Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN STUDI KASUS PARIPURNA

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT ALL


RELAPS DI IRNA BONA II RUANG HEMATO
DI RSUD DR.SOETOMO SURABAYA

DISUSUN OLEH :

ARINDITA OKTAVINA

201505002

AKADEMI GIZI KARYA HUSADA KEDIRI

2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker adalah neoplasma yang mempunyai ciri dengan pertumbuhan
yang tidak terkontrol dan cenderung menyebar sampai ke sisi yang jauh
dalam tubuh. Pertumbuhan yang tidak terkendali disebabkan kerusakan
Deoxiriboso Nucleat Acid (DNA) yang menyebabkan mutasi di gen vital
yang mengontrol pembelahan sel (Hanahan,2000)
Penelitian yang dilakukan oleh Yaris dan Mandiacloqlu (2004)
didapatkan bahwa lebih dari 85% kasus kanker anak terjadi di Negara
berkembang , termasuk Indonesia dan diperkirakan dalam decade mendatang
jumlahnya akan meningkat menjadi 90%. Adanya peningkatan jumlah
penderita kanker dipengaruhi oleh adanya factor utama berupa : factor
lingkungan, gaya hidup, kebiasaan diet, dan kondisi kebersihan diri
(hygiene). Dari data Yayasan Onkologi Anak Indonesia menunjukkan 2-3%
dari jumlah kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak – anak, yakni sekitar
150 dari 1 juta anak (Umiati,2010)
Leukimia pada anak – anak merupakan jenis kanker yang sering
ditemukan pada anak di bawah usia 14 tahun. Penyakit ini sering terjadi pada
anak laki – laki dibanding anak perempuan yang berusia di atas 1 tahun.
Menurut National Cancer Institute (2009), ALL (Acute Limfoblastik
Leukemia) merupakan kanker yang menyerang sel darah putih. Jenis
keganasan ini sering dijumpai pada anak – anak dengan jumlah penderita
1:29.000 anak setiap tahunnya. Salah satu pengobatan utama dalam
menjadikan kanker sampai ke tahap remisi pada pasien leukemia adalah
kemoterapi. Namun kemoterapi dapat merusak DNA baik pada sel kanker
maupun sel yang sehat.
Pengobatan pasien leukemia telah mengalami berbagai peningkatan.
Akan tetapi masih terdapat 20% anak dengan ALL mengalami relapse
meskipun telah melakukan kemoterapi (Gaynon,et al.,1998). Relapse adalah
munculnya kembali penyakit atau tanda – tanda dan gejala penyakit setelah
masa perbaikan. Relapse dapat terjadi selama maupun setelah kemoterapi.
Pasien relapse memiliki angka kelangsungan hidup dibawah 10% (Bailay
dkk,2008). Penyebab relaps sampai saat ini belum diketahui meskipun dapat
dilihat dari gejala klinis dan peningkatan hasil laboratorium.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan gizi pada pasien ALL relaps +anemia di
IRNA Bona II Ruang Hemato RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan skrining gizi pada pasien dengan diagnosa
ALL relaps+anemia.
2. Mampu melakukan assesment pada pasien dengan diagnosaALL
relaps+anemia.
3. Mampu melakukan diagnosa gizi pada pasien dengan
diagnosaALL relaps+anemia.
4. Mampu melakukan intervensi pada pasien dengan diagnosaALL
relaps+anemia.
5. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien
denganALL relaps+anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.ALL relaps (Akut Leukimia Limfoblastik)


2.1.1. Definisi ALL
Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) adalah proliferasi maligna/ganas
limfoblast dalam sumsum tulang yang disebabkan oleh
sel inti tunggal yang dapat bersifat sistemik (Smeltzer et al, 2008).
Leukimia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling
sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga sering terdapat pada
orang dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.
Leukemia limfoblastik akut dapat berakibat
fatal karena sel – sel yang berkembang menjadi limfosit akan berubah
menjadi ganas dan akan menggantikan sel-sel normal di dalam sumsum
tulang.
2.1.2. Definisi Relapse
Relapse adalah munculnya kembali penyakit atau tanda-tanda dan
gejala penyakit setelah masa perbaikan. Relapse dapat terjadi kapan saja
baik selama pengobatan atau setelah selesai pengobatan. Penyebab
relapse belum dapat diketahui, namun ada beberapa factor yang
diperkirakan menimbulkan resiko tinggi relapse yaitu keparahan
penyakit, usia, jenis kelamin, hasil laboratorium, status gizi, respon
terhadap pengobatan
2.2.Manifestasi Klinis
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan
kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah
lelah, letargis, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu
juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang, sendi, dan hipermetabolisme. Nyeri
tulang bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia dan femur ( Smeltzer et al,
2008).
2.3.Penatalaksanaan Leukimia Limfoblastik Akut (LLA)
Penatalaksanaan medis pada Leukemia Limfoblastik Akut yakni dengan
kemoterapi.

A. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pengobatan yang menggunakan
preparatantineoplastik dengan tujuan membunuh sel kanker serta
memperlambat pertumbuhan sel kanker dengan mengganggu fungsi dan
reproduksi selular (Bowden,et al., 2008). Kemoterapi juga dapat
membunuh sel kanker yang telah terlepas dari sel kanker induk atau yang
telah bermetastase melalui aliran darah dan saluran limfatik ke bagian
tubuh lainnya. Kemoterapidapat digunakan sebagai penanganan primer
atau kombinasi dengan pembedahan dan radiasi, untuk menurunkan
ukuran tumor sebelum dibedah maupun untuk merusak sel tumor yang
masih tertinggal pascaoperasi (Smeltzer, et al., 2008 dalam Apriany,2010).
Kemoterapi efektif untuk menangani kanker pada anak terutama dengan
penyakit tertentu yang tidak dapat diatasi secara tuntas dengan
pembedahan maupun radiasi
B. Efek samping kemoterapi
Menurut Hockenberry & Wilson, (2009) kemoterapi dapat menimbulkan
beberapa efek samping yaitu :
1. Mual dan muntah
Mual dan muntah yang terjadi sesaat setelah pemberian kemoterapi.
Agen antagonis reseptor-serotonin seperti ondansentron (Zofran)
merupakan obat efektif dalam mengendalikan mual dan muntah. Jika
dikombinasikan dengan dexamethasone, agen ini merupakan terapi
pilihan untuk mencegah emisi akibat kemo sisplatin
2. Anoreksia
Penurunan selera makan merupakan akibat langsung yang ditimbulkan
oleh kemoterapi dan radiasi
3. Ulserasi mukosa
4. Neuropati
5. Sititis Hemoragika
6. Alopesia
7. Moon face
8. Perubahan mood
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Studi Kasus


