Anda di halaman 1dari 18

PORTOFOLIO

Topik: Depresi Ringan dengan Gejala Somatik


Tanggal (Kasus) : 9 Juni 2016 Presenter : dr Tezar Andrean Budiarta
Tanggal Presentasi : 24 Juni 2016 Pendamping : dr. Clara Magdalena
Tempat Presentasi : Aula Puskesmas Kecamatan Duren Sawit
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan
Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Neonatus
Deskripsi : Nn. M.L, 45 Tahun, datang dengan keluhan nyeri lutut kiri, nyeri ulu hati dan
bagian kanan atas, tengkuk dan kesulitan tidur berulang
Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Depresi
Bahan Bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara membahas Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi

Data Nama : Ny M. L No. KIS :


Umur : 45 Tahun 3100018525672
Pasien :
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : PTB Duren Sawit N 4/14 RT 03/08, Duren
Sawit
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Indonesia
Nama Faskes: PKC Duren Sawit Telp : (021)8615234 Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Pasien Perempuan, 45 tahun, belum menikah, datang
berobat ke PKC Duren Sawit dengan keluhan nyeri lutut kiri sejak kurang lebih 1 tahun
yang lalu. Pasien juga mengeluh pusing, nyeri tengkuk, nyeri tenggorokan, nyeri ulu hati,
perut kanan atas serta gangguan tidur. Pasien mengaku terpukul sepeninggal orang tua dan
gagalnya hubungan percintaannya.
2. Riwayat Pengobatan : Pasien sering berobat keluhan nyeri lututnya, antara lain: Osteokom
2 x 1, Viostin DS 1 x 1, Paracetamol 500 mg jika nyeri. Betahistine 6mg 2 x 1 untuk
riwayat vertigonya 4 bulan yang lalu. Riwayat pengobatan psikiatrik disangkal.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
- Osteoartritis
- Obesitas
- Vertigo 4 bulan yang lalu
- Miopia + astigmatisma
- Os. Pernah bicara pelo sebelah kiri 2 tahun yang lalu tapi sudah sembuh

1
- 5 bulan yang lalu ada riwayat ISK
- 1 tahun yang lalu ada riwayat 7 bulan tidak menstruasi dan berobat ke poli kebidanan
- Os mengaku ada riwayat mioma uteri
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien,
riwayat psikiatrik (-), Glaukoma pada kakak kandungnya
5. Riwayat Pekerjaan : Tidak Ada
6. Lain-lain :
Daftar Pustaka:
1. Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ
III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. Jakarta, 2001.
2. Ismail, R.I. dan K.Siste. Gangguan Depresi Dalam: Elvira, S.D. (Editor). Buku Ajar
Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Badan Penerbit FKUI. Jakarta,
Indonesia,2002. hal 209-222
3. Kaplan, H. I dkk. Synopsis of Psychiatry (jilid 1). Terjemahan oleh: Kusuma, Widjaja.
Binarupa Aksara Publisher. Tangerang, Indonesia, 2010.
Hasil Pembelajaran
1. Penegakkan Diagnosis Gangguan Depresi
2. Terapi Gangguan Depresi

SUBJEKTIF
Autoanamnesis
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dengan keluhan nyeri lutut sebelah
kiri sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. nyeri seperti ditusuk-tusuk, tidak menjalar, dan
hilang timbul. Nyeri dirasakan timbul jika terlalu lama berdiri atau berjalan jauh dan hilang
jika beristirahat. Riwayat osteoartritis (+), trauma (-), penyakit infeksi (-). Os sudah berobat
untuk lututnya dengan Viostin DS 1 x 1, Osteokom 1 x 1, daran paracetamol 500 mg jika
nyeri tapi tidak ada perubahan signifikan.

Selain mengeluh nyeri lututnya, pasien juga mengeluh nyeri kepala, nyeri tengkuk, ulu
hati, bagian perut kanan atas serta ada gangguan tidur. Pasien sering mengeluh gejala-gejala
tersebut sejak beberapa tahun yang lalu.

