Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

BIOMEKANIS

Untuk memenuhi tugas

PRAKTIKUM ERGONOMI PERANCANGAN


SISTEM KERJA

Oleh:
KELOMPOK REGULER
1. KAHFI WITAMA NUGRAHA NIM. 20180201093
2. YUDHA AGUNG PRAKOSO NIM. 20180201106
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
HARAPAN INDAH
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Laporan Hasil Praktikum untuk modul BIOMEKANIS yang


telah disusun oleh Kelompok Reguler dengan beranggotakan:

1. Kahfi Witama Nugraha 20180201093


2. Yudha Agung Prakoso 20180201106

Dinyatakan disetujui setelah Laporan ini diuji sebelumnya pada


Sidang Presentasi Pertanggungjawaban Laporan yang dilaksanakan
pada hari Jumat, 12 April 2019 di Laboratorium Sistem Kerja,
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul
Kota Harapan Indah, Kota Bekasi dan diterima sebagai salah satu
syarat kelulusan Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
pada Semester Genap 2018/2019, jenjang pendidikan Strata Satu (
S1 ) Jurusan Teknik Inudtsri, Universitas Esa Unggul.

Bekasi, 12 April 2019

Nadya Syauqillah

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Hasil Praktikum BIOMEKANIS dengan baik dan
tepat pada waktunya. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Zulfiandri, Msi selaku dosen serta Asisten dosen
selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan
serta dukungannya;
2. Orang tua serta teman-teman serta pihak di Universitas Esa
Unggul yang telah memberikan semangat bagi kami.
Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki
banyak kekurangan. Karenanya, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan.
Bekasi, 12 April 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN ……...……..……i

KATA PENGANTAR………..……………………………ii

DAFTAR ISI………………………...…..…………………iii

DAFTAR TABEL………………………....…….…………v

DAFTAR GAMBAR………………...……………..……...vi

DAFTAR LAMPIRAN……………………..….…………vii

BAB I PENDAHULUAN….…………………………….1

1,1 Latar Belakang…………………………………1

1.2 Tujuan Penelitian………………………….…....2

1.3 Pembatasan Masalah…………………………...2

1.4 Sistematika Penulisan………………….………3

BAB II LANDASAN TEORI………..………...…………

2,1 Biomekanis………………………………………

2,2 Metabolisme……………………...…………

2.3 Proses Metabolisme………………...……


2.4 Pungukuran waktu kerja………….……

BAB III PENGOLAHAN DATA…………………...……

3,1 Data treadmill biomekanis….…...

3.2 Perhitungan Data treadmill biomekanis…………..…

BAB IV ANALISA REKAPITULASI DATA..……...….

4
BAB V PENUTUP…………………………………...…..

5.1 Kesimpulan……………………….……..……

5.2 Saran………………………..………………..

DAFTAR PUSTAKA…………..………………...………

LAMPIRAN…………………………………………....…

5
DAFTAR GAMBAR GRAFIK

Gambar A Grafik Kritis……….......

Gambar B Grafik Kritis.………………

Gambar C Grafik Kritis.………………

Gambar D Grafik Kritis.………………

6
DAFTAR TABEL

Tabel Tabel Treadmill 1 kondisi 1 dengan kondisi 2…………..

Tabel Tabel Treadmill 2 kondisi 1 dengan kondisi 2…….…….

Tabel Tabel Treadmill 1 kondisi 1 dengan Treadmill 2 kondisi


1…….

Tabel Tabel Treadmill 1 kondisi 2 dengan Treadmill 2 kondisi 2……

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia selalu terlibat
dengan kegiatan bekerja. Oleh karena itu, hal yang penting dan
harus diperhatikan adalah bagaimana mengatur kegiatan-
kegiatan ini sedemikian rupa sehingga posisi tubuh pada saat
bekerja tersebut dalam keadaan nyaman sehingga hasil kerja
dapat optimal.
Semua kegiatan manusia memerlukan tenaga yang
diperoleh dari proses metabolisme dalam otot. Karena itu,
pendekatan secara ilmiah perlu dilakukan untuk mencari metode
pengukuran tentang semua kegiatan yang dialami pekerja
selama ia melakukan pekerjaan. Kerja manusia ada yang bersifat
mental dan juga ada yang bersifat fisik, dan masing-masing
memiliki intensitas yang berbeda. Jika intensitas tinggi maka
diperlukan tenaga yang lebih. Begitu pun sebaliknya.
Oleh karena itu, pada praktikum kali ini kami akan
melakukan pengukuran detak jantung dan energi yang
digunakan saat melakukan aktivitas berlari di atas sebuah
treadmill dengan tiap-tiap kondisi atau kecepatan yang telah
ditetapkan dan melakukan perbandingan kecepatan detak
jantung pada tiap-tiap kondisi.

8
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan praktikum Biomekanis ini
antara lain :
1. Memahami hubungan antara denyut jantung dengan
pengeluaran energi.
2. Memahami pengaruh pembebanan terhadap pengeluaran
energi dalam suatu pekerjaan.
3. Memahami cara pengerjaan yang optimal terhadap beban
dari suatu pekerjaan.
4. Memahami pengaruh cara pengangkatan beban terhadap
pengeluaran energi dalam suatu pekerjaan.
5. Memahami pengaruh kondisi mental seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya.

1.3. Pembatasan Masalah


Laporan Praktikum Biomekanis ini memiliki beberapa
batasan, yaitu :
1. Pengambilan data untuk kecepatan denyut jantung dan rest
time dilakukan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja
Universitas Esa Unggul.
2. Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah treadmill.
3. Kecepatan denyut jantung untuk percobaan dibedakan
menjadi 4 kondisi, yaitu :
a. Kondisi I = kecepatan 3 – 6 km/jam
b. Kondisi II = kecepatan 6 – 3 km/jam
c. Kondisi III = kecepatan 6 – 9 km/jam
d. Kondisi IV = kecepatan 9 – km/jam

9
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Laporan Biomekanis ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari laporan ini.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang teori biomekanis serta berbagai hal yang
berkaitan dengan biomekanis.

BAB III PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisi tentang perhitungan energi dan total energi dari
data-data pada tiap-tiap kondisi. Selain itu bab ini juga berisi
grafik hubungan antara denyut jantung dan rest time, uji statistik
serta pengolahan minitab dari tiap-tiap kondisi.