3.1.1 Tempat Studi Kasus
Studi Kasus ini dilaksanakan di IRNA Bona II Ruang Hemato
RSUD Dr. Soetomo Suraabaya.
3.1.2 WaktuStudi Kasus
Studi Kasus ini dilaksanakan pada tanggal 9-12bulanMaret tahun
2018 selama 4 hari dengan perincian sebagai berikut :
Hari I : Hari pertama digunakan untuk skrining gizi dan
mencari data pasien (data fisik, data klinik, data
laboratorium, riwayat penyakit pasien, riwayat makan
pasien) serta menghitung kebutuhan dan rencana
pemberian makan.
Hari II-IV : Hari kedua sampai hari keempat digunakan untuk
memberikan asuhan gizi dan konsultasi kepada
pasien.
3.2 Cara Pengumpulan Data Studi Kasus
Data yang dikumpulkan dalam pengamatan meliputi :
1. Identitas Pasien
Data Identitas pasien meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat,
agama, pekerjaan, dan diagnosa medis. Data-data tersebut didapatkan
dari hasil wawancara dan dari buku status pasien.
2. Riwayat Gizi/Makan
Data riwayat gizi diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada
keluarga pasien. Data tersebut meliputi riwayat makan dahulu dan
sekarang termasuk makanan kesukaan, pantangan makan dan alergi
makanan.
3. Riwayat Penyakit
Data riwayat penyakit diperoleh dari hasil wawancara langsung
kepada pasien/keluarga, data tersebut meliputi keluhan pasien,
riwayatkeluarga, riwayatpenyakit pasien sebelum dan sesudah masuk
rumah sakit.
4. Data Antropometri
Data fisik meliputi BB, PB/TB, LILAdari hasil mengukur langsung
dan melihat buku status pasien.
5. Data Fisik/Klinis
Data klinis meliputi keadaan umum pasien, suhu, tekanan darah,
pernapasan dan nadi. Data tersebut diperoleh dari buku status pasien dan
melihat langsung kondisi pasien.
6. Data Biokimia
Data biokimia meliputi hasil lab dari pasien. Data-data tersebut
diperoleh dari buku status pasiendan hasil lab pasien.
3.3 Bahan dan Alat/Instrumen Studi Kasus
 Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI)
 Pita LILA
 Timbangan injak dan timbangan digital
 Form skrining, asuhan gizi dan anamnesa
 Daftar URT (Ukuran Rumah Tangga)
BAB IV
HASIL
4.1 Identitas Pasien
Nama : An. A
Alamat :Simokerto Kenjeran, Surabaya
4.2 Assesment Gizi
4.2.1 Data Subyektif (S)
Umur : 2 th 3 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Dibawah Umur
Keluhan Pasien :Sebelum MRS pasien mengalami keluhan
demam dan muntah disertai dengan darah,
tampak pucat namun tidak sesak
Riwayat Penyakit : 9 bulan sebelumnya pasien mempunyai
riwayat penyakit leukemia
Makanan Kesukaan :Pasien suka mengonsumsi lauk hewani
seperti telur goreng, daging ayam bumbu
kecap serta eskrim
Pantangan Makan : Pasien tidak mengonsumsi buah semangka
karena keluarga pasien menganggap dapat
menyebabkan timbulnya sakit batuk
Alergi Makanan :-
Riwayat Penyakit
Keluarga :-
4.2.2 Data Objektif (O)
1. Antropometri
BB = 10 kg Status gizi = Normal
PB = 86 cm
LILA=13,5cm
2. Hasil Pemeriksaan Klinis dan Fisik
Tabel 4.1 Data Klinis
Pemeriksaan 9-03-2018 10-03-2018 11-03-2018 12-03-2018 Normal
Nadi 116x/menit 112x/menit 118x/menit 118x/menit 80-100 x/menit
Suhu 37˚C 360C 370C 370C 36˚C - 37˚C
RR 24x/menit 26x/menit 28x/menit 26x/menit 20 x/menit
KU Cukup Cukup Lemah Cukup -
Mual (1x) Mual (-) Mual (-) Mual (-)
Muntah (1x) Muntah (-) Muntah (-) Muntah (-)
Batuk (+)

3. Hasil Pemeriksaan Biokimia, Rontgent dll


A. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 4.2 Data Biokimia
Pemeriksaan 9-03-2018 12-03-2018 Normal
Hb 11,4 g/dL 8,9 g/dL Hb = 12,9 – 15,9 g/dL
Plt/Thrombo 57x 103/pL 71 x103/pL Plt = 155- 366 x103/pL
Leco 13,5 x103/pL - Leco = 3,8-10,6 x103/pL
B. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Hasil pemeriksaan : Infiltrasi Limfoblastik Leukemia Pada Soft
Tissue
C. Pemeriksaan Pemeriksaan Kultur
1. Pemeriksaan Kultur Jamur
Hasil pemeriksaan : Tidak ada pertumbuhan jamur
2. Pemeriksaan Kultur Aerob
Hasil pemeriksaan : Ditemukan bentukan kuman coccus
gram positif
Biakan/Kultur :Staphylococcus saprophyticus
4. Hasil anamnese makanan sehari dan tingkat konsumsi pasien
1. Hasil Anamnese Makanan Sehari
Tabel 4.3. Hasil Anamnese
Analisa zat gizi Energi Protein Lemak KH
(Kkal) (gram) (gram) (gram)
Hasil Anamnese 1391,2 41,75 40,01 163,33
Hasil Perhitungan 1020 33,15 28,3 158,1
% 136% 125% 141% 103%

