BAB I
PENDAHULUAN
Luas lantai digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan
dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan.
Perhitungan luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan lahan sampai
perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya.
Penerapan perhitungan luas lantai yaitu pada proses produksi produk vas
bunga gantung.Perhitungan luas lantai produksi produk vas bunga gantung
berdasarkan operation process chart (OPC), routing sheet, dan multi product
process chart (MPPC) yang telah dibuat sebelumnya. Inti permasalahan pada
penerapan perhitungan luas lantai ini yaitu berapa total luas lantai yang diperlukan
untuk proses produksi produk.
Perhitungan luas lantai pabrik diperlukan untuk mengetahui luas area yang di
sediakan perusahaan dalam pendirian pabrik beserta luas untuk setiap department,
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -2
luas lantai yang dihitung adalah receiving, gudang bahan baku utama, gudang
bahan baku pembantu, warehouse, shipping, maintenance, prlayanan produksi,
pelayanan pabrik, kantor dan pelayanan personil, dan department yang terdapat
dalam bagian produksi.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimana peranan luas lantai pabrik dalam pembuatan produk vas bunga
gantung?
2. Bagaimana perancangan struktur organisasi dalam kebutuhan luas lantai
pabrik dalam pembuatan produk vas bunga gantung?
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebaagai berikut :
1. Membuat perhitungan luas lantai pabrik
2. Membuat perancangan struktur organisasi pabrik
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat membuat perhitungan luas lantai pabrik
2. Dapat membuat perancangan struktur organiasi pabrik
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Luas Lantai Pabrik
Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan
digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dalam perusahaan yang akan
didirikan. Luas lantai dibutuhkan untuk mesin atau peralatan yang dapat
ditentukan setelah mengetahui berapa banyak jumlah mesin yang perlu diawasi
oleh seorang operator (Harahap, 2006). Perhitungan luas lantai produksi dimulai
dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala
fasilitas pendukungnya. Perhitungan luas lantai produksi digunakan untuk
mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk produksi yang menyangkut area
penempatan kelompok mesin produksi (Binus, 2004).
Penentuan ruangan yang dibutuhkan untuk kegiatan pengiriman berkaitan erat
dengan kegiatan penerimaan, karena kebutuhan ruangan dapat ditentukan dengan
mengacu pada informasi terdahulu pada penerimaan dengan menyesuaikannya
sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi perbedaan antar keduanya, sejauh
prosedur penentuan berkaitan (Apple, 1990). Tujuan menghitung luas lantai
adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai bagian produksi (Binus, 2007).
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan luas lantai,
yang pertama adalah metode produksi pusat, dimana pusat produksi terdiri dari
satu mesin ditambah dengan seluruh peralatan yang diperlukan dan area untuk
operator. Tempat kerja (depan, belakang, kiri, kanan) ditambah ruang
maintenance dan ruang storage akan didapat luas lantai untuk mesin. Pada
prinsipnya semua peralatan dan lokasi storage disusun pada pusat produksi
(Hadiguna, 2008).
Metode yang kedua adalah Roughed – Out Layout Method, dimana model
ditempatkan pada tata letak yang diperoleh dari estimasi konfigurasi umum dan
luas lantai yang dibutuhkan. Metode yang ketiga adalah metode jarak standar,
dimana untuk industri-industri yang standar, luas lantai ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya (Harahap, 2006).
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -4
Waktu rasio dan metode proyek merupakan metode luas lantai berikutnya
yaitu dengan menetapkan perbandingan dari meter kuadrat suatu faktor yang bisa
mengukur atu memprediksi tata letak yang diusulkan. Sebagai contoh adalah
meter kuadrat per jam buruh langsung, meter kuadrat per unit produksi dan meter
kuadrat per kepala bagian. Metode yang terakhir adalah mengkonversikan dimana
kebutuhan area yang sekarang dikonversikan untuk kebutuhan tata letak yang
direncanakan. Perlu diingat bahwa kebutuhan area bukan merupakan fungsi linier
dari jumlah produksi. Metode ini dapat digunakan untuk departemen pendukung
dan gudang bahan baku (Harahap, 2006).
Dalam melakukan perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan
dibutuhkan beberapa kebutuhan lahan atau luas lantai untuk kegiatan produksi
pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan
demikian perlu dihitung berapa luas lahan yang disiapkan , terutama untuk
kegiatan bagian produksi. Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku
yang akan disiapkan, mesin atau peralatan yang digunakan, dan barang jadi yang
dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, maka akan didapat luas lantai receiving
model tumpukan dan rak, luas lantai fabrikasi dan assembling, serta luas lantai
shipping.
Di dalam menghitung kebutuhan luas lantai ini, dilibatkan pula masalah
masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan mempengaruhi
terhadap lahan atau luas lantai tersebut, yaitu:
1. Alat angkut
2. Cara pengangkutan
3. Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk/dirak)
4. Aliran bahan
Luas lantai gudang bahan baku ini terdiri dari model tumpukan dan rak.
Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku di gudang,
maka perlu digambarkan bagaimana cara penyimpanan material tersebut (baik
model tumpukan maupun model rak), sehingga luas lantai yang dipakai sesuai
dengan hasil perhitungan. Gambaran yang dibuat harus memberi penjelasan
mengenai:
1. Tinggi memuat berapa tumpuk
2. Lebar memuat berapa tumpuk
3. Panjang memuat berapa tumpuk
Panjang = B + C +D
Allowance Material
Allowance material dibagi menjadi dua yaitu, allowance material incoming
dan outgoing. Allowance material incoming dan outgoing ditetapkan sebesar
20% dari panjang material terpanjang.