BAB IV ANALISA PENGOLAHAN DATA


Bab ini berisi tentang penjelasan dari data-data yang telah
dibahas di bab sebelumnya.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
kegiatan praktikum biomekanis.

10
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimia yang mengubah
bahan makanan menjadi 2 bentuk, yaitu kerja mekanis dan
panas, sebagian kecil dari kerja mekanis tentu saja diperlukan
dalam tubuh untuk membuat proses pernapasan dan pencernaan.
Sebagian besar kerja mekanis tersebut digunakan untuk
melakukan kerja eksternal, misalnya berjalan dan melakukan
pekerjaan fisik lainnya. Selain kerja, panas dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya panas dihasilkan dalam jumlah yang terlalu
banyak bagi tubuh, sehingga panas tersebut harus dibuang oleh
tubuh.
Dalam melakukan kerja fisik, otot dalam tubuh
berkontraksi. kontraksi ini memerlukan energi. Ketika akan
digunakan oleh otot energi ini masih dalam bentuk yang paling
sederhana yaitu gllikogen, yang dapat diartikan sebagai jumlah
molekul glukosa yang bergabung menjadi sebuah molekul besar.
Untuk mengubah glikogen menjadi energi, diperlukan reaksi
kimia yang mengubah gligoken menjadi energi dengan hasil
sampingan asam laktat. Hasil sampingan berupa asam laktat ini
juga perlu dibuang oleh ubuh, dengan caradipecah menjadi 2
bentuk, yaitu air dan karbondioksida.
Untuk memulai dan melangsungkan kerja fisik, otot dapat
menggunakan glikogen yang telah disediakan oleh tubuh. Tetapi
sayangnya jumlah glikogen tersedia sangat kecil, karena itu bila

11
kerja baru yang didapat dari darah, serta jugga perlu untuk
memperbanyak suplai oksigen. Jika jumlah oksigen yang
tersedia itu mencukupi, dalam otot. Tetapi jenis kerja fisik yang
dilakukan adalah kerja yang cukup berat, dalam arti memerlukan
oksigen yang jauh lebih banyak daripada jumlah biasa ditransfer
oleh aliran daraah melalui system kardiovaskuler, Sistem ini
secara otomatis akan menyesuaikan dengan diperlukan oleh
tubuh,yaitu secara otomatis akan ke dalam paru paru, serta
menaikan frekuensi denyut jantung untuk membawa lebih
banyak darah ke dalan sistem kardiovarkular.
Jika proses yang otomatis dikerjakan oleh tubuh ini tidak
juga mencukupi untuk menurunkan jumlah asam laktat yang
terkumpul, maka akan menyebabkan kerja otot berhenti secara
otomatis.
Ketika kerja fisik tadi dihentikan, asam laktat yang masih
tersisa dalam tubuh perlu untuk dibuang sampai habis. Oksigen
tambahan masih diperlukan membuang sisa asam laktat yang
menumpuk. Peristiwa ini disebut dengan oxygen debt. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa setelah kita berhenti melakukan
kerja fisik yang melelahkan, denyut jantung dan frekuensi
pernapasan tidak langsung kembali menjadi normal, melainkan
perlu sejumlah waktu istirahat untuk mengembalikan
pernapasam dan denyut jantung ke kondisi semula. Waktu ini
disebut rest time.
Metabolisme basal adalah energi yang diperlukan
tubuhdalm kondisi tidak aktif. Walaupun kondisi berbeda beda
untuk masing masing orang, tetapi orang dewasa mempunyai

12
rata – rata 1500 sampai 1800 kkal/hari energy yang diperlukan.
Passmore mengemukakan bahwaenergi yang diperlukan
seseorang untuk berada di tempat tidur selama 8 jam adalah
sebesar 500 kkal, ditambah sekitar 1400 kkal untuk sisa 16 jam
berikutnya, sehingga dappat dihitung dapat dihitung bahwa
dalam 24 jam, seseorang yang tidak bekerja memerlukan energi
1900 kkal.

2.2 Proses terjadinya kelelahan dan akibat kelelahan


Secara garis besar dapat dinyatakan bahwa kelelahan
merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan, yang
secara umum terjadi pada individu, yang telah tidak sanggup
lagi untuk melakukan aktifitasnya. Pada dasarnya pola ini
ditimblkan akibat kelelahan fisiologis dan psikologis, hal ini
bersifat objektif dan dapat pula bersifat subyektif. Yang
dimaksud dengan kelelahan fisiologis adalah keleleahan yang
timbul karena adanya perubahan perubahan fisiologis dalam
tubuh. Dari segi fisiologis tubuh manusia dapat dianggap
sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan
memberikan outpit berupa tenaga tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari hari.
Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa
dalam otot dan peredaran darah, dimana produkk-produk sisa ini
bersifat dapat membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau
mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini
mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat

13
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah
lelah.
Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh
melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dalam otot selalu
diikuti oleh reaksi kimia yang mengubah glikogen tersebut
menjadi tenaga, panas dan asam laktat. Dalam tubuh dikenal
fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk mengubah asam laktat
menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari
pernapasan, sehingga memungkikan otot-otot bisa bergerak
secara kontinu. Artinya keseimbangan kerja bisa dicapai dengan
baaik apabila kerja fsiknya terlalu berat. Pada dasarnya
kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam
otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya
antara kerja dan proses pemulihan.
Untuk lebih jelasnya, ada tiga penyebab timbulnya
kelelahan fisik yaitu :
1. Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan karbon dioksida,
sacrolatic, phospati dan sebagainya, dimana zat-zat tersebut
tidak seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga
timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu
kegiatan otot selanjutnya.
2. Karbohidrat yang juga didapat dari makanan diubah
menjadi glukosa dan disimpan dalam hati dalam bentuk
glikogen. Setiap 1cm³ drah normal akan membawa 1mm³
glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa
0,1% dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena
bekerja persediaan glukogen dalam hati akan semakin

14
menipis, dan kelelahan ini akan timbul apabila kosentrasi
glukogen dalam hati tinggal 0,7%.
3. Dalam keadaan normal jumlah udara yang harus masuk
melalui pernapasan kira-kira 4 liter/menit, sedangkan dalam
keadaan bekerja keras harus dibutuhkan udara kira-kira 15
liter/menit. Ini berarti bahwa pada suatu tingkat kerja
tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah
oksigen yang masuk dalam pernapasan lebih kecil dari
tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan
timbul, karena reaksi oksigen dalam tubuh yaitu untuk
mengurangi asam laktat menjadi air dan karbondioksida
agar dapat keluar dari tubuh, menjadi tidak seimbang
dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat
terakumulasi dalam otot atau dalam darah).

