Diabetes Mellitus
OLEH:
NAMA : IKA LESTARI
NIM : 142 2018 0077
KELAS : KHUSUS (non regular)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Definisi
Diabetes adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat
menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin, dan didiagnosis
dengan mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah (IDF, 2015).
Penyakit ini merupakan suatu keadaan yang memengaruhi kemampuan endokrin
pankreas untuk memproduksi atau menggunakan hormon insulin. Insulin adalah hormon
yang diproduksi di pankreas . Insulin diperlukan untuk mengangkut glukosa dari aliran
darah ke sel-sel tubuh di mana ia digunakan sebagai energi. Kurangnya, atau
ketidakefektifan, insulin pada orang dengan diabetes berarti bahwa glukosa tetap
beredar di dalam darah (IDF, 2015).
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya (Perkeni, 2011).
B. Anatomi dan Fisiologi Pankreas
2. Komplikasi Kronik
Efek samping Diabetes Mellitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh
darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik) dibagi menjadi 2 :
a. Komplikasi Mikrovaskuler
1) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan–perubahan mikrovaskuler
adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa dalam
darah meningkat, maka sirkulasi darah keginjal menjadi menurun sehingga
pada akhirnya bisa terjadi nefropati.
2) Penyakit Mata
Penderita Diabetes Mellitus akan mengalami gejala penglihatan
sampai kebutaan keluhan penglihatan kabur tidak selalu disebabkan
retinopati. Katarak juga dapat disebabkan karena hiperglikemia yang
berkepanjangan menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa.
3) Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf- saraf perifer , sistem saraf
otonom medulla spinalis atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbitol dan
perubahan-perubahan metabolik lain dalam sintesa fungsi myelin yang
dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf.
b. Komplikasi Makrovaskuler
1) Penyakit Jantung Koroner
Kadar gula darah yang tinggi mengakibatkan kekentalan darah
meningkat sehingga aliran darah melambat akibatnya terjadi penurunan kerja
jantung untuk memompakan darahnya ke seluruh tubuh sehingga tekanan
darah akan naik. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah
menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis) dengan resiko penderita
penyakit jantung koroner atau stroke.
2) Pembuluh Darah Kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf- saraf sensorik
keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya
infeksi yang menyebabkan ganggren. Infeksi di mulai dari celah-celah kulit
yang mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku kaki yang menebal dan kalus
demikian juga pada daerah-daerah yang terkena trauma.
I. Pencegahan
Pengelolaan makan
Diet yang dianjurkan yaitu diet rendah kalori, rendah lemak, rendah lemak jenuh,
diet tinggi serat. Diet ini dianjurkan diberikan pada setiap orang yang mempunyai
risiko DM. Jumlah asupan kalori ditujukan untuk mencapai berat badan ideal. Selain
itu, karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara terbagi dan
seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak glukosa darah yang tinggi setelah
makan.
Pengaturan pola makan dapat dilakukan berdasarkan 3J yaitu jumlah, jadwal,
dan jenis diet.
Aktifitas fisik
Kegiatan jasmani seharihari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit terdiri dari pemanasan ±15 menit dan
pendinginan ±15 menit), merupakan salah satu cara untuk mencegah DM.
Kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mengepel, berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan dan menghindari aktivitas
sedenter misalnya menonton televisi, main game komputer, dan lainnya.
Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki
kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani
yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan
berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status
kesegaran jasmani. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau
bermalas-malasan (PERKENI, 2011).
Kontrol Kesehatan
Seseorang harus rutin mengontrol kadar gula darah agar diketahui nilai
kadar gula darah untuk mencegah terjadinya diabetes melitus supaya ada
penanganan yang cepat dan tepat saat terdiagnosa diabetes melitus (Sugiarto &
Suprihatin, 2012). Seseorang dapat mencari sumber informasi sebanyak
mungkin untuk mengetahui tanda dan gejala dari diabetes melitus yang mungkin
timbul, sehingga mereka mampu mengubah tingkah laku sehari-hari supaya
terhindar dari penyakit diabetes melitus.
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G., Butcher, H. and Dochterman, J. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC)
Sixth Edition. USA: Mosby Elsevier.
Eliana, F. 2015. Penatalaksanaan DM Sesuai Konsesnsus PERKENI 2015.
[Manuscript]http://www.pdui-pusat.com/wpcontent/uploads/2015-/12/SATELIT-
SIMPOSIUM-6.1-DM-UPDATE-DAN-Hb1C-OLEH-DR.-Dr.-Fatimah-Eliana-SpPD-
KEMD.pdf, Jakarta.
Fatimah, R.N. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J. Majority 4(5).
Health Care And Research: New York: Spinger Publishing Company.
Wahyudi, A.S, Wahid, A, 2016. Ilmu Keperawatan Dasar, Jakarta: Mitra Wacana Media.
Ndraha, S. 2014. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini. Medicinus, 27(2).