Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis virus yaitu
parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV (Cytomegalo Virus), virus Herpes
Simplex (HSV1 – HSV2) dan kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya
lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, Vassinia, Polio
dan Coxsackie-B).
Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan dan berbagai
keluhan yang bisa menyerang siapa saja, mulai anak-anak sampai orang dewasa,
baik pria maupun wanita.Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat menyebabkan
kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu cacat fisik dan mental yang beraneka
ragam. Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ tubuh,
termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang mengendalikan fungsi gerak,
penglihatan, pendengaran, sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari infeksi torch?
2. Apa penyebab dari infeksi torch?
3. Bagaimana tanda dan gejala infeksi torch?
4. Bagaimana patofisiologi dari infeksi torch?
5. Apa pengaruh infeksi terhadap kehamilan?
6. Bagaimana Pemeriksaan Torch Saat Hamil?
7. Bagaimana Penatalaksanaan untuk infeksi torch?
8. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pada infeksi Torch?
C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian infeksi torch
b. Mengatahui penyebab infeksi torch
c. Menegtahui tanda dan gejala infeksi torch
d. Mengetahui patofisiology infeksi torch
e. Mengetahui pengaruh infeksi terhadap kehamilan
f. Menegtahui pemeriksaan torch saat hamil
g. Mengetahui penatalaksanaan infeksi torch
h. Mengetahui konsep dasar askep pada infeksi Torch
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teoris
1. Definisi
TORCH adalah singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cyto Megalo Virus
(CMV), Herpes Simplex Virus (HSV) yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta
kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih terbatas (Misalnya
Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio, dan virus
Coxsackie-B).
2. Etiologi
a. Toxoplasma gondii (toxo) merupakan parasit protozoa
b. Rubella
c. Cyto Megalo Virusinfeksi oportunistik yang menyerang saat system
kekebalan tubuh lemah.
d. Herpes Simplex Virus
3. Manifestasi Klinis
a. Toxoplasmosis
1) Sakit Kepala
2) Lemah
3) Sulit berpikir jernih
4) Demam
5) Mati rasa
6) Koma
7) Serangan jantung
8) perubahan pada penglihatan atau gangguan pada system penglihatan
(seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap cahaya terang, atau
kehilangan penglihatan)
9) kejang otot, dan sakit kepala parah
b. Rubella
1) Demam ringan
2) Merasa mengantuk
3) Sakit tenggorok
4) Kemerahan sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari
wajah keseluruh tubuh, kemudian menghilang secara cepat.
5) Kelenjar leher membengkak
6) durasi 3 – 5 hari
c. Cyto Megalo Virus
1) Petekia dan ekimosis.
2) Hepatosplenomegali.
3) Ikterus neonatorum,hiperbilirubinemia langsung.
4) Retardasi pertumbuhan intrauterine.
5) Prematuritas.
6) Ukuran kecil menurut usia kehamilan.
7) Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih
besar:
• Purpura
• Hilang pendengaran.
• Korioretinitis; buta.
• Demam.
• Kerusakan otak.
d. Herpes Simplex Virus
1) Timbul erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit
region genitalis.
2) Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah2 – 3 hari
bintik kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
4. Patofisiologi
a. Toxoplasmosis
Organisme tempat toxoplasma gondii hidup adalah kucing.kucing
tersebut terinfeksi karena memakan hewan pengerat dan burung pemakan
daging yang terinfeksi. Satu minggu setelah terinfeksi, kucing
mengeluarkan oocyst yang terdapat pada fesesnya.Pengeluaran oocyst terus
menerus sampai sekitar 2 minggu sebelum kucing itu sembuh atau pulih
kembali.Feses kucing sudah sangat infeksius. Oocyst dalam feses menyebar
melalui udara dan ketika dihirup akan dapat menyebabkan infeksi.
Sporulasi organisme ini terjadi setelah 1-5 hari dalam kotoran. Jika oocyst
terkandung dalam tanah sisa-sisa partikel berada di atasnya dan akan
terbawa arus air hujan. Sisa oocyst dapat bertahan hidup sampai lebih dari
1 tahun tetapi tidak aktif .
b. Rubella
Virus sesudah masuk melalui saluran pernafasan akan menyebabkan
peradangan pada mukosa saluran pernafasan untuk kemudian menyebar
keseluruh tubuh. dari saluran pernafasan inilah virus akan menyebrang ke
sekelilingnya. Pada infeksi rubella yang diperoleh post natal virus rubella
akan dieksresikan dari faring selama. pada rubella yang kongenal saluran
pernafasan dan urin akan tetap mengeksresikan virus sampai usia 2 tahun.
hal ini perlu diperhatikan dalam perawatan bayi dirumah sakit dan dirumah
untuk mencegah terjadinya penularan. Sesudah sembuh tubuh akan
membentuk kekebalan baik berupa antibody maupun kekebalan seluler
yang akan mencegah terjadinya infeksi ulangan.
c. Cyto Megalo Virus
Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus
congenital di amerika utara.CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang
melalui kontak langsung dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin,
darah, liur, secret servikal, semen dan ASI. Masa inkubasi tidak diketahui;
berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah lahir-3 sampai 12
minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-4
minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan
sampai beberapa tahun setelah infeksi.Virus tersebut dapat tetap tidak aktif
dalam tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali.Hingga kini
belum ada imunisasi untuk mencegah penyakit ini.
d. Herpes Simplex Virus

Anda mungkin juga menyukai