berubah dengan
masuknya dua unsur yaitu persamaan hak bagisetiap orang untuk memegang persamaan dalam
masyarakatnya serta adanya persamaan kepentingan dan tujuan.

Para analisis nasionalisme mengemukakan para pendapatnya tentang perlunya suatu konsep
nasionalisme Indonesia merdeka, tapi mereka berbeda dalam persoalan nilai atau watak nasionalisme
Indonesia.

Secara garis besar terdapat tiga pemikiran besar tentang pemikiran watak nasionalisme Indonesia yang
terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke islaman, Marxisme, dan Nasionalisme
Indonesia. Menurut pengkaji nasionalisme George Mc. Turnan Kahim bahwa islam yang disebut istilah
agama Muhammad bukan saja merupakan mata rantai yang mengikat tali persatuan, melainkan juga
simbol persamaan nasib (in group) menentang penjajah dan penindasan dari agama lain. Pandangan
senada dikatakan pula oleh Fred R. Von der Mehden bahwa satu- satunya ikatan universal yang tersedia
diluar kekuasaan kolonial adalah islam dan dikutip juga oleh Bahtiar Effendy bahwa islam merupakan
sarana yang paling jelas, baik untuk membangun rasa persatuan nasional maupun untuk membedakan
masyarakat Indonesia dari kaum penjajah Belanda.
Ikatan universal islam diwakili oleh gerakan politik yang dilakukan oleh serikat islam (SI) awalnya dengan
nama Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh H. Samanhoedi di Solo pada 1911. Sekalipun
dibawah simbol islam, Serekat islam (SI) di bawah kepemimpinan H.O.S Tjokroaminoto, Agus Salim, dan
Abdoel Moeis, telah menjadi orgaisasi politik pemula yang menjalankan progam politik nasional yang
mendapat dukungan dari semua kelompok masyarakat luas baik di kota maupun di plosok desa-desa.
Gerakan nasional Serikat Islam tak mengenal perbedaan kelas, prpfesi dan tempat tinggal ternyata tidak
bertahan lama. Sejumlah aktivitas dalam Serikat Islam (SI) tergoda untuk membelokkan kebijakan politik
publik ke arah ideologi islam, maka pada pengujung 1920-an popularitas Serikat Islam (SI) mengalami
pasang surut. Kemudian masuknya paham Marxisme kedalam tubuh Serikat Islam (SI) melalui
penyusupan yang dilakukan oleh aktivis politik partai beraliran kiri yang berada dalam Asosiasi
Demokrasi Sosial Hindia Belanda (ISDV).

C. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional

1. Suku Bangsa

Suku bangsa adalah golongan yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),yang sama coraknya
dengan golongan umurdan jenis kelamin.

2.Agama

Karena indonesia merupakan negara yang multi agama, maka indonesia dapat dikatakan sebagai negara
yang rawan terhadap disintegrasi bangsa. Misalnya, kasus ambon yang sering kali diisukan sebagai
pertikaian antara 2 kelompok agama meskipun isu ini belum tentu benar akan tetapi isu agama adalah
salah satu isu yang mudah menciptakan konflik. Salah satu jalan yang dapat mengurangi resiko konflik
antar agama ,perlunya diciptakan tradisi saling menghormati antara agama-agama yang ada.

2. Kebudayaaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkat-
perangkat pengetahuan yang secara kolektif di gunakan oleh pendukung-pendukkungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkkungan yang dihadapi dan di gunakan sebagai rujukan atau pedoman
untuk bertindak sesuai dengan lingkungan yang di hadapi.

3. Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa di pahami sistem perlambang
yang secara arbiter di bentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.

D. NASIONALISME INDONESIA DAN KONSEP-KONSEP TURUNANNYA

Nasionalisme indonesia pada dasarnya berwatak inklusif dan berwawasan kemanusiaan .


Konsep-konsep itu dirumuskan dalam ketetapan undang-undang dasar 1945.

a) Negara-bangsa

Satu konsep atau bentuk kenegaraan yang memperoleh pengesahan politiknya dengan menjadi sebuah
entiti berdaulat bagi satu-satu bangsa sebagai sebuah (unit) wilayah yang berdaulat.

b) Warga negara

Menurut bab X UUD 45 pasal 26 bahwa yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang di syahkan dengan Undang-undang sebgai warga negara. Sejalan
dengan tuntunan zaman ,bunyi pasal ini telah mengalami perubahan (amandemen) melalui perubahan
kedua UUD negara republik indonesia tahun 1945 oleh majelis permusyawaratan rakyat republik tahun
2000. Menurut amandemen kedua ini bunyi bab X UUD 45 pasal 26 adalah “Penduduk ialah warga
negara indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di indonesia.

