Anda di halaman 1dari 2

Skenario 1

Pada saat kunjungan keluarga, perawat X melakukan pengkajian keluarga didapatkan data
sebagai berikut: Sebuah keluarga yang terdiri dari Bapak Y (45 th) tinggal bersama anggota
keluarga yang terdiri dari istrinya Ibu N (40 th) dan ke 5 orang anaknya yaitu R (27 th), S (24
th), U (19 th), F (15 th) dan M (13 th). Bapak Y adalah buruh tani pendidikan terakhir SD dan
ibu N adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan pengakuan ibu N anak U mengalami batuk-batuk
kira-kira selama 1 bulan lebih, ibu N sudah memberikan obat batuk yang dibeli di toko namun
belum juga reda. Dari pengamatan perawat rumah bpk Y sangat kurang fentilasinya, fentilasi
hanya pada cendela kaca kecil. Bapak Y, anak R serta S adalah perokok aktif yang rata-rata 1
hari menghabiskan 1 bungkus.

Skenario 2

Perawat Y menemukan sebuah keluarga yang salah satu anggota keluarganya didiagnosa TBC.
Kepala keluarga tersbut adalah Bpk Y yang tinggal satu rumah dengan anggota keluarganya
yang lain, yaitu ibu N beserta ke 5 anaknya R (27 th), S (24 th), U (19 th), F (15 th) dan M (13
th). anggota kelurga yang di diagnosa TB adalah sdr. U, atas dasar saran dari perawat dahulu
keluarga disarankan mengobatkan sdr. U untuk berobat ke Puskesmas agar mendapatkan
pengobatan lebih lanjut. Hasil dari pengobatan TB yang diberikan oleh Puskesmas kepada
keluarga Bpk Y ternyata hanya berjalan selama 2 minggu saja, karena sdr. U mengatakan bosan
dan capek. Keluarga bpk Y tidak mempersoalkan hal itu sehingga dibiarkan dengan kondisi
sdr. U masih mengalami batuk-batuk.

Skenario 3

Hasil dari pendampingan keluarga oleh perawat X, seorang anggota keluarga Bpk Y
mendapatkan pengobatan TBC secara rutin di Puskesmas sekitar. Bapak Y tinggal dengan ke
6 anggota keluarga yaitu Ny. S (Istri BpkY), Sdr. R, Nn. T, An. U, An. O, An. I serta ibu
mertuanya. Bpk. Y bekerja sebagai sopir angkot dengan penghasilan per bulan + Rp. 900.000
s/d Rp. 1.000.000. Dengan di diagnosanya anggota keluarga Bpk Y, tetangga sekitar rumah
bpk Y mendengar desas desus bahwa keluarga Bpk Y mengidap penyakit paru-paru yang
menular, sehingga tetangga Bpk Y menjaga jarak ketika berkomunikasi dan semakin menjauhi
keluarga bpk Y. Keluarga bpk Y mengeluh tetangga sering mencibir jika keluarga bpk Y
melintas di sekitar tetangganya. Dari kejadian tersebut Sdr. U merasa rendah diri dan jarang
bersosialisasi.
Skenario 4

Seorang perawat melakukan kunjungan ke tempat kos di suatu Kota. Hasil dari kunjungan
tersebut perawat menemukan pasangan tanpa nikah (Tn. A dan Ny. X) dengan seorang anak
usia 4 th (An. K). Pasangan tersebut bekerja di suatu pabrik di kota itu. Dari hasil pengkajian
yang dilakukan perawat, An. K mengalami penurunan berat badan, badan tampak kurus, serta
pertumbuhan gigi yang lambat. Pasangan tersebut menganggap tidak ada masalah karena tidak
ada keluhan dari si anak. Yang berperan dalam pemgambilan keputusan dalam keluarga
tersebut adalah Tn. A. Tn. A mengatakan tidak membawa An. K ke fasilitas layanan kesehatan
terdekat karena Tn. A merasa tidak ada masalah. Tn. A juga mengatakan jika ada masalah lebih
diam dan memikirkannya sendiri.

Skenario 5

Tn. H (65 th) tinggal di sebuah keluarga yang terdiri dari Suami (Bpk. J), Istri (Ny. L) dan ke
3 anaknya. Tn. H mengalami stroke sudah 2 tahun yang lalu. Tn. H mengeluh sering pusing
dan separoh badanya tidak dapat digerakkan. Tn. H jarang dibawa ke fasilitas layanan
kesehatan karena keluarga sibuk bekerja. Setiap kali ada posyandu lansia Tn. H sangat jarang
sekali hadir karena tidak ada yang mengantar. Dalam keluarga tersebut yang mengambil
keputusan adalah Bpk. J selaku kepala keluarga. Jika ada masalah dalam keluarga Bpk. J lebih
suka membicarakan kepada anggota keluarga yang lain.

Anda mungkin juga menyukai