Anda di halaman 1dari 17

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah kecil apabila masuk ke dalam
tubuh dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh, sehingga mengganggu kesehatan,
menyebabkan kecelakaan, bahkan membawa kematian.
Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang
masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-
paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ
tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan
menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang.
Keracunan adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran
pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala
klinis.
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung,
suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan
dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati
atau lebih organ atau jaringan.(Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)

B. Etiologi
Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industi yang mengandung
logam berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman salmonella, sthapilococcus
clostridium botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan
melampaui dosis normal tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek
samping yang merupakan racun bagi tubuh.
Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa
banyak bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan
keracunaan adalah :
1. Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin
2. Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan
3. Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon
4. Zat kimia pertanian : Insektisida
5. Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek
6. Bisa ular atau serangga

C. Patofisiologi
Penyebab terbanyak keracunan adalah pada sistem saraf pusat dengan akibat
penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin
juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah
perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular diotak. Hipotensi yang
terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas
syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia,
Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia.
D. pathway

Obat-obatan Makanan Inhalasi

Racun masuk kedalam tubuh (darah, paru, hati


& ginjal)

Depresi SSP (sistem saraf pusat)

Distress penurunan kesadaran & depresi G3 organ2


pernapasan cardiovaskuler
tubuh

Obstruksi kekurangan Iritasi pada


trakheobronke O2 (Hipoksia) Lambung
al

pola napas tidak perubahan HCL


efektif perfusi jaringan meningkat
tubuh (khE)

Mual, muntah

Devisit
volume cairan
E. Gambaran Klinis
1. Intoksikasi dosis rendah sering menimbulkan keadaan yang tidak dapat diramalkan
menyerupai. Disorientasi, agitasi, dan mendadak ngamuk sering di dapati. Mutisme,
ataksia, berkurangnya respon terhadap stimuli nyeri dan nistagmus horizontal,
vertikal, rotatorius yang intermiten adalah karakteristik. Dapat timbul rigiditas
katatonik atau nioklonus dengan rigiditas otot pada stimulasi, demikian juga
kemerahan, diaforesis, muka yang meringis, hipersalivasi, dan muntah.
2. Intoksikasi dengan dosis tinggi sering menginduksi koma yang berakhir sampai
beberapa jam, sampai beberapa hari. Penderita tidak responsif terhadap nyeri. Dapat
timbul depresi pernafasan, hipertensi, dan takikardi, kadang-kadang menimbulkan
gagal jantung, perdarahan intracerebral.