2. Hasil Tingkat Konsumsi Pasien selama di Rumah Sakit


Gambar 4.1. Grafik Tingkat Konsumsi Pasien

TINGKAT KONSUMSI
Energi Protein Lemak KH
122%

107.00%

110%
100%

98%
91%

90%
86%

80%
73%

69%
65%

10/03/2018 11/03/2018 12/03/2018


4.3 Diagnosis Gizi dan Diagnosa Penyakit
Diagnosa Penyakit : ALL Relaps + Anemia
Diagnosa Gizi :
(NC-2.2)
(P) Perubahan nilai laboratorium
(E) Disebabkan gangguan fungsi organ (kanker pada jaringan pembuluh
darah)
(S) Ditandai dengan hasil laboratorium kadar Hb = 8,9 g/dL, plt/thrombo
=71 x103/pL
(NI – 52.1)
(P) Kekurangan Intake Protein
(E) Disebabkan peningkatan kebutuhan zat gizi karena penyakit katabolic
(S) Ditandai dengan hasil recall asupan protein hari ke -1 (91%), hari ke-2
(90%), hari ke-3 (65%) berbeda jauh dengan hasil anamnese makanan sehari
pasien sebesar 125%
(NB-3.2)
(P) Pembatasan Terhadap Makanan
(E) Disebabkan keluarga pasien tidak menyediakan akses makanan tertentu
(S) Ditandai dengan pasien tidak mengonsumsi buah semangka karena
keluarga pasien menganggap dapat menimbulkan sakit batuk
4.4 Implementasi Diet
A. Macam-macam Diet dan Bentuk Makanan
Diet yang diberikan kepada pasien yaitu Diet Anak I dalam bentuk
makanan biasa
B. Tujuan Diet
Memberikan makanan adekuat untuk :
1. Memberikan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan intake
makan
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai penyakit dan keadaan
pasien
3. Membantu meningkatkan kadar hemoglobin pasien sampai batas
normal
4. Membantu meningkatkan berat badan pasien
5. Mempercepat proses penyembuhan
C. Prinsip dan Syarat Diet
Prinsip :
1. Energi diberikan tinggi
2. Protein diberikan tinggi
3. Lemak diberikan cukup
4. KH diberikan cukup
Syarat Diet :
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan ± 1020 kkal
2. Protein diberikan 13%
3. Lemak diberikan 25%
4. KH diberikan 62%
5. Makanan tidak merangsang saluran cerna
6. Makanan bervariasi
7. Diberikan dalam porsi 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan
selingan
8. Cara pemberian makanan melalui oral
D. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
BBI = 2n+8
= 2. (10) + 8 = 12 kg
Energi = BBA x RDA
= 10 x 102
= 1020 kkal

13% x 1020
Protein =
4
= 33,15 gram

25% x 1020
Lemak =
9
= 28,3 gram
62% x 1020
KH =
4
= 158,1 gram
E. Perencanaan Menu
Tabel 4.4 Perencanaan Menu
MENU
TANGGAL PAGI SNACK SIANG SNACK SORE
07.00 12.00 16.00
10-03-2018 1. Nasi Biskuit 1. Nasi 1. Pisang 1. Nasi
2. Soto daging Regal 2. Gelantin saus bistik rebus 2. Rawon daging
cincang 3. Tempe ungkep 2. Biskuit cincang
4. Asem-Asem Regal 3. Kerupuk
5. Pepaya udang
4. Pisang ambon

