Anda di halaman 1dari 34

6

BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1 TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan higiene dan sanitasi dikoordinasikan melalui


Kementerian Kesehatan di bawah tanggung jawab Direktorat Penyehatan
Lingkungan. Kegiatan pemicuan STBM bertujuan untuk mendorong
masyarakat dan petugas kesehatan untuk melakukan upaya perbaikan
perilaku hidup bersih dan sehat terkait sanitasi melalui pendekatan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat, pemicuan STBM mencakup lima pilar. Program STBM
PKGBM memprioritaskan pada pencapaian pilar 1 yaitu “Stop BAB
Sembarangan (SBS)” dan pilar 2 “Cuci Tangan Pakai Sabun”. Program
ini tidak memberikan bantuan dana untuk membangun sarana fisik, tetapi
berorientasi pada upaya untuk melakukan perubahan perilaku
masyarakat. Pembangunan sarana fisik harus dilakukan oleh masyarakat.
Pembangunan fisik dianggap sebagai salah satu indikator terjadinya
perubahan perilaku masyarakat. Kegiatan pemicuan STBM secara total
akan dilaksanakan di 1.600 desa yang berada di 704 puskesmas di 499
kecamatan pada 64 kabupaten di 11 provinsi. Di Provinsi Sumatera
Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah akan dilakukan di 3
desa setiap puskesmas, sedangkan di sembilan provinsi lain akan
dilakukan di 2 desa per puskesmas. Dari 1.600 desa yang dipicu,
ditargetkan sebanyak 800 desa (50%) bisa SBS (Stop BAB
Sembarangan) atau ODF (Open Defecating Free). Untuk mencapai target
tersebut di atas salah satu kegiatan penting yang difasilitasi melalui
program adalah kegiatan pemicuan desa. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Pemicuan Desa ini menjadi sangat penting dan strategis dalam upaya
menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan sehingga menghasilkan output
sesuai dengan yang diharapkan. (Depkes RI, 2016)
7

1. Konsep Dasar ODF


Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu
dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan
tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran
penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai
penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. (Depkes RI,
2016)
a. Pengertian BAB Sembarangan (BABS)
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS atau Open
defecation) termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat.
BABS atau Open defecation adalah suatu tindakan membuang
kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak – semak, sungai, pantai
atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar
mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air.
b. Pengertian Tinja
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia
melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di
sepanjang sistem saluran pencernaan. Dalam aspek kesehatan
masyarakat, berbagai jenis kotoran manusia yang diutamakan
adalah tinja dan urin karena kedua bahan buangan ini dapat
menjadi sumber penyebab timbulnya penyakit saluran pencernaan.
Manusia mengeluarkan tinja rata – rata seberat 100 - 200 gram per
hari, namun berat tinja yang dikeluarkan tergantung pola makan.
Setiap orang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata
sehari sekitar 85 – 140 gram kering perorang/ hari dan perkiraan
berat basah tinja manusia tanpa air seni adalah 135 – 270 gram
perorang/hari. Dalam keadaan normal susunan tinja sekitar ¾
merupakan air dan ¼ zat padat terdiri dari 30% bakteri mati, 10 –
20% lemak, 10 – 20% zat anorganik, 2 – 3% protein dan 30 % sisa
– sisa makanan yang tidak dapat dicerna.

2. Karakteristik desa ODF


Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF jika :
8

- Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan membuang


tinja/kotoran bayi hanya ke jamban.
- Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
- Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan tinja/kotoran
manusia.
- Ada peningkatan kualitas jamban yang ada supaya semua menuju
jamban sehat.
- Ada mekanisme monitoring peningkatan kualitas jamban.
- Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat
untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat.
- Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk
mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat.
- Di sekolah yang terdapat di komunitas tersebut, telah tersedia
sarana jamban dan tempat cuci tangan (dengan sabun) yang dapat
digunakan murid-murid pada jam sekolah.
3. Persyaratan Jamban Sehat
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat
jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut
syarat-syarat tersebut:
- Tidak mencemari air
- Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar
lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum.
Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus
dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. Jarang lubang kotoran
ke sumur sekurang-kurangnya 10 meter Letak lubang kotoran lebih
rendah daripada letak sumur agar air kotor dari lubang kotoran
tidak merembes dan mencemari sumur. Tidak membuang air kotor
dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai,
dan laut.
- Tidak mencemari tanah permukaan
- Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,
dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang sudah
penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras,
kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
- Bebas dari serangga
9

- Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya


dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah
bersarangnya nyamuk demam berdarah.
- Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat
menjadi sarang nyamuk. Lantai jamban diplester rapat agar tidak
terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa atau serangga
lainnya Lantai jamban harus selalu bersih dan kering Lubang
jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup.
- Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
- Aman digunakan oleh pemakainya
- Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding
lubang kotoran dengan pasangan bata atau selongsong anyaman
bambu atau bahan penguat lain yang terdapat di daerah setempat
- Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi
pemakainya
- Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoran
Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke
saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran. Jangan
mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena
jamban akan cepat penuh. Hindarkan cara penyambungan aliran
dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci.
Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
- Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
- Jamban harus berdinding dan berpintu. Dianjurkan agar bangunan
jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan
kepanasan.
4. Lima Pilar STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )
a. Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)
Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang
air besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan
sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter
merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan
persyaratan kesehatan yaitu (Kemenkes)
10

1) tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-


bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan
kotoran manusia; dan
2) dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit
pada pemakai dan lingkungan sekitarnya.
Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan
penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan
oleh keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar
rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.
Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari :
- Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)
Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi
pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
- Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu:
1. Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine)
yang saniter dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada
konstruksi sederhana (semi saniter), lubang dapat dibuat
tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup.
2. Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin,
dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke
Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).
- Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai
kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran
atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:
1. Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang
berfungsi sebagai penampungan limbah kotoran manusia
(tinja dan urine). Bagian padat dari kotoran manusia akan
tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya
akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat
11

resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan


tersebut.
2. Cubluk, merupakan lubang galian yang akan
menampung limbah padat dan cair dari jamban yang
masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah
tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah,
sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan
diuraikan secara biologis.
b. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun
dan air bersih yang mengalir.
c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
(PAMMRT)
PAMM-RT merupakan suatu proses pengolahan, penyimpanan, dan
pemanfaatan air minum dan pengelolaan makanan yang aman di
rumah tangga.

d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga


Tujuan Pengamanan Sampah Rumah Tangga adalah untuk
menghindari penyimpanan sampah dalam rumah dengan segera
menangani sampah. Pengamanan sampah yang aman adalah
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan atau
pembuangan dari material sampah dengan cara yang tidak
membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah
tangga untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang
berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Untuk
menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana berupa
sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
Limbah cair rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan
ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah
cair rumah tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan dari
12

buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke


saluran pembuangan air limbah.

2.2 PROFIL PUSKESMAS


2.2.1 Dasar Hukum, Visi dan Misi
1. Dasar Hukum
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disatu atau sebagian wilayah kecamatan.
Ada 2 hal yang mesti dicapai dari keberadaan puskesmas yakni
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan dapat memberi kepuasan
kepada masyarakat sesuai dengan mutu pelayanan profesionalisme. Ini
berarti keberadaan puskesmas mampu mengubah perilaku masyarakat
sejalan dengan paradigma sehat, mampu menangani semua masalah
kesehatan dalam wilayah kerja sejalan dengan kewenangan sesuai dengan
desentralisasi dan mampu mempertanggung jawabkan setiap biaya yang
dikeluarkan kepada masyarakat dalam bentuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat diwilayahnya.
Selain itu puskesmas hendaknya tanggap dan mampu menjawab
terhadap berbagai masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Ini
berarti sekecil apapun masalah yang ada harus segera terdeteksi dan segera
ditanggulangi dan dikoordinasikan dengan sarana rujukan kesehatan.
Profil Kesehatan Puskesmas merupakan salah satu paket penyajian
data atau informasi kesehatan yang relatif komprehensif. Berisi berbagai
data/informasi mengenai
a. Derajat kesehatan
b. Hasil upaya kesehatan
c. Situasi sumberdaya kesehatan
d. Data umum dan lingkungan (geografis, administratif,
kependudukan, sosek, dll)
Penyediaan data terpilah dibutuhkan untuk memperoleh informasi
pembuka wawasan yang dapat menggambarkan kondisi, kebutuhan,
13

persoalan yang dihadapi perempuan dan laki-laki terkait dengan akses,


partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam pembangunan.
Profil kesehatan memudahkan dalam proses perencanaan dan
penganggaran program dalam kegiatan pembangunan.
Dalam pasal 5 UU kes.NO.23 TAHUN 1992 menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga serta lingkungan.
Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan
sosial seseorang yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi.

2. Visi Puskesmas
Visi UPTD Puskesmas Pangenan adalah “ Puskesmas dengan
Pelayanan Prima Menuju Masyarakat Pangenan Sehat dan Mandiri”

3. Misi Puskesmas
Untuk mewujudkan visi yang sudah ditetapkan, Puskesmas
Pangenan mempunyai misi yang merupakan implementasi dari visi yang
memuat pernyataan tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan
pelayanan, nilai – nilai yang dianut serta cita – cita dimasa mendatang.
Misi tersebut adalah :
1. Memberikan Pelayanan PRIMA dan terjangkau bagi
masyarakat
P = Peduli = Memperhatikan kebutuhan kesehatan masyarakat.
R = Ramah = Memberikan pelayanan dengan sopan santun
I = Ikhlas = Memberikan pelayanan dengan setulus hati
M = Malu = Malu jika tidak memberikan pelayanan yang terbaik
A = Adil = Memberikan pelayanan yang merata dengan tidak
membedakan suku,agama,ras,kepercayaan dan status sosial
2. Memberdayakan Masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara mandiri
14

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia professional, jujur


dan amanah
4. Menjalin kemitraan dengan lintas sector untuk mempercepat
pembangunan kesehatan.
2.2.2 Data Geografi
1. Keadaan Daerah
UPTD Puskesmas Pangenan merupakan satu dari 57 Puskesmas di
Wilayah Kabupaten Cirebon yang terletak di Kecamatan Pangenan
Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 30,54 Km yang terbagi ke dalam
9 desa, 231 RT dan 56 RW. Jumlah penduduk 48.245 jiwa terdiri dari
24.183 laki – laki dan 24.062 Perempuan (sumber dari data estimasi
penduduk tahun 2018).