Allowance Gang
Ditetapkan sebesar 20% dari panjang material terpanjang yang dipindahkan.
Jika panjang material lebih kecil dari lebar alat angkut, maka gunakan lebar
alat angkut +20%.
A=E=F=H
A= Panjang material terpanjang + 20%
Jika panjang material terpanjang < dimensi alat angkut, gunakan:
A = Dimensi alat angkut + 20%
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -7
Allowance Maintenance
Allowance maintenance digunakan untuk area perawatan mesin/stasiun kerja.
Lebar allowance ditentukan sebesar 1 m, sedangkan panjangnya dirumuskan:
Panjang = B + C +D
Luas Lantai
=
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -8
4. Warehouse
6. Receiving
=
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -9
Ukuran (m)
Nomor Komponen Nama Komponen Tipe Luas (m2) Hasil Routing Sheet Produk/Minggu Luas Total (m2) Tumpukan Tinggi (m) Luas Lantai (m2) Allowance 200% Total Luas (m2)
p l r
1 A l a s Papan 0.18 0 . 1 8 - 8 4 . 2 1
2 Samping Alas Papan 0.18 0 . 1 1 - 1 7 1 . 8 1
3 Belakang Papan 0 . 2 0 . 1 1 - 8 5 . 8 1
4 D e p a n Papan 0 . 2 0 . 0 9 - 8 5 . 8 1
5 S e k a t Papan 0.18 0 . 0 8 - 8 4 . 2 1
6 A t a s 1 Papan 0 . 2 0 . 0 6 - 8 5 . 8 1
7 A t a s 2 Papan 0 . 2 0 . 1 4 - 8 5 . 8 1
8 Samping Atas Papan 0.13 0 . 0 2 - 1 6 8 . 4 1
9 Depan Atas Papan 0 . 2 0 . 0 2 - 8 5 . 8 1
T O T A L
Struktur organisasi dibuat agar tanggung jawab, wewenang, peran dan fungsi
masing-masing organisasi jelas sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan
teratur lancar dan sesuai keinginan perusahaan.
Mental pada saat berbicara di depan publik tidak setiap orang dapat melakukannya
dengan mudah, perlu adanya pelatihan yang lama dan secara berkala. Suatu
organisasi, kelompok belajar, dan lain sebagainya merupakan wadah yang tepat dalam
mengembangkan public speaking.
3) Mudah dalam memecahkan masalah.
Manfaat yang ketiga yaitu dapat dengan mudah dalam memecahkan masalah.
Dalam suatu organisasi sering terdapat berbagai masalah, entah itu disebabkan karena
adanya perbedaan pendapat ataupun hal-hal yang lainnya. Pemecahan dari berbagai
permasalahan yang ada mengajarkan kita untuk harus bersikap serta dapat menyikapi
permasalahan yang ada yang lebih kompleks serta majemuk.
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2 Lingkaran Alas 1 Behel 0.60 0.4 0.22 0.0000528 1 0.000528 1 0.00052 8 0.1056 0.106128
3 Gantungan 1 Behel O.34 0.4 0.34 0.04624 1 0.04624 1 0.04624 9.248 9.29424
4 Gantungan 2 Behel 0.34 0.4 0.34 0.04624 1 0.04624 1 0.04624 9.248 9.29424
5 Kerangka Penghubung 1 Behel 0.22 0.4 0.22 0.01936 1 0.01936 1 0.01936 3.872 3.89136
6 Kerangka Penghubung 2 Behel 0.22 0.4 0.22 0.01936 1 0.01936 1 0.01936 3.872 3.89136
7 Kerangka Penghubung 3 Behel 0.22 0.4 0.22 0.01936 1 0.01936 1 0.01936 3.872 3.89136
8 Penyangga 1 Behel 0.16 0.4 0.16 0.01024 1 0.01024 1 0.01024 2.048 2.05824
9 Penyangga 2 Behel 0.16 0.4 0.16 0.01024 1 0.0 10 24 1 0.010 24 2.048 2 .0 5 8 24
T O T A L 34.5808224
Ukuran (m)
Nama Mesin Departemen Jumlah Mesin Luas Mesin (m2) Luas Seluruh Mesin (m2) Toleransi Bahan (100%) Allowance (200%) Total Luas/Departmen (m2)
P L
Vas Bunga
60 16 34 0 . 5 6 3 1 3 6 9
Gantung
BAB IV
ANALISA
Perhitungan luas lantai merupakan perhitungan luas suatu tempat atau
areayang akan digunakan dalam mengolah suatu bahan atau dalam mengerjakan
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -15
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -16
4.1 Saran
Saran untuk penulisan mengenai penerapan perhitungan luas lantai ini yaitu
penentuan jumlah komponen utama, komponen tambahan, dan mesin sangat
berpengaruh pada perhitungan luas lantai, sehingga usahakan tidak perlu memiliki
kuantitas yang terlalu banyak serta pemberian kelonggaran harus mempertimbangkan
operator, mesin, dan material sehingga ada ruang untuk gang.
DAFTAR PUSTAKA