Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KONTEKS LATAR BELAKANG BUDAYA SERTA


KEYAKINAN KLIEN SEBAGAI INDIVIDU DAN KELOMPOK

DI SUSUN
OLEH :
NAMA : MUH RIFAL MARDANI
KELAS :1C KEPERAWATAN
NIM : 201701118

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYA NUSANTARA PALU
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji sykur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyesesaikan tugas makalah tentang “KOMUNIKASI DALAM
KONTEKS SOSIAL DAN KEANEKARAGAMAN BUDAYA SERTA KEYAKINAN”.
Walaupun tugas makalah ini belomdapat di sajikan secara sempurna, namun kami ingin
menyajikan dengan baik.

Dengan selesainya makalah ini kami harap bisa bermanfaat. Namun kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kami harap bantuan
untuk menyempurnakan makalah ini.

Dengan demikian segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat .
Daftar isi

Bab I Komunikasi budaya

A. Pengertian ............................................................................4
B. Hakikat Komunikasi Antarbudaya ............................................................................4
a. Enkulturasi ............................................................................4
b. Akulturasi ............................................................................4
C. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya ......................................................................5

a. Fungsi Pribadi ............................................................................5


b. Fungsi Sosial ............................................................................6
D. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya......................................................................6

Bab II komunikasi keyakinan


· Pengertian ............................................................................8
Bab III penutup ............................................................................9

 Daftar pustaka ............................................................................10


BAB I
Komunikasi Budaya

A. Pengertian

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang


memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari
semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi
antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan
sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok
orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi
antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu
konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan
berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya
sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah
proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan
membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya komunikasi
antarbudaya itu dilakukan:

1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang


membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan.
Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks
dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang
terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses
pemberian makna yang sama;
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena
mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari
kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.

B. Hakikat Komunikasi Antarbudaya

Enkulturasi

Tarian adalah salah satu bentuk enkulturasi budaya yang ditransmisikan sejak kecil
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan
melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga
keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi
terjadi melalui mereka.
Akulturasi
Cina dan Inggris yang berakulturasi
Akulturasi mengacu pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau
pemaparan langsung dengan kultur lain. Misalnya, bila sekelompok imigran kemudian berdiam
di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh kultur tuan
rumah ini. Berangsur-angsur, nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan
rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan
rumah pun ikut berubah.
C. Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya

a. Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi
yang bersumber dari seorang individu.
Pendeta Budha Jepang menyatakan identitas melalui baju yang dikenakan

 Menyatakan Identitas Sosial


 Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu
yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui
tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah
dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku
bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.

 Menyatakan Integrasi Sosial


 Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi,
antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap
unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna
yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus
komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan
komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip
utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya
memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan
sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat
meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.

 Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama,
saling mempelajari kebudayaan masing-masing.

 Melepaskan Diri atau Jalan Keluar


Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan
keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan
komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang
simetris.
Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda.
Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain.
Dalam hubungan komplementer, perbedaan di antara dua pihak dimaksimumkan. Sebaliknya
hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya.
Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya.

b. Fungsi Sosial
 Pengawasan
Funsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara
komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam
setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan
"perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang
menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun
peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.

 Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua
orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya
saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.

Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai
kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.

Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya
menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw,
Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.

D. Prinsip-Prinsip Komunikasi Antarbudaya

 (( terdapatnya golongan ningrat sebagai budaya yang tertinggi))


hal ini terlihat dari adanya ketimpangan pemlihan calon gubernur yang mengharuskan dari
keturunan darah biru.

 Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak
disuarakan oleh para antropologis linguistik. Pada akhir tahun 1920-an dan disepanjang tahun
1930-an, dirumuskan bahwa karakteristik bahasa memengaruhi proses kognitif kita. Dan karena
bahasa-bahasa di dunia sangat berbeda-beda dalam hal karakteristik semantik dan strukturnya,
tampaknya masuk akal untuk mengatakan bahwa orang yang menggunakan bahasa yang berbeda
juga akan berbeda dalam cara mereka memandang dan berpikir tentang dunia.

 Bahasa Sebagai Cermin Budaya


Bahasa mencerminkan budaya. Makin besar perbedaan budaya, makin perbedaan komunikasi
baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar perbedaan antara
budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi
dilakukan.Kesulitan ini dapat mengakibatkan, misalnya, lebih banyak kesalahan komunikasi,
lebih banyak kesalahan kalimat, lebih besar kemungkinan salah paham, makin banyak salah
persepsi, dan makin banyak potong kompas (bypassing).

 Mengurangi Ketidak-pastian
Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besarlah ketidak-pastian dam ambiguitas dalam
komunikasi. Banyak dari komunikasi kita berusaha mengurangi ketidak-pastian ini sehingga kita
dapat lebih baik menguraikan, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain. Karena
letidak-pasrtian dan ambiguitas yang lebih besar ini, diperlukan lebih banyak waktu dan upaya
untuk mengurangi ketidak-pastian dan untuk berkomunikasi secara lebih bermakna.

 Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya


Makin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri (mindfulness) para
partisipan selama komunikasi. Ini mempunyai konsekuensi positif dan negatif. Positifnya,
kesadaran diri ini barangkali membuat kita lebih waspada. ini mencegah kita mengatakan hal-hal
yang mungkin terasa tidak peka atau tidak patut. Negatifnya, ini membuat kita terlalu berhati-
hati, tidak spontan, dan kurang percaya diri.

 Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya

 Perbedaan antarbudaya terutama penting dalam interaksi awal dan secara berangsur
berkurang tingkat kepentingannya ketika hubungan menjadi lebih akrab. Walaupun kita
selalu menghadapi kemungkinan salah persepsi dan salah menilai orang lain,
kemungkinan ini khususnya besar dalam situasi komunikasi antarbudaya.
 Memaksimalkan Hasil Interaksi

Dalam komunikasi antarbudaya - seperti dalam semua komunikasi - kita berusaha


memaksimalkan hasil interaksi. Tiga konsekuensi yang dibahas oleh Sunnafrank (1989)
mengisyaratkan implikasi yang penting bagi komunikasi antarbudaya. Sebagai contoh, orang
akan berintraksi dengan orang lain yang mereka perkirakan akan memberikan hasil positif.
Karena komunikasi antarbudaya itu sulit, anda mungkin menghindarinya. Dengan demikian,
misalnya anda akan memilih berbicara dengan rekan sekelas yang banyak kemiripannya dengan
anda ketimbang orang yang sangat berbeda.
Kedua, bila kita mendapatkan hasil yang positif, kita terus melibatkan diri dan meningkatkan
komunikasi kita. Bila kita memperoleh hasil negatif, kita mulai menarik diri dan mengurangi
komunikasi.
Ketiga, kita mebuat prediksi tentang mana perilaku kita yang akan menghasilkan hasil
positif. dalam komunikasi, anda mencoba memprediksi hasil dari, misalnya, pilihan topik,
posisisi yang anda ambil, perilaku nonverbal yang anda tunjukkan, dan sebagainya. Anda
kemudian melakukan apa yang menurut anda akan memberikan hasil positif dan berusaha tidak
melakkan apa yang menurut anda akan memberikan hasil negatif.

Bab II
Komunikasi Keyakinan

 Keyakinan agama dan Keyakinan Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan budaya
seseorang dan dapat memperngaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit,
praktek penyembuhan, dan pilihan tabib atau pemberi perawatan kesehatan.
 Keyakian spiritual dan agama dapat menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan bagi
klien.
 Perawat yang memiliki keyakinan yang sama dengan kliennya cenderung lebih mudah
memahami dan mengambil tindakan untuk menangani kliennya.
 Perawat professional harus bisa memahami,mengantisipasi dan mengambil tindakan
yangtepat terhadap klien yang berbeda keyakinanterhadap perawat tersebut.Contoh :
Klien yang menolak memakan dagingdikarenakan oleh keyakinan yang dimiliki
olehagamanya.Perawat harus mengambil tindakan yang tepatbagaimana cara membujuk
pasien tersebut untukmemakan daging tersebut.Misalnya diberikan penjelasan yang
kuatmengenai alasan kenapa pasien tersebut harusmakan daging.
BAB III
Penutup

 KESIMPULAN

Komunikasi sangatlah penting dalam setiapkonteks kehidupan manusia. Sebagai perawat,kita


sudah semestinya mempelajari danmemahami berbagai macam komunikasi dalamkonteks-
konteks yang berbeda sehinggamemudahkan kita dalam melakukan tindakankeperawatan yang
benar dan tepat terhadappasien.Dengan telah mengetahui perankomunikasi secara tidak langsung
melaluipembelajaran ini yaitu konsep komunikasi dalamkonteks sosial,dan budaya, serta
keyakinan.
Daftar pustaka

Ø http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_sosial

Ø Mulyana Deddy, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009

Ø King Larry dan Gilbert Bill. Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, Dimana Saja.
Jakarta: gramedia Pustaka Utama. 2000

Ø Jallaludi Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya, 1985

Ø http://www.slideshare.net/theshizuka11/komunikasi-14456357

Anda mungkin juga menyukai