Anda di halaman 1dari 22

IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

MODUL PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS


(IND413)

MODUL SESI #8
PENENTUAN LUAS LANTAI

DISUSUN OLEH
TAUFIQUR RACHMAN, ST., MT

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 0 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Mampu menerapkan matematika, sains dan prinsip rekayasa untuk
menyelesaikan masalah rekayasa kompleks pada sistem terintegrasi (meliputi manusia,
material, peralatan, energi, dan informasi).

Indikator Penilaian
Ketepatan dalam menerapkan matematika, sains dan prinsip rekayasa untuk
menyelesaikan masalah rekayasa kompleks pada sistem terintegrasi (meliputi manusia,
material, peralatan, energi, dan informasi).

Uraian Materi
8.1. Dasar Penentuan
Penentuan atau perhitungan luas lantai dapat didasarkan pada beberapa hal,
antara lain:
1) Bahan baku yang akan disiapkan.
2) Mesin atau peralatan yang digunakan.
3) Barang jadi yang dihasilkan.
4) Fasilitas penunjang.

Sedangkan hal yang harus dipertimbangkan atau diperhitungkan dalam


penentuan luas lantai, antara lain:
1) Alat angkut
2) Cara pengangkutan
3) Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk, dirak, dll)
4) Aliran bahan
5) Allowance

Dalam mendesain letak fasilitas, yang perlu diperhatikan juga adalah


penempatan fasilitas pendukung operasi seperti gang, tangga, perkantoran, cafeteria,
ruang alat-alat, gudang bahan, kamar mandi, dan rak administrasi.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 1 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Fasilitas produksi hendaknya diatur hingga menjadi fasilitas yang fleksibel dan
dapat menyesuaikan diri dengan pertimbangan terjadinya perubahan bentuk operasi
yang mungkin akan terjadi. Terdapat beberapa pertimbangan dalam desain fasilitas,
antara lain:
1) Biaya Lahan dan Bangunan
2) Sistem Komunikasi Dalam Pabrik
3) Keamanan
4) Kebutuhan-kebutuhan Ruangan
5) Peralatan Penanganan Bahan

8.2. Luas Lantai Gudang Bahan Baku


Luas Lantai Gudang Bahan Baku (Receiving) adalah luas lantai yang digunakan
untuk menyimpan bahan baku atau material yang digunakan dalam produksi.

Terdiri dari model tumpukan dan rak. Terdapat beberapa hal-hal yang harus
diperhitungkan adalah:
1) Tinggi memuat berapa tumpuk.
2) Lebar memuat berapa baris.
3) Panjang memuat berapa baris.
4) Cara penyimpanan di dalam rak.

Model Tumpukan
Untuk menentukan luas lantai pada model tumpukkan, maka data yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Nama komponen.
2) Jumlah komponen per assembling.
3) Tipe material.
4) Ukuran per potong.
5) Produksi per jam.
6) Efesiensi bahan.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 2 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Model Rak
Terdapat beberapa langkah untuk perhitungan luas lantai dalam model rak,
yaitu:
1) Tentukan unit per jam, yaitu kebutuhan kemasan (material) dalam satu jam
produksi.
2) Tentukan unit per satu periode, yaitu jumlah kemasan (material) dalam satu periode
produksi.
3) Tentukan volume per material.
4) Tentukan volume kebutuhan.
5) Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang diperlukan berdasarkan kebutuhan hasil
perhitungan, setelah disimpan dalam rak serta cara penyimpanan didalam rak.
6) Tentukan allowance.
7) Tentukan total luas lantai.

8.3. Luas Lantai Mesin


Luas lantai mesin (pabrikasi dan assembling) juga perlu diperhitungkan dalam
perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan.

Adapun data-data yang diperlukan dalam perhitungan luas mesin (pabrikasi dan
assembling) antara lain:
1) Nama mesin atau peralatan.
2) Jumlah mesin atau peralatan.
3) Ukuran mesin atau peralatan dari MPPC + Allowance.

Untuk kelonggaran (allowance) pada mesin diberikan untuk hal-hal berikut ini,
antara lain:
1) Pergerakan mesin pada saat beroperasi.
2) Tools dan equipment.
3) Operator maintenance.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 3 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

4) Maintenance peralatan.
5) Kelonggaran dinyatakan dalam bentuk nilai persentase terhadap ukuran mesin.

Sedangkan kelonggaran untuk operator diberikan untuk hal-hal berikut ini,


antara lain:
1) Supervisor yang mengawasi.
2) Pergerakan operator.
3) Service pabrik.

Selain itu juga terdapat kelonggaran untuk material handling yang diberikan
untuk hal-hal berikut ini, antara lain:
1) Daerah penerimaan material.
2) Daerah pengiriman material.
3) Scrap.

Terkait dengan kelonggaran, maka pada Tabel 8.1 dapat diketahui lebar gang
yang di syaratkan untuk beberapa hal.

Tabel 8.1. Lebar Gang

Tipe Peralatan Lebar Gang (feet)

Traktor 12

Forklift 3 ton 11

Forklift 2 ton 10

Forklift 1 ton 9

Narrow aisle truck 6

Manual platform truck 5

Orang 3

Orang dengan pintu kearah gang pada 1 sisi 6

Orang dengan pintu kearah gang pada 2 sisi 8

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 4 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Luas Lantai Mesin Departemen Pabrikasi


Karena pada pembuatan produk dilakukan perencanaan layout dengan tipe
layout by product, maka departemen akan diposisikan sesuai dengan komponen
pembentuknya. Diperlukan data berupa luas masing-masing jenis mesin dan jumlah
mesin yang digunakan.

Mesin yang digunakan dalam proses pabrikasi harus dikelompokan. Pada


departemen pabrikasi, mesin-mesin yang sejenis juga dikelompokan, jika tipe layout
yang digunakan adalah by process.

Luas Lantai Mesin Departemen Assembling


Pada pembuatan produk di Departemen Assembling berisikan semua mesin yang
digunakan dalam kegiatan assembling (perakitan).

Pada departemen assembling, semua mesin yang sejenis dikelompokan ke dalam


satu area tertentu.

8.4. Luas Lantai Shipping (Gudang Bahan Jadi)


Terdapat beberapa langkah untuk melakukan perhitungan luas lantai shipping
(gudang bahan jadi), yaitu:
1) Tentukan ukuran kemasan, yaitu ukuran atau dimensi dari kemasan untuk tempat
produk jadi perusahaan, yang ditentukan oleh:
a. Ukuran produk jadi.
b. Jumlah produk jadi dalam satu kemasan.
c. Allowance untuk bahan pelindung (misalnya busa).

2) Tentukan produksi jadi per satu periode, yaitu produk yang dihasilkan untuk periode
tertentu, berdasarkan produksi per jam dari perusahaan, dengan penentuan periode
berdasarkan pada:

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 5 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

a. Periode pengiriman produk jadi kepasaran


b. Kapasitas maksimum lahan (jika terbatas)
c. Karakteristik produk jadi tersebut

3) Tentukan volume kemasan total, yaitu volume kebutuhan untuk produk jadi per
periode tertentu.

4) Tentukan luas lantai, yaitu lahan yang dibutuhkan berdasarkan volume kemasan.

5) Tentukan allowance.

6) Tentukan total luas lantai.

8.5. Luas Lantai Perkantoran


Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun perkantoran,
adalah:
1) Departemen yang berhubungan ditempatkan berdekatan satu sama lain.
2) Lebar lorong minimal 0,9 m.
3) Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan merupakan dasar departementasi.
4) Tiap pekerja membutuhkan kira-kira 4,5 – 25 m2.
5) Cahaya yang datang dari kiri dan atau belakang lebih baik.
6) Bila pekerja harus duduk saling membelakangi maka harus dipisahkan minimal
melebar 1 meter diantara kursi.

8.6. Contoh Kasus Penentuan Luas Lantai


Rencanakan luas gudang yang diperlukan sesuai data berikut:
1) Material frame dengan jumlah kebutuhan per minggu sebesar 60 unit, dan lama
penyimpanan 3 minggu.
2) Frame akan diletakkan dalam container dengan ukuran meter dan
dapat memuat 9 unit frame.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 6 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

3) Container memerlukan luas sekitar 1,5m2 dan dapat diatur secara bertumpuk dengan
model 3 tumpukan.