Nyeri kepala dirasakan berdenyut, dihampir seluruh bagian kepala, dirasakan hilang
timbul. Saat timbul/ pencetusnya tidak jelas, tapi mereda dengan minum paracetamol 500 mg
atau istirahat. Riwayat trauma kepala dan infeksi otak disangkal oleh pasien. Nyeri uluhati
dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan hilang timbul. Timbul terutama jika telat makan atau
minum obat-obatan anti nyeri, hilang jika minum obat seperti antasida.

2
Pasien mengaku bahwa dirinya menderita penyakit liver, tetapi saat dikonfirmasi hasil lab
darah faal hepar dalam batas normal, kurang lebih + 39U/dL. Tes HbsAg tidak pernah, HCV
tidak pernah. Hal ini diyakini oleh pasien karena nyeri pada perut bagian kanan atasnya.

Gangguan tidur juga dirasakan oleh pasien terutama sejak sepeninggal orang tuanya
ditambah gagalnya hubungan percintaannya kurang lebih 7 tahun yang lalu. pasien tidak ada
gangguan saat mulai tidur, tapi selalu terbangun sekitar pukul 2 pagi. Pasien mengaku
mengerjakan ibadah sesuai keyakinannya karena merasa ada yang mendorongnya untuk
beribadah. Mendengar suara-suara (-), melihat bayangan (-), merasa memilikki kekuatan
tertentu (-). Pasien menyatakan hanya murni ingin beribadah saja. Saat ditanyakan suasana
perasaan, pasien mengaku sangat terpukul (+) semenjak gagalnya hubungan percintaaanya
dan gagal menikah + 7 tahun yang lalu ditambah meninggalnya orang tua. Pasien sering
memikirkan kenapa orang tuanya meninggal secepat itu. Apalagi pasien tidak bekerja dan
harus mengurus kakaknya yang terbaring lemah di rumah. Beliau masih bisa beraktivitas
seperti biasa. Untuk memenuhi kehidupannya, beliau hanya bergantung dari kiriman uang
adik kandungnya tiap bulan. Gagasan bunuh diri (-), mudah lelah (+), kehilangan minat
terhadap hobi (-), kepercayaan diri menurun (+), perasaan senang yang berlebihan (-), atau
suka mendermakan hartanya berlebihan (-). Pasien mengaku perasaannya senang yang biasa-
biasa saja setelah menemukan kekasih baru.

Riwayat pengobatan psikiatrik disangkal, dirawat di rumah sakit jiwa juga disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Kejang (-)
Riwayat Trauma Capitis (-)
Riwayat NAPZA (-), Alkohol (-)
Riwayat Demam lama (-)
Riwayat Alergi obat (-)
Osteoartritis (+)
Obesitas
Vertigo 4 bulan yang lalu
Miopia + astigmatisma
Os. Pernah bicara pelo sebelah kiri 2 tahun yang lalu tapi sudah sembuh, lumpuh sebelah (-),
atau riwayat stroke (-)
5 bulan yang lalu ada riwayat ISK
1 tahun yang lalu ada riwayat 7 bulan tidak menstruasi dan berobat ke poli kebidanan

3
Os mengaku ada riwayat mioma uteri
Riwayat jatuh dan patah tulang pada daerah kaki, tetapi hanya diurut, sehingga panjang kaki
sedikit berbeda

Riwayat hidup dan gambaran premorbid:


Bayi : lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan, tidak ada masalah selama
kehamilan dan menyusui
Anak – Anak : Biasa saja
Remaja dan Dewasa: bisa berhubungan baik dengan orang lain, tidak pernah ada masalah
hukum
Ket: Os anak kedua dari 3
bersaudara, os memilika kakak dan
Riwayat Keluarga
adik laki-laki.

Ayah dan ibu os sudah meninggal.


X X Ayah anak ke 3 dari 7 bersaudara,
tidak ada kelainan jiwa. Ibu anak ke-
11 dari 11 bersaudara, tidak ada
riwayat gangguan jiwa

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pendidikan :
SD : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata
SMP : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata
SMEA : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai kurang

Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja

Riwayat Perkawinan
Belum menikah

Riwayat agama
Os beragama kristen dan taat dalam menjalankan ibadahnya.

4
Hubungan dengan keluarga dan sosial :
Os memiliki hubungan yang baik dengan saudaranya. Hubungan dengan tetangga juga baik.
Pada saat ini os tinggal di rumah milik orang tuanya berdua dengan kakaknya.