F. Komplikasi
a. Kejang
b. Koma
c. Henti jantung
d. Henti napas
e. Syok

G. Penatalaksanaan
Jenis Racun Gejala Tindakan
Asam/ Basa kuat Dapat mengenai kulit,  Jangan lakukan emesis atau
 Asam klorida mata atau ditelan, tanda bilas lambung.
 Asam sulfat korosi pada mulut dan  Netralisasi: asam kuat
 Natrium farings: sangat nyeri dan dengan antasid, jangan
hidroksida kecoklatan, muntah dan dengan NaHCO3 karena
 Kalium diare: cairan kehitaman. menghasilkan gas. Basa kuat
hidroksida dengan sari buah atau asam
 Asam cuka cuka 10%. Bila tidak
pekat diketahui: beri susu atau air
biasa.
 Antibiotik: penisilin
800.000-1.2 juta U/ hari.
 Kortikosteroid: kortison
300-500 mg/hari atau
prednison 60 mg/hari
dengan tapering off selama
2-3 minggu
 Erhatikan kemungkinan
perforasi dan striktur
esofagus.
Alkohol Emosi labil, kulit merah,  Emesis dan bilas lambung
(etil alkohol) muntah, depresi dengan air/NaHCO3 5% beri
Minuman keras pernapasan, stupor, kopi pahit.
koma.  Infus glukosa untuk
menghidari hipoglikemi.
Arsenikum Tenggorokan tercekik,  Bilas lambung, bila ada
LD 200-300 mg disfagi, kolik usus, dengan NaHCO3 1%
As2O3 muntah dan diare,  BAL 10% in oil 2,5 mg/kg
TD 100 mg AS2O3
oliguri, syok. BB IM setiap 4 jam, 4 kali.
Alkaloid beladona Mulut kering, kulit  Emesis dan bilas lambung,
 Atropin merah dan panas, bila ada dengan asam tanat
 Skopolamin midriasis, hipereksi, 4%, lalu berikan activated
 Hiosin takikardia, delirium, charcoal dalam lambung
koma.  Kateterisasi kandung
kencing.
 Fisostigmin salisilat 0,5-2,0
mg IM/IV lambat.
Amfetamin Mulut kering, hiperaktif,  Bilas lambung masih efektif
hiperrefleksi anoreksi, setelah 4 jam.
takikardia, aritmia,  Klorpromazin 0,5-1 mg/kg
psikosis, kegagalan BB IM atau oral, dapat
pernapasan, dan diulang setiap 30 menit.
sirkulasi.  Kurangi rangsang luar.
 Cegah edema otak.
 Antihistamin dan epinefrin
1/1000 0,3 mL SC.
Aminopirin Edema angionerotik dan  Antihistamin dan epinefrin
Antalgin kelainan kulit lain, 1/1000 0,3 mL SC
Novalgin gelisah, kadang-kadang
agranulositosis.
Anlin, Sianosis,  Bila lambung, bila ada
Asetaminofen, methemoglobinemia, dengan KMnO4 1/5000
Fenasetin urtikaria, dispnea,  Biru metilen 1% 1 mg/kg
muntah, delirium, BB IV.
kegagalan pernapasan  Vitamin C 1 gr IV
dan sirkulasi
Antihistamin Mulut kering, takikardia,  Sedatif hanya bila kejang
disorientasi, rangsang/
depresi susunan saraf
pusat, hiperpireksi.
Barbiturat Kekacauan mental, Jangan gunakan emetik
LD 5 gr mengantuk, hiporefleksi,  Bilas lambung masih efektif
fenobarbital bullae berisi serum, sampai 24 jam, lalu berikan
3 gr sekobarbital
hipotensi, delirium, Na-sulfat/Mg-sulfat 30 gr
depresi pernapasan, syok, dalam lambung
koma.  Beri kopi pahit
 Untuk depresi pernapasan
dapat diberikan amfetamin
4-10 mg IM.
Digitalis Anoreksi, mual, diare,  KCL g/jam oral atau larutan
LD 3 gr delirium, nadi lambat, 0,3% dalam glukosa 5% IV
fenobarbital hipotensi, aritmia  Propanolol (inderal) 4 kali
3 mg digitoksin
5-7 mg digoksin 10-30 mg/hari oral atau 1
mg IV
 Monitor EKG
Deterjen-anionik Muntah dan diare  Emesis dan bilas lambung
Sabun dan deterjen hanya bila tertelan dalam
rumah tangga jumlah besar.
 Biasanya tidak berbahaya.
Deterjen-kationik Mual, muntah, diare,  Bilas lambung dengan air
Deterjen bakterisid kejang, syok, koma sabun biasa
dirumah sakit
(Zephiran)
Deterjen- non Tidak berbahaya 
lonik
Deterjen – untuk Serupa dengan basa kuat  Lihat hal asam/basa kuat
mesin cuci  Kalsium glukonat 10%
5mL. IV bila tetani.
Ergot Haus,muntah, diare,  Pencahar setelah bilas
Ergotamin klaudikasio, kejang, lambung
