BIOMEKANIS
Oleh:
KELOMPOK REGULER
1. KAHFI WITAMA NUGRAHA NIM. 20180201093
2. YUDHA AGUNG PRAKOSO NIM. 20180201106
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
HARAPAN INDAH
2019
1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
Nadya Syauqillah
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, berkat rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Hasil Praktikum BIOMEKANIS dengan baik dan
tepat pada waktunya. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Ir. Zulfiandri, Msi selaku dosen serta Asisten dosen
selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan
serta dukungannya;
2. Orang tua serta teman-teman serta pihak di Universitas Esa
Unggul yang telah memberikan semangat bagi kami.
Kami sangat menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki
banyak kekurangan. Karenanya, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan.
Bekasi, 12 April 2019
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..……………………………ii
DAFTAR ISI………………………...…..…………………iii
DAFTAR TABEL………………………....…….…………v
DAFTAR GAMBAR………………...……………..……...vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………..….…………vii
BAB I PENDAHULUAN….…………………………….1
2,1 Biomekanis………………………………………
2,2 Metabolisme……………………...…………
4
BAB V PENUTUP…………………………………...…..
5.1 Kesimpulan……………………….……..……
5.2 Saran………………………..………………..
DAFTAR PUSTAKA…………..………………...………
LAMPIRAN…………………………………………....…
5
DAFTAR GAMBAR GRAFIK
6
DAFTAR TABEL
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan praktikum Biomekanis ini
antara lain :
1. Memahami hubungan antara denyut jantung dengan
pengeluaran energi.
2. Memahami pengaruh pembebanan terhadap pengeluaran
energi dalam suatu pekerjaan.
3. Memahami cara pengerjaan yang optimal terhadap beban
dari suatu pekerjaan.
4. Memahami pengaruh cara pengangkatan beban terhadap
pengeluaran energi dalam suatu pekerjaan.
5. Memahami pengaruh kondisi mental seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukannya.
9
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam Laporan Biomekanis ini
adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari laporan ini.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
kegiatan praktikum biomekanis.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimia yang mengubah
bahan makanan menjadi 2 bentuk, yaitu kerja mekanis dan
panas, sebagian kecil dari kerja mekanis tentu saja diperlukan
dalam tubuh untuk membuat proses pernapasan dan pencernaan.
Sebagian besar kerja mekanis tersebut digunakan untuk
melakukan kerja eksternal, misalnya berjalan dan melakukan
pekerjaan fisik lainnya. Selain kerja, panas dihasilkan oleh
tubuh. Biasanya panas dihasilkan dalam jumlah yang terlalu
banyak bagi tubuh, sehingga panas tersebut harus dibuang oleh
tubuh.
Dalam melakukan kerja fisik, otot dalam tubuh
berkontraksi. kontraksi ini memerlukan energi. Ketika akan
digunakan oleh otot energi ini masih dalam bentuk yang paling
sederhana yaitu gllikogen, yang dapat diartikan sebagai jumlah
molekul glukosa yang bergabung menjadi sebuah molekul besar.
Untuk mengubah glikogen menjadi energi, diperlukan reaksi
kimia yang mengubah gligoken menjadi energi dengan hasil
sampingan asam laktat. Hasil sampingan berupa asam laktat ini
juga perlu dibuang oleh ubuh, dengan caradipecah menjadi 2
bentuk, yaitu air dan karbondioksida.
Untuk memulai dan melangsungkan kerja fisik, otot dapat
menggunakan glikogen yang telah disediakan oleh tubuh. Tetapi
sayangnya jumlah glikogen tersedia sangat kecil, karena itu bila
11
kerja baru yang didapat dari darah, serta jugga perlu untuk
memperbanyak suplai oksigen. Jika jumlah oksigen yang
tersedia itu mencukupi, dalam otot. Tetapi jenis kerja fisik yang
dilakukan adalah kerja yang cukup berat, dalam arti memerlukan
oksigen yang jauh lebih banyak daripada jumlah biasa ditransfer
oleh aliran daraah melalui system kardiovaskuler, Sistem ini
secara otomatis akan menyesuaikan dengan diperlukan oleh
tubuh,yaitu secara otomatis akan ke dalam paru paru, serta
menaikan frekuensi denyut jantung untuk membawa lebih
banyak darah ke dalan sistem kardiovarkular.
Jika proses yang otomatis dikerjakan oleh tubuh ini tidak
juga mencukupi untuk menurunkan jumlah asam laktat yang
terkumpul, maka akan menyebabkan kerja otot berhenti secara
otomatis.
Ketika kerja fisik tadi dihentikan, asam laktat yang masih
tersisa dalam tubuh perlu untuk dibuang sampai habis. Oksigen
tambahan masih diperlukan membuang sisa asam laktat yang
menumpuk. Peristiwa ini disebut dengan oxygen debt. Hal inilah
yang menyebabkan mengapa setelah kita berhenti melakukan
kerja fisik yang melelahkan, denyut jantung dan frekuensi
pernapasan tidak langsung kembali menjadi normal, melainkan
perlu sejumlah waktu istirahat untuk mengembalikan
pernapasam dan denyut jantung ke kondisi semula. Waktu ini
disebut rest time.
Metabolisme basal adalah energi yang diperlukan
tubuhdalm kondisi tidak aktif. Walaupun kondisi berbeda beda
untuk masing masing orang, tetapi orang dewasa mempunyai
12
rata – rata 1500 sampai 1800 kkal/hari energy yang diperlukan.
Passmore mengemukakan bahwaenergi yang diperlukan
seseorang untuk berada di tempat tidur selama 8 jam adalah
sebesar 500 kkal, ditambah sekitar 1400 kkal untuk sisa 16 jam
berikutnya, sehingga dappat dihitung dapat dihitung bahwa
dalam 24 jam, seseorang yang tidak bekerja memerlukan energi
1900 kkal.
13
sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah
lelah.
Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh
melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dalam otot selalu
diikuti oleh reaksi kimia yang mengubah glikogen tersebut
menjadi tenaga, panas dan asam laktat. Dalam tubuh dikenal
fase pemulihan, yaitu suatu proses untuk mengubah asam laktat
menjadi glikogen kembali dengan adanya oksigen dari
pernapasan, sehingga memungkikan otot-otot bisa bergerak
secara kontinu. Artinya keseimbangan kerja bisa dicapai dengan
baaik apabila kerja fsiknya terlalu berat. Pada dasarnya
kelelahan ini timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam
otot atau peredaran darah yang disebabkan tidak seimbangnya
antara kerja dan proses pemulihan.
Untuk lebih jelasnya, ada tiga penyebab timbulnya
kelelahan fisik yaitu :
1. Oksidasi glukosa dalam otot menghasilkan karbon dioksida,
sacrolatic, phospati dan sebagainya, dimana zat-zat tersebut
tidak seimbang dengan proses pengeluarannya, sehingga
timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu
kegiatan otot selanjutnya.
2. Karbohidrat yang juga didapat dari makanan diubah
menjadi glukosa dan disimpan dalam hati dalam bentuk
glikogen. Setiap 1cm³ drah normal akan membawa 1mm³
glukosa, berarti setiap sirkulasi darah hanya membawa
0,1% dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati. Karena
bekerja persediaan glukogen dalam hati akan semakin
14
menipis, dan kelelahan ini akan timbul apabila kosentrasi
glukogen dalam hati tinggal 0,7%.
3. Dalam keadaan normal jumlah udara yang harus masuk
melalui pernapasan kira-kira 4 liter/menit, sedangkan dalam
keadaan bekerja keras harus dibutuhkan udara kira-kira 15
liter/menit. Ini berarti bahwa pada suatu tingkat kerja
tertentu akan dijumpai suatu keadaan dimana jumlah
oksigen yang masuk dalam pernapasan lebih kecil dari
tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan akan
timbul, karena reaksi oksigen dalam tubuh yaitu untuk
mengurangi asam laktat menjadi air dan karbondioksida
agar dapat keluar dari tubuh, menjadi tidak seimbang
dengan pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat
terakumulasi dalam otot atau dalam darah).
15
kekuatiran dan konflik-konflik.pengaruh-pengaruh ini seakan-
akan dalam tubuh (benak) yang menimbulkan rasa lelah.
16
Adapun gejala gejala kelelahan atau perasaan perasaan
kelelahan yaitu :
17
2. Meningkatnya gerakan mencari keseimbangan waktu
berdiri.
3. Menurunkan koordinasi tangan dan mata.
4. Menurunkan kecepatan dan kecermatan dalam memecahkan
soal matematika.