Jenis kelelahan kedua adalah kelelahan psikologis.


Kelelahan ini dapat dikaitkan kelelahan palsu, yang timbuk
dalam perasaan orang yang bersangkutan dan terlihat dengan
tingkah laku atau pendapat pendapatnya yang tidak konsekwen
lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan
perubahan walaupun sendiri dalam kondisi lingkungan atau
kondisi tubuhnya. Jadi hal ini menyangkut perubahan yang
bersangkutan dengan moril seseorang. Sebab-sebab kelelahan
ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal antara lain kurang minat
dalam pekerjaan, berbagai penyakit, monotoni, keadaaan
lingkungan, adanya hukum moral yang mengikat dan merasa
tidak cocok, sebab-sebab mental seperti: tanggung jawab

15
kekuatiran dan konflik-konflik.pengaruh-pengaruh ini seakan-
akan dalam tubuh (benak) yang menimbulkan rasa lelah.

Para ahli telah melakukan percobaan-percobaan yang


tujuannya ingin mengetahui proses terjadinya kelelahan
pisikologis ini, sehingga saat ini ada suatu konsep yang
menyatakan bahwa keadaan dan perasaan lelah timbul karena
adanya reaksi fungsional dari pusat kesadaran, yaitu cortex
cerebri yang bekerja atas pengaruh dua sistem antagonistic,
yaitu sistem penghambat (inhibihisi) dan sistem penggerak
(aktifasi). Sistem penghambat ini terdapat dalam thalamus, dan
bersifat menurunkan kemampuan manusia untuk bereaksi.
Sedangkan sistem penggerak terdapat dalam formatio retiklaris,
yang bersifat merangsang pusat-pusat vegetative untuk konversi
ergotropis dari peralatan-peralatan tubuh. Dengan demikian,
keadaan seseorang pada suatu saat bergantung pada hasil kerja
dua sistem antagonis ini. Apabila sistem penggerak lebih besar
dari sistem penghambat maka keadaan orang tersebut berbeda
dalam keadaan segar untuk bekerja. Dan sebaliknya, bila sistem
penghambat lebih kuat dari sistem penggerak maka orang
tersebut mengalami kelelahan. Itu sebabnya apabila seseorang
yang sedang lelah dapat melakukan aktifitas secara tiba-tiba
apabila mengalami suatu peristiwa yang tidak diduga atau
ketegangan emosi. Demikian juga gerak yang monoton dapat
menimbulkan kelelahan yang menghambat lebih kuat
disbanding sistem penggerak.

16
Adapun gejala gejala kelelahan atau perasaan perasaan
kelelahan yaitu :

1. Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki


terasa berat, menguap, pikiran merasa
kacau,mengantuk,mata terasa berat, kaku dan canggung
dalam gerakaan, tidak seimbangdalamberdiri, dan merasa
ingin berbaring.
2. Merasa susah berfikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak
dapat berkonsentrasi, tidak dapat mempunyai perhatian
terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang percaya,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak
dapat tekun dalam bekerja.
3. Sakit kepala, kekakuan dibahu, merasa nyeri punggung,
pernapasan merasa tertekan, haus, serak, merasa pening,
spesme dari kelopak mata, trmor pada anggota badan dan
merasa kurang sehat.

Gejala – gejala yang termasuk dalam kelompok 1,


emnunjukan perlemahan kegiatan, kelompok 2, menunjukan
perlemahan motivasi, dala kelompok 3, menunjukan kelelahan
fisik akibat psikologis.

Pada tahun 1936, Ryan dan Warren meneliti pengaruh


kelelahan perubahan biologis manusia. Dari peneltian mereka
diperoleh kesimpulan bahwa kelelahan menyebabkan perubahan
sebagai berikut :

1. Reflek vascular (pembuluh dara dari kulit melambat)

17
2. Meningkatnya gerakan mencari keseimbangan waktu
berdiri.
3. Menurunkan koordinasi tangan dan mata.
4. Menurunkan kecepatan dan kecermatan dalam memecahkan
soal matematika.
Adapun beberapa cara yang ditempuh untuk mengurangi
kelelahan adalah sebagai berikut :
1. Sediakan kalori secukupnya sebagaui input untuk tubuh.
2. Bekerja dengan menggunakan metode kerja yang baik,
misalkan bekerja dengan memakai prinsip ekonomi
gerakan.
3. Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga
tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan
batasan-batasannya.
4. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus
dilakukan pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat,
dan sarananya.
5. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya seperti
temperature kelmbaban sirkulasi udara, dll.
6. Berusaha untuk mengurangi monotoni dan kegiatan-
kegiatan akibat kerja, misal dengan menggunakan warna
dan dekorasi ruang kerja, menyediakan musik,
menyediakan waktu berolahraga dan sebagainya.

2.3 Pengukuran Waktu Kerja Manusia


Teknik dan prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain)
terbaik dari sistem kerja, yaitu. melalui pelngaturan kerja dan

18
pengukuran kera. Pengukuran kerja berisi prinsip – prinsip yang
mengatur komponen komponen system kerja untuk
mendapatkan beberapa alternative sistem kerja yang baik.
Seteah diperolej beberapa alternatif, kemudian dipilih satu yang
terbaik dan memungkinkan untuk dilaksanaka. Kriteria yang
dapat digunakan sebagai pengukuran yang baik tentang suatu
kebaikan system kerja adalah; waktu, tenaga, psikologis, dan
soisiologis. Sedangkan bagian yang mempelajari cara
pengukuran sistem kerja agar diperoleh yang terbaik itu, disebut
pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini mencangkup teknik –
teknik pengukuran waktu, tenaga dan akibat psikologis serta
sosiologis.
Dalam pratikum ini, pengukuran kerja yang dilakukan
merupakan bagian dari pengukuran kerja dengan teknik
pengukuran tenaga. Pengukuran kerja dengan teknik ini pada
dasarnya untuk mengukur besarnya usaha/ tenaga/ energi yang
dikeluarkan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Tenaga yang dibutuhkan / dikeluarkan diukur
dalam kilo kalori.
Secara garis besar kegiatan (aktifitas) kerja manusia dapat
digolongkan menjadi dua yaitu, kerja fisik (otot) dan kerja
mental (otak). Pemisalan ini sebenarnya tidak dapat dilakukan
secara sempurna, karena hubungannya yang erat serta antara
kerja fisik dan kerja mental. Semua efektifitas kerja manusia
pada dasarnya memerlukan energy. Energy ini diperoleh dari
metabolism dalam sel manusia yang mengubah baha makanan
menjadi energy. Jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka

19
kerja mental memang relative lebih sedikit mengeluarkan energy
disbanding kerja fisik.
Kerja fisik masih dibagi lagi dalam 2 kelompok besar yaitu
kerja statis dan kerja dinamis. Kerja statis adalah kerja yang
menggunakan otot-otot tertentu, contohnya melakukan
pekerjaan perakitan dengan menggunakan kedua tangan dalam
keadaan duduk. Seadangkan kerja dinamis adalah kerja yang
menggunakan sebagian besar atau keseluruhan otot yang ada,
contohnya pekerjaan mengangkut benda dari suatu tempat yang
berjarak 10 meter dari tempat semula.
Dalam aktifitas fisik sigunakan sekelompok otot. Sebagian
digunakan untuk mempertahankan posisi tubuh sementara yang
lain mengerjakan aktfita. Oleh Karena itu Davis dan Miller telah
mengklafikasikan pekerjaan fisik ada 3 tipe :
1. Aktifitas seluruh tubuh : dimana menggunakan sebagian
besar kelompok otot yang melibatkan dua pertiga atau tiga
perempat dari keseluruhan otot tubuh manusia
2. Aktifitas otot setempat : dimana memerlukan lebih sedikit
energy karena lebih sedikit kelompok otot yang diperlukan
untuk melakukan aktifitas itu.
3. Aktifitas kerja statis : dimana otot digunakan untuk
mengerahkan tenaga tetapi tidak ada kerja mekanis yang
dilakukan. Aktifitas kerja statis memerlukan kontraksi
sekelompok otot dan merupakan aktifitas yang paling
banyak digunakan.

Energi keseluruhan dalam melakukan aktifitas fisik


dipengaruhi oleh jumlah dan jenis otot yang dilibatkan, untuk

20
menggerakkan bagian tubuh maupun untuk melakukan kontraksi
antagonis.

Kriteria pengukuran aktifitas kerja manusia secara umum


dapat dibagi dua, yakni kriteria fisiologis dan kriteria
operasional.

1. Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja manusia
biasanya digunakan Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja
manusia biasanya ditentukan berdasarkan besarnya
kecepatan denyut jantung dan pernapasan atau konsumsi
oksigen. Untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat
berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik
dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain seperti
tekanan darah, pereddaran darah dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang
dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan
komposisi kimia yang terkandung dalam urine dan darah.
Secara umum dikatakan bahwa kecepatan denyut jatung dan
kecepatan pernapasan dipengaruhi tekanan pisikologis.
Tekanan ini disebabkan oleh terkena pisikologis, tekanan
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras dimana ketiga
tekanan tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila
kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, kita akan
sulit menentukan, apakah peningkatan ini karena kerja, atau
akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat

21
rasa takut yang timbul. Oleh karena itu pengukuran
berdasarkan kriteria fisiologis ini hanya digunakan bila
faktor-faktor yang berpengaruh kecil, atau situasinya dalam
keadaan normal.
Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja
dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja atas dasar persamaan :
1 liter oksigen = 4,7 – 5,0 kkal/menit.

2. Kriteria Operasional
Kriteria Operasional melibatkan tenik teknik untuk
mengukur atau menggambarkan hasil – hasil yang bias
dilakukan tubuh atau anggota – anggota tubuh pada saat
melaksanaan gerakan gerakannya. Secara umum hasil
gerakan yang dapat dibagi dalam bentuk – bentuk ;
ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur
aktivitas – aktivitas tersebut dapat digunakan bermacam –
macam alat ukur seperti alat pengukur tegangan dan
dinamometer. Pengukuran aktifitas fisik berdasarkan range
dari gerakan, digunakan untuk jenis pekerjaan yang
berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan
menurun atau meningkat jika range gerakannya makin kecil
atau makin besar. Maka dalam hal ini diperlukan teknik
tertentu untuk menggambarkan atau mencatatkan informasi-
informasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam
suatu aktivitas. Teknik-teknik yang biasa dgunakan untuk
itu mencakup teknik film, pemakaian chronophotography,

22
dan teknik elektronik dn mekanik tentunya. Salah satu
contohnya adalah alat platform gaya.
Platform gaya adalah suatu panggung kecil yang di
atasnya disediakan tempt bagi subjek yang akan diukur
aktivitas fisiknya. Dengan menggunakan elemen-elemen
pengukur yang ada di bawah platform tadi, maka gaya-gaya
yang dikeluarkan subjek selama aktivitasnya secara
otomatis dapat dicatat dalam arah 3 dimensi, yaitu vertical,
frontal, dan transversal.
Ketika seseorang dalam keadaan istirahat, denyut
jantung dan konsumsi energinya pada keadaan stabil. Jika
seseorang mulai melakukan pekerjaan, ia mengalami
perubahan dari kondisi istirahat meningkat. Ketika
pekerjaan telah selesai dan keadaan pemulihan dimulai
denyut jantung dan konsumsi energy akan kembali pada
kondisi istirahat seperti semula.

