Anda di halaman 1dari 16

MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luas lantai digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan digunakan
dalam perencanaan tata letak fasilitas dan perusahaan yang akan didirikan.
Perhitungan luas lantai produksi dimulai dari luas kebutuhan lahan sampai
perkantoran dengan memperhatikan segala fasilitas pendukungnya.

Dalam melakukan suatu perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan


bahan, dibutuhkan beberapa kebutuhan luas lantai untuk kegiatan produksi pabrik
yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan demikian
perlu dihitung berapa luas lantai yang disiapkan, terutama untuk kegiatan bagian
produksi. Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku yang akan
disiapkan. Berdasarkan hal tersebut maka akan didapat luas lantai receiving
(gudang bahan baku) model tumpukan dan rak. Tumpukan digunakan untuk
material yang rata-rata mempunyai dimensi yang besar sehingga tidak
memungkinkan untuk dimasukan kedalam suatu wadah atau tempat tertentu.
Sedangkan untuk material yang menggunakan model penyimpanan menggunakan
rak, digunakan untuk material yang berdimensi kecil (Hadiguna, 2008)..

Penerapan perhitungan luas lantai yaitu pada proses produksi produk vas
bunga gantung.Perhitungan luas lantai produksi produk vas bunga gantung
berdasarkan operation process chart (OPC), routing sheet, dan multi product
process chart (MPPC) yang telah dibuat sebelumnya. Inti permasalahan pada
penerapan perhitungan luas lantai ini yaitu berapa total luas lantai yang diperlukan
untuk proses produksi produk.

Perhitungan luas lantai pabrik diperlukan untuk mengetahui luas area yang di
sediakan perusahaan dalam pendirian pabrik beserta luas untuk setiap department,
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -2

luas lantai yang dihitung adalah receiving, gudang bahan baku utama, gudang
bahan baku pembantu, warehouse, shipping, maintenance, prlayanan produksi,
pelayanan pabrik, kantor dan pelayanan personil, dan department yang terdapat
dalam bagian produksi.

1.2 Permasalahan
1. Bagaimana peranan luas lantai pabrik dalam pembuatan produk vas bunga
gantung?
2. Bagaimana perancangan struktur organisasi dalam kebutuhan luas lantai
pabrik dalam pembuatan produk vas bunga gantung?

1.3 Batasan dan Asumsi


Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan asumsi dari masalah yang ada
adalah dapat menentukan kebutuhan luas lantai pabrik serta unsur perancangan
luas lantai pabrik dalam pembuatan produk vas bunga gantung, agar produk yang
dirancang dapat sesuai dengan yang diinginkan dan dapat menghemat tempat
kerja.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebaagai berikut :
1. Membuat perhitungan luas lantai pabrik
2. Membuat perancangan struktur organisasi pabrik

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat membuat perhitungan luas lantai pabrik
2. Dapat membuat perancangan struktur organiasi pabrik
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Luas Lantai Pabrik