11-03-2018 1. Nasi Biskuit 1. Nasi Crackers 1. Nasi


2. Telur asin Regal 2. Daging bacem Malkist 2. Ayam bacem
3. Cah wortel sawi cincang Original 3. Lapis tahu
putih 3. Tempe bacem 4. Lodeh
4. Sayur bayam bening 5. Buah papaya
5. Pisang ambon

12-03-2018 1. Nasi Biskuit 1. Nasi Crackers 1. Nasi


2. Telur semur Regal 2. Daging bacem Malkist Abon 2. Soto Ayam
3. Cah wortel tauge cincang 3. Tahu goreng
3. Tempe bacem 4. Pisang Ambon
4. Sayur Asem
5. Buah pepaya
F. Perencanaan Konsultasi Gizi
Tujuan :
1. Agar keluarga pasien memahami tentang diet yang diberikan, tujuan
diet, prinsip/syarat diet
2. Agar keluarga pasien dapat memahami tentang makanan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan
Materi :
Diet Anak I (TETP)
 Tujuan diet :
1. Memberikan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan
intake makan
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai penyakit dan
keadaan pasien
3. Membantu meningkatkan kadar hemoglobin pasien sampai
batas normal
4. Membantu meningkatkan berat badan pasien
5. Mempercepat proses penyembuhan
 Prinsip diet :
5. Energi diberikan tinggi
6. Protein diberikan tinggi
7. Lemak diberikan cukup
8. KH diberikan cukup
 Syarat diet :
1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan ± 1020 kkal
2. Protein diberikan 13%
3. Lemak diberikan 25%
4. KH diberikan 62%
5. Makanan tidak merangsang saluran cerna
6. Makanan bervariasi
7. Diberikan dalam porsi 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali
makanan selingan
8. Cara pemberian makanan melalui oral
 Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
Bahan makanan yang dianjurkan :
1. Sumber KH = Nasi, roti, mie, macaroni, ubi
2. Sumber Protein = Daging sapi, ayam, ikan, telur, susu, tahu,
tempe
3. Sayuran = Semua jenis sayuran
4. Buah – buahan = Buah – buahan yang tidak mengandung gas
5. Lemak dan minyak = Minyak goring, mentega, margarin,
santan encer
6. Minuman = Minuman yang tidak rendah energy
7. Bumbu = Bumbu yang tidak merangsang
Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
Makanan yang mengandung karbohidrat sederhana dan tepung-
tepungan seperti : pastry, eskrim, dodol, pudding, cake. Serta
makanan yang dimasak menggunakan minyak banyak dan santan
kental

4.5 Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi :
1. Intake makan pasien min.80%
2. Kadar Hb = 12,9 – 15,9 g/dL, Plt = 155- 366 x103/pL, Leco = 3,8-10,6
x103/pL
BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengambilan data yang telah dilakukan selama 4 hari


