Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 6 MATEMATIKA

NAMA : Gusti Ngurah Agus Hariane

NO. PESERTA : 19121018010048

SEKOLA : SMPN 1 MESUJI TIMUR

1. Carilah sebuah artikel jurnal imternasional (3 tahun terakhir) yang menggunakan


pemodelan matematika. Buatlah resume artikel tersebut dengan menyebutkan langkah-
langkah pemodelan sesuai yang telah Anda pelajari.
Sumber Resume : https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm/article/view/11867
Judul Artikel : PEMODELAN MATEMATIKA PADA PENYEBARAN PENYAKIT
DIFTERI DENGAN PENGARUH KARANTINA DAN VAKSINASI
Hasil Resume:
Penelitian ini bertujuan menurunkan, menganalisis, dan menginterpretasikan simulasi
model matematika penyebaran penyakit difteri dengan pengaruh karantina dan vaksinasi.
Dalam pembangunan model diperoleh model matematika.

Lebih lanjut metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi literatur atau kajian
pustaka dengan tahap-tahap : (1) penentuan masalah, (2) perumusan masalah, (3) studi
pustaka, (4) analisis dan pemecahan masalah, (5) penarikan kesimpulan. Pemilihan dan
perumusan masalah diperlukan untuk membatasi permasalahan sehingga diperoleh bahan
kajian yang jelas. Sehingga akan lebih mudah untuk menentukan langkah dalam
memecahkan masalah tersebut. Tahap studi pustaka dilakukan dengan mengkaji sumber-
sumber pustaka sehingga diperoleh gambaran umum penyakit difteri, model matematika,
model epidemik SIR, sistem persamaan diferensial, titik ekuilibrium, nilai eigen dan
vektor eigen, analisis kestabilan titik ekuilibrium dan simulasi model dengan software
Maple. Dalam pembahasan masalah dilakukan beberapa langkah pokok yaitu sebagai
berikut. (1) Menurunkan model matematika pada penyebaran penyakit difteri dengan
pengaruh karantina dan vaksinasi (2) Mencari titik kesetimbangan dari model matematika,
(3) Menentukan bilangan reproduksi dasar (𝑅0), (4) Menganalisis kestabilan titik
kesetimbangan, (5) Menginterpretasikan solusi model matematika.
Hasil penelitian Jika semakin tinggi tingkat vaksinasi dan semakin besar nilai 𝛼 maka
rasio reproduksi dasar 𝑅0 akan semakin menurun. Namun, untuk 𝑝 < 0,884 dan 𝛼 < 0,049
vaksinasi yang dilakukan belum berhasil membuat penyakit menghilang dari populasi
karena nilai 𝑅0 > 1. agar penyebaran penyakit dapat dicegah dengan sukses, maka 𝑝 >
0,884 dan 𝛼 > 0,049 karena nilai 𝑅0 < 1 sehingga penyakit secara berangsur
angsur akan menghilang dari populasi. Semakin besar tingkat vaksinasi dan individu yang
dikarantina maka akan semakin cepat penyakit menghilang dari populasi atau individu
akan cepat sembuh dari penyakit.

2. Lingkungan sekitar dapat menjadi inspirasi dalam mendesain soal matematika, termasuk
lingkungan sekolah.
a. Dengan mengacu pada kriteria yang telah dibahas pada modul 6.2, buatlah sebuah soal
bertipe pemodelan matematika sederhana untuk pembelajaran matematika di sekolah.
b. Dengan mengikuti model siklus pemodelan matematika yang telah dibahas dalam
modul, selesaikan soal yang telah didesain pada poin a.
c. Masing-masing siswa mungkin akan memberikan jawaban yang bermacam-macam dan
perlu diprediksi sebelum menggunakan soal tersebut dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, berikan beberapa alternatif lain cara menyelesaikan soal tersebut, gunakan
juga software matematis jika memungkinkan.
Penyelesaian :
a. Dengan mengacu pada kriteria yang telah dibahas pada modul 6.2, buatlah sebuah soal
bertipe pemodelan matematika sederhana untuk pembelajaran matematika di sekolah.
Soal:
Mandi adalah bagian dari rutinitas sehari-hari kita. Dapatkah Anda memberikan rumus
umum untuk berapa hari kira-kira sebuah sabun mandi cair dipakai hingga habis?
Berikan alasan secara matematis!