Methergin hipotensi, koma  Papaverin 60 mg IV atau
amil nitrat 0,3 mL inhalasi.
Fenol Korosi, berbau khas  Bilas lambung hati-hati, bila
TD ± 1 gr ada dengan minyak
Asam karbol zaitun/activated charcoal.
Kresol  Relatif jarang menimbulkan
Lysol striktur esofagus.
Fenotiazin Mulut kering, anoreksi,  Difenhidramin (benadryl) 2-
CPZ mual, sumbatan hidung, 3 mg/kg BB IV IM.
(klorpromazin) hipotensi, takikardia,  Jangan gunakan epinefrin
Trifluoperazin
ataksi, tremor, hipotermi, atau levarterenol
kegagalan pernapasan,
koma, leukopeni,
gangguan, pembekuan
darah, ikterus.
Formaldehid Inhalasi: iritasi mata,  Bilas lambung, bila ada
Formalin hidung dan saluran dengan larutan amonia 0,2%
(larutan 40%) pernapasan, edema dan lalu beri activated charcoal
LD 60 mL spame laring, disfagi,
atau susu.
formalin bronkitis, pneumoni.
Kulit: iritasi, nekrosis,  Hati-hati asidosis.
dermatitis.
Ditelan: nyeri perut,
mual, hematemesis,
hematuri/anuri syok,
koma, kegagalan
pernapasan.
Insektisida –CHC Muntah, penetrasi,  Pencahar, setelah bilas
DDT tremor, kejang, edema lambung jangan gunakan
Dieldrin paru, fibrilasi ventrikel, minyak kastroli.
Chlordane
Endrin
kegagalan pernapasan,  Jangan gunakan epinefrin.
LD 15-30 g DDT koma.  Kalsium glukonat 10%
1 gr endrine 10mL IV lambat.
Insektisida – Mual, muntah, nyeri  Atropin sulfat 2 mg SC/IM
karbamat perut, hipersalivasi, nyeri setiap 15 menit sampai
Sevin kepala, miosis, tercapai atropinisasi (muka
kekacauan mental, merah, midriasis, takikardia,
bronkokonstriksi, hipersalivasi berhenti).
hipotensi, depresi  Jangan berikan pralidoksin.
pernapasan, kejang.
Insektisida Sama dengan karbamat,  Penolong harus berhati-hati,
Organofosfat tetapi lebih berat. jangan sampai
Parathion Dapat diserap melalui terkontaminasi.
DDVP kulit  Atropin sulfat 2 mg SC/IM
Diazinon setiap 15 menit sampai
TEPP
atropinisasi; bila gejala
LD 20 mg
parahion kembali dapat diulang.
1000 mg malathion  Pralidoksin (protopam) 1 g
IV lambat; anak 0,25 g IV
dapat diulang setiap 12 jam.
 Jangan berikan morfin atau
aminofilin.
Hidrokarbon Inhalasi:  Jangan lakyukan emesis
Senyawa, bensin Nyeri kepala, mual,  Bilas lambung hati-hati, lalu
minyak tanah lemah, dispnea, depresi berikan pencahar.
pernapasan.
Ditelan: korosi, muntah,  Depresi pernapasan dapat
diare, sangat berbahaya diatasi dengan kafein 200-
bila terjadi aspirasi. 500 mg IM.
 Perhatikan kemungkinan
edema paru/pneumoni
aspirasi.
Karbon monoksida Nyeri dan pusing kepala,  Pernapasan dengan oksigen
dispnea kekacauan murni bertekanan.
mental, midriasis, kejang,  Jangan gunakan stimulan.
dipresi pernapasan,  Perhatikan kemungkinan
koma, kulit dan mukosa: edema otak.
berwarna merah terang.
Kalium Korosif, edema glotis  Jangan lakukan emesis.
permanganat hipotensi  Bilas lambung lalu berikan
demulsen.
Kokain Rangsang susunan saraf  Jangan berikan morfin.
pusat, halusinasi, mual,
midriasis, takikardia,
kejang, depresi
pernapasan, koma, syok
Makanan- Masa laten 18-36 jam  Bilas lambung dengan
botulisme lemah, gangguan KMnO4 1/5000 dan actived
 Makanan dalam penglihatan, refleksi charcoal.
kaleng yang pupil (-), paresis bulber  Antitoksin 10000 U
tidak sempurna. (disatri disfagi,
diencerkan 10 kali IV
regurgitasi nasal),
 Cegah denga kelemahan otot lurik. lambat setiap 4 jam,
memanaskan Tidak adagangguan waspada terhadap reaksi
80oc selama 30 pencernaan dan serum. Dapat digunakan
menit. kesadaran. untuk pencegahan (10000
 Kausa: U)
clostridium  Sedatif fenobarbital 3 kali
botulinum. 30-60 mg oral/IM jangan
gunakan morfin
 Perhatikan kemungkinan
pneumoni aspirasi karena