pada tanggal 9-12 Maret 2018 di IRNABona II Ruang Hemato RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, didapatkan hasil diagnosa bahwa pasien yang bernama An.A
didiagnosa ALL relaps+anemia. Dari hasil anamnesa diketahui bahwa BB pasien
yaitu 10 kg dan PB pasien 86 cm yang kemudian digunakan untuk mencari status
gizi pasien. Status gizi pasien dihitung menggunakan rumus BB/PB menurut
WHO. Hasil perhitungan BB/PB menunjukkan (-1,8)yang berarti status gizi
pasien termasuk kedalam kategori normal.
Tabel 5.1 Klasifikasi Status Gizi
Klasifikasi Status Gizi BBR (%)
Sangat Kurus <-3SD
Kurus -3SD s/d -2 SD
Normal -2 SD s/d 2 SD
Gemuk 2 SD – 3 SD
Obes >3SD
(WHO, 2005)
1. Data pemeriksaan klinis
Pada data pemeriksaan klinis pasien terjadi peningkatan keadaan
umum pasien. Karena pada saat pertama kali pengambilan data pasien
mengalami mual dan muntah tetapi pada saat selesai pengamatan pasien
sudah tidak mengalami mual dan muntah
2. Data pemeriksaan laboratorium
Pada saat selesai pengamatan, kadar Hb pasien dari 11,4 g/dL
menjadi8,9 g/dL mengalami penurunan yang signifikan.
3. Data tingkat konsumsi
Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan energi pasien didapatkan
hasil kebutuhan energi pasien yaitu sebesar 1020 kkal, protein 33,15 gram,
lemak 28,3 gram, karbohidrat 158,1 gram, pasien mendapatkan diet anak I
bentuk makanan biasa. Setelah menghitung kebutuhan pasien, dilakukan
recall 24 jam untuk mengetahui daya terima pasien terhadap makanan
yang disajikan oleh rumah sakit dan pengamat. Hasil recall tersebut
kemudian dihitung dan dibandingkan dengan kebutuhan yang selanjutnya
dapat disajikan menggunakan grafik sebagai berikut :

TINGKAT KONSUMSI
Energi Protein Lemak KH
122%

107.00%

110%
100%

98%
91%

90%
86%

80%
73%

69%
65%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat konsumsi pasien dari
hari ke-1 sampai hari ke-3 mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena
pasien
10/03/2018 11/03/2018 12/03/2018

Pada saat dilakukan pengamatan tingkat konsumsi ,kondisi pasien tidak


mengalami mual dan muntah. Pasien mampu menghabiskan makanan tetapi
dengan porsi kecil tapi sering dan mengonsumsi susu sekitar 5-6x dalam sehari.
Selama pengamatan, pasien mengatakan mengonsumsi makanan dari luar rumah
sakit. Dari hasil wawancara, keluarga pasien mengatakan bahwa pasien tidak suka
mengonsumsi lauk nabati dan sayuran namun sangat sering dalam mengonsumsi
susu formula saat menjalani rawat inap. Intake makanan dari RS yang dikonsumsi
pasien tidak sebanding dalam mengonsumsi susu formula. Pasien sering
mengonsumsi susu nutrilon sehari 5-6 kali selama di RS , namun saat di rumah
pasien mengonsumsi susu 2-3x seharidan sangat suka mengonsumsi ayam bumbu
kecap , eskrim dan telur goreng. Untuk pengamatan asupan makan pada hari
terakhir, pasien mengalami penurunan nafsu makan yang disebabkan dengan
peningkatan suhu badan dan batuk.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tanggal 9-12 Maret
2018 di IRNA Bona II Ruang Hemato RSUD Dr. Soetomo Surabaya, terdapat
beberapa kesimpulan diantaranya :
1. Pasien didiagnosa menderita penyakit ALL relaps pada saat masuk
Rumah Sakit
2. Dari hasil perhitungan didapatkan status gizi pasien yaitu dengan kategori
normal menurut WHO BB/PB (-1,8).
3. Diet yang diberikan kepada pasien yaitu Diet Anak Idengan bentuk
makanan biasa
4. Dari hasil pengamatan didapatkan 3 diagnosa gizi yaitu :
5. Tingkat konsumsi pasien masih kurang dari kebutuhan karena pasien
merasa mual, tetapi selama pengamatan 3 hari tingkat konsumsi pasien
mengalami peningkatan karena selain itu pasien mampu mengonsumsi
susu formula hingga 5-6x sehari.
6. Pada akhir pengamatan, pasien mengalami demam dan batuk sehingga
mengalami penurunan tingkat konsumsi disbanding hari sebelumnya.
6.2 Saran
Diharapkan pasien dapat meningkatkan konsumsi sayur dan lauk nabati.
Dan pasien diharapkan dapat menjalankan diet yang dianjurkan dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai