Anda di halaman 1dari 8

Meningitis

1. DEFINISI

Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau

semua lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang

belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh

bakteri spesifik/non spesifik atau virus; cenderung bersifat jinak dan swasirna.

Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun

jamur yang menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke dalam cairan

otak (Price, 2002).

2. ETIOLOGI

a. Bakteri

Merupakan penyebab tersering dari meningitis, adapun beberapa bakteri

yangsecara umum diketahui dapat menyebabkan meningitis adalah :

Haemophillus influenzae

Nesseria meningitides (meningococcal)

Diplococcus pneumoniae (pneumococcal)

Streptococcus, grup A

Staphylococcus aureus

Escherichia coli

Klebsiella

Proteus

Pseudomonas

Etiologi meningitis karena bakteri dapat dibagi menurut umur pasien yang

terkena, adalah sebagai berikut :

- Neonatus sampai 2bulan: GBS, basili gram negative, missal,

Escherichia coli, Liateria monocytogenes, S. agalactiae (streptokokus

gram B)
- 1 bulan sampai 6 tahun: Neisseria meningitidis (meningokokus),

Streptococcus pneumoniae, Hib

- > 6 tahun : Neisseria meningitides, Streptococcus pneumoniae, parotitis

(pre-MMR)

- Mycobacterium tuberculosis: dapat menyebabkan meningitis TB pada

semua umur. Paling sering pada anak umur 6 bulan sampai 6 tahun

b. Virus

Merupakan penyebab sering lainnya selain bakteri. Infeksi karena virus ini

biasanya bersifat “self-limitting”, dimana akan mengalami penyembuhan sendiri

dan penyembuhan bersifat sempurna. Beberapa virus secara umum yang

menyebabkan meningitis adalah:

Coxsacqy

Virus herpes

Arbo virus

Campak dan varicela

Enterovirus (80%), CMV, arbovirus, dan HSV

c. Jamur

Kriptokokal meningitis adalah serius dan fatal. Bentuk penyakit pada

pasien HIV/AIDS dan hitungan CD< 200.Candida dan aspergilus adalah contoh

lain jamur meningitis.

d. Protozoa

e. Lainnya

Penyakit : Kanker, SLE

Konsumsi obat tertentu

Cidera kepala

Operasi
3. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala meningitis secara umum:

a. Aktivitas / istirahat : Malaise, aktivitas terbatas, ataksia, kelumpuhan,

gerakaninvolunter, kelemahan, hipotonia

b. Sirkulasi : Riwayat endokarditis, abses otak, TD ↑, nadi ↓, tekanan nadi

berat,takikardi dan disritmia pada fase akut

c. Eliminasi : Adanya inkontinensia atau retensi urin

d. Makanan / cairan : Anorexia, kesulitan menelan, muntah, turgor kulit jelek,

mukosakering

e. Higiene : Tidak mampu merawat diri

f. Neurosensori : Sakit kepala, parsetesia, kehilangan sensasi, “Hiperalgesia”

meningkatnya rasa nyeri, kejang, gangguan penglihatan, diplopia,fotofobia,

ketulian, halusinasi penciuman, kehilangan memori, sulit mengambil keputusan,

afasia, pupil anisokor, , hemiparese, hemiplegia, tanda ”Brudzinski” positif,

rigiditas nukal, refleks babinski posistif, refkleks abdominal menurun, refleks

kremasterik hilang pada laki-laki

g. Nyeri / kenyamanan : Sakit kepala hebat, kaku kuduk, nyeri gerakan

okuler,fotosensitivitas, nyeri tenggorokan, gelisah, mengaduh/mengeluh

h. Pernafasan : Riwayat infeksi sinus atau paru, nafas ↑, letargi dan gelisah

i. Keamanan : Riwayat mastoiditis, otitis media, sinusitis, infeksi pelvis, abdomen

ataukulit, pungsi lumbal, pembedahan, fraktur cranial, anemia sel sabit, imunisasi

yang baru berlangsung, campak, chiken pox, herpes simpleks. Demam,

diaforesios,menggigil, rash, gangguan sensasi.

j. Penyuluhan / pembelajaran : Riwayat hipersensitif terhadap obat, penyakit

kronis,diabetes mellitus
4. EPIDEMIOLOGI

Miningitis bakteri dapat disebabkan oleh setiap agen bakteri yang

bervariasi. Haemophilus Influenza (Tipe β), Streptococcus pneumoniae, dan

Naisseria Miningitis (meningokokus) bertanggung jawab terhadap meningitis

pada 95 % anak-anak yang lebih tua dari usia 2 bulan. Haemophilus influenzae

merupakan organisme yang dominan pada usia anak-anak 3 bulan sampai

dengan 3 tahun, tetapi jarang pada bayi dibawah 3 bulan, yang terlindungi oleh

substansi bakteri yang didapat secara pasif dan pada anak-anak diatas 5 tahun

yang mulai mendapat perlindungan ini.Sedangkan penyebab utama meningitis

neonatus adalah organisme Streptococcus β hemolyticus dan Escherichia coli.

Infeksi Escherichia coli jarang terjadi pada anak-anak usia setelah bayi (lebih dari

1 tahun).

Laki-laki lebih sering terkena dibandingkan dengan perempuan terutama

pada periode neonatal. Angka kesakitan tertinggi seteleh timbulnya meningitis

mengenai anak-anak pada usia antara kelahiran sampai dengan empat tahun

(dibawah lima tahun). Faktor maternal seperti ketuban pecah dini dan infeksi ibu

hamil selama trimester akhir merupakan penyebab utama meningitis neonatal.

5. KLASIFIKASI

a. Meningitis Bakterial (Meningitis sepsis)

Sering terjadi pada musim dingin, saat terjadi infeksi saluran pernafasan.

Jenis organisme yang sering menyebabkan meningitis bacterial adalah

pneumococcus, meningococcus, stafilococcus, streptococcus, salmonela, dan

neisseria meningitis.Meningococal meningitis adalah tipe dari meningitis bacterial

yang sering terjadipada daerah penduduk yang padat, seperti: asrama, penjara.

b. Menigitis Virus (meningitis aseptic)

Meningitis virus adalah infeksi pada meningen; cenderung jinak dan bisa

sembuh sendiri. Virus biasanya bereplikasi sendiri ditempat terjadinya infeksi


awal (misalnya sistem nasofaring dan saluran cerna) dan kemudian menyebar

kesistem saraf pusat melalui sistem vaskuler. Terjadi pada penyakit yang

disebabkan oleh virus seperti: hemofilius influenza, campak, mumps, herpes

simplek dan herpes zoster.

Virus herpes simplek mengganggu metabolisme sel sehingga sel cepat

mengalami nekrosis. Jenis lainnya juga mengganggu produksi enzim atau

neurotransmitter yang dapat menyebabkan disfungsi sel dan gangguan

neurologic.

c. Menigitis jamur

Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur yang mempengaruhi sistem

saraf pusat pada klien dengan AIDS. Gejala klinisnya bervariasi tergantung dari

system kekebalan tubuh yang akan berefek pada respon inflamasi. Respon

inflamasi yang ditimbulkan pada klien dengan menurunnya sistem imun antara

lain: bisa demam/tidak, sakit kepala, mual, muntah dan menurunnya status

mental.

d. Menigitis parasit

Meningitis Parasit atau Primary amebic meningoencephalitis (PAM)

disebabkan oleh suatu jenis parasit berupa amoeba mikroskopis (organisme

hidup bersel tunggal) yaitu Naegleria fowleri. Jenis parasityang lain adalah

Angiostrongylus cantonensis, yang dapatmengkontaminasi makanan, air dan

tanah. Proses terjadinyameningitis parasit melalui hidung dan masuk ke dalam

tubuh. Infeksipenyakit jenis ini bisa fatal. Walaupun begitu jenis parasit ini

sangatjarang ada di daerah-daerah yang berkembang atau maju.

e. Menigitis non-infeksi

Jenis penyakit meningitis non-infeksi ini artinya meningitis terjadibukan

karena infeksi dari bakteri, virus, jamur atau parasit, melainkaninfeksi terjadi

karena disebabkan oleh adanya penyakit yang diidapseseorang atau pengaruh


lainnya. Penyakit yang bisa menimbulkanmeningitis non-infeksi misalnya kanker

dan lupus eritematosussistemik. Penyebab meningitis non-infeksi karena

pengaruh lainnyamisalnya mengkonsumsi obat-obatan tertentu, cedera kepala,

danoperasi otak. Penyakit ini tidak menular dari orang ke orang (Kusuma, 2012).