Adapun beberapa cara yang ditempuh untuk mengurangi
kelelahan adalah sebagai berikut :
1. Sediakan kalori secukupnya sebagaui input untuk tubuh.
2. Bekerja dengan menggunakan metode kerja yang baik,
misalkan bekerja dengan memakai prinsip ekonomi
gerakan.
3. Perhatikan kemampuan tubuh, artinya pengeluaran tenaga
tidak melebihi pemasukannya dengan memperhatikan
batasan-batasannya.
4. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus
dilakukan pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat,
dan sarananya.
5. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya seperti
temperature kelmbaban sirkulasi udara, dll.
6. Berusaha untuk mengurangi monotoni dan kegiatan-
kegiatan akibat kerja, misal dengan menggunakan warna
dan dekorasi ruang kerja, menyediakan musik,
menyediakan waktu berolahraga dan sebagainya.
18
pengukuran kera. Pengukuran kerja berisi prinsip – prinsip yang
mengatur komponen komponen system kerja untuk
mendapatkan beberapa alternative sistem kerja yang baik.
Seteah diperolej beberapa alternatif, kemudian dipilih satu yang
terbaik dan memungkinkan untuk dilaksanaka. Kriteria yang
dapat digunakan sebagai pengukuran yang baik tentang suatu
kebaikan system kerja adalah; waktu, tenaga, psikologis, dan
soisiologis. Sedangkan bagian yang mempelajari cara
pengukuran sistem kerja agar diperoleh yang terbaik itu, disebut
pengukuran kerja. Pengukuran kerja ini mencangkup teknik –
teknik pengukuran waktu, tenaga dan akibat psikologis serta
sosiologis.
Dalam pratikum ini, pengukuran kerja yang dilakukan
merupakan bagian dari pengukuran kerja dengan teknik
pengukuran tenaga. Pengukuran kerja dengan teknik ini pada
dasarnya untuk mengukur besarnya usaha/ tenaga/ energi yang
dikeluarkan oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Tenaga yang dibutuhkan / dikeluarkan diukur
dalam kilo kalori.
Secara garis besar kegiatan (aktifitas) kerja manusia dapat
digolongkan menjadi dua yaitu, kerja fisik (otot) dan kerja
mental (otak). Pemisalan ini sebenarnya tidak dapat dilakukan
secara sempurna, karena hubungannya yang erat serta antara
kerja fisik dan kerja mental. Semua efektifitas kerja manusia
pada dasarnya memerlukan energy. Energy ini diperoleh dari
metabolism dalam sel manusia yang mengubah baha makanan
menjadi energy. Jika dilihat dari energi yang dikeluarkan, maka
19
kerja mental memang relative lebih sedikit mengeluarkan energy
disbanding kerja fisik.
Kerja fisik masih dibagi lagi dalam 2 kelompok besar yaitu
kerja statis dan kerja dinamis. Kerja statis adalah kerja yang
menggunakan otot-otot tertentu, contohnya melakukan
pekerjaan perakitan dengan menggunakan kedua tangan dalam
keadaan duduk. Seadangkan kerja dinamis adalah kerja yang
menggunakan sebagian besar atau keseluruhan otot yang ada,
contohnya pekerjaan mengangkut benda dari suatu tempat yang
berjarak 10 meter dari tempat semula.
Dalam aktifitas fisik sigunakan sekelompok otot. Sebagian
digunakan untuk mempertahankan posisi tubuh sementara yang
lain mengerjakan aktfita. Oleh Karena itu Davis dan Miller telah
mengklafikasikan pekerjaan fisik ada 3 tipe :
1. Aktifitas seluruh tubuh : dimana menggunakan sebagian
besar kelompok otot yang melibatkan dua pertiga atau tiga
perempat dari keseluruhan otot tubuh manusia
2. Aktifitas otot setempat : dimana memerlukan lebih sedikit
energy karena lebih sedikit kelompok otot yang diperlukan
untuk melakukan aktifitas itu.
3. Aktifitas kerja statis : dimana otot digunakan untuk
mengerahkan tenaga tetapi tidak ada kerja mekanis yang
dilakukan. Aktifitas kerja statis memerlukan kontraksi
sekelompok otot dan merupakan aktifitas yang paling
banyak digunakan.