kesulitan menelan
 Bila perlu hisap sekret
orofarings secara teratur
Makanan – Mengantuk, nyeri perut,  Hanya simtomatik
bongkrek berkeringat, dispnea,
- kausa spasme otot,
Pseudomonas
vertigo,koma.
cocovenenans
Makanan-ikan Masa laten ½-4 jam  Emesis dan bilas lambung
panas sekitar mulut, rasa dengan KMnO4 1/1500 lalu
baal pada ekstermitas, berikan pancahar
mual, muntah, diare nyeri
perut, nyeri sendi,
pruritus, demam,
kelemahan otot umum,
paralisa otot pernapasan
Makanan-jamur 1. Masa laten kurang 2  Idem keracunan ikan
1. Amanita jam, lakrimasi, 1. atropin sulfat 1 mg
muscarina salivasi, keringat, SC/IM diulang setiap 1-
2. Amanita miosis, muntah, nyeri 2 jam sampai
phalloidine perut, diare, pusing, atropinisasi
kejang, koma 2. hati-hati hipoglikemi
2. Masa laten 6-24 jam beri infus glikosa 10%
mual, muntah,
melena, dehidrasi,
ikterik, anemia, syok,
koma
Makanan-jengkol Kolik ureter, hematuri,  Na-bikarbonat 4x2 g
oliguri/anuri hati-hati oral/hari
uremi  Infus NaHCO3 1,5%
Makanan- Tergantung jenis
kontamin kontamin
Makanan-singkong Lihat hal sianida
Makanan- Masa laten 2-8 jam  Obat seperti gastrointeritis
stafilokokal mual,muntah,diare,nyeri akut
(tersering) perut,nyeri kepala,
demam, dehidrasi, dapat
menyerupai disentri
Ganja Serupa atropin dengan  Cukup simtomatik,
halusinasi nyata, mulut kesadaran akan pulih dalam
kering, medriasis tidak ½ - 1 hari
begitu jelas
Metil alkohol Mata laten 8-32 jam  Bilas lambung dengan
(metanol) nyeri kepala dan pusing, NaHCO3 hanya efektif
Dalam spirtus nyeri perut, kulit dingin, dalam 2 jam
Bakar 5-10%
LD 30 mL metanol
kekacauan mental,  Etanol 50% (wiski) 30 mL
kejang, bradikardi, setiap 3-4 jam
gangguan penglihatan,  NaHCO3 4 g oral setiap 15
sampai buta, asidosis, menit/ 4 mE/kg BB IV
koma setiap 4 jam
 Prednison: 30-50 mg/hari
untuk mengatasi hemolisis
 Alkalisasi urine dengan
NaHCO3 oral.
Natrium hipoldorit Korosi  Demulsen: susu,antasit
Pemutih (3-6%)  Jangan beri NaHCO3 /asam
LD 30 mL larutan  Beri Na-sulfat 5% 200 mL
15% oral
Narkotik Mual, muntah, pusing,  Jangn lakukan emesis
 Heroin kulit dingin,pernafasan  Nalokson 5 ug/kg BB IV
 Morfin dangkal, koma. atau nalor pien 0,1 mg/kg
 Kodein BB IV setiap 5 menit
 LD 120- (maksimal 40 mg dalam 4
150 mg jam) atau levorpal 0,02
mg/kg BB IV
 Obat terpilih: nalokson
karena tidak mendepresi
pernapasan dan
memperbaiki kesadaran
Nikotin Gelisah, nyeri dan pusing  Bilas lambung dengan
LD 60 mg (setara kepala, tremor, kejang, KMnO4 atau activated
dengan 3 batang
rokok) paralisa, pernapasan, charcoal, lalu beri pencahar.
palpitasi, koma.
Salisilat Tinitus, demam, keringat,  Emesis dan bilas lambung
LD 20-30 g muntah, masih efektif sampai 6-8
Aspirin delirium,hiperventilasi, jam, lalu beri pencahar.
koma, kejang, depresi
pernapasan  Infus glukosa 10%: NaCL
Pada anak-anak: asidosi- 0,9% = 2:1
metabolik  Bila asidosis: NaHCO3 1-2
Dewasa: alkalosis mEq/kg BB IV: anak-anak
respiratirik 3-4 mEq/kg BB IV
 KCL 3-5 mEq/kg BB /24
jam IV
 VILK 25-50 mg/IM
Sianida Nyeri kepala, mual,  Inhalasi amitnitrit 0,2 mL
Singkong racun mngantuk, hipotensi, setiap 2 menit (kecuali bila-
takikardia, dispnea, sistolik kurang 80 mmHg)
kejang,koma. Dapat  Na-nitrit 3 % 10 mL IV
meninggal dalam 1-15 dalam 3 menit dan Na-
menit tiosulfat 25% 50 mL IV
dlam 10 menit
Timah hitam Ihalasi akut: insomnia,  Pencahar
Plumbum (Pb) nyeri kepala, taksia,  Ca-glukonat 10% 10 mL IV
panik, kejang. dan Ca-dNa-EDTA 25-35
Ditelan akut: haus, rasa
terbakar diperut, mual, mg/kg BB dalam larutan 3
diare, ataksia, panik, % / drep selama 1 jam,
kejang. 2x/hari selama 5-7 hari.