Tabel 1. Jumlah dan Ratio penduduk laki-laki dan perempuan di Puskesmas


Pangenan 2018

JUMLAH PENDUDUK
KELOMPOK
NO UMUR RASIO
LAKI- LAKI-
(TAHUN) PEREMPUAN JENIS
LAKI LAKI+PEREMPUAN
KELAMIN
1 2 3 4 5 6

2 2
1 0-4 4.876 99,59
2.433 2.443
2 2
2 5-9 4.513 94,69
2.195 2.318
2 2
3 10 - 14 4.428 107,21
2.291 2.137
2 2
4 15 - 19 4.448 106,79
2.297 2.151
1 1
5 20 - 24 3.806 107,19
1.969 1.837
1 1
6 25 - 29 3.495 105,83
1.797 1.698
1 1
7 30 - 34 3.246 94,84
1.580 1.666
1 1
8 35 - 39 3.518 90,88
1.675 1.843
1 1
9 40 - 44 3.295 106,20
1.697 1.598
10 45 - 49 1 1 2.270 100,35
15

1.137 1.133
1 1
11 50 - 54 2.212 94,21
1.073 1.139
1 1
12 55 - 59 2.189 97,39
1.080 1.109
9 9
13 60 - 64 1.916 99,58
956 960
7 7
14 65 - 69 1.562 104,72
799 763
5 6
15 70 - 74 1.194 88,63
561 633
5 6
16 75+ 1.277 85,88
590 687

2 2
JUMLAH 48.245 100,06
4.130 4.115
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Pangenan Tahun 2018

Letak geografis Puskesmas Pangenan adalah bagian timur Kabupaten


Cirebon yang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Barat : Kecamatan Astana Japura
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Karang Sembung
d. Sebelah Timur : Kecamatan Gebang
Wilayah kerja Puskesmas Pangenan terletak sepanjang jalur pantura
termasuk pada dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 – 10 M
dari permukaan air laut dan merupakan daerah pantai, hanya sebagian
kecil di bagian selatan merupakan daerah pertanian dengan 9 desa binaan.
Untuk lebih jelasnya kami uraikan sebagai berikut:
a. Peta Wilayah Kerja.
Dalam Peta Wilayah Kerja ini kami tampilkan Peta Wilayah Kerja
Puskesmas Pangenan yang di buat tahun 1997 dan di revisi pada tahun
2002 dikarenakan adanya penambahan desa dan perluasan wilayah
Kecamatan. Dalam Peta Wilayah Kerja ini kami tampilkan pula sarana
dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan di masing-masing
desa.
16

b. Luas
Wilayah,
jumlah desa
dan jenis
kualifikasi desa.
Wilayah kerja Puskesmas Pangenan Kabupaten Cirebon dari hasil
Laporan Pengendali Administrasi Kependudukan Kecamatan
Pangenan Kab. Cirebon Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
1. Luas wilayah : 30,54 Km2
2. Jumlah desa ada sembilan ( 9 ) desa :
 Desa Getrak Moyan
 Desa Ender
 Desa Pangenan
 Desa Bendungan
 Desa Rawa Urip
 Desa Beringin
 Desa Pengarengan
 Desa Astana Mukti
 Desa Japura Lor
c. Jarak Wilayah Puskesmas Pangenan Ke Rumah Sakit
Rujukan adalah:
1. Rumah Sakit Umum Daerah Waled
adalah : 15 km
17

2. Rumah Sakit Umum Gunung Jati


adalah : 20 km
3. Rumah Sakit Umum Universitas
Muhammadiyah Cirebon: 13 km
d. Jarak Puskesmas Pangenan Ke Ibu Kota Kabupaten
adalah :
1. Pemda Kabupaten Cirebon : 35 km
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon : 35 km

Tabel 2. Luas Wilayah Kecamatan Pangenan Tahun 2018

No Desa Luas Wilayah (Km2)


1. Getrakmoyan 1,74
2. Ender 3,20
3. Pangenan 3,18
4. Bendungan 3,21
5. Rawa Urip 4,83
6. Pengarengan 9,39
7. Beringin 1,03
8. Japura Lor 1,90
9. Astanamukti 2,06
Kecamatan Pangenan 30,54
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Pangenan Tahun 2018

2. KEADAAN PENDIDIKAN
18

Pendidikan pada penduduk di wilayah Puskesmas Pangenan kecamatan


Pangenan berdasarkan sumber Data Estimasi Penduduk Tahun 2018 adalah
sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk : 48.245 jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga : 15.876 KK
c. Penduduk laki – laki : 24.183 jiwa
d. Penduduk perempuan : 24.062 jiwa
e. Jumlah siswa yang sekolah di wilayah Kecamatan Pangenan :
1. Jumlah siswa TK/RA : 917 jiwa
2. Jumlah siswa SD/MI : 4.962 jiwa
3. Jumlah Siswa SLTP/MTS : 2.829 jiwa
4. Jumlah Siswa SLTA/MA : 1.138 jiwa

f. Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah Kecamatan Pangenan adalah :


1. PAUD : 5 buah
2. TK/RA : 12 buah
3. Sekolah Dasar Negeri : 23 buah
4. SLTP : 13 buah
5. SLTA / SMK : 8 buah
6. Madrasah Ibtidaiyah : 7 buah
7. MTS : 6 buah
8. Aliyah : 3 buah
9. Pondok Pesantren : 1 buah

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Pangenan Tahun 2018

TAHUN JUMLAH PENDUDUK


Th 2015 48.529
Th 2016 47.211
Th 2017 47.389
Th 2018 48.245
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018

Grafik 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Pangenan Tahun 2015-2018


19

Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018

Kontribusi terbesar adalah di desa Japura Lor yaitu 8.438 jiwa dan
terkecil di desa Pangenan yaitu 3.145 jiwa. Tinggi rendahnya angka
pertumbuhan penduduk secara umum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
kelahiran (Fertilitas), kematian (Mortalitas) dan perpindahan penduduk
(Migrasi). Jumlah Kelahiran tahun 2018 adalah 1010 orang dan Jumlah
kematian tahun 2018 adalah 2 orang.
f. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Distribusi atau persebaran penduduk per desa di Kecamatan Pangenan
relatif tidak merata dan kepadatan penduduk yang tidak merata karena
perbedaan dan kesenjangan dalam tingkat aktivitas dan keberhasilan
ekonomi antar desa.
Persebaran dan kepadatan penduduk berbeda antar desa, penduduk
terpadat di desa Japura Lor dan terkecil di desa Pangenan.