20
menggerakkan bagian tubuh maupun untuk melakukan kontraksi
antagonis.
1. Kriteria Fisiologis
Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja manusia
biasanya digunakan Kriteria fisiologis dari kegiatan kerja
manusia biasanya ditentukan berdasarkan besarnya
kecepatan denyut jantung dan pernapasan atau konsumsi
oksigen. Untuk menentukan besarnya tenaga yang tepat
berdasarkan kriteria ini agak sulit karena perubahan fisik
dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan
melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain seperti
tekanan darah, pereddaran darah dalam paru-paru, jumlah
oksigen yang digunakan, jumlah karbondioksida yang
dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan
komposisi kimia yang terkandung dalam urine dan darah.
Secara umum dikatakan bahwa kecepatan denyut jatung dan
kecepatan pernapasan dipengaruhi tekanan pisikologis.
Tekanan ini disebabkan oleh terkena pisikologis, tekanan
lingkungan atau tekanan akibat kerja keras dimana ketiga
tekanan tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila
kecepatan denyut jantung seseorang meningkat, kita akan
sulit menentukan, apakah peningkatan ini karena kerja, atau
akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat
21
rasa takut yang timbul. Oleh karena itu pengukuran
berdasarkan kriteria fisiologis ini hanya digunakan bila
faktor-faktor yang berpengaruh kecil, atau situasinya dalam
keadaan normal.
Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja
dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang
diperlukan selama kerja atas dasar persamaan :
1 liter oksigen = 4,7 – 5,0 kkal/menit.
2. Kriteria Operasional
Kriteria Operasional melibatkan tenik teknik untuk
mengukur atau menggambarkan hasil – hasil yang bias
dilakukan tubuh atau anggota – anggota tubuh pada saat
melaksanaan gerakan gerakannya. Secara umum hasil
gerakan yang dapat dibagi dalam bentuk – bentuk ;
ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur
aktivitas – aktivitas tersebut dapat digunakan bermacam –
macam alat ukur seperti alat pengukur tegangan dan
dinamometer. Pengukuran aktifitas fisik berdasarkan range
dari gerakan, digunakan untuk jenis pekerjaan yang
berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan
menurun atau meningkat jika range gerakannya makin kecil
atau makin besar. Maka dalam hal ini diperlukan teknik
tertentu untuk menggambarkan atau mencatatkan informasi-
informasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam
suatu aktivitas. Teknik-teknik yang biasa dgunakan untuk
itu mencakup teknik film, pemakaian chronophotography,
22
dan teknik elektronik dn mekanik tentunya. Salah satu
contohnya adalah alat platform gaya.
Platform gaya adalah suatu panggung kecil yang di
atasnya disediakan tempt bagi subjek yang akan diukur
aktivitas fisiknya. Dengan menggunakan elemen-elemen
pengukur yang ada di bawah platform tadi, maka gaya-gaya
yang dikeluarkan subjek selama aktivitasnya secara
otomatis dapat dicatat dalam arah 3 dimensi, yaitu vertical,
frontal, dan transversal.
Ketika seseorang dalam keadaan istirahat, denyut
jantung dan konsumsi energinya pada keadaan stabil. Jika
seseorang mulai melakukan pekerjaan, ia mengalami
perubahan dari kondisi istirahat meningkat. Ketika
pekerjaan telah selesai dan keadaan pemulihan dimulai
denyut jantung dan konsumsi energy akan kembali pada
kondisi istirahat seperti semula.
23
4. Abduction : menggerakan anggota tubuh kearah bagian luar
tubuh
5. Medial rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian
dalam tubuh
6. Lateral rotation : memutar anggota tubuh kearah bagian luar
7. Pronation : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
menghadap ke bawah
8. Supination : memutar pergelangan tangan sehingga telapak
mentapa k eatas
1. Gerakan posisi
Gerakan tangan atau kaki yang bergerak dari suatu tempat
ke tempat lain, contohnya menjangkau panel control.
2. Gerakan berkelanjutan
Gerakan yang memerlukan control kerja beberapa macam
otot, misalnya adalah menggerakan tangan untuk menyetir
forklit dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Gerakan manipulasi
Gerakan yang melibatkan penggunaan alat alat, tools, mesin
control, dll; biasanya melibatkan tangan dan atau jari.
4. Gerakan berulang
Gerakan yang berisi proses pengulangan, contohnta gerakan
menggunakan palu untuk memalu. Menggunakan obeng.
5. Gerakan berangkai ( Seqential Movement)
24
Gerakan yang berulang yang masing – masing elemen
gerakannya terpisah satu sama lainnya
6. Pengaturan statis (static Adjustmen)
Gerakan yang merupakan usaha untuk mempertahankan
tubuh dalam posisi dan kedudukan tertentu.
Gerakan–gerakan operasional diatas mungkin saja
digabungkan menjadi rangkaian tertentu. Contohnya,
mengerakkan kaki ke atas pedal rem adalah gerakan posisi tapi
gerakan ini mungkin saja diteruskan dengan gerakan
berkelanjutan, yaitu menginjak pedal rem secara perlahan–lahan
sampai pada kecepatan yang diinginkan.
Dimana :
Y = Energi yang dikeluarkan (kilo kalori/menit)
X = Kecepatan denyut jantung ( denyut / jantung )
25
untuk wanita 85 detak/menit. Perhitungan ini bersifat
universal dimana dapat menggunakan untuk semua ukuran
tubuh (Asia maupun Eropa)
26
BAB III
PENGOLAHAN DATA
27
180 168 90 145
190 170 95 145
200 174 100 144
210 178 105 143
220 180 110 141
230 180 115 141
240 182 120 140
28
140 168 70 160
150 169 75 159
160 170 80 155
170 172 85 153
180 174 90 152
190 175 95 151
200 177 100 150
210 178 105 149
220 177 110 149
230 178 115 148
240 177 120 147
Treadmill 1 – Kondisi 1
Denyut Energi yang
Detik Ke
Jantung Dikeluarkan
10 112 5,15
20 113 5,23
30 119 5,75
40 129 6,69
50 133 7,10
60 136 7,41
70 141 7,95
80 145 8,40
29
90 147 8,63
100 149 8,86
110 153 9,34
120 156 9,71
130 159 10,08
140 162 10,47
150 164 10,73
160 168 11,26
170 169 11,40
180 168 11,26
190 170 11,54
200 174 12,10
210 178 12,67
220 180 12,96
230 180 12,96
240 182 13,26
Treadmill 1 – Kondisi 2
30
50 158 9,96
60 166 11
70 169 11,40
80 175 12,24
90 178 12,67
100 178 12,67
110 178 12,67
120 176 12,38
130 172 11,81
140 168 11,26
150 169 11,40
160 170 11,54
170 172 11,81
180 174 12,10
190 175 12,24
200 177 12,52
210 178 12,67
220 177 12,52
230 178 12,67
240 177 12,52
31
3.1.2 Grafik Perbandingan Denyut Jantung dan Rest Time
Treadmill 1 – Kondisi 1
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324
= 9,621 kkal/detik
32
3.1.4 Uji Statistik (UPBW)
Kec. Denyut Kec.Denyut
Detik Jantung Jantung
Selisih Peringkat
Ke- Treadmill 1 Treadmill 1
Kondisi I Kondisi II
10 112 148 −36(23) 23
20 113 144 −31(21) 21,5
30 119 146 −27(16) 16
40 129 153 −24(13) 13
50 133 158 −25(14) 14,5
60 136 166 −30(19) 19,5
70 141 169 −28(17) 17
80 145 175 −30(20) 19,5
90 147 178 −31(22) 21,5
100 149 178 −29(18) 18
110 153 178 −25(15) 14,5
120 156 176 −20(12) 12
130 159 172 −13(11) 11
140 162 168 −6(9) 9,5
150 164 169 −5(6) 7
160 168 170 −2(1) 1,5
170 169 172 −3(3) 4
180 168 174 −6(10) 9,5
33
190 170 175 −5(7) 7
200 174 177 −3(4) 4
210 178 178 0
220 180 177 3(5) 4
230 180 178 2(2) 1,5
240 182 177 5(8) 7
Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 153,62
𝜇2 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 169
Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2
Nilai-nilai
W+ = 4+1,5+7
= 12,5
W- = 23+21,5+19,5+18+17+16+14,5+13+12+11+9,5
= 175
W = 12,5
n = 24 – 1 = 23
34
Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 = 4
23(23+1)
=
4
= 138
𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24
23(23+1)(2×23+1)
=√
24
23(24)(47)
=√
24
14904
=√ 24
= √621
= 24,91
𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z= 𝜎𝑤𝑡
12,5− 138
= 24,91
= - 5,03
35
Daerah Kritis
Z = -5,03 Z = 5,03
-1,96 1,96
Kesimpulan
Tolak H0, artinya tolak H1. Maka μA ≠ μB . Artinya
tidak ada kesamaan antara Kec. Denyut Jantung
antara Treadmill 1 Kondisi 1 dan Treadmill 1
Kondisi 2.