Kronik: rasa metal dalam Ulangi setelah istirahat 7
mulut lead line di gusi, hari dan
kolik usus, diare,  Penisilamin 2x15-20 mg/kg
basophilic stippling, BB oral
koproporfirin uri,
ensevalopati
Yodium tingtura Korosi, kolaps,  Bilas lambung dengan air
LD 30-60 mL sirkulatorik, tajin dan susu : bila ada
larutan 7% nefritis,delirium, stupor dengan Na-tiosulfat 10%.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan
lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N,
kreatinin, glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi
untuk kelebihan dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif.
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Yang di nilai :
Look : Ada gerak napas(ada,pernafasan 28x/menit),
Listen : Suara tambahan yang terdengar dapat berupa
Gurgling : sumbatan oleh cairan
Stridor : sumbatan pada plika vokalis
Snoring :sumbatan akibat jatuhnya pangkal lidah ke belakang
Feel : Ada atau tidaknya ekshalasi
b. Breathing
Penilaian :
Look : ada adanya terlihat penggunaan otot-otot bantu pernapasan
Listen : Suara nafas pada kedua paru-paru
Feel : merasakan udara keluar dari mulut dan hidung
c. Circulation Penilaian sirkulasi Tanda klinis syok :
 Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah
 Capillary refill time > 2 detik
 Nafas cepat
 Nadi cepat > 100
 Tekanan darah sistole < 90-100
 Kesadaran : gelisah s/d koma Penangan sirkulasi
d. Disability Penilaian Disability Pemeriksaan neurologis singkat:
AVPU Penilaian sederhana ini dapat digunakan secara cepat
A = Alert/Awake : sadar penuh
V = Verbal stimulation :ada reaksi terhadap perintah
P = Pain stimulation : ada reaksi terhadap nyeri
U = Unresponsive : tidak bereaksi
2. Secondary Survey
Anamnesis :
A : Alergi
M : Medikasi (Obat-Obat Yang Biasa Digunakan)
P : Past Ilness (Penyakit Penyerta, Pregnancy)
L : Last Meal
E : Event/ Environment
1) Pengumpulan data
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa,
pekerjaan, bahasa, nomer register, tanggal masuk rumah sakit, diagnose medis.
2) Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Pada umumnya keluhan utaman pada intoksikasi adalah penurunan kesdaran.
b. Riwayat penyakit sekarang
mual, muntah, nyeri perut, dehidrasi dan perdarahan saluran pencernaan
c. Riwayat penyakit dahulu
riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah
keracunan, ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis
yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Kaji tentang adakah keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama.
3) Pemeriksaan
a. Aktifitas dan Istirahat
Pada pasien intoksikasi biasanya muncul gejala Keletihan, kelemahan, malaise,
hiporefleksi
b. Sirkulasi
Nadi lemah (hipovolemia), takikardi,hipotensi (pada kasus berat) ,aritmia
jantung,pucat, sianosis,keringat banyak.
c. Eliminasi
Perubahan pola berkemih, distensi vesika urinaria, bising usus menurun,
kerusakan ginjal. Perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, coklat
d. Makanan Cairan
Dehidrasi, mual , muntah, anoreksia,nyeri uluhati, Perubahan turgor
kulit/kelembaban,berkeringat banyak
e. Neurosensori
Sakit kepala, penglihatan kabur, midriasis, miosis, pupil mengecil, kram
otot/kejang, kehilangan memori, penurunan tingkat kesadaran(azotemia), koma,
syok.
f. Nyaman / Nyeri
Nyeri tubuh, sakit kepala, Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah
g. Pernafasan
Nafas pendek, depresi napas, hipoksia, Takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi,
kusmaul, batuk produktif
h. Keamanan
Penurunan tingkat kesadaran, koma, syok, asidemia