2.4 Pergerakan Biomekanis


Dalam ilmu gerakan biomekanis, dikenal dengan 8 gerakan
tubuh yang diukur dari fungsi tiap otot dan gerakan relative
terhadap tubuh. Gerakan gerakan tersebut ialah.
1. Flexion : menekuk atau mengunragi sudut antara 2 bagian
tubuh
2. Estension : meluruskan atau menambah besar sudut antara 2
bagian tubuh
3. Adduction : menggerakan anggota tubuh kearah baguan
dalam tubuh

23
4. Abduction : menggerakan anggota tubuh kearah bagian luar
tubuh
5. Medial rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian
dalam tubuh
6. Lateral rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian luar
7. Pronation : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
menghadap ke bawah
8. Supination : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
mentapa k eatas

Ada banyak cara yang dapat menggolongkan gerakan


kerja,antara lain :

1. Gerakan posisi
Gerakan tangan atau kaki yang bergerak dari suatu tempat
ke tempat lain, contohnya menjangkau panel control.
2. Gerakan berkelanjutan
Gerakan yang memerlukan control kerja beberapa macam
otot, misalnya adalah menggerakan tangan untuk menyetir
forklit dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Gerakan manipulasi
Gerakan yang melibatkan penggunaan alat alat, tools, mesin
control, dll; biasanya melibatkan tangan dan atau jari.
4. Gerakan berulang
Gerakan yang berisi proses pengulangan, contohnta gerakan
menggunakan palu untuk memalu. Menggunakan obeng.
5. Gerakan berangkai ( Seqential Movement)

24
Gerakan yang berulang yang masing – masing elemen
gerakannya terpisah satu sama lainnya
6. Pengaturan statis (static Adjustmen)
Gerakan yang merupakan usaha untuk mempertahankan
tubuh dalam posisi dan kedudukan tertentu.
Gerakan–gerakan operasional diatas mungkin saja
digabungkan menjadi rangkaian tertentu. Contohnya,
mengerakkan kaki ke atas pedal rem adalah gerakan posisi tapi
gerakan ini mungkin saja diteruskan dengan gerakan
berkelanjutan, yaitu menginjak pedal rem secara perlahan–lahan
sampai pada kecepatan yang diinginkan.

2.5 Hubungan Denyut Jantung dan Energi


Energi yang digunakan pada saat melakukan pekerjaan fisik
dapat di hitung dengan rumus – rumus:
1. Rumus Regresi
Menggunakan teknik analisis untuk menghitung energi
yang di keluarkan.

Y = 1,80411 – 0,0229083 X + 4,71733 (10-4) (X2)

Dimana :
Y = Energi yang dikeluarkan (kilo kalori/menit)
X = Kecepatan denyut jantung ( denyut / jantung )

2. Rumus Standarisasi Denyut Jantung


Dalam rumusan ini digunakan standarisasi denyut
jantung normal, yaitu untuk pria 75 datik/menit, sedangkan

25
untuk wanita 85 detak/menit. Perhitungan ini bersifat
universal dimana dapat menggunakan untuk semua ukuran
tubuh (Asia maupun Eropa)

STANDAR NORMAL SEBELUM MELAKUKAN


PENGUKURAN
PRIA WANITA
Denyut Jantung 75 detak/menit 85 detak/menit
Konsumsi Oksigen 0,5 liter/menit 0,55 liter/menit
Energi yang
2,5 kkal/menit 2,5 kkal/menit
Digunakan

Jika denyut jantung bertambah 25 detik per menit sebanding dengan


penambahan konsumsi oksigen 0.5 liter permenit sebandung pula
dengan penambahan energi yang digunakan sebesar 2.5 kkal/ menit

26
BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Percobaan Treadmill 1 – Kondisi I dengan Treadmill 1 -


Kondisi 2
Kecepatan Denyut Jantung
Treadmill 1 - Kondisi I
(6-9)
Detik ke- Percobaan Detik ke- Rest Time
10 112 5 182
20 113 10 182
30 119 15 181
40 129 20 180
50 133 25 181
60 136 30 179
70 141 35 164
80 145 40 157
90 147 45 156
100 149 50 154
110 153 55 155
120 156 60 148
130 159 65 147
140 162 70 147
150 164 75 146
160 168 80 146
170 169 85 145

27
180 168 90 145
190 170 95 145
200 174 100 144
210 178 105 143
220 180 110 141
230 180 115 141
240 182 120 140

Kecepatan Denyut Jantung


Tredmill 1 - Kondisi 2
(9-6)
Detik ke- Percobaan Detik ke- Rest Time
10 148 5 178
20 144 10 178
30 146 15 176
40 153 20 175
50 158 25 173
60 166 30 172
70 169 35 172
80 175 40 171
90 178 45 170
100 178 50 170
110 178 55 169
120 176 60 165
130 172 65 161

28
140 168 70 160
150 169 75 159
160 170 80 155
170 172 85 153
180 174 90 152
190 175 95 151
200 177 100 150
210 178 105 149
220 177 110 149
230 178 115 148
240 177 120 147

3.1.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang dikeluarkan


pada Tiap-tiap Kondisi

Treadmill 1 – Kondisi 1
Denyut Energi yang
Detik Ke
Jantung Dikeluarkan
10 112 5,15
20 113 5,23
30 119 5,75
40 129 6,69
50 133 7,10
60 136 7,41
70 141 7,95
80 145 8,40

29
90 147 8,63
100 149 8,86
110 153 9,34
120 156 9,71
130 159 10,08
140 162 10,47
150 164 10,73
160 168 11,26
170 169 11,40
180 168 11,26
190 170 11,54
200 174 12,10
210 178 12,67
220 180 12,96
230 180 12,96
240 182 13,26

Treadmill 1 – Kondisi 2

Denyut Energi yang


Detik Ke
Jantung Dikeluarkan
10 148 8,74
20 144 8,28
30 146 8,51
40 153 9,34

30
50 158 9,96
60 166 11
70 169 11,40
80 175 12,24
90 178 12,67
100 178 12,67
110 178 12,67
120 176 12,38
130 172 11,81
140 168 11,26
150 169 11,40
160 170 11,54
170 172 11,81
180 174 12,10
190 175 12,24
200 177 12,52
210 178 12,67
220 177 12,52
230 178 12,67
240 177 12,52

31
3.1.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
Treadmill 1 – Kondisi 1

200

150

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324

Percobaan Rest Time

3.1.3 Perhitungan Rata-rata Energi


𝑦1 +𝑦2 +𝑦3 +𝑦4 +𝑦5 +…+ 𝑦24
∑𝑦 =
24
5,15+5,23+5,75+6,69+7,10+⋯+13,26
=
24
230,91
=
24

= 9,621 kkal/detik

32
3.1.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut Kec.Denyut
Detik Jantung Jantung
Selisih Peringkat
Ke- Treadmill 1 Treadmill 1
Kondisi I Kondisi II
10 112 148 −36(23) 23
20 113 144 −31(21) 21,5
30 119 146 −27(16) 16
40 129 153 −24(13) 13
50 133 158 −25(14) 14,5
60 136 166 −30(19) 19,5
70 141 169 −28(17) 17
80 145 175 −30(20) 19,5
90 147 178 −31(22) 21,5
100 149 178 −29(18) 18
110 153 178 −25(15) 14,5
120 156 176 −20(12) 12
130 159 172 −13(11) 11
140 162 168 −6(9) 9,5
150 164 169 −5(6) 7
160 168 170 −2(1) 1,5
170 169 172 −3(3) 4
180 168 174 −6(10) 9,5

33
190 170 175 −5(7) 7
200 174 177 −3(4) 4
210 178 178 0
220 180 177 3(5) 4
230 180 178 2(2) 1,5
240 182 177 5(8) 7

 Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 153,62
𝜇2 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 169

 Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2

 Nilai-nilai
W+ = 4+1,5+7
= 12,5
W- = 23+21,5+19,5+18+17+16+14,5+13+12+11+9,5
= 175
W = 12,5
n = 24 – 1 = 23

34
 Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 = 4
23(23+1)
=
4

= 138

𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24

23(23+1)(2×23+1)
=√
24

23(24)(47)
=√
24

14904
=√ 24

= √621
= 24,91

𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z= 𝜎𝑤𝑡
12,5− 138
= 24,91

= - 5,03

35
 Daerah Kritis

Tolak H1 Terima Ho Tolak H1

Z = -5,03 Z = 5,03

-1,96 1,96

 Kesimpulan
Tolak H0, artinya tolak H1. Maka μA ≠ μB . Artinya
tidak ada kesamaan antara Kec. Denyut Jantung
antara Treadmill 1 Kondisi 1 dan Treadmill 1
Kondisi 2.

3.1.5 Pengolahan Minitab

————— 13/4/2019 01:29:31 AM —————


———————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut Jant,


Kec. Denyut Jant
N Median
Kec. Denyut Jantung T1 K1 24 157,50
Kec. Denyut Jantung T1 K2 24 173,00

Point estimate for ETA1-ETA2 is -12,00


95,1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (-24,99;-3,00)
W = 465,0

36
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 not = ETA2 is
significant at 0,0115
The test is significant at 0,0114 (adjusted for
ties)

3.2 Percobaan Treadmill 1 – Kondisi II


Kecepatan Denyut Jantung
Tredmill 1 - Kondisi II (6-9)
Detik ke- Percobaan Detik ke- Rest Time
10 148 5 178
20 144 10 178
30 146 15 176
40 153 20 175
50 158 25 173
60 166 30 172
70 169 35 172
80 175 40 171
90 178 45 170
100 178 50 170
110 178 55 169
120 176 60 165
130 172 65 161
140 168 70 160
150 169 75 159
160 170 80 155
170 172 85 153
180 174 90 152
190 175 95 151
200 177 100 150
37
210 178 105 149
220 177 110 149
230 178 115 148
240 177 120 147

3.2.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang dikeluarkan


pada Tiap-tiap Kondisi
Denyut Energi yang
Detik Ke
Jantung Dikeluarkan
10 148 8,74
20 144 8,28
30 146 8,51
40 153 9,34
50 158 9,96
60 166 11
70 169 11,40
80 175 12,24
90 178 12,67
100 178 12,67
110 178 12,67
120 176 12,38
130 172 11,81
140 168 11,26
150 169 11,40
160 170 11,54
170 172 11,81

38
180 174 12,10
190 175 12,24
200 177 12,52
210 178 12,67
220 177 12,52
230 178 12,67
240 177 12,52

3.2.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time

Chart Title
145
140
135
130
125
120
115
110
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324

Percobaan Rest Time

3.2.3 Perhitungan Rata-rata Energi


𝑦1 +𝑦2 +𝑦3 +𝑦4 +𝑦5 + … + 𝑦24
∑𝑦 =
24
8,74+8,28+8,51+9,34+9,96+⋯+12,52
∑𝑦 =
24

39
70,44
=
24

= 11,455 kkal/detik

3.2.4 Uji Statistik (UPBW)


Kec. Denyut Kec.Denyut
Detik Jantung Jantung
Selisih Peringkat
Ke- Treadmill 2 Treadmill 2
Kondisi I Kondisi II
10 148 129 19(2) 2
20 144 122 22(5) 5
(1)
30 146 128 18 1
40 153 133 20(3) 3,5
50 158 138 20(4) 3,5
(6)
60 166 138 28 6
70 169 140 29(7) 7
80 175 140 35(9) 9
(13)
90 178 140 38 13
100 178 141 37(10) 11
110 178 138 40(17) 17
(14)
120 176 137 39 15
130 172 135 37(11) 11
140 168 135 33(8) 8
(12)
150 169 132 37 11
160 170 131 39(16) 15

40
170 172 133 39(16) 15
180 174 130 44(20) 21
190 175 133 42(18) 18
(21)
200 177 133 44 21
210 178 135 43(19) 19
220 177 133 44(22) 21
(24)
230 178 131 47 24
240 177 132 45(23) 23

 Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H0 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = 169
𝜇2 = 134,04

 Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2

 Data-data
W+ =
2+5+1+3,5+3,5+6+7+9+13+11+17+15+11+8+11+15+
15+21+18+21+19+21+24+23 = 290
W- = 0

41
W=0
n = 24

 Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 =
4
24 (24+1)
=
4

= 150

𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24

24 (24+1)(2×24+1)
=√
24

24 (25)(49)
=√
24

29400
=√
24

= √1225
= 35

𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z=
𝜎𝑤𝑡
0− 150
=
35

= - 4,28

42
 Daerah Kritis

Tolak Ho Tolak H0
Terima H0
Z = -4,28 Z = 4,28

- 1,96 1,96

 Kesimpulan
Tolak H0 artinya terima H1 maka 𝜇𝐴 tidak sama
dengan 𝜇𝐵 . Artinya tidak ada kesamaan anatar Kec.
Denyut Jantung Treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill
2 kondisi 2.