36
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 not = ETA2 is
significant at 0,0115
The test is significant at 0,0114 (adjusted for
ties)
38
180 174 12,10
190 175 12,24
200 177 12,52
210 178 12,67
220 177 12,52
230 178 12,67
240 177 12,52
Chart Title
145
140
135
130
125
120
115
110
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324
39
70,44
=
24
= 11,455 kkal/detik
40
170 172 133 39(16) 15
180 174 130 44(20) 21
190 175 133 42(18) 18
(21)
200 177 133 44 21
210 178 135 43(19) 19
220 177 133 44(22) 21
(24)
230 178 131 47 24
240 177 132 45(23) 23
Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H0 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = 169
𝜇2 = 134,04
Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2
Data-data
W+ =
2+5+1+3,5+3,5+6+7+9+13+11+17+15+11+8+11+15+
15+21+18+21+19+21+24+23 = 290
W- = 0
41
W=0
n = 24
Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 =
4
24 (24+1)
=
4
= 150
𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24
24 (24+1)(2×24+1)
=√
24
24 (25)(49)
=√
24
29400
=√
24
= √1225
= 35
𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z=
𝜎𝑤𝑡
0− 150
=
35
= - 4,28
42
Daerah Kritis
Tolak Ho Tolak H0
Terima H0
Z = -4,28 Z = 4,28
- 1,96 1,96
Kesimpulan
Tolak H0 artinya terima H1 maka 𝜇𝐴 tidak sama
dengan 𝜇𝐵 . Artinya tidak ada kesamaan anatar Kec.
Denyut Jantung Treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill
2 kondisi 2.
N Median
Kec. Denyut Jantung T2 K1 24 173,00
Kec. Denyut Jantung T2 K2 24 133,00
43
Point estimate for ETA1-ETA2 is 38,00
95,1 Percent CI for ETA1-ETA2 is
(34,00;41,00)
W = 876,0
Test of ETA1 = ETA2 vs ETA1 not = ETA2 is
significant at 0,0000
The test is significant at 0,0000 (adjusted
for ties)
45
130 135 7,30
140 136 7,41
150 136 7,41
160 133 7,10
170 136 7,41
180 137 7,51
190 137 7,51
200 135 7,30
210 137 7,51
220 146 8,51
230 150 8,98
240 150 8,98
145
140
135
130
125
120
115
110
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23
46
3.3.3 Perhitungan Rata-rata Energi
𝑦1 +𝑦2 +𝑦3 +𝑦4 +𝑦5 +⋯+𝑦24
∑𝑦 =
24
6,31+6,31+6,31+6,69+7,10+⋯+8,98
∑𝑦 =
24
175,12
=
24
= 7,29 kkal/detik
47
150 164 136 28(13) 13
160 168 133 35(20) 20
170 169 136 33(17) 7,5
(15)
180 168 137 31 15
190 170 137 33(18) 7,5
200 174 135 39(21) 21
(22)
210 178 137 41 22
220 180 146 34(19) 19
230 180 150 30(14) 14
(16)
240 182 150 32 16
Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H0 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi I = 153,62
𝜇2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi I = 134,75
Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2
Data-data
W+ = 219
W- = 14
48
W = 14
n = 22
Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 =
4
22 (22+1)
=
4
= 126,5
𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24
22 (22+1)(2×22+1)
=√
24
22 (23)(45)
=√
24
22770
=√
24
= √5692,5
= 75,44
𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z=
𝜎𝑤𝑡
14− 126,5
=
75,44
= -1,49
49
Daerah Kritis
Tolak H0 Tolak H0
Terima Ho
Z = -1,49 Z = 1,49
- 1,96 1,96
Kesimpulan
Terima H0. Maka 𝜇𝐴 sama dengan 𝜇𝐵 . Artinya ada
kesamaan antara Kec. Denyut Jantung antara
treadmill 1 kondisi 1 dan treadmill 2 kondisi 1.