Penyelesaian Contoh Kasus Penentuan Luas Lantai


Tahapan penyelesaian dari contoh kasus penentuan luas lantai adalah sebagai berikut:
‒ Hitung jumlah frame yang dibutuhkan untuk disimpan

‒ Hitung jumlah container yang dibutuhkan

‒ Hitung luas lantai yang diperlukan untuk tumpukan

‒ Hitung luas lantai yang dimiliki setiap container

‒ Hitung jumlah baris tumpukan yang dibutuhkan

‒ Hitung total luas area lantai

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 7 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

‒ Hitung luas area gudang yang diperlukan (umumnya ditinjau dalam tiga
dimensi/cubic dimension space)

8.7. Rack System


8.7.1. Jenis Rak
Banyak jenis pallet rak yang ditawarkan vendor kepada customer nya. Oleh
karena itu, sebagai user harus dapat memilih jenis rak yang sesuai dengan kondisi
perusahaan. Adapun jenis pallet rak yang ditawarkan adalah sebagai berikut:

1) Selective Pallet Rack


Merupakan sistem penyimpanan yang paling umum digunakan. Sistem ini dapat
mencapai ketinggian setinggi bangunan gudang. Dengan sistem ini kemampuan
selektivitas barang dapat mencapai 100% dan luas area gudang yang dibutuhkan relatif
besar karena memerlukan banyak gang untuk penanganan. Sistem ini cocok untuk
produk yang cepat pergerakannya (fast moving), dan jika mencari sistem access terbaik,
Dalam sistem ini, konsep FIFO dapat dengan mudah diimplementasikan. Gambar 8.1
merupakan contoh dari selective pallet rack.

Gambar 8.1. Selective Pallet Rack

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 8 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

2) High Rise Pallet Rack


High Rise Pallet Rack dapat dibuat tinggi mencapai ketinggian bangunan
gudang.Kebutuhan lebar gang dapat diperkecil karena kegiatan penanganan material
dilayani dengan peralatan material handling yang khusus seperti Stacker Crane.
Kemampuan selektivitas rak jenis ini mencapai 100% dan waktu penanganan menjadi
lebih cepat dengan Stacker Crane. Pada Gambar 8.2 merupakan contoh dari high rise
pallet rack.

Gambar 8.2. High Rise Pallet Rack

3) Double Deep Pallet Rack


Sistem ini mempunyai struktur konstruksi seperti Selective Pallet Rack, tetapi
penempatan rak berdekatan satu sama lain/bertolak belakang untuk sekaligus
menampung dua palet dalam satu kompartemen. Sistem rak ini memerlukan peralatan
material handling yang khusus seperti pantograph dan reach truck untuk menjangkau
palet yang diletakkan di bagian belakang. Pada Gambar 8.3 merupakan contoh dari
double deep pallet rack.

Gambar 8.3. Double Deep Pallet Rack

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 9 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

4) Drive In Rack
Jika selektivitas dan rotasi stok bukan merupakan faktor kritis, maka sistem
drive in sangat sesuai untuk sistem penyimpanan barang tersebut. Struktur rak sistem ini
menggunakan rel sebagai tempat menaruh barang yang berbentuk seperti lorong rak
yang berjajar. Kapasitas simpan merupakan prioritas pada sistem ini. Peralatan material
handling dalam melakukan pengambilan/penyimpanan barang harus masuk ke dalam
lorong rak (drive in). Sistem rak ini mengacu pada prinsip LIFO (Last In First Out).
Forklift harus masuk dari satu sisi sampai ke dalam jika ingin mengambil material. Palet
dapat bergerak secara sliding di atas rel. Drive In Rack dapat menyimpan sampai 75%
lebih besar dari tipe selective pallet. Tipe ini hanya membutuhkan sedikit aisle sehingga
dapat menampung kapasitas besar. Pada Gambar 8.4 merupakan contoh dari drive in
rack dan Gambar 8.5 merupakan jalur masuk (entry) dari forklift pada drive in rack.

Gambar 8.4. Drive In Rack

a) b)
Gambar 8.5. a) Single Entry Drive In Rack ; b) Double Entry Drive In Rack

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 10 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

5) Drive Through Rack


Sama dengan tipe drive in, tetapi pada tipe ini forklift dapat masuk dari dua sisi
untuk mengambil atau meletakkan material.Sistem ini juga menggunakan continuous
rail. Terbuka di kedua ujung rak sehingga dapat diterapkan sistem First In First Out
storage (FIFO). Tetapi masih agak sulit untuk mengambil material yang di tengah. Pada
Gambar 8.6 merupakan jalur masuk (entry) dari forklift pada drive through rack.