3. KEADAAN SOSIAL DAN EKONOMI


Masyarakat kecamatan Pangenan mata pencahariannya mayoritas
adalah petani, pedagang, buruh dan nelayan. Dari data kependudukan di
kecamatan, tingkat penganggurannya cukup tinggi dikarenakan lapangan
kerja di kecamatan Pangenan sangat kurang sehingga jumlah anak jalanan
20

cukup tinggi dan angka kriminalitaspun cukup seimbang dengan jumlah


anak jalanan. Namun angka kekerasan rumah tangga tidak begitu
menonjol walaupun tingkat perceraian cukup banyak. Semua ini sangat
berpengaruh terhadap masalah – masalah kesehatan terutama pada bayi
dan balita (dapat mempengaruhi status gizi ).
Keberadaan perusahaan / Industri di kecamatan Pangenan sedikit
membantu peningkatan penghasilan dan daya beli masyarakat
dikarenakan banyak masyarakat sekitar bekerja di perusahaan / Industri
walaupun berstatus sebagai tenaga buruh harian atau tenaga borongan pada
perusahaan / Industri disekitarnya dengan penghasilan Rp. 50.000 / hari
dan dibayarkan setiap akhir pekan.
2. Sarana Upaya Kesehatan
a. Tenaga Kesehatan
Puskesmas Pangenan memiliki:
- 2 tenaga dokter umum
- 1 tenaga dokter gigi
- 24 tenaga Perawat
- 2 perawat gigi
- 1 tenaga bidan koodinator
- 10 tenaga Bidan Desa
- 7 tenaga Bidan Poned
- 2 tenaga Ahli gizi
- 1 petugas administrasi
- 1 petugas karcis
- 1 pelaksana UPGK
- 1 petugas kesehatan masyarakat
- 3 analisis kesehatan
Menurut permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas pasal 16,
tenaga kesehatan di Puskesmas Pangenan sudah sesuai.
b. Prasarana
Tabel 4. Sarana dan prasarana Puskesmas pangenan Tahun 2018

Jenis Sarana/ Keterangan


No Jml Kepemilikan Lokasi
Prasarana

I FISIK
1 Puskesmas 1 Pemda Ds. Ender
2 Pustu 4 Dinkes Ds.Getrakmoyan Baik Dibangun
Ds. Japura Lor 2017
21

Jenis Sarana/ Keterangan


No Jml Kepemilikan Lokasi
Prasarana

I FISIK
Ds. Astanamukti -
Ds. Beringin -
3 Kegiatan Pusling 3 Puskesmas Ds. Pengarengan
Ds. Bendungan
Ds. Rawa Urip
4 Posyandu 47 Masyarakat 9 Desa 4 s.d. 5 Pos / ds
5 Posbindu 9 Masyarakat 9 desa binaan
6 Poskesdes 3 Masyarakat Ds. Getrakmoyan
Ds. Ender
Ds. Pangenan
7 Poskestren 1 Pemda Desa Ender Rusak Berat
(sudah tidak
jalan)
8 Mobil Pusling 1 Pemda PKM Pangenan
9 Mobil 1 Pemda PKM Pangenan
Ambulance
10 Motor 2 Dinkes PKM Pangenan
II PELAYANAN
1 Rawat Inap 1 Pemda PKM Pangenan Rehab 2017
2 Poned 1 Puskesmas PKM Pangenan Rehab 2017
3 Klinik TB 1 Dinkes PKM Pangenan Rehab 2017
4 Lab. Sederhana 1 Puskesmas PKM Pangenan Rehab 2017
5 Klinik Gizi 1 Puskesmas PKM Pangenan -
6 BP Gigi 1 Puskesmas PKM Pangenan -
7 BP Umum 9 Puskesmas 9 desa binaan -
8 KIA 9 Puskesmas 9 desa binaan -
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018

c. Sumber Dana Untuk Pembiayaan Di


Puskesmas Pangenan Tahun 2018
Tabel 5. Sumber Dana Untuk Pembiayaan Di Puskesmas Pangenan Tahun 2018
22

JUMLAH YANG
NO SUMBER DANA JUMLAH
TERSERAP

1 Retribusi Rp. 203.200.820 Rp. 203.200.820

2 JKN Rp. 1.979.179.839 Rp. 1.634.676.031

3 BOK Rp. 465.482.000 Rp. 158.965.000

JUMLAH Rp. 2.444.661.839 Rp. 1.793.641.031


Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018

2. Data Kesehatan
1. KEMATIAN
a. Kematian Bayi
Pada tahun 2018 diwilayah Kecamatan Pangenan ada kematian bayi.
Tabel 6. Jumlah Kematian Bayi di Kecamatan Pangenan Tahun 2018.

