Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pipa steam adalah suatu pipa yang berguna untuk mengalirkan steam

untuk pembangkit sistem yang bertujuan memproses suatu fluida mentah menjadi

fluida atau barang jadi dan memiliki nilai komersial. Sistem perpipaan adalah

suatu system yang digunakan untuk melakukan transportasi fluida kerja antar

peralatan (equipment) dalam suatu pabrik (plant) atau dari suatu ke tempat ke

tempat yang lain sehingga proses produksi berlangsung (Firdaus et,.al, 2014)

Beberapa contoh process plant antara lain kilang minyak, kilang kas,

pabrik petrokimia dan sebagainya. Pada process plant ini digunakan berbagai

macam alat pemrosesan seperti three phase separator, compressor, heat

exchanger dan lain-lain. Peralatan-peralatan ini dihubungkan dengan sistem

perpipaan guna mengalirkan fluida yang akan diproses oleh peralatan tersebut.

Sistem perpipaan adalah metode yang paling umum dan murah dalam

memindahkan fluida dari satu titik pemrosesan ke titik yang lain. Oleh karena itu,

pada process plant selalu digunakan sistem perpipaan sebagai konstruksi utama.

Biaya yang diperlukan untuk konstruksi sistem perpipaan pada process plant bisa

mencakup 35 persen (35%) dari biaya konstruksi process plant keseluruhan.

Setelah sistem perpipaan terpasang dan beroperasi, maka muncul

tegangan-tegangan pada sistem perpipaan tersebut, antara lain tegangan akibat

1
2

beban sustained dan tegangan akibat beban thermal. Tegangan akibat beban

sustained adalah tegangan yang disebabkan oleh beban berat pipa dan beban

tekanan dalam pipa sedangkan tegangan akibat beban thermal disebabkan oleh

kenaikan temperatur kerja pada pipa sehingga menyebabkan pemuaian pada pipa.

Nilai tegangan-tegangan ini harus memenuhi standar keamanan dan tidak boleh

melebihi yield strength dari material pipa supaya tidak terjadi kegagalan pipa dan

kebocoran yang sangat berbahaya bagi lingkungan.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perancangan ulang sistem

perpipaan pada process plant agar tidak terjadi crack akibat beban sustained serta

tegangan akibat beban thermal pada sistem perpipaan.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada peneitian ini yaitu :

1. Belum adanya perancangan perpipaan pada perusahaan tersebut.

2. Belum memiliki standard design yang pasti.

3. Sistem yang sudah ada belum maksimal.

4. Terjadinya kegagalan crack pada sambungan.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian ini, peneliti menyusun rumusan

masalah berupa bagaimanakah desain pipa steam yang sesuai dengan kebutuhan

kondisi dilapangan agar tidak terjadi crack?


3

1.4. Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan ini hanya membahas redesign kontruksi piping

yang sesuai dengan kebutuhan kondisi dilapangan.

1.5. Tujuan Penelitian

1. Agar proses produksi berjalan dengan maksimal.

2. Memperbaiki desain yang sudah ada sebelumnya

1.6. Manfaat Penelitian

1. Sebagai wujud penerapan dan pengembangan teori keilmuan selama masa

perkuliahan.

2. Mengoptimalkan produktifitas

3. Pengaplikasian Tri Dharma Peruruan Tinggi.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini dilakukan dalam beberapa

tahapan yaitu :

Bab I Pendahuluan

Uraian tentang latar belakang penelitian, identifikasi, rumusan, batasan dan tujuan

penelitian.

Bab II Dasar Teori

Memaparkan tentang berbagai teori yang relevan dan referensi pada penelitian

yang dilakukan.
4

Bab III Metodologi Penelitian

Membahas tentang diagram alir mengenai rencana dan strategi penelitian.

Anda mungkin juga menyukai