Status Ekonomi:
Os hidup bersama kakaknya. Beliau dan kakaknya tidak bekerja, untuk sehari-harinya,
mereka mengandalakan kiriman bulanan dari adiknya yang bekerja di bengkel.

Kesimpulan
Berdasarkan data subyektif dari pasien, hal utama yang menyebabkan datang ke dokter
adalah nyeri pada lutut kirinya yang berulang dan tidak sembuh-sembuh. Selain itu, banyak
juga keluhan lain yang dirasakan oleh pasien, baik itu nyeri ditempat lain sampai gangguan
tidur. Pasien tidak menyadari bahwa ada gangguan di kesehatan jiwanya, beliau hanya
berfokus pada keluhan fisik yang dirasakan selain penyakit yang memang sudah ada di
riwayat penyakit dahulu.
Keluhan nyeri lututnya bisa disebabkan oleh peradangan sendi karena proses degeneratif
dan diperberat oleh tubuh pasien yang gemuk dan sedikit perbedaan panjang kaki. Hal ini
perlu menjadi fokus agar tidak terjadi kerusakan lebih parah pada tulang rawan daerah
persendian lutut.
Keluhan nyeri ditempat lain dan gangguan tidur diakui pasien memang agak
mengganggu tapi tidak menyebabkan pasien datang kedokter, padahal hal tersebut bisa
mengganggu kualitas hidupnya. Peristiwa gagalnya membina hubungan dengan kekasih,
meninggalnya orang tua, kesulitan ekonomi menjadi beban pikiran tersendiri bagi pasien.

OBYEKTIF

PemeriksaanFisik

 Keadaan umum : baik

 Kesadaran : CM

 TekananDarah : 110/70 mmHg

 Nadi : 80x/menit

 Frekuensi Nafas : 24 x/ menit

 Suhu : 36,50 C

5
 Antropometri : TB: 158 cm, BB: 77 kg, BMI 30.07

Status Internus

 Kepala : Normochepali

 Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-

 Leher : Kgb tidak teraba membesar

 Thoraks

 Paru

Inspeksi : Simetris kiri dan kanan

Palpasi :-

Perkusi : sonor

Auskultasi : suara nafas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-

 Jantung

Inspeksi : iktus cordis tidak tampak

Palpasi :-

Perkusi : -

Auskultasi : Murmur (-), Gallop (-), bunyi jantung tambahan (-)

 Abdomen

Inspeksi : Datar, supel

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar. NT (+) epigastrium

Perkusi : timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal 2-4x/menit

 Ekstremitas : Akral hangat +, Udem (-), petechiae (-), ROM lutut kiri
terbatas karena nyeri

Status Neurologik
Nervus Cranial : dalam batas normal (dbn)

6
Tanda Rangsang Meningeal : (-)

Reflek Fisiologis
* Reflek Patella : (+) dbn
* Reflek Bisep : (+) dbn
* Reflek Trisep : (+) dbn
* Reflek Brakhioradialis : (+) dbn
* Reflek Tendo Archiles : (+) dbn

Reflek Patologis : (-)


Sensorik : dbn
Motorik : dbn
Vegetatif : dbn

Fungsi motorik, sensorik dan koordinasi: normal

STATUS MENTAL
DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Seorang perempuan, berperawakan gemuk, berambut pendek hitam dan
bergelombang. Penderita mengenakan baju kaos biru tua celana pendek. Kulit
sawo matang.
Saat diajak berkenalan tampak pasien mau menerima perkenalan dari
pemeriksa. Pasien berbicara banyak saat ditanya pemeriksa.
2. Kesadaran
Compos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Normoaktif
4. Pembicaraan
Pasien mau berbicara. Mutisme (-)
5. Sikap terhadap Pemeriksa
kooperatif
6. Kontak Psikis
Kontak ada berupa kontak mata, wajar, dan dapat dipertahankan
7
KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF KESERASIAN
SERTA EMPATI
1. Afek (mood) : Euthym
2. Emosi : Normal
3. Ekspresi afektif : Normal
4. Keserasian : Appopriate
5. Empati : Dapat dirabarasakan

1. Fungsi kognitif
- Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Tingkat kecerdasan sesuai dengan pendidikan dan intelegensia, mampu
berhitung dan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum.
- Daya konsentrasi : cukup
- Orientasi
Orang : cukup
Waktu : cukup
Tempat: cukup
Situasi : cukup
- Daya ingat
Jangka pendek : cukup
Jangka menengah : cukup
Jangka panjang : cukup
- Pikiran abstrak : cukup
- Kemampuan menolong diri sendiri : cukup

2. Gangguan persepsi
- Halusinasi dan ilusi
Halusinasi visual : tidak ada
Halusinasi auditorik : tidak ada
Halusinasi olfaktori : tidak ada
Halusinasi taktil : tidak ada
Ilusi : tidak ada

8
- Depersonalisasi dan derealisasi
Depesonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada

3. Proses pikir
- Arus Pikir
Kuantitatif : Normal
Kualitatif : Normal
- Isi pikir
Preokupasi : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Gangguan pikiran
o Waham bizzare
Siar pikir : (-)
Sisip pikir : (-)
Kendali pikir : (-)
Sedot pikir : (-)
o Waham magic mistic : (-)
o Waham curiga : (-)
o Waham kebesaran : (-)
o Waham kejar : (-)
o Waham cemburu : (-)
o Waham bersalah : (-)
o Waham tak berguna : (-)
o Waham somatik : (-)
o Waham nihilistik : (-)
- Bentuk pikir : realistik

4. Pengendalian impuls
Pasien dapat mengendalikan diri saat pemeriksaan

5. Daya nilai
Penilaian realitas : derealistik (-), depersonalisasi (-)

9
6. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Persepsi pasien terhadap diri dan lingkungan sosialnya baik

7. Tilikan (insight)
Pasien tidak merasa dirinya sakit. Pasien hanya berobat untuk keluhan fisik.

8. Taraf dapat dipercaya


Dapat dipercaya

LABORATORIUM
- pasien tidak membawa hasil laboratorium

USG
- pasien tidak membawa hasil USG

Kesimpulan
Hasil pemeriksaan jasmani dan mental mendukung diagnosis gangguan depresi ringan
dengan gejala somatik selain beberapa penyakit klinis yang sudah diderita sejak dahulu. Pada
kasus ini ditegakkan berdasarkan :
- gejala klinis (nyeri perut kanan atas tanpa didasari bukti medis yang valid dan nyeri di
beberapa tempat)
- ada kehilangan minat dan kegembiraan, cepat lelah ( 2 gejala mayor)
- ada gangguan tidur dan kepercayaan diri berkurang (2 gejala minor)
- ada stressor dari hubungan sosial, keluarga dan ekonomi

Assessment (Penalaran Klinis)


Gangguan nyeri lututnya disebabkan karena proses degeneratif dan diperparah oleh
postur tubuh pasien (obesitas) dan sedikit perbedaan tinggi kaki. Hal ini mempercepat
kerusakan tulang rawan pada lututnya. Hal ini perlu menjadi fokus agar tidak menjadi lebih
parah dengan dirujuk ke bagian ortopedi, rehabilitasi medis, dan gizi untuk menu dietnya.
Perlu diberikan edukasi kepada pasien bahwa penggunaan anti nyeri bersifat sementara dan
ada efek samping. Pasien disarankan meningkatkan aktivitas fisik untuk memperbaiki
posturnya.

10
Untuk keluhan nyeri ditempat lain, seperti tengkuk, nyeri perut kanan atas perlu
diperiksa lebih lanjut. Hal ini bisa disebabkan oleh posisi tidur, kurangnya aktivitas fisik.
Anggapan pasien terkena penyakit liver perlu dikonfirmasi laboratorium agar pasien tidak
memilikki stigma dalam pikirannya. Nyeri perut kanan atas bisa disebabkan oleh organ
empedu, luka saluran pencernaan dll. Pemeriksaan hepar dan lien sulit dilakukan karena
gemuk.
Untuk sementara, keluhan-keluhan nyeri ditempat lain bisa diberikan anti nyeri dan
peningkatan aktivitas fisik.
Pasien tidak menyadari ada gangguan dalam pikirannya, stresor dari faktor sosial, dalam
keluarga dan ekonomi bisa menjadi pencetus pada gejala gangguan tidur dan menurunnya
kualitas hidup. Perlu dilakukan wawancara lebih dalam lagi untuk konfirmasi diagnosis dan
dilakukan psikoterapi suportif pada pasien. Selain itu, pasien bisa disarankan unutk berjualan
rumahan untuk sedikit membantu perekonomiannya. Pasien diedukasi jangan terlalu terobsesi
pada rencana pernikahannya sekarang karena bisa menambah stresor pada pikirannya. Jika
perlu, pasien dirujuk ke poli kejiwaan.
PLAN
Diagnosis Multiaksial
AKSIS I : F. 32. 01 Episode Depresif Ringan dengan Gejala Somatik
AKSIS II : Kepribadian skizoid
AKSIS III : Osteoartritis, Obesitas, Mioma uteri, miopia dan astigmatisma
AKSIS IV : Masalah ekonomi : pasien tidak bekerja.
Masalah dengan lingkungan sosial : putus cinta
AKSIS V : GAF Scale saat ini: 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak
lebih dari maalah harian biasa).

Terapi Farmakologi
Psikofarmaka :
Natrium diklofenak 25 mg 2 x 1 pc
Ranitidin 150 mg 2 x 1 ac
Rujuk ke bagian ortopedi dan rehabilitasi medis untuk keluhan nyeri lututnya
Edukasi untuk turunkan berat badan
Rencana dan disarankan untuk cek lab HbsAg
Coba disarankan ke poli psikiatri

11
Pendidikan
o Berusaha menerima keadaan dan menanggapi sebagai sebuah ujian.
o Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya dengan
kegiatan positif yang bermanfaat.
o Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
o Membuat kerajinan atau usaha rumahan untuk membantu ekonomi
o Menggunakan sistem rujukan BPJS untuk meyakinkan sakit yang diklaim oleh
pasien apakah benar-benar sakit atau bukan

Konsultasi
Dijelaskan secara rasional kenapa perlu dirujuk ke bagian ortopedi, rehabilitasi medis,
gizi dan jika perlu kejiwaan untuk memperbaikki kualitas hidup pasien. Karena penggunaan
obat anti nyeri berkepanjangan juga akan memperparah keadaan pasien.

Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan


Pemantauan efek samping Tiap pasien datang Bisa mencegah efek
anti nyeri samping dari gejala klinis
dan pemantauan dosis
Postur tubuh Tiap bulan Menuju berat badan ideal
Laboratorium Kontrol pertama nanti Konfirmasi fungsi hepar dan
selanjutnya per 3 bulan hbsag, mengetahui
gangguan metabolik lain
Rujuk Sesuai lama rujukan Memperbaiki kualitas hidup
pasien dari sisi ortopedi,
rehabilitasi, gizi dan
kejiwaan
Nasihat Tiap kunjungan Untuk menurunkan BB da
menyikapi stresor dalam
hidupnya
Pemantauan gejala Tiap kunjungan dan home Pemantauan gejala jika
visite mengarah ke arah diagnosis
banding seperti bipolar dll

Prognosis:
Dubia ad Bonam

12
Faktor yang memperingan:
- keinginan sembuh
- dekatnya fasilitas kesehatan dan BPJS
- sikap kooperatif
- tidak ada gejala psikotik

Faktor memperberat :
- pasien harus mengurus kakaknya
- kurang dukungan keluarga
- masih ada obsesi menikah yang bisa menjadi stresor

TINJAUAN PUSTAKA

DEPRESI
Definisi
Buckley and Buckley (2006) menyebutkan bahwa depresi adalah menurunnya mood
dan hilangnya minat terhadap aktivitas-aktivitas yang biasanya dilakukan. Ismail dan Siste
(2010) mengatakan pasien dalam keadaan depresi memperlihatkan kehilangan energi dan
minat, merasa bersalah, sulit berkosentrasi, hilangnya nafsu makan, berpikir mati atau bunuh
diri.
Berdasarkan DSM-IV seseorang mengalami gangguan depresi jika dia merasakan 5
gejala secara bersamaan dari 9 gejala yang ada, antara lain :
1. Kehilangan mood, biasanya terjadi di pagi hari
2. Merasakan letih atau kehilangan energi setiap harinya
3. Merasakan ketidakberhagaan diri atau perasaan bersalah hampir setiap hari
4. Hilang kemampuan berkosentrasi dan bimbang
5. Susah untuk tidur atau bahkan selalu tidur setiap harinya
6. Kehilangan minat atau merasakan kesenangan dalam setiap aktivitas setiap harinya
7. Timbul pemikiran-pemikiran tentang kematian atau bahkan pemikiran-pemikiran
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
8. Gelisah, tidak dapat diam tenang, gerakkannya terlihat tidak memiliki tenaga
9. Berat badan turun atau bertambah (5% dari berat badan sebelumnya dalam waktu 1
bulan).