2.1.1 Pengertian Luas Lantai Pabrik

Luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas lahan yang akan
digunakan dalam perencanaan tata letak fasilitas dalam perusahaan yang akan
didirikan. Luas lantai dibutuhkan untuk mesin atau peralatan yang dapat
ditentukan setelah mengetahui berapa banyak jumlah mesin yang perlu diawasi
oleh seorang operator (Harahap, 2006). Perhitungan luas lantai produksi dimulai
dari luas kebutuhan lahan sampai perkantoran dengan memperhatikan segala
fasilitas pendukungnya. Perhitungan luas lantai produksi digunakan untuk
mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk produksi yang menyangkut area
penempatan kelompok mesin produksi (Binus, 2004).
Penentuan ruangan yang dibutuhkan untuk kegiatan pengiriman berkaitan erat
dengan kegiatan penerimaan, karena kebutuhan ruangan dapat ditentukan dengan
mengacu pada informasi terdahulu pada penerimaan dengan menyesuaikannya
sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi perbedaan antar keduanya, sejauh
prosedur penentuan berkaitan (Apple, 1990). Tujuan menghitung luas lantai
adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas lantai bagian produksi (Binus, 2007).
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam menentukan luas lantai,
yang pertama adalah metode produksi pusat, dimana pusat produksi terdiri dari
satu mesin ditambah dengan seluruh peralatan yang diperlukan dan area untuk
operator. Tempat kerja (depan, belakang, kiri, kanan) ditambah ruang
maintenance dan ruang storage akan didapat luas lantai untuk mesin. Pada
prinsipnya semua peralatan dan lokasi storage disusun pada pusat produksi
(Hadiguna, 2008).
Metode yang kedua adalah Roughed – Out Layout Method, dimana model
ditempatkan pada tata letak yang diperoleh dari estimasi konfigurasi umum dan
luas lantai yang dibutuhkan. Metode yang ketiga adalah metode jarak standar,
dimana untuk industri-industri yang standar, luas lantai ditentukan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan sebelumnya (Harahap, 2006).
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -4

Waktu rasio dan metode proyek merupakan metode luas lantai berikutnya
yaitu dengan menetapkan perbandingan dari meter kuadrat suatu faktor yang bisa
mengukur atu memprediksi tata letak yang diusulkan. Sebagai contoh adalah
meter kuadrat per jam buruh langsung, meter kuadrat per unit produksi dan meter
kuadrat per kepala bagian. Metode yang terakhir adalah mengkonversikan dimana
kebutuhan area yang sekarang dikonversikan untuk kebutuhan tata letak yang
direncanakan. Perlu diingat bahwa kebutuhan area bukan merupakan fungsi linier
dari jumlah produksi. Metode ini dapat digunakan untuk departemen pendukung
dan gudang bahan baku (Harahap, 2006).
Dalam melakukan perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan
dibutuhkan beberapa kebutuhan lahan atau luas lantai untuk kegiatan produksi
pabrik yang akan didirikan, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Dengan
demikian perlu dihitung berapa luas lahan yang disiapkan , terutama untuk
kegiatan bagian produksi. Perhitungan luas lantai ini didasarkan pada bahan baku
yang akan disiapkan, mesin atau peralatan yang digunakan, dan barang jadi yang
dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, maka akan didapat luas lantai receiving
model tumpukan dan rak, luas lantai fabrikasi dan assembling, serta luas lantai
shipping.
Di dalam menghitung kebutuhan luas lantai ini, dilibatkan pula masalah
masalah yang berkaitan dengan kegiatan lainnya yang akan mempengaruhi
terhadap lahan atau luas lantai tersebut, yaitu:
1. Alat angkut
2. Cara pengangkutan
3. Cara penyimpanan bahan baku (ditumpuk/dirak)
4. Aliran bahan

Yang kesemuanya harus diperhitungkan dalam penentuan luas lantai dengan


menambah allowance.
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -5

2.1.2 Tujuan Luas Lantai Pabrik

Tujuan menghitung luas lantai adalah untuk memperkirakan kebutuhan luas


lantai bagian produksi yang meliputi:
1. Receiving (gudang bahan baku model tumpukan dan rak)

Luas lantai gudang bahan baku ini terdiri dari model tumpukan dan rak.
Untuk memberi gambaran dari cara penyimpanan bahan baku di gudang,
maka perlu digambarkan bagaimana cara penyimpanan material tersebut (baik
model tumpukan maupun model rak), sehingga luas lantai yang dipakai sesuai
dengan hasil perhitungan. Gambaran yang dibuat harus memberi penjelasan
mengenai:
1. Tinggi memuat berapa tumpuk
2. Lebar memuat berapa tumpuk
3. Panjang memuat berapa tumpuk

Sehingga jika dijumlahkan, material yang tergambar sesuai dengan


material per satu periode yang akan disimpan. Demikian juga untuk model
rak, luas lantai yang dibutuhkan adalah lahan yang diperlukan berdasarkan
kebutuhan hasil perhitungan setelