PENDAHULUAN
1
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan pada penatalaksanaan kanker pada
kehamilan, yaitu efek kehamilan terhadap kanker, efek kanker terhadap kehamilan
dan efek modalitas penatalaksanaan kanker terhadap kehamilan.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Leukimia adalah nama kelomok penyakit maligna yang dikarakteristikan oleh
perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit sirkulasi. Leukimia dihubungkan
dengan pertumbuhan abnormal leukosit yang menyebar mendahului sumsum tulang. Kata
leukimia diturunkan dari bahwa yunani leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah,”
yang mengacu pada peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak terkontrol ini
akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trombositopenia, dan pada beberapa
kasus,menyebabkan kematian. Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
proliferasi dini yang berlebihan dari sel darah putih.
Leukemia juga bisa didefinisikan sebagai keganasan hematologis akibat proses
neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk
hematopoietik
B. Etiologi
3
Meskipun pada sebagian besar penderita leukimia faktor-faktor penyebabnya tidak
dapat didentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang terbukti dapat menyebabkan
leukemia, yaitu faktor genetik, sinar radioaktif, dan virus.
1) Faktor genetik
Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insidensi
leukemia akut juga meningkat pada penderita kelainan kongenital dengan
aneuloidi, misalnya agranulositosis kongenital, sindrom Ellis van Greveld,
penyakit seliak, sindrom Bloom, anemia fanconi, sindrom klenefelter, dan
sindrom trisomi D.
2) Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada binatang maupun pada manusia. Angka kejadian
leukemia mieloblastik akut (AML) dan leukemia granulositik kronis (LGK) jelas
sekali meningkat sesudah sinar radioaktif. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa
penderita yang diobati dengan sinar radioaktif akan menderita leukemia pada 6%
klien dan baru terjadi sesudah 5 tahun.
3) Virus
Beberapa virus tertentu sudah ditentukan menyebabkan leukemia pada
binatang sampai sekarang belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia
pada manusia adalah virus. Meskipun demikian, ada beberapa penelitian yang
mendukung teori virus sebagai penyebab leukemia yaitu enzyme reverse
transcriptase ditemukan dalam darah manusia. Seperti diketahui enzim ini
ditemukan di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C, yaitu jenis virus
RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang. Enzim tersebut menyebabkan
virus yang bersangkutan dapat membentuk bahan genetik yang kemudian
bergabung dengan genom yang terinfeksi.
E. Patofisiologi
1) Leukemia limfoid atau limfositik akut ( acute lymphoid leukemia, ALL )
adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leukosit).
Dihasilkan leukosit yang imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihn, dan leukosit-
leukosit tersebut melakukan ivasi bke berbagai organ tubuh. Sel-sel leukemik
berinfiltrasi ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang normal.
Akibatnya, timbul anemia, dan dihasilkan sel darah merah dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah yang tidak mencukupi.
Timbul perdarahan akibat menurunnya jumlah trombosit yang bersikulasi. Infeksi
juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah leukosit normal. Invasi sel-sel
leukemik ke dalam organ-organ vital menimbulkan hepatomegali, splenomegali, dan
limfadenopati.
2) Leukimia nonlimfoid akut (Cutenonlymphoid leukemia (ANLL)
Mencangkup beberapa jenis leukemia berikut: leukemia mieloblastik akut,
leukemia monoblastik akut, dan leukemia mielositik akut. Timbul disfungsi sumsum
tulang, menyebabkan menurunnya jumlah eritosit, neutrophil, dan trombosit. sel-sel
leukemik menyusupi limfonodus, limpa, hati, tulang, dan system saraf pusat (SSP),
selain organ-organ reproduksi.
Proses patofisiologi leukemia akut dimulai dari transformasi ganas sel induk
hematologi atau turunannya. Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel leukemia
dan mengakibatkan hal-hal berikut.
Penekanan hematopoises normal sehingga terjadi bone marrow failure.
Infiltrasi sel leukemia kedalam organ, sehingga menimbulkan organomegali.
Katabolisme sel meningkat, sehingga terjadi keadaan hiperkatabolik.
5
Faktor etiologi
Faktor pencetus
Hiperkatabolik
Gagal sumsum tulang
Katabolisme meningkat
Sel leukemia
Infiltrasi ke organ
6
Nyeri tulang Sindrom hiperviskositas Limfadenopati Meningitis, lesi kulit
Hepatomegali pembesaran testis
Splenomegali
F. Pemeriksaan diagnostik
Leukositosis (60%)
G. Penatalaksanaan
7
Tidak ada bukti bahwa kehamilan dapat memberi dampak buruk bagi leukemia,
namun leukemia dapat mengancam kehamilan dengan cara infeksi, aborsi dan
perdarahan. Leukemia kronik jarang pada kehamilan namun bila terdiagnosis maka tidak
membuthkan pengobatan apapun selama periode kehamilan. Diagnosis leukemia selama
kehamilan biasanya terlambat Karena gejala yang tidak spesifik dan dapat dirancukan
dengan gejala yang muncul karena kehamilan. Leukemia akut , bila terdiagnosis,
biasanya membutuhkan terapip agresif, berbeda dengan bentuk kronik dari penyakit ini.
Hampir 23% wanita hamil dengan leukemia akut terdiagnosis dalam trimester pertama
kehamilannya, 37% selama trimester kedua dan 37% selama trimester ketiga. Kehamilan
awal harus diterminasi dan memulai kemoterapi sesegera mungkin. Slema trimester
kedua dan ketiga, penggunaan kemoterapi kombinasi dapat digunakan secara relative
aman. Dengan penatalaksanaaan demikian, kematian ibu dapat ditekan dan daya tahan
janin dapat meningkat sampai 90%.
1) Pengunaan obat-obatan
Hydroxyurea
Busulfan
Imatinib Mesylate
9
Selain itu Imatinib Mesylate juga dapat dipilih. Imetinib Mesylate
untuk fase kronik dosis 400mg/hari setelah makan, dapat ditingkatkan sampai
600mg/hari bila tidak mencapai respon hematologic setelah pemberian selama
3 bulan atau memberikan respon baik tetapi setelah itu terjadi perburukan
secara hematologic. Segera turunkan dosis jika terjadi netropenia berat ( <
500/mm³) atau trombositopenia berat ( < 50.000/mm³) atau peningkatan
SGOT/SGPT dan bilirubin. Pada krisis blas dapat diberikan langsung
800mg/hari. Waspadai risiko hipersensitivitas, dan jangan gunakan pada ibu
hamil. Imatinib dapat menghasilkan remisi sitogenetik.
3) Kemoterapi
Proses persalinan pada pasien dengan LGK, dari beberapa laporan kasus, pasien
dapat melahirkan secara pervaginam, dengan syarat selama kehamilan berlangsung pasien
telah di beri terapi baik dengan interferon alpha, leukafaresis dan hydroxyurea, sehingga
angka sel darah putih terkontrol dengan baik.(13) Persalinan perabdominam dipilih apabila
terdapat indikasi obstetrik lainnya.
Pemilihan kontrasepsi yang tepat menjadi langkah selanjutnya bagi pasien dengan
leukemia. Kontrasepsi yang dapat digunakan adalah
11
Metode terakhir yang dapat digunakan adalah metode dengan sterilisasi yang
beberapa indikasinya meliputi pasien dengan retardasi mental, skizofrenia,
epilepsy atau wanita dengan leukemia kronikd an kanker payudara. Tidak
terdapat data lain yang menganjurkan atau tidak menganjurkan penggunaan
kontrasepsi hormonal baik dalam bentuk pil maupun suntikan untuk pasien
dengan Leukimia.
H. PROGNOSIS
Leukemia akut merupakan kejadian yang amat sangat tidak diharapkan bagi
ibu, pengaruhnya ke janin bergantung kepada munculnya apakah penyakit tersebut
bermanifestasi di awal atau di akhir kehamilan. Leukemia kronik pada kehamilan
lebih mempunyai prognosis yang baik. Meskipun begitu, pada leukemia masih terdaat
risiko leukostasis yang dapat mengakibatkan insufisiensi uteroplasenta sehingga akan
meningkatkan kejadian: pertumbuhan janin yang terhambat, kelahiran prematur dan
meningkatkan kematian perinatal.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hampir 23% wanita hamil dengan leukemia akut terdiagnosis dalam trimester
pertama kehamilannya, 37% selama trimester kedua dan 37% selama trimester ketiga.
Kehamilan awal harus diterminasi dan memulai kemoterapi sesegera mungkin. Selama
trimester kedua dan ketiga, penggunaan kemoterapi kombinasi dapat digunakan secara
relative aman. Dengan penatalaksanaaan demikian, kematian ibu dapat ditekan dan daya
tahan janin dapat meningkat sampai 90%.
Meskipun begitu, pada leukemia masih terdaat risiko leukostasis yang dapat
mengakibatkan insufisiensi uteroplasenta sehingga akan meningkatkan kejadian:
pertumbuhan janin yang terhambat, kelahiran prematur dan meningkatkan kematian
perinatal.
13
DAFTAR PUSTAKA
7. 2 Mughal TI, Goldman JM. Chronic myeloid leukaemia: STI 571 magnifies the
therapeutic dilemma. Eur J Cancer 2001;37:561–8. 27 Baer MR, Ozer H, Foon KA.
Interferon- therapy during pregnancy in chronic myelogenous leukaemia and hairy
cell leukaemia. Br J Haematol 1992;81:167–9.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kliegman Arvin,Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Buku Kedokteran. EGC.
L.Cecily Betz, A.Linda Sowden. 2002. Keperawatan Pediatri. Jakarta: Buku Kedokteran.
EGC.
Dr. Hassan Rusepno, Dr. Alatas Husein. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Huda Amin Nurarif, kusuma hardhi. 2013. NANDA NIC-NOC. Yogyakarta. MediACTION.
15