13
Dari sembilan gejala yang ada Waller dan Rumball (2004) membagi ke dalam 4 gejala
berdasarkan ranah tingkah lakunya :
1. Affective Symptoms
2. Cognitive Symptoms
3. Behavioral Symptoms
4. Physical Symptoms

Tingkatan Depresi
Berdasarkan The International Classification of Disease (ICD)-10 Classification of
Mental Behavioural Disorder, World Health Organization (1993), mengklasifikasi tingkatan
depresi sebagai berikut :
1. Mild / Minor Depression
Berdasarkan WHO seseorang yang mengalami mild depression akan merasakan 2 dari 3
gejala pertama diikuti dengan 2 gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
 2 minggu mengalami perasaan yang tertekan
 Hilangnya minat dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan
 Merasa lelah
 Hilangnya kepercayaan diri dan self esteem
 Merasa bersalah dan tidak berharga
 Muncul pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri
 Susah untuk berkosentrasi
 Gerakkannya melambat
 Mengalami gangguan tidur
 Nafsu makan hilang/ bertambah diikuti berkurangnya/ bertambahnya berat badan
 Libido menurun
 Merasakan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan
Mild depression seringkali terjadi pada kondisi konstan (3-4 bulan) dan secara
episodik. Jika seseorang yang mengalami mild depression ditanggulangi dengan perawatan
yang baik akan mencegah untuk menjadi lebih buruk.
2. Moderate Depression
Berdasarkan WHO seseorang yang mengalami moderate depression akan merasakan 2
dari 3 gejala diikuti dengan 4 gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
 2 minggu mengalami perasaan yang tertekan

14
 Hilangnya minat dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan
 Merasa lelah
 Hilangnya kepercayaan diri dan self esteem
 Merasa bersalah dan tidak berharga
 Muncul pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri
 Susah untuk berkosentrasi
 Gerakkannya melambat
 Mengalami gangguan tidur
 Nafsu makan hilang/ bertambah diikuti berkurangnya/ bertambahnya berat badan
 Libido menurun
 Merasakan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan
Biasanya seseorang yang mengalami moderate depression akan jelas terlihat
mengalami penurunan kepercayaan diri dan self esteem, tidak produktif dalam bekerja,
menjadi sangat sensitif perasaannya.
3. Major/ Severe Depression
Berdasarkan WHO seseorang yang mengalami severe depression akan merasakan 3
gejala pertama diikuti 5 gejala lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
 2 minggu mengalami perasaan yang tertekan
 Hilangnya minat dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan
 Merasa lelah
 Hilangnya kepercayaan diri dan self esteem
 Merasa bersalah dan tidak berharga
 Muncul pemikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri
 Susah untuk berkosentrasi
 Gerakkannya melambat
 Mengalami gangguan tidur
 Nafsu makan hilang/ bertambah diikuti berkurangnya/ bertambahnya berat
badan
 Libido menurun
 Merasakan gejala fisik yang tidak dapat dijelaskan

15
Seseorang yang mengalami major/ severe depression akan mengalami perasaan
bersalah, stress yang parah sehingga tidak dapat bekerja, bersosialisasi maupun berinteraksi
dengan keluarga ataupun kerabat dekatnya.