Gambar 8.6. Drive Through Rack

6) Pallet Mobile Rack


Sistem ini menggunakan kereta beroda yang dapat bergerak ke sisi kiri dan
kanan sebagai tempat bertumpunya rak. Kereta tersebut dilengkapi dengan motor
penggerak. Karena kemampuan mobilitas, maka sistem ini hanya memerlukan satu buah
gang saja untuk beberapa baris rak, sehingga penggunaan luas lantai sangat efisien.
Sangat cocok untuk penyimpanan barang yang mempunyai tingkat rotasi lambat dan
ruangan yang terbatas, misalnya gudang pendingin. Pada Gambar 8.7 merupakan contoh
dari pallet mobile rack.

Gambar 8.7. Pallet Mobile Rack

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 11 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

7) Push Back Rack


Sistem ini menggunakan rangka yang beroda dan dipasang dengan ketinggian
yang berbeda sehingga barang yang ditaruh di atas rangka akan dapat meluncur dengan
sendirinya karena gaya gravitasi ke arah depan rak. Sistem ini mengacu pada prinsip
LIFO. Pada Gambar 8.8 merupakan contoh dari push back rack.

Gambar 8.8. Push Back Rack

8) Flow Storage Rack


Flow Storage dirancang untuk penyimpanan barang-barang yang memerlukan
persyaratan FIFO (First In First Out). Sistem rak ini menyerupai lorong-lorong yang
menggunakan roller conveyor, dipasang dengan ketinggian yang berbeda sehingga
barang yang masuk ke dalam rak akan meluncur dengan sendirinya karena gaya
gravitasi, untuk selanjutnya diambil. Sistem ini sangat sesuai untuk barang-barang yang
mempunyai tingkat kadaluwarsa yang lebih tinggi dan memerlukan rotasi stok yang
baik. Pada Gambar 8.9 merupakan contoh dari flow storage rack.

Gambar 8.9. Flow Storage Rack

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 12 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

9) Empty Pallet Storage


Terkadang warehouse memiliki masalah dengan penempatan palet-palet bekas
atau baru yang kadang mengganggu di sekitar loading dock. Ini bukan hanya masalah
estetika, tetapi juga safety dan inefficiency operational problem. Tipe rak ini sangat
cocok untuk memecahkan masalah tersebut. Biasanya rak seperti ini dibuat di atas
loading docks. Pada Gambar 8.10 merupakan contoh dari empty pallet storage.

Gambar 8.10. Empty Pallet Storage

10) Twin Load Dual Pallet


Sebagian besar perusahaan minuman menggunakan tipe rak ini untuk
memberikan ergonomic dan efficient space. Sebelum adanya desain rak ini, perusahaan
minuman tidak dapat menumpuk produknya yang dipacking di botol atau kaleng sampai
ketinggian atap. Namun dengan rak ini, perusahaan menjadi bisa, palet tersusun rapi dan
aman di atas beam sampai bertingkat-tingkat dan tinggi. Dengan tipe rak ini, user dapat
memotong biaya penyimpanan sampai 50%. Selain itu, user juga dapat memotong biaya
handling, kerusakan produk, tenaga kerja, dan operasi forklift sampai setengahnya. Twin
Load Rack Systems dapat mengakomodasi berbagai ukuran pallet dan beban. Pada
Gambar 8.11 merupakan contoh dari twin load dual pallet.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 13 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Gambar 8.11. Twin Load Dual Pallet

11) Cantilever Rack


Barang-barang berbentuk panjang, seperti pipa, profil metal, roll kertas, roll
pallet, selain banyak menyita ruangan juga banyak menimbulkan kesulitan dalam sistem
penyimpanannya. Penyimpanan dengan cara ditumpuk selain sulit mencari dan
mengambil juga seringkali menimbulkan kerusakan pada barang tersebut. Jenis rak ini
dikonstruksikan untuk penyimpanan barang berat, sangat sesuai digunakan untuk
penyimpanan barang panjang seperti profil metal, pipa, dsb.Barang-barang tersebut
diletakkan di atas lengan baja yang dapat diatur ketinggiannya setiap 10 cm, sesuai
dengan ukuran dan volume barang yang disimpan.Khusus untuk rak dengan ketinggian
yang rendah dan barang yang disimpan tidak terlalu berat, penanganannya dapat
dilakukan dengan tenaga manusia. Dengan alat penanganan forklift selain dapat
mempercepat pelayanan juga dapat digunakan rak lebih tinggi, sehingga lebih
menghemat ruangan. Pada Gambar 8.12 merupakan contoh dari cantilever rack.