b. Dengan mengikuti model siklus pemodelan matematika yang telah dibahas dalam
modul, selesaikan soal yang telah didesain pada poin a.
Jawab:
Pertama-tama, dari permasalahan yang diberikan, pertanyaan yang muncul adalah:
sebuah sabun cair dan ditanyakan berapa hari kira-kira sebuah sabun cair dipakai
hingga habis? (situasi nyata) Untuk mengetahui berapa hari kira-kira sebuah sabun
cair dipakai hingga habis dapat dilakukan dengan menghitung banyaknya sabun cair
tersebut keseluruhan dibagi dengan banyaknya sabun cair yang dipakai dalam satu
hari (model nyata). Tempat atau kemasan sabun cair dapat ditafsirkan berbentuk
tabung, sehingga secara matematis, dapat dinyatakan bahwa volum silinder besar
dibagi dua kali volum silinder kecil (sekali mandi 1 tutup wadah sabun cair) harus
dihitung untuk menyelesaikan soal tersebut (model matematis) dan diperoleh hasil
matematis sebagai berikut:
Vsilider besar = π. rb2 . tb
= 3,14 . (5 cm)2 . 28 cm
= 2198 cm3.
Vsilinder kecil = π. rk2 . tk
= 3,14 . (2 cm)2 . 3 cm
= 37,68 cm3

𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑉 2198
Berapa Hari Sabun Habis = 2𝑥𝑉 = 75,36 = 29,17
𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Sabun cair habis kira-kira dalam waktu 29 hari.

c. Masing-masing siswa mungkin akan memberikan jawaban yang bermacam-macam


dan perlu diprediksi sebelum menggunakan soal tersebut dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, berikan beberapa alternatif lain cara menyelesaikan soal tersebut,
gunakan juga software matematis jika memungkinkan.

Alternatif jawaban bisa berbeda jika asumsi porsi mandi yang digunakan berbeda.
Kita ambil contoh misal setiap hari di asumsikan mandi sebanyak 3 kali.
Vsilider besar = π. rb2 . tb
= 3,14 . (5 cm)2 . 28 cm
= 2198 cm3.
Vsilinder kecil = π. rk2 . tk
= 3,14 . (2 cm)2 . 3 cm
= 37,68 cm3

𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑉 2198
Berapa Hari Sabun Habis = 3𝑥𝑉 = 113,04 = 19,44
𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Sabun cair habis kira-kira dalam waktu 19 hari.


3. Nilai Viskositas air μ dapat ditentukan dengan menggunakan tabel berikut ini:
T(ºC) μ(10-3 Ns/m2)

0 1,792

10 1,308

30 0,801

50 0,549

70 0,406

90 0,317

100 0,284

Perkirakan harga viskositas air μ pada temperatur 40o menggunakan polinom Newton

Penyelesaian :
Solusi ST-1

𝑓(𝑥1 ) − 𝑓(𝑥0 ) 1,308 − 1,792


𝑓(𝑥1 , 𝑥0 ) = = = −0,04840
𝑥1 − 𝑥0 10 − 0

𝑓(𝑥2 ) − 𝑓(𝑥1 ) 0,801 − 1,308


𝑓(𝑥2 , 𝑥1 ) = = = −0,02535
𝑥2 − 𝑥1 30 − 10

𝑓(𝑥3 ) − 𝑓(𝑥2 ) 0,549 − 0,801


𝑓(𝑥3 , 𝑥2 ) = = = −0,01260
𝑥3 − 𝑥2 50 − 30

𝑓(𝑥4 ) − 𝑓(𝑥3 ) 0,406 − 0,549


𝑓(𝑥4 , 𝑥3 ) = = = −0,00715
𝑥4 − 𝑥3 70 − 50

𝑓(𝑥5 ) − 𝑓(𝑥4 ) 0,317 − 0,406


𝑓(𝑥5 , 𝑥4 ) = = = −0,00445
𝑥5 − 𝑥4 90 − 70

𝑓(𝑥6 ) − 𝑓(𝑥5 ) 0,284 − 0,317


𝑓(𝑥6 , 𝑥5 ) = = = −0,00330
𝑥6 − 𝑥5 100 − 90
Iterasi x f(x) ST-1

0 0 1,792 -0,04840

1 10 1,308 -0,02535

2 30 0,801 -0,01260

3 50 0,549 -0,00715

4 70 0,406 -0,00445

5 90 0,317 -0,00330

6 100 0,284

Solusi ST-2

𝑓(𝑥2 , 𝑥1 ) − 𝑓(𝑥1 , 𝑥0 ) −0,02535 − (−0,04840)


𝑓(𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) = = = 7,68 𝑥 10−4
𝑥2 − 𝑥0 30 − 0

𝑓(𝑥3 , 𝑥2 ) − 𝑓(𝑥2 , 𝑥1 ) −0,01260 − (−0,02535)


𝑓(𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) = = = 3,19 𝑥 10−4
𝑥3 − 𝑥1 50 − 10

𝑓(𝑥4 , 𝑥3 ) − 𝑓(𝑥3 , 𝑥2 ) −0,00715 − (−0,01260)


𝑓(𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 ) = = = 1,36 𝑥 10−4
𝑥4 − 𝑥2 70 − 30

𝑓(𝑥5 , 𝑥4 ) − 𝑓(𝑥4 , 𝑥3 ) −0,00445 − (−0,00715)


𝑓(𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 ) = = = 6,75 𝑥 10−5
𝑥5 − 𝑥3 90 − 50

𝑓(𝑥6 , 𝑥5 ) − 𝑓(𝑥5 , 𝑥4 ) −0,00330 − (−0,00445)


𝑓(𝑥6 , 𝑥5 , 𝑥4 ) = = = 3,83 𝑥 10−5
𝑥6 − 𝑥4 100 − 70

Iterasi X f(x) ST-1 ST-2

0 0 1,792 -0,04840 7,68E-04

1 10 1,308 -0,02535 3,19E-04

2 30 0,801 -0,01260 1,36E-04

3 50 0,549 -0,00715 6,75E-05

4 70 0,406 -0,00445 3,83E-05

5 90 0,317 -0,00330

6 100 0,284
Solusi ST-3

𝑓(𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) − 𝑓(𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) 3,19 𝑥 10−4 − (7,68 𝑥 10−4 )


𝑓(𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) = =
𝑥3 − 𝑥0 50 − 0
= −8,99 𝑥 10−6

𝑓(𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 ) − 𝑓(𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) 1,36 𝑥 10−4 − 3,19 𝑥 10−4


𝑓(𝑥4, 𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) = =
𝑥4 − 𝑥1 70 − 10
= −3,04 𝑥 10−6

𝑓(𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 ) − 𝑓(𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 ) 6,75 𝑥 10−5 − 1,36 𝑥 10−4


𝑓(𝑥5, 𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 ) = =
𝑥5 − 𝑥2 90 − 30
= −1,15 𝑥 10−6

𝑓(𝑥6 , 𝑥5 , 𝑥4 ) − 𝑓(𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 ) 3,83 𝑥 10−5 − 6,75 𝑥 10−5


𝑓(𝑥6, 𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 ) = =
𝑥6 − 𝑥3 100 − 50
= −5,83 𝑥 10−7

Iterasi X f(x) ST-1 ST-2 ST-3

0 0 1,792 -0,04840 7,68E-04 -8,99E-06

1 10 1,308 -0,02535 3,19E-04 -3,04E-06

2 30 0,801 -0,01260 1,36E-04 -1,15E-06

3 50 0,549 -0,00715 6,75E-05 -5,83E-07

4 70 0,406 -0,00445 3,83E-05

5 90 0,317 -0,00330

6 100 0,284

Solusi ST-4

𝑓(𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) − 𝑓(𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) −3,04 𝑥 10−6 − (−8,99 𝑥 10−6 )


𝑓(𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) = =
𝑥4 − 𝑥0 70 − 0
= 8,50 𝑥 10−8

𝑓(𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 ) − 𝑓(𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 ) −1,15 𝑥 10−6 − (−3,04 𝑥 10−6 )


𝑓(𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 ) = =
𝑥5 − 𝑥1 90 − 10
= 2,37 𝑥 10−8
𝑓(𝑥6 , 𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 ) − 𝑓(𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 ) −5,83 𝑥 10−7 − (−1,15 𝑥 10−6 )
𝑓(𝑥6, 𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 ) = =
𝑥6 − 𝑥2 100 − 30
= 8,04 𝑥 10−9