3.2.5 Pengolahan Minitab

————— 13/4/2019 03:11:23 AM —————


———————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut


Jantung T2 K1; Kec. Denyut Jantung T2 K2

N Median
Kec. Denyut Jantung T2 K1 24 173,00
Kec. Denyut Jantung T2 K2 24 133,00

43
Point estimate for ETA1-ETA2 is 38,00
95,1 Percent CI for ETA1-ETA2 is
(34,00;41,00)
W = 876,0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 not = ETA2 is
significant at 0,0000
The test is significant at 0,0000 (adjusted
for ties)

3.3 Percobaan Treadmill 2 – Kondisi I


Kecepatan Denyut Jantung
Treadmill 2 - Kondisi I (3-6)
Detik ke- Percobaan Detik ke- Rest Time
10 125 5 150
20 125 10 148
30 125 15 148
40 129 20 148
50 133 25 148
60 133 30 147
70 132 35 147
80 133 40 146
90 134 45 145
100 132 50 144
110 132 55 144
120 133 60 141
130 135 65 141
140 136 70 140
150 136 75 138
44
160 133 80 138
170 136 85 138
180 137 90 138
190 137 95 137
200 135 100 137
210 137 105 136
220 146 110 135
230 150 115 134
240 150 120 133

3.3.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang Dikeluarkan


Tiap-tiap Kondisi
Denyut Energi yang
Detik Ke
Jantung Dikeluarkan
10 125 6,31
20 125 6,31
30 125 6,31
40 129 6,69
50 133 7,10
60 133 7,10
70 132 6,99
80 133 7,10
90 134 7,20
100 132 6,99
110 132 6,99
120 133 7,10

45
130 135 7,30
140 136 7,41
150 136 7,41
160 133 7,10
170 136 7,41
180 137 7,51
190 137 7,51
200 135 7,30
210 137 7,51
220 146 8,51
230 150 8,98
240 150 8,98

3.3.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time

145
140
135
130
125
120
115
110
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Percobaan Rest Time

46
3.3.3 Perhitungan Rata-rata Energi
𝑦1 +𝑦2 +𝑦3 +𝑦4 +𝑦5 +⋯+𝑦24
∑𝑦 =
24
6,31+6,31+6,31+6,69+7,10+⋯+8,98
∑𝑦 =
24
175,12
=
24

= 7,29 kkal/detik

3.3.4 Uji Statistik (UPBW)


Kec. Denyut Kec.Denyut
Detik Jantung Jantung
Selisih Peringkat
Ke- Treadmill 1 Treadmill 2
Kondisi I Kondisi I
10 112 125 −13(5) 6
20 113 125 −13(6) 6
30 119 125 −6(2) 2
40 129 129 0
50 133 133 0
60 136 133 3(1) 1
70 141 132 9(3) 3
80 145 133 12(4) 4
90 147 134 13(7) 6
100 149 132 17(8) 8
110 153 132 21(9) 9
120 156 133 23(10) 10
130 159 135 24(11) 11
140 162 136 26(12) 12

47
150 164 136 28(13) 13
160 168 133 35(20) 20
170 169 136 33(17) 7,5
(15)
180 168 137 31 15
190 170 137 33(18) 7,5
200 174 135 39(21) 21
(22)
210 178 137 41 22
220 180 146 34(19) 19
230 180 150 30(14) 14
(16)
240 182 150 32 16

 Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H0 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 153,62
𝜇2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi I = 134,75

 Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2

 Data-data
W+ = 219
W- = 14

48
W = 14
n = 22
 Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 =
4
22 (22+1)
=
4

= 126,5

𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24

22 (22+1)(2×22+1)
=√
24

22 (23)(45)
=√
24

22770
=√
24

= √5692,5
= 75,44

𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z=
𝜎𝑤𝑡
14− 126,5
=
75,44

= -1,49

49
 Daerah Kritis

Tolak H0 Tolak H0
Terima Ho
Z = -1,49 Z = 1,49

- 1,96 1,96

 Kesimpulan
Terima H0. Maka 𝜇𝐴 sama dengan 𝜇𝐵 . Artinya ada
kesamaan antara Kec. Denyut Jantung antara
treadmill 1 kondisi 1 dan treadmill 2 kondisi 1.

3.3.5 Pengolahan Minitab

————— 13/4/2019 10:12:29 AM —————


———————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut


Jantung T1 K1; Kec.Denyut Jantung T2 K1

N Median
Kec. Denyut Jantung T1 K1 24 157,50
Kec.Denyut Jantung T2 K1 24 133,50

Point estimate for ETA1-ETA2 is 22,00


50
95,1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (11,00;32,00)
W = 751,5
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 not = ETA2 is
significant at 0,0008
The test is significant at 0,0008 (adjusted for
ties)

3.4 Percobaan Treadmill 2 – Kondisi II


Kecepatan Denyut Jantung
Treadmill 2 - Kondisi II
Detik ke- Percobaan Detik ke- Rest Time
10 129 5 135
20 122 10 134
30 128 15 134
40 133 20 135
50 138 25 136
60 138 30 136
70 140 35 135
80 140 40 135
90 140 45 134
100 141 50 131
110 138 55 132
120 137 60 133
130 135 65 133
140 135 70 130
150 132 75 130
160 131 80 128
170 133 85 128
180 130 90 127

51
190 133 95 127
200 133 100 126
210 135 105 125
220 133 110 125
230 131 115 124
240 132 120 124

3.4.1 Tabel Denyut Jantung dan Energi yang Dikeluarkan


Tiap-tiap Kondisi
Denyut Energi yang
Detik Ke
Jantung Dikeluarkan
10 129 6,69
20 122 6,03
30 128 6,60
40 133 7,10
50 138 7,62
60 138 7,62
70 140 7,84
80 140 7,84
90 140 7,84
100 141 7,95
110 138 7,62
120 137 7,51
130 135 7,30
140 135 7,30
150 132 6,99

52
160 131 6,89
170 133 7,10
180 130 6,79
190 133 7,10
200 133 7,10
210 135 7,30
220 133 7,10
230 131 6,89
240 132 6,99

3.4.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time

Chart Title
145
140
135
130
125
120
115
110
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324

Percobaan Rest Time

3.4.3 Perhitungan Rata-rata Energi


𝑦1 +𝑦2 +𝑦3 +𝑦4 +𝑦5 +⋯+𝑦24
∑𝑦 =
24
6,69+6,03+6,60+6,69+7,10+⋯+6,99
∑𝑦 =
24
173,11
=
24