JML LOKASI
NO DESA PENYEBAB KET
KEMATIAN KEMATIAN

Pangenan 2 Asfiksia Rs.Waled


JUMLAH 2
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018

b. Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu diwilayah Kecamatan Pangenan Kabupaten
Cirebon tahun 2018 Tidak ada

Tabel 7. Jumlah Kematian Ibu di Kecamatan Pangenan Tahun 2018.


JML LOKASI
NO DESA PENYEBAB KET
KEMATIAN KEMATIAN
NIHIL
JUMLAH
Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018
23

c. Angka Kematian Balita


Ditahun 2018 tidak ada kematian balita (sumber dari laporan kematian
dari bulan Januari s/d Desember 2018).
d. Kematian Kasar (AKK)
Jumlah Kematian Kasar diwilayah Kecamatan Pangenan diambil dari
laporan Kematian dari Januari sampai dengan Desember 2018
sebanyak 295 orang, Penyakit penyebab kematian dari golongan umur
terdiri dari penyakit Tua, komplikasi, Jantung, Stroke dll.

2. KESAKITAN
Pada kasus rawat jalan di Puskesmas didominasi oleh penyakit Batuk
10,88 %, penyakit Common Cold 10,55 %, Penyakit Myalgia 10,00
%, penyakit Dypepsi 9,49 % Penyakit yang menjangkit masyarakat
masih banyak menular disamping harus diwaspadai penyakit
degenerative. Pola penyakit ini menunjukan belum adanya perubahan
pola hidup masyarakat dalam hal ini perilaku hidup bersih dan
kondisi lingkungan yang belum baik sehingga penyakit didominasi
oleh penyakit – penyakit infeksi yang berbasis lingkungan.

3. 10 BESAR PENYAKIT
POLA PENYAKIT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
Pola penyakit di kecamatan Pangenan dari tahun ke tahun tidak
banyak mengalami perubahan. Pada usia muda lebih besar penyakit
penyakit infeksi yang merupakan penyakit-penyakit berbasis
lingkungan. Sedangkan pada usia produktif didominasi oleh penyakit
– penyakit non infektif seperti Hypertensi dan penyakit degenerative.

Tabel 8. 10 Besar Penyakit di Puskesmas Pangenan Tahun 2018.


NO NAMA PENYAKIT JUMLAH TOTAL %
24

KODE LAKI
PEREMPUAN
PENYAKIT -LAKI
1 Common cold J00 2.983 2.983 5.966 10,55
2 Batuk R05 2.960 3.197 6.157 10,88
3 Myalgia M791 2.788 2.869 5.657 10,00
4 Dispepsi K30 2.584 2.784 5.368 9,49
5 Ispa J069 2.391 2.592 4.983 8.81
6 Hipertensi I10 2.238 2.410 4.648 8,22
7 Dermatitis L039 2.323 2.522 4.845 8,56
8 Rematik M790 2.311 2.511 4.822 8,52

9 Diare A09 1.952 2.046 3.998 5,23

Demam yang tidak


10 R50 1.473 1.653 3.126 5,53
diketahui penyebabnya

JUMLAH 24.003 25.567 49.570 86,90

Sumber: Laporan Tahunan UPTD Pangenan Tahun 2018

Dilihat dari pola 5 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas untuk semua
golongan umur yaitu Batuk, Common cold, Myalgia, Dypepsia dan ISPA
lebih mendominasi. Hal ini menggambarkan pasien yang berkunjung ke
Puskesmas lebih banyak menderita penyakit berbasis lingkungan.

PENYAKIT – PENYAKIT TERTENTU YANG DIAMATI


a. Kejadian Luar Biasa
Surveilance penyakit atau pengamatan penyakit mencatat di tahun
2018 Tidak ada kejadian luar biasa di UPTD Puskesmas Pangenan.
b. Penyakit Menular Bersumber Binatang
25

 Dengue Hemoragic Fever (DHF)


Pada tahun 2018 Kecamatan Pangenan memiliki 4 (Empat) desa
endemis DHF atau Demam Berdarah (DBD) yaitu desa
Bendungan,Pengarengan, Astanamukti dan Japura lor. Setiap tahun
selalu ada kasus DBD di desa tersebut. Kasus DHF atau DBD
tahun 2018 di Kecamatan Pangenan sebanyak 4 kasus, tidak ada
kematian pada kasus DBD.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya kasus DBD antara
lain karena kepadatan vector penular (nyamuk aedes aigypti),
mobilitas penduduk, peningkatan kepadatan penduduk, kurangnya
keberhasilan program pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat
(PSN).
c. Penyakit Menular Langsung
 Diare
Tahun 2018 kasus diare pada balita sebanyak 1304 kasus.
Penanggulangan penyakit Diare dilakukan dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penyediaan sarana air
bersih dan jamban sehat. Petugas kesehatan ditingkat Puskesmas
melakukan pengamatan kasus, untuk mengantisipasi adanya
peningkatan jumlah kasus Diare.
 Kusta
Wilayah endemis penyakit kusta berada di desa
Pangenan,Pengarengan, Astanamukti ,dan Japura lor. Pada Tahun
2018 ada penemuan kasus baru Kusta Tipe Multi Basiler (MB)
sebanyak 12 orang yang terdiri dari PB dewasa 1 orang dan MB
dewasa 12 orang. Kusta Tipe Pausi Basiler (PB) dewasa 1 orang,
sedangkan jumlah penderita Kusta Tipe Multi Basiler (MB) 12
penderita dan tipe Pausi Basiler (PB) 1 penderita.
Program penanggulangan Kusta dilakukan dengan melakukan
pelacakan kasus secara aktif, pengobatan dengan metode MDT
26