B. Diagnosa keperawaatan
a) Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
b) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd
c) Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat

C. Intervensi
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan distress pernapasan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit pola napas
pasien efektif
KH : - Pola nafas efektif
- TTV dalam batas normal (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18
X/menit )
- Ekspansi dada normal
- Sesak nafas hilang
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan
tindakan selanjutnya
b. Berikan O2 sesuai anjuran dokter
Rasional : Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
c. Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen(ventilator) dan lakukan suction.
Rasional : Ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas
d. Berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan
keperawatan individual
Rasional : Kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan
mengurangi kecemasan,istirahat mengurangi komsumsi oksigen miokard.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pada mioakrd


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x15 menit diharapkan
perfusi jaringan pasien adekuat
KH : - Tidak ada keluhan sakit kepala
- TTV Stabil (TD= 120/80 mmHg, N=80-100 X/menit, RR=16-18 X/menit )
- Pusing hilang
Intervensi :
a. Kaji adanya perubahan tanda-tanda vital.
Rasional : Data tersebut berguna dalam menentukan perubahan perfusi
b. Kaji daerah ekstremitas dingin,lembab,dan sianosis
Rasional : Ekstremitas yang dingin,sianosis menunjukan penurunan perfusi
jaringan
c. Berikan kenyamanan dan istirahat
Rasional : Kenyamanan fisik memperbaiki kesejahteraan pasien istirahat
mengurangi komsumsi oksigen
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi antidotum
Rasional : Obat antidot (penawar) dapat mengakumulasi penumpukan racun.
3. Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x15 menit diharapkan
pasien sadar penuh (komposmentis)
KH : - Pasien sadar penuh
- GCS dalam batas normal (4,5,6)
Intervensi :
a. Monitor vital sign tiap 15 menit
Rasional : bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan
kesadaran
b. Catat tingkat kesadaran pasien
Rasional : Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak.
c. Kaji adanya tanda-tanda distress pernapasan,nadi cepat,sianosis dan kolapsnya
pembuluh darah
Rasional : Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak,
ginjal, jantung dan paru.
d. Monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
Rasional : Tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi
resusitasi : Airway, breathing, sirkulasi
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum
Rasional : Anti dotum (penawar racun) dapat membantu mengakumulasi
penumpukan racun

Anda mungkin juga menyukai