Gambar 8.12. Cantilever Rack

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 14 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

8.7.2. Penentuan Ukuran dan Spesifikasi Rak


Komponen primer pada rak adalah Up Right dan Load Beam. Untuk komponen-
komponen rak dalam instalasi dapat dilihat pada Gambar 8.13 berikut ini.

Gambar 8.13. Komponen-komponen Rak dalam Instalasi

Untuk menentukan ukuran dan spesifikasi Up Right dan Load Beam dapat
diikuti langkah berikut ini:
1. Tentukan pallet depth (kedalaman pallet) dan pallet width (lebar pallet) yang akan
digunakan. Pada Gambar 8.14 dapat dilihat istilah dimensi dari pallet depth dan
pallet width.

2. Tentukan load depth (kedalaman beban), load width (lebar beban), load height
(tinggi beban), dan berat maksimum beban yang ada. Untuk tinggi, tambahkan
tinggi beban dan tinggi pallet. Pada Gambar 8.14 dapat dilihat istilah dimensi dari
load depth, load width dan load height.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 15 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Gambar 8.14. Istilah Dimensi Pada Pallet Berbeban

3. Untuk menentukan kedalaman Up Right, kurangi 6” dari kedalaman pallet. Misal


ukuran pallet 40” panjang dan 48” lebar (kedalaman), maka nilai Up Right adalah
. Ukuran Up Right yang didapatkan dari perhitungan selalu
dibulatkan ke atas untuk disesuaikan dengan ukuran standar. Pada Gambar 8.15
dapat dilihat istilah dari Up Right.

Gambar 8.15. Up Right dan Beam

4. Untuk menentukan lebar beam atau beam width (asumsikan 2 pallet per beam),
yaitu kalikan load width atau lebar beban dengan 2 dan tambahkan 12”. Misal load
width 42”, maka lebar beam (beam width) adalah . Pada
Gambar 8.16 dapat dilihat istilah dari beam width.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 16 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

Catatan: Hasil perhitungan beam


width juga dibulatkan ke atas untuk
disesuaikan dengan standar. Cek
kapasitas beam untuk memastikan
beam yang ditentukan tadi dapat
menahan beban yang
direncanakan. Jangan gunakan
Gambar 8.16. Beam Width
beam di luar kapasitasnya.

5. Untuk menentukan tinggi Up Right


a. Kalikan jumlah level yang dikehendaki dengan 10”. Misal jumlah level yang
dikehendaki adalah 3, maka kalikan dengan 10”, maka .
b. Kurangi jumlah level dengan 1, lalu kalikan dengan keseluruhan tinggi beban
(sudah termasuk pallet). Misal tinggi beban termasuk pallet (overall load height)
adalah 50”, dan dikehendaki 4 level pallet, maka .
c. Tambahkan kedua angka hasil perhitungan a dan b untuk memperoleh angka
tinggi Up Right yang dibutuhkan. Hasilnya adalah .

Untuk sistem koneksi dan profil dari beam dan up right dapat dilihat pada
Gambar 8.17 berikut ini.

Gambar 8.17. Sistem Koneksi Beam dan Up Right

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 17 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

8.7.3. Komponen-komponen Pendukung Rak


Komponen-komponen pendukung rak dapat dilihat pada Gambar 8.18 yang
merupakan aksesoris-aksesoris proteksi rak. Namun pada prinsipnya komponen-
komponen pendukung rak tidak harus dipasang. Komponen pendukung rak lebih
berfungsi untuk proteksi atau pengaman.

Gambar 8.18. Aksesoris-asesoris Proteksi Rak

Selain itu, masih ada lagi aksesoris-aksesoris lainnya untuk memperhatikan sisi
safety peletakan material di rak yang dapat dilihat pada Gambar 8.19 berikut ini.