Etiologi
Ismail dan Siste (2010) membagi faktor penyebab depresi menjadi faktor
organobiologi, faktor genetik, faktor psikososial, faktor kepribadian dan faktor psikodinamik.
1. Faktor organobiologi
2. Faktor genetik
3. Faktor psikososial
4. Faktor kepribadian.
5. Faktor psikodinamik pada depresi
6. Teori Kognitif

Macam-macam Depresi
Harun (2009) membagi depresi menjadi :
1. 1. Depresi pasca kausa
2. Depresi pasca stroke
3. Depresi Neurotik
4. Depresi Siklitimik
5. Depresi Pasca NAPZA

Gejala Klinis Depresi


Harun (2009) mengatakan bahwa gangguan kejiwaan pada alam perasaan atau mood
disorder yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak
berguna, putus asa dan lain-lain. Berikut gejala-gejala dari depresi :
1. Perasaan murung (afek disforik), sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat
2. Merasa tidak berdaya, perasaan bersalah, berdosa, penyesalan
3. Berat badan menurun, nafsu makan menurun
4. Kosentrasi dan daya ingat menurun
5. Gangguan tidur (insomnia)
6. Agitasi (gaduh, gelisah dan lemah tak berdaya)
7. Hilang rasa senang, semangat dan minat.
8. Kreativitas menurun, produktivitas menurun

16
9. Gangguan seksual berupa libido menurun
10. Pikiran akan kematian, bunuh diri

Kriteria Diagnosis
Berdasarkan Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, diagnosis
depresi ditegakkan dengan adanya gejala utama berupa afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
mudah lelah yang nyata sesudah bekerja) dan menurunnya aktivitas. Gejala lainnya berupa
kosentrasi dan perhatian kurang, harga diri dan kepercayaam diri berkurang, gagasan tentang
rasa berasalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan
atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu makan
berkurang. Diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis,
tetapi periode pendek dapat dibenarkan bila gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.
PPDGJ III mengklasifikasikan depresi menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang dan berat.
Pedoman diagnsotik untuk depresi ringan yaitu : sekurang-kurangnya harus ada 1 dari 3
gejala utama depresi seperti tersebut diatas, ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala
lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya, lamanya seluruh episode berlangsung
sekurang-kurangnya 2 minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
yang biasa dilakukannya.
Pedoman diagnostik untuk depresi sedang yaitu : sekurang-kurangnya harus ada 2 dari
3 gejala utama depresi seperti pada episode ringan, ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala
lainnya, lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu dan penderita
mengalami kesulitan yang nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga.
Pedoman diagnsotik untuk depresi berat yaitu : harus ada semua 3 gejala utama depresi,
ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya berintensitas
berat, bila ada gejala penting (misal agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka
mungkin pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci, episode depresif harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi gejala
sangat berat dan beronset cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam
kurun waktu kurang dari 2 minggu dan umumnya tidak mungkin penderita akan mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga.

2.1.7. Skala Penilaian Objektif Untuk Depresi

17
Skala penilai objektif yang dapat digunakan dalam praktek dokter atau untuk
dokumentasi keadaan klinik pasien depresi.
The Zung Self-Rating Depression Scale terdiri dari 20 item skala pelaporan. Skala
normal adalah < 34 : skor depresi adalah > dari 50. Skala tersebut meliputi indek global
intensitas gejala depresi pasien, termasuk kecenderungan ekspresi dari depresi (Ismail dan
Siste, 2010)
Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) adalah suatu skala pengukuran depresi
terdiri dari 17 pertanyaan dengan tiap pertanyaan memiliki 4 pilihan jawaban, masing-masing
pilihan dengan skor 0,1,2 dan 3 dengan sensitivitas sebesar 78,4% dan spesifisitas 81,3%.
HDRS saat ini merupakan salah satu test yang paling banyak digunakan untuk mendeteksi
depresi pada berbagai lembaga penelitian. Keakuratan diagnosis HDRS dapat mencapai
87,1% pada skor > 17, oleh karena itu lebih baik dalam proses penegakkan diagnosis
(Nardeeka, 2007). HDRS merupakan test yang dilakukan secara wawancara oleh observer
sedangkan test-test serupa menggunakan metode penilaian diri sendiri oleh pasien (Self
Rating). Skor akhir HDRS berkisar dari 0-54 dengan klasifikasi skor 0-6 tidak ada depresi,
skor 7-17 depresi derajat ringan, skor 18-24 depresi sedang dan skor > 24 depresi derajat
berat (Amir, 2005)

18

Anda mungkin juga menyukai