Nama Mahasiswa :
Tempat Praktek :
Tanggal Praktek :
No. CM/Reg :
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Anak : An. SQ
Tempat / Tgl Lahir : Subulussalam/ 03 Mei 2019
Alamat : Subulussalam
Nama ayah / ibu : Tn. H
Agama : Islam
Suku bangsa : Aceh, Indonesia
Pendidikan ayah : S1
Pendidikan ibu :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Gol darah :-
Tanggal Pengkajian : 29 April 2019
II. KELUHAN UTAMA : Muntah dan diare serta kejang sampai 15 menit
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: ( perjalanan penyakit sekarang dan upaya yang sudah
dilakukan baik mandiri atau terapi yang sudah didapatkan di fasilitas kesehatan)
Pasien merupakan rujukan dari RS Subulussalam. Pasien datang ke RS Subulussalam dengan
keluhan kejang, mual dan muntah. Saat dikaji pasien demam, T : 38º C. pasien juga mengalami
diare, frekuensi 4x dalam sehari, konsistensi cair.
X. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Lemah.
Tanda vital : T : 38ºC, RR : 28x/I, HR: 98x/i
TB/BB (persentile) : 71 cm/ 9,5 kg
Lingkar kepala : 46 cm
Mata : Pupil isokor, kelopak mata edema
Hidung : Tidak ada kelainan, tidak ada sekret
Mulut : Mukosa lembab
Telinga : Adanya serumen
Tengkuk : Adanya kaku kuduk
Dada : Simetris
Jantung : BJ 1 > BJ II
Paru : Vesikuler
Perut : Peristaltik normal
Punggung :
Ekstremitas : Tidak ada hemiparise, pergerakan terbatas
Kulit : teraba hangat CRT kembali > 2 detik
Genetalia : Tidak ada kelainan
Do :
- Pasien tampak lemas
- Wajah tampak merah
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran
E3V4M5
- Daya hisap bayi menurun
- Pasien kejang 1 hari yang
lalu (durasi 10-15 menit)
- Kulit teraba hangat
- T : 38º, HR : 98x/i, RR:
28 x/i
Do :
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- Tingkat kesadaran
samnolen
- T : 38º C
- HR : 98x/i
- RR : 28x/i
- Pasien tampak lemah
- Sebelum masuk RS
frekuensi kejang 6-8 kali
XVI. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d peningkatan TIK
2. Hipertermia b.d proses penyakit
3. Resiko cedera celebral b.d kejang berulang
O:
- tingkat kesadaran samnolen
- GCS E3V4M3
- CRT > 2 detik
- Hasil CT-Scan : Hidrocephalus dengan perifocal edema
30-04-2019
Selasa A : Ketidakefektifan perfusi jaringan otak
1
pagi
P:
- Monitoring TTV pasien
- Monitoring tanda – tanda peningkatan intracranial selama
perjalanan penyakit
- Meninggikan kepala pasien dan cegah gerakan tiba-tiba
I:
- Melakakukan pemantauan TTV pasien setiap 3 jam sekali. Jam
09.40 : T: 37,9ºc, HR: 72 x/i, RR: 28 x/i. Jam 12.40 : T: 37,9ºc,
HR: 77x/i, RR: 25x/i
- Melakukan pemantauan tanda – tanda peningkatan intracranial
selama perjalanan penyakit, nadi dalam batas normal, kesadaran
samnolen, nafas tidak teratur dan pasien tampak lemah
- Memberikan penyanggal kepala pada pasien menggunakan bantal
kecil dan kain serta mengedukasikan ibu untuk mencegah gerakan
tiba – tiba
E : Tingkat kesadaran samnolen, suhu tubuh masih tinggi, pernafasan
belum teratur dan Spo2 : 98%. Masalah keperawatan belum teratasi
O:
- Pasien tampak lemas
- Permukaan kulit tampak merah
- Mukosa bibir kering
- Daya hisap bayi menurun
- Pasien kejang 2 hari yang lalu, durasinya 5-10 menit
- Kulit teraba hangat (T: 37,9ºc)
A : Hipertermia
P:
2
- Observasi keadaan umum pasien
- Observasi TTV pasien
- Ajarkan kepada ibu untuk intake cairan adekuat
- Mengobservasikan TTV tiap 3 jam. Jam 09.40 : T: 37,9ºc, HR: 72
x/i, RR: 28 x/i. Jam 12.40 : T: 37,9ºc, HR: 77x/i, RR: 25x/i
- Menganjurkan ibu untuk intake cairan yang adekuat. Ibu
mengatakan an. S sudah minum susu sebanyak 2 kali ±120 cc dan
ditambah dengan ASI
O:
- Tingkat kesadaran samnolen
- Pasien tampak lemas
- Pasien banyak tidur
- S :37,9ºc
- HR : 72x/i
3
- RR : 28x/i
P:
- Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang
- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
I:
- Mempertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang serta
memberi kaib diatasnya dan memberikan bantal – bantal disekitar
penghalang tempat tidur agar memberikan kenyamanan untuk
pasien
- Pasien mendapatkan terapi obat