c) Dasar Negara Pancasila

Republik indonesia kecuali jika beberapa unsur dalam piagam jakarta di hapuskan. Unsur-unsur islam
dalam piagam jakarta itu adalah tuju kata dalam ketuhanan. Dengan kewajiban menjalankan syariat
islam bagi pemeluk-pemeluknya, islam sebagai agama negara, dan persyaratan bahwa indonesia harus
seorang muslim. Keinginan masyarakat wilayah timur nusantara memaksa para perumus dasar negara
kembali melakukan tugas yang melelahkan dalam rangka merumuskan kembali dasar idologi dan
konstitusi negara. Akhirnya kelompok islam bersepakat untuk menghapus unsur-unsur islam yang telah
mereka rumuskan dalam piagam Jakarta. Sebagai gantinya, unsur ketauhidan dimasukan dalam sila
pertama dalam pancasila. Dengan demikian, sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sejak
diterimanya usul perubahan tersebut dan ditetapkannya UUD 45 sebagai Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, maka dengan sendirinya 7 kata klausul Islami dalam Piagam Jakarta hilang dari
konstitusi negara. Hilangnya 7 kata dari Piagam Jakarta dalam pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945
dinilai oleh sebagian besar umat islam sebagai sebuah pengorbanan besar umat islam demi terwujudnya
persatuan dan kesatuan negara dan bangsa Indonesia. Sejak peristiwa ini, maka dasar negara indonesia
yang berkedaulatan rakyat adalah Pancasila dengan kelima silanya, yakni Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah
dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.

E. PERLUNYA INTEGRASI NASIONAL

Integritas bukan hanya sekedar bicara, pemanis retorika, tetapi juga sebuah tindakan. Bila kita
menelusuri karakter yang dibutuhkan parah pemimpin saat ini dan selamanya mulai dari integritas,
kredibilitas dan segudang karakter muliah yang lainnya-pastilah akan bermuara pada pribadi agung
manusia pilihan al-mustofa Muhammad saw. Yang di utus untuk menyempurnakan karakter manusia. Di
Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembauran atau asimilasi, padahal
kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi di artikan dengan integrasi kebudayaan , integgrasi
sosial,dan pluarisme sosial. Sementara pembaruan dapat berarti asimilasi dan amal ganasi. Integrasi
kebudayaan berarti penyesuaian antara dua atau lebih kebudayaan mengenai beberaa unsur
kebudayaan (kultural teraits) mereka berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu
sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Carany adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur
kebudayaan baru diserap kedaam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur
kebudayaan tradisional tertentu. Integrasi sosial adalah penyatu paduan dari kelompok-kelompok
masyarakat yang asalnya berbeda, menjadi suatu kelompok besar dengan cara melenyapkan perbedaan
dan jati diri masing-masing.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Identitas Nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat oleh wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah
tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah sistem hukum/perundang – undangan, hak dan
kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.

Faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ada empat, yaitu faktor primer, faktor pendorong,
faktor penarik, dan faktor reaktif. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa
Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa lain.

DAFTAR PUSTAKA
Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama.

Suryo, Joko, 2002, Pembentukan Identitas Nasional, Makalah Seminar Terbatas Pengembangan Wawasan
tentang Civic Education, LP3 UMY, Yogyakarta.

Ismaun, 1981, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia, Carya Remadja, Bandung.

ChromeGT is a modern, powerful and professional Blogger template made for your Portfolio, Business or
almost any other kind of website.

Create a Link

Newer Post Older Post Home

Search ...

Search

192995

Ancaman Bambu Runcing, Kemenyan hingga Keris di Pembebasan Lahan Tol

- 10/6/2019

Hari Ini PNS Mulai Masuk Kerja, Nekat Bolos Kena Sanksi

- 10/6/2019

Kesedihan Dewi Perssik Ditinggal Selamanya oleh Sang Ayah

- 10/6/2019

Klasemen F1 Usai Kemenangan Kontroversial Hamilton di GP Kanada

- 10/6/2019
Beda Warna Kulit, Nggak Ada yang Percaya 2 Wanita Ini Kembar

- 10/6/2019

Android Bisnis Filsafat Manusia Matematika Politik Tpis & Trik

Pertanyaan tentang kewirausahaan

contoh proposal skripsi - kinerja aparatur pemerintah desa dalam memberikan pelayanan masyarakat.

Makalah peran dan fungsi agama dalam kehidupan berpolitik

Makalah Sistem Politik Pada Masa Demokrasi Terpimpin

makalah TEORI SISTEM DUNIA

makalah Keputusan Politik Dan Kebijakan Umum

AzizWhae. Powered by Blogger.

Copyright © 2013 Tugas Kuliah & Apps . Template by SoraTemplates

Anda mungkin juga menyukai