(Multy Drug Tratment) dan pengamatan penderita agar tidak terjadi


reaksi dan penyebaran penyakit kusta.
 Tuberculosa
Jumlah kasus Tuberculosis Paru positif (+) BTA tahun 2018
sebanyak 24 kasus, sedangkan BTA negative (-) dengan hasil
rontgen (+) sebanyak 15 kasus. Selain itu kasus suspek
Tuberculosis paru cukup besar yaitu 152 kasus dan TB anak 1
kasus. Kasus TB paru yang diobati sebanyak 24 orang dan kasus
TB Paru yang sembuh 14 orang, pengobatan lengkap 18 orang,
yang meninggal dua, yang gagal pengobatan tidak ada dan yang
default 4 orang.
Program penanggulangan TB Paru dilakukan melalui penemuan
kasus oleh petugas TB Puskesmas dan pengobatan penderita
dibantu petugas Pengawas Minum Obat (PMO). Progaram
penyuluhan kepada penderita dan keluarga untuk menghambat
penularan.
d. Penyakit tidak menular
 Penyakit Gangguan Jiwa
Tahun 2018 Penemuan kasus penyakit gangguan jiwa berdasarkan
kasus rawat jalan di puskesmas ditemukan 55 Kasus.
 Kesehatan gigi dan mulut
Pada tahun 2018 pelayanan tumpatan gigi tetap sebanyak 94 dan
pencabutan gigi tetap sebanyak 136. Kunjungan kasus dengan
keluhan gigi rawat jalan puskesmas tahun 2018 yaitu 2.115
 Kecelakaan lalu lintas
Wilayah Kecamatan Pangenan berada dijalur pantura, sehingga
angka kecelakaan lalu lintas relatif besar. Pada tahun 2018 terjadi
kecelakaan lalu lintas dengan korban kecelakaan berjumlah 486
orang, jumlah luka berat 100 orang dan luka ringan 386 orang.

STATUS GIZI
27

Status gizi merupakan faktor penting dalam membentuk Sumber


Daya Manusia yang bermutu. Status gizi merupakan indikator dari derajat
kesehatan suatu bangsa. Oleh karena itu upaya dalam peningkatan gizi
masyarakat, khususnya bayi, balita, ibu hamil dan menyusui/nifas
mendapat prioritas pembangunan kesehatan.
Kecamatan Pangenan meliputi 9 desa, 3 desa diantaranya merupakan
desa rawan gizi yaitu desa Pangenan,Rawaurip dan desa Pengarengan.
Pada tahun 2018 jumlah Balita di Kecamatan Pangenan yang ditimbang
3.912 anak, dari laporan pendataan Bulan Penimbangan Balita jumlah
Gizi buruk berdasarkan BB/U ada 150 anak (3,83%), sedangkan jumlah
balita sangat kurus berdasarkan BB/TB ada 2 anak (0,05%) dan
mendapatkan PMT Pemulihan.

KURANG VITAMIN A
Kurang vitamin A dapat menimbulkan penyakit rabun senja
(Xerophtalmia). Upaya penanggulangan defisiensi vitamin A terutama
pada bayi, anak balita dan ibu nifas dengan memberikan kapsul vitamin A.
Pemberian kapsul vitamin A pada bayi dan balita diberikan setiap 6 bulan
sekali atau 2 kali dalam setahun yaitu Februari dan bulan Agustus.
Sedangkan pada Ibu nifas hanya diberikan satu kali.
Pada Bulan Februari tahun 2018 cakupan pemberian vitamin A pada
bayi mencapai 100%, cakupan pemberian vitamin A pada Balita 100 %,
Bulan Agustus 2018 cakupan pemberian vitamin A pada bayi mencapai
100%, cakupan pemberian Vitamin A pada Balita 100%.
Berdasarkan laporan dari Bidan Desa, cakupan pemberian vitamin A
pada ibu nifas di kecamatan Pangenan tahun 2018 adalah 95,5 %.
Penanggulangan defisiensi vitamin A pada anak balita dilakukan
dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) setiap 6
bulan sekali, pendidikan gizi ibu di Posyandu, fortifikasi bahan makanan
yang banyak dikonsumsi anak balita dengan vitamin A (1.800 IU).
28

Pemberian vitamin A pada ibu sehabis melahirkan bertujuan untuk


meningkatkan kadar vitamin A dalam ASI bagi ibu dalam 1-2 minggu.

BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


Bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.5 kg dikategorikan
bayi dengan berat badan lahir rendah. Kondisi bayi dengan berat badan
lahir rendah ini dipengaruhi oleh kondisi ibu pada saat hamil. Tahun 2018
jumlah BBLR yang tercatat dalam pelaporan adalah : BBLR hidup 44
orang (4,4 %) dari kelahiran 1.010 orang dan BBLR mati tidak ada (0 %)
dari kelahiran 1.010 orang.

STATUS GIZI IBU HAMIL


Status gizi pada ibu hamil sangat penting karena berhubungan secara
tidak langsung dengan indicator kesehatan. Status gizi pada ibu hamil
antara lain dilihat dari kadar Hemoglobin dalam darah dan pengukuran
lingkar lengan atas untuk melihat apakah ibu hamil termasuk kategori
KEK (Kurang Energi Kronik) atau bukan. Pada tahun 2018 jumlah bumil
KEK di Kecamatan Pangenan ada 123 orang, yang sudah diberi PMT 123
orang dan diberikan pmt selama 90 hari.
Upaya peningkatan gizi masyarakat khususnya dalam menangani ibu
hamil yaitu pada pemberian tablet besi pada ibu hamil. Pada tahun 2018
cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe 1) adalah 96,99 %.