Gambar 8.19. Pallet Rack Wire Decking

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 18 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

LINK Pengayaan Materi


Peserta harus membuka dan membaca LINK jurnal ini agar dapat berpartisipasi dalam
FORUM. LINK ini berisi jurnal yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk
berpartisipasi pada FORUM dan untuk mengerjakan TUGAS.
Untuk memahami materi yang terdapat dalam MODUL, silahkan buka dan baca jurnal
pada LINK berikut ini.
http://journal.ojs-unita.com/index.php/unita/article/view/7/4

FORUM Diskusi
Peserta dapat berpartisipasi dalam FORUM ini jika telah membuka dan membaca LINK
yang terdapat pada pertemuan ini dan peserta harus berpartisipasi dalam FORUM ini
agar dapat mengerjakan QUIZ.
Peserta harus menuliskan judul jurnal yang terdapat pada LINK pertemuan ini. Selain
itu, peserta juga dapat memberikan komentar pada jawaban peserta lainnya, dan jika
terdapat pertanyaan atau apapun yang terkait dengan MODUL dan TUGAS dapat juga
dituliskan pada FORUM ini.

QUIZ
Peserta dapat membuka dan mengerjakan QUIZ ini jika telah membuka MODUL dan
berpartisipasi pada FORUM yang terdapat pada pertemuan ini dan peserta harus
mengerjakan QUIZ ini agar dapat membuka dan mengerjakan TUGAS.
Kerjakan QUIZ berikut sebaik-baiknya agar nilai yang diperoleh maksimal. Terdapat 3
(tiga) kali kesempatan percobaan dengan nilai akhir adalah nilai rata-rata dari
kesempatan percobaan yang digunakan.

1. Yang merupakan dasar penentuan atau perhitungan luas lantai, adalah:


a. Cara pengangkutan
b. Cara penyimpanan bahan baku
c. Bahan baku yang akan disiapkan.
d. Allowance

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 19 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

2. Dasar penentuan periode produksi jadi pada luas lantai shipping, adalah:
a. Ukuran produk jadi
b. Jumlah produk jadi dalam satu kemasan
c. Karakteristik produk jadi tersebut
d. Allowance untuk bahan pelindung

3. Kelonggaran (allowance) untuk mesin diberikan untuk hal-hal berikut, kecuali:


a. Maintenance peralatan
b. Pergerakan mesin pada saat beroperasi
c. Pergerakan operator
d. Operator maintenance

4. Yang harus diperhatikan dalam menyusun luas lantai perkantoran, kecuali:


a. Tiap pekerja membutuhkan kira-kira 4,5 – 25 m2
b. Lebar lorong minimal 0,9 m
c. Allowance untuk bahan pelindung
d. Jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan merupakan dasar departementasi

5. Hal yang harus dipertimbangkan atau diperhitungkan dalam penentuan luas lantai,
adalah:
a. Bahan baku yang akan disiapkan
b. Mesin atau peralatan yang digunakan
c. Cara penyimpanan bahan baku
d. Barang jadi yang dihasilkan

TUGAS
Peserta dapat mengerjakan TUGAS ini jika telah mengerjakan QUIZ yang terdapat pada
pertemuan ini.
Jawab pertanyaan berikut ini yang bersumber dari jurnal yang terdapat pada LINK
pertemuan ini.

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 20 / 22
IND413-Perancangan Tata Letak Fasilitas Materi Sesi #8

1) Tuliskan judul, nama peneliti dan institusi dari peneliti yang terdapat pada jurnal
tersebut.
2) Sebutkan kata kunci (keyword) yang terdapat pada jurnal tersebut.
3) Sebutkan tujuan penelitian yang terdapat pada jurnal tersebut.
4) Sebutkan tahapan penelitian pada jurnal tersebut secara singkat dan jelas.
5) Sebutkan hasil penelitian yang terdapat pada jurnal tersebut.
Jawaban tugas dapat langsung ditulis pada tempat yang telah disediakan (bersifat online
text) dan isi jawaban maksimal 200 kata.

Daftar Pustaka
Apple. James M., 1990, Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Penerbit ITB,
Bandung
Groover. Mikell P., 2001, Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc.
Meyers. Fred E., 1993, Plant Layout and Material Handling, Prentice Hall, USA
Sihombing. G. L. A., 2018, Analisis Luas Gudang Barang Berdasarkan Jumlah
Kapasitas Produksi Pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Porsea, Tapanuli Journals,
Vol.1, No.1, August 2018, ISSN.2622-8823
Tompkins. James A., et.al., 1996, Facilities Planning, John Wiley & Sons, Canada
Wignjosoebroto. S, 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, PT. Guna Widya,
Jakarta, Indonesia

Universitas Esa Unggul 6623 – Taufiqur Rachman


http://esaunggul.ac.id Halaman 21 / 22

Anda mungkin juga menyukai