Iterasi x f(x) ST-1 ST-2 ST-3 ST-4

0 0 1,792 -0,04840 7,68E-04 -8,99E-06 8,50E-08

1 10 1,308 -0,02535 3,19E-04 -3,04E-06 2,37E-08

2 30 0,801 -0,01260 1,36E-04 -1,15E-06 8,04E-09

3 50 0,549 -0,00715 6,75E-05 -5,83E-07

4 70 0,406 -0,00445 3,83E-05

5 90 0,317 -0,00330

6 100 0,284

Solusi ST-5

𝑓(𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) − 𝑓(𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 )


𝑓(𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) =
𝑥5 − 𝑥0
2,37 𝑥 10−8 − 8,50 𝑥 10−8
= = −6,81 𝑥 10−10
90 − 0

𝑓(𝑥6 , 𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 ) − 𝑓(𝑥5 , 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 )


𝑓(𝑥6, 𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 ) =
𝑥6 − 𝑥1
8,04 𝑥 10−9 − 2,37 𝑥 10−8
= = −1,74 𝑥 10−10
100 − 10
Iterasi x f(x) ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5

0 0 1,792 -0,04840 7,68E-04 -8,99E-06 8,50E-08 -6,81E-10

1 10 1,308 -0,02535 3,19E-04 -3,04E-06 2,37E-08 -1,74E-10

2 30 0,801 -0,01260 1,36E-04 -1,15E-06 8,04E-09

3 50 0,549 -0,00715 6,75E-05 -5,83E-07

4 70 0,406 -0,00445 3,83E-05

5 90 0,317 -0,00330

6 100 0,284
Solusi ST-6

𝑓(𝑥6, 𝑥5 , 𝑥4 , 𝑥3 , 𝑥2 , 𝑥1 ) − 𝑓(𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 )


𝑓(𝑥6, 𝑥5, 𝑥4, 𝑥3, 𝑥2 , 𝑥1 , 𝑥0 ) =
𝑥6 − 𝑥0
−1,74 𝑥 10−10 − 6,81 𝑥 10−10
= = 5,07 𝑥 10−12
100 − 0
Iterasi x f(x) ST-1 ST-2 ST-3 ST-4 ST-5 ST-6

0 0 1,792 -0,04840 7,68E-04 -8,99E-06 8,50E-08 -6,81E-10 5,07E-12

1 10 1,308 -0,02535 3,19E-04 -3,04E-06 2,37E-08 -1,74E-10

2 30 0,801 -0,01260 1,36E-04 -1,15E-06 8,04E-09

3 50 0,549 -0,00715 6,75E-05 -5,83E-07

4 70 0,406 -0,00445 3,83E-05

5 90 0,317 -0,00330

6 100 0,284

Dengan demikian persamaan polinomnya adalah:

𝑝6 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 (𝑥 − 𝑥0 )+𝑎2 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 ) + 𝑎3 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )


+ 𝑎4 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )(𝑥 − 𝑥3 )
+ 𝑎5 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )(𝑥 − 𝑥3 )(𝑥 − 𝑥4 )(𝑥 − 𝑥4 )
+ 𝑎6 (𝑥 − 𝑥0 )(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )(𝑥 − 𝑥3 )(𝑥 − 𝑥4 ) + (𝑥 − 𝑥5 )

Untuk x = 40 maka

𝑝6 (40) = 1,792 − 0,04840(40 − 0) + 7,68 𝑥 10−4 (40 − 0)(40 − 10)


− 8,99 𝑥 10−6 (40 − 0)(40 − 10)(4 − 30)
+ 8,50 𝑥 10−8 (40 − 0)(40 − 10)(40 − 30)(40 − 50)
− 6,81 𝑥 10−10 (40 − 0)(40 − 10)(40 − 30)(40 − 50)(40 − 70)
+ 5,07 𝑥 10−12 (40 − 0)(40 − 10)(40 − 30)(40 − 50)(40 − 70)(40 − 90)

𝑝6 (40) = 1,79200 − 1,93600 + 0,92200 − 0,10790 − 0,01020 − 0,00245 − 0,00091

𝑝6 (40) = 0,657

Jadi perkirakan harga viskositas air  pada temperatur 40o adalah 0,657 (10-3 Ns/m2)

Anda mungkin juga menyukai