2.3 Program Kegiatan


A. Upaya Wajib
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
29

3. Kesehatan Ibu & Anak termasuk KB


4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Penanggulangan Penyakit
6. Pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan

B. Upaya Pengembangan
Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada
dan kemampuan Puskesmas. Bila ada masalah Kesehatan tapi Puskesmas
tidak mampu melakukan pemecahan masalahnya maka pelaksanaan
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Adapun Upaya Kesehatan
Pengembangan Puskesmas yang sudah dilakukan di Puskesmas Pangenan
meliputi :
1. Usaha Kesehatan Sekolah
2. Usaha Kesehatan Olah Raga
3. Usaha Kesehatan Gigi danMulut
4. Usaha Kesehatan Jiwa
5. Usaha Kesehatan Indra
6. Usaha Kesehatan Usia Lanjut
7. Usaha Kesehatan Tradisional
(KEMENKES RI, 2015)
16

2.4 Penilaian Cakupan Pelayanan Upaya Kesehatan Wajib Dan Pengembangan


A. Program Wajib Puskesmas Pangenan
Tabel 9. Hasil Penilaian Cakupan Upaya Kesehatan Wajib Tahun 2018
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
(4/3 X 100%)
1 2 3 4 5 6 7
I. UPAYA KESEHATAN WAJIB
A. UPAYA PROMOSI KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN DALAM
GEDUNG
1 Cakupan Komunikasi Interpersonal dan 1,004 912 90.84 5.00 85.84
Konseling (KIP/K)
2 Cakupan Penyuluhan kelompok oleh 96 60 62.50 100.00 -37.50
petugas di dalam gedung Puskesmas
3 Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS 6 4 66.67 100.00 -33.33
PROMOSI KESEHATAN LUAR
GEDUNG
4 Cakupan Pengkajian dan Pembinaan 9,030 1,131 12.52 65.00 -52.48
PHBS di Tatanan Rumah Tangga
5 Cakupan Pemberdayaan Masyarakat 564 242 42.91 100.00 -57.09
melalui Penyuluhan Kelompok oleh
Petugas di Masyarakat
17

6 Cakupan Pembinaan UKBM dilihat 47 3 6.38 65.00 -58.62


melalui persentase (%) Posyandu Purnama
& Mandiri
7 Cakupan Pembinaan Pemberdayaan 9 9 100.00 60.00 40.00
Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW
Siaga Aktif (untuk kota)
8 Cakupan Pemberdayaan Individu/ 912 879 96.38 50.00 46.38
Keluarga melalui Kunjungan Rumah

B. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

1 Cakupan Pengawasan Rumah Sehat 5,759 2,875 49.92 75.00 -25.08


2 Cakupan Pengawasan Sarana Air Bersih 5,672 1,620 28.56 80.00 -51.44
3 Cakupan Jamban Sehat 7,747 1,620 20.91 75.00 -54.09
4 Cakupan pengawasan SPAL 872 346 39.68 80.00 -40.32
5 Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat 74 30 40.54 75.00 -34.46
Umum (TTU)
6 Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan 86 20 23.26 75.00 -51.74
Makanan (TPM)
18

7 Cakupan Pengawasan Industri 45 15 33.33 75.00 -41.67


8 Cakupan Kegiatan Klinik Sanitasi 25 3 12.00 25.00 -13.00
C. UPAYA KIA & KB
KESEHATAN IBU
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 1,122 530 47.24 96.00 -48.76
2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh 1,071 480 44.82 91.00 -46.18
Tenaga Kesehatan
3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang 225 119 52.89 80.00 -27.11
ditangani
4 Cakupan Pelayanan Nifas 1,071 463 43.23 91.00 -47.77
KESEHATAN ANAK
5 Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) 1,020 481 47.16 91.00 -43.84
6 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap 1,020 479 46.96 91.00 -44.04
(KN Lengkap)
7 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi 153 107.1 70.00 81.00 -9.00
yang ditangani
8 Cakupan Kunjungan Bayi 1,020 491 48.14 92.00 -43.86
9 Cakupan Pelayanan Anak Balita 3,081 1,427 46.32 92.00 -45.68
KELUARGA BERENCANA
19

10 Cakupan Peserta KB Aktif 8,375 4,425 52.84 75.00 -22.16


D. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
1 Cakupan Keluarga Sadar Gizi 300 40 74.76 100.00 25.24
2 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) 3,572 3,675 102.88 85.00 17.88
3 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi 418 418 100.00 100.00 0.00
Bayi (6-11 bulan)
4 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A 3,663 3,663 100.00 90.00 10.00
Bagi Anak Balita (12-59 bulan)
5 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A bagi 1,072 496 46.27 90.00 -43.73
Ibu Nifas
6 Cakupan Distribusi Tablet Fe 90 tablet 1,114 1,073 96.32 90.00 6.32
pada ibu hamil
9 Cakupan ASI Eksklusif 605 57 9.42 44.00 -34.58
E. UPAYA PENCEGAHAN & P2M
PELAYANAN IMUNISASI DASAR
1 Cakupan BCG 1,020 558 54.71 98.00 -43.29