N Median
Kec. Denyut Jantung T1 K1 24 157,50
Kec.Denyut Jantung T2 K1 24 133,50
51
190 133 95 127
200 133 100 126
210 135 105 125
220 133 110 125
230 131 115 124
240 132 120 124
52
160 131 6,89
170 133 7,10
180 130 6,79
190 133 7,10
200 133 7,10
210 135 7,30
220 133 7,10
230 131 6,89
240 132 6,99
Chart Title
145
140
135
130
125
120
115
110
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324
53
= 7,21 kkal/detik
54
200 177 133 4421 20,5
210 178 135 4319 19
22
220 177 133 44 22
230 178 131 4724 24
33
240 177 132 45 23
Asumsi Awal
H0 = 𝜇1 = 𝜇2
H1 = 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
𝜇1 = rata-rata untuk Treadmill 1 Kondisi II = 169
𝜇2 = rata-rata untuk Treadmill 2 Kondisi II =134,04
Taraf Nyata
𝛼 = 0,05
𝛼
= 0,025
2
𝛼
𝑍 = ±1,96
2
Data-data
W+ =
2+5+1+3,5+3,5+6+7+9+13+11+17+15+11+8+11+15+
15+20,5+20,5+19+22+24+23
W- = 0
W=0
n = 24
55
Uji Statistik
𝑛 (𝑛+1)
𝜇𝑤𝑡 =
4
24 (24+1)
=
4
= 150
𝑛 (𝑛+1)(2𝑛+1)
𝜎𝑤𝑡 = √
24
24(24+1)(2×24+1)
=√
24
24 (25)(49)
=√
24
29400
=√
24
= √1225
= 35
𝑊− 𝜇𝑤𝑡
Z=
𝜎𝑤𝑡
0− 150
=
35
= - 4,28
Daerah Kritis
Tolak Ho Tolak Ho
Terima Ho
Z = -4,28 Z = -4,28
56
-1,96 1,96
Kesimpulan
Tolak Ho artinya terima H1. 𝜇𝐴 tidak sama dengan
𝜇𝐵 . Artinya tidak ada kesamaan antara Kec. Denyut
Jantung treadmill 1 kondisi 2 dan treadmill 2 kondisi
2.
N Median
Kec. Denyut Jantung T1 K2 24 173,00
Kec.Denyut Jantung T2 K2 24 133,00
57
BAB IV
58
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -4,28 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 . Arti dari 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 1
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.
59
treadmill 2 kondisi 2. Rata-rata energi yang dihasilkan dari
treadmill 1 kondisi 2 sebesar 11,455 kkal/detik sedangkan pada
treadmill 2 kondisi 2 sebesar 7,21 kkal/detik.
Pada uji statistik (UPBW), diperoleh Z = -4,28 yang
posisinya berada pada posisi Tolak H0. Tolak H0 artinya terima
H1 dimana 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 . Arti dari 𝜇𝐴 ≠ 𝜇𝐵 ini adalah tidak ada
kesamaan antara kecepatan denyut jantung treadmill 1 kondisi 2
dengan kecepatan denyut jantung treadmill 2 kondisi 2.
60
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dengan perhitungan data
serta analisa perbandingan dapat disimpulkan bahwa :
a. Rata-rata energi pada perbandingan tiap-tiap kondisi
memiliki perbedaan hasil juga pada perhitungan uji
statistik (UPBW).
b. Dari uji statistik, yang dilakukan perhitungan terlebih
dahulu dengan membandingkan tiap-tiap kondisi yang
telah ditentukan, setelah itu dibuat peringkat agar
mendapatkan Z yang berfungsi untuk menentukan
daerah kritis yang kemudian disimpulkan lalu diolah
melalui aplikasi Minitab, dapat dilihat bahwa pada
treadmill 1 kondisi 1 dengan treadmill 1 kondisi 2
tolak H1. Pada treadmill 2 kondisi 1 dan treadmill 2
kondisi 2 diperoleh tolak Ho. Treadmill 1 kondisi 1 dan
treadmill 2 kondisi tolak Ho. Dan treadmill 1 kondisi 2
dengan treadmill 2 kondisi 2 diperoleh tolak Ho.
61
DAFTAR PUSTAKA
62