6. PENATALAKSANAAN

a. Isolasi

Anak ditempatkan dalam ruang isolasi sedikitnya selama 24-48 jam

setelah mendapatkan antibiotik IV yang sensitif terhadap organisme penyebab.

b. Terapi antimikroba

Terapi anti mikroba pada meningitis bakteri terdiri dari ampisilin dan

sefotaksim atau ampisilin dan gentamisin. antibiotik yang diberikan didasarkan

pada hasil kultur dan diberikan dengan dosis tinggi.

c. Mempertahankan hidrasi optimumMengatasi kekurangan cairan dan

mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema serebral

(pembengkakan otak). Pemberian plasma perinfus mungkin diperlukan untuk

rejatan dan untuk memperbaiki hidrasinya.

d. Mencegah dan mengobati komplikasi.

Aspirasi efusi subdural dan terapi heparin

e. Mengontrol kejang

Pemberian anti epilepsy atau anti konvulsan untuk anak yang kejang-kejang.

- Diazepam = 0,5 mg/kg BB/ iv

- Fenobarbital = 5-6 mg/kg BB/hari secara oral

- Difenilhidantoin = 5-9 mg/kgBB/hari secara oral

f. Pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik

untuk menjamin kesembuhan serta mengurangi atau menghindari resiko

komplikasi.

Pada bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis


antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime) Sefalosporin (iv) : 2 gr

tiap 4 jam dan bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampisilin (iv) : 8-

12 gr/ hari dibagi dalam 4 kali pemberian, Vancomycin dan Carbapenem

(meropenem), Chloramphenicol (iv) : 4-8 gr/ hari

g. Bila gelisah diberi sedativ seperti fenobarbital (penenang)

h. Nyeri kepala diatasi dengan analgetik dan Fisioterapi diberikan untuk

mencegah dan mengurangi cacat.

i. Panas diturunkan dengan: Kompres, parasetamol, asam salisilat, pada anak

dosisnya 10 mg/kg BB tiap 4 jam secara oral

j. Kenaikan tekanan intra kranial diatasi dengan:

- Manitol = Dosisnya 1-1,5 mg/kgBB/iv. Kortikosteroid Biasanya dipakai

dexametason secara iv dengan dosis 10 mg.

k. Bila ada hidrosefalus obstruktif dilakukan operasi pemasangan pirau (shunting)

l. Efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc setiap hari selama 2-3 minggu,

bila gagal dilakukan operasi.

7. Diagnosa keperawatan Meningitis

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan

diseminata hematogen dari patogen

2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan

sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.

3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang

umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.

4. Nyeri akut sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi

5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan

neuromuskular, penurunan kekuatan

6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.


DAFTAR PUSTAKA

Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai, Susanna., and Braner, Dana. 2006. Lumbar

Puncture. The New England Journal of Medicine. 12 : 355

(http://content.nejm.org/cgi/reprint/355/13/e12.pdf)

Harsono. 2003. Meningitis. Kapita Selekta Neurologi 2. Online,

(http://www.uum.edu.my/medic/meningitis.html) diakses pada 31 Maret

2016

Japardi, Iskandar. 2002. Meningitis Meningococcus. USU digital library URL :

http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi23.pdf

Jevuska. 2012. Penyakit Meningitis (Radang Selaput Otak) : Pengertian,

Penyebab & Jenis. Artikel Kedokteran, Neurologi. Online

(http://jevuska.com)., diakses pada 31 Maret 2016.

Kusuma H, Nurarif A H. 2012. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan NANDA

NIC-NOC. Yogyakarta: media hardy.

Price S A, Wilson L M. 2002. Phatophysiologi: Clinical Concepts Of Disease

Processes, 6/E. Elsevier Science

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi

bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC

Suriadi, Rita Yuliani. 2006. Asuhan keperawatan pada Anak Ed.2. Jakarta :

Percetakan Penebar

Yayasan Spiritia. 2006. Meningitis Kriptokokus. Lembaran Informasi 503.

(http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=503)

Anda mungkin juga menyukai