2 Cakupan DPTHB 1 1,020 540 52.94 98.00 -45.06

3 Cakupan DPTHB 3 1,020 485 47.55 90.00 -42.45


20

4 Cakupan Polio 4 1,020 474 46.47 90.00 -43.53

5 Cakupan Campak 1,020 533 52.25 90.00 -37.75

PELAYANAN IMUNISASI
LANJUTAN
9 Cakupan Pelayanan Imunisasi Ibu Hamil 1,122 635 56.60 90.00 -33.40
TT2+
10 Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child 9 3 53.76 100.00 -46.24
Immunization (UCI)

12 Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit 12 6 62.5 100.00 -37.50

13 Cakupan Pengendalian KLB 5 2 64.21 100.00 -37.79

PENEMUAN DAN PENANGANAN


PENDERITA PENYAKIT
14 Cakupan Penderita Peneumonia Balita 473 298 63.00 86.00 -23.00
15 Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA 146 21 14.38 53.00 -38.62
Positif
16 Cakupan Kesembuhan Pasien TB BTA 21 19 90.48 90.00 0.48
Positif
21

17 Cakupan Penderita DBD yang ditangani 1 1 100.00 100.00 0.00


18 Cakupan Penemuan Penderita Diare 1,276 452 35.42 75.00 -39.58

F. UPAYA PENGOBATAN
1 Kunjungan Rawat Jalan 7,236 10,203 141.00 100.00 41.00
2 Kunjungan Rawat Jalan Gigi 1,929 2,058 106.69 100.00 6.69
3 Cakupan jumlah seluruh Pemeriksaan 26,201 1,953 7.45 20.00 -12.55
Laboratorium Puskesmas
4 Cakupan Jumlah Pemeriksaan 195 1 0.51 10.00 -9.49
Laboratorium yang dirujuk
5 Cakupan Asuhan Keperawatan Individu 315 315 100.00 100.00 0.00
pada Pasien Rawat Inap
B. Program Pengembangan Puskesmas Pangenan
Tabel 10. Hasil Penilaian Cakupan Upaya Kesehatan Pengembangan Tahun 2018
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN

(4/3 X 100%)
1 2 3 4 5 6 7
II. UPAYA KESEHATAN
PENGEMBANGAN
A. UPAYA KESEHATAN SEKOLAH
22

1 Cakupan Sekolah (SD/MI/ sederajat) 23 23 100 100.00 0


yang melaksanakan penjaringan
Kesehatan
B. UPAYA KESEHATAN OLAH RAGA
1 Cakupan Pembinaan Kelompok 18 15 83,33 100.00 -16.67
Olahraga
C. UPAYA PERAWATAN KES. MASYARAKAT
1 Cakupan Keluarga Dibina (Keluarga 116 88 ]75.86 100.00 -24.14
Rawan)
2 Cakupan Keluarga Rawan Selesai 116 62 53.45 100.00 -46.55
Dibina
3 Cakupan Keluarga Mandiri III 116 62 53.45 100.00 -46.56
D. UPAYA KESEHATAN KERJA
1 Cakupan Pembinaan Pos UKK 1 1 100.00 100.00 0.00
2 Cakupan Penanganan Penyakit Akibat 420 420 100.00 100.00 0.00
Kerja (PAK) dan Panyakit Akibat
Hubungan Kerja (AHK)
E. UPAYA KES. GIGI & MULUT
1 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di 26 20 76.92 60.00 16.92
Masyaakat
23

2 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi di 11 7 63.64 80.00 -16.36


TK

3 Cakupan Pembinaan Kesehatan Gigi 23 23 100.00 80.00 20.00


dan Mulut di SD/ MI
4 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi 407 379 93.12 80.00 13.12
dan Mulut Siswa TK
5 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi 841 782 92.98 80.00 12.98
dan Mulut Siswa SD

6 Cakupan Penanganan Siswa TK yang 82 71 86.59 100.00 -13.41


Membutuhkan Perawatan Kesehatan
Gigi
7 Cakupan Penanganan Siswa SD yang 359 262 72.98 100.00 -27.02
Membutuhkan Perawatan Kesehatan
Gigi

F. UPAYA KESEHATAN JIWA


1 Cakupan Deteksi Dini Gangguan 26,196 3,370 20.00 -7.14
Kesehatan Jiwa 12.86
2 Cakupan Penanganan Pasien Terdeteksi 3,370 3,370 100.00 0.00
Gangguan Kesehatan Jiwa 100.00
24

G. UPAYA KESEHATAN INDERA

KESEHATAN MATA
1 Cakupan Skrining Kelainan/ gangguan 4,112 1,606 39.06 80.00 -40.94
refraksi pada anak sekolah
2 Cakupan Penanganan kasus kelaianan 160 160 100.00 100.00 0.00
refraksi
3 Cakupan skrining katarak 272 126 46.32 100.00 -53.68
4 Cakupan Penanganan Penyakit Katarak 132 81 62.45 100.00 -37.55
6 Cakupan Kegiatan Penjaringan 822 812 98.78 80.00 18.78
Penemuan Kasus Gangguan
Pendengaran di SD/MI

7 Cakupan Kasus Gangguan Pendengaran 418 418 100.00 100.00 0.00


di SD/MI yang ditangani
H. UPAYA KESEHATAN USIA
LANJUT
1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia 3,924 2,866 73.04 31.00 42.04
Lanjut
2 Cakupan Pembinaan Usia Lanjut pada 9 9 100.00 50.00 50.00
Kelompok Usia lanjut
I. UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL
25

1 Cakupan Pembinaan Upaya Kesehatan 25 4 16.00 13.00 3.00


Tradisional (Kestrad)
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Pangenan 2018

Anda mungkin juga menyukai