53
= 7,21 kkal/detik

3.4.4 Uji Statistik (UPBW)


Kec. Denyut Kec.Denyut
Detik Jantung Jantung
Selisih Peringkat
Ke- Treadmill 1 Treadmill 2
Kondisi II Kondisi II
10 148 129 192 2
20 144 122 225 5
30 146 128 181 1
40 153 133 203 3,5
50 158 138 204 3,5
6
60 166 138 28 6
70 169 140 297 7
9
80 175 140 35 9
90 178 140 3813 13
10
100 178 141 37 11
110 178 138 4017 17
14
120 176 137 39 15
130 172 135 3711 11
8
140 168 135 33 8
150 169 132 3712 11
15
160 170 131 39 15
170 172 133 3916 15
20
180 174 130 44 20,5
190 175 133 4218 18

54
200 177 133 4421 20,5
210 178 135 4319 19
22
220 177 133 44 22
230 178 131 4724 24
33
240 177 132 45 23

 Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 169
𝜇2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi II =134,04

 Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2

 Data-data
W+ =
2+5+1+3,5+3,5+6+7+9+13+11+17+15+11+8+11+15+
15+20,5+20,5+19+22+24+23
W- = 0
W=0
n = 24

55
 Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 =
4
24 (24+1)
=
4

= 150

𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24

24(24+1)(2×24+1)
=√
24

24 (25)(49)
=√
24

29400
=√
24

= √1225
= 35

𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z=
𝜎𝑤𝑡
0− 150
=
35

= - 4,28

 Daerah Kritis

Tolak Ho Tolak Ho
Terima Ho
Z = -4,28 Z = -4,28
56
-1,96 1,96
 Kesimpulan
Tolak Ho artinya terima H1. 𝜇𝐴 tidak sama dengan
𝜇𝐵 . Artinya tidak ada kesamaan antara Kec. Denyut
Jantung treadmill 1 kondisi 2 dan treadmill 2 kondisi
2.

3.4.5 Pengolahan Minitab

————— 13/4/2019 10:16:39 AM —————


———————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Mann-Whitney Test and CI: Kec. Denyut


Jantung T1 K2; Kec.Denyut Jantung T2 K2

N Median
Kec. Denyut Jantung T1 K2 24 173,00
Kec.Denyut Jantung T2 K2 24 133,00

Point estimate for ETA1-ETA2 is 38,00


,1 Percent CI for ETA1-ETA2 is (34,00;41,00)
W = 876,0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 not = ETA2 is
significant at 0,0000
The test is significant at 0,0000 (adjusted
for ties)

57
BAB IV

ANALISA PENGOLAHAN DATA

4.1 Analisa Treadmill 1 Kondisi 1 dengan Treadmill 1 Kondisi 2


Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2 nampak adanya
pebedaan. Bila dilihat dari rata-rata energi masing-masing
kondisi, treadmill 1 kondisi 1 memiliki energi rata-rata yang
lebih kecil dari pada treadmill 1 kondisi 2. Treadmill 1 kondisi 1
hanya memiliki energi rata-rata sebesar 9, 62 kkal/detik,
sementara treadmill 1 kondisi 2 memiliki energi rata-rata
sebesar 11,45 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -5,03 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Artinya terima H1
dimana 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 , artinya tidak ada kesamaan antara kecepatan
denyut jantung treadmill 1 kondisi 1 dengan kecepatan denyut
jantung pada treadmill 1 kondisi 2.

4.2 Analisa Treadmill 2 Kondisi 1 dengan Treadmill 2 Kondisi 2


Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 2
kondisi 1 dengan treadmill 2 kondisi 2 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 2 kondisi 1 memiliki rata-rata energi
yang lebih dibanding dengan rata-rata energi pada treadmill 2
kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari treadmill 2
kondisi 1 sebesar 7,21 kkal/detik sedangkan pada treadmill 2
kondisi 2 sebesar 7,29 kkal/detik.

58
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -4,28 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 . Arti dari 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.

4.3 Analisa Treadmill 1 Kondisi 1 dengan Treadmill 2 Kondisi 1


Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 1 dengan treadmill 2 kondisi 1 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 1 kondisi 1 memiliki rata-rata energi
yang lebih besar dibanding dengan rata-rata energi pada
treadmill 2 kondisi 1. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 1 sebesar 9,62 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 1 sebesar 7,29 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -1,49 yang
posisinya berada pada posisi Terima H0. Artinya terima H0
dimana 𝜇𝐴 = 𝜇𝐵 . Arti dari 𝜇𝐴 = 𝜇𝐵 ini adalah ada kesamaan
antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 1 dengan
kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1.

4.4 Analisa Treadmill 1 Kondisi 2 dengan Treadmill 2 Kondisi 2


Pada perbandingan kecepatan denyut jantung treadmill 1
kondisi 2 dengan treadmill 2 kondisi 2 nampak adanya
perbedaan. Pada rata-rata energi dari tiap-tiap kondisi, dapat
dilihat bahwa treadmill 1 kondisi 2 memiliki rata-rata energi
yang lebih kecil dibanding dengan rata-rata energi pada

59
treadmill 2 kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 2 sebesar 11,455 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 2 sebesar 7,21 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -4,28 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 . Arti dari 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 2
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.

60
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dengan perhitungan data
serta analisa perbandingan dapat disimpulkan bahwa :
a. Rata-rata energi pada perbandingan tiap-tiap kondisi
memiliki perbedaan hasil juga pada perhitungan uji
statistik (UPBW).
b. Dari uji statistik, yang dilakukan perhitungan terlebih
dahulu dengan membandingkan tiap-tiap kondisi yang
telah ditentukan, setelah itu dibuat peringkat agar
mendapatkan Z yang berfungsi untuk menentukan
daerah kritis yang kemudian disimpulkan lalu diolah
melalui aplikasi Minitab, dapat dilihat bahwa pada
treadmill 1 kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2
tolak H1. Pada treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill 2
kondisi 2 diperoleh tolak Ho. Treadmill 1 kondisi 1 dan
treadmill 2 kondisi tolak Ho. Dan treadmill 1 kondisi 2
dengan treadmill 2 kondisi 2 diperoleh tolak Ho.

61
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10250050/Biomekanis (Diakses pada


Kamis, 5 November 2015 pukul 13.15 WIB)

Nofi Erni, ST, MM dan Tim Asisten. 2010. MODUL PRAKTIKUM


PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI EDISI
KETIGA. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

62

Anda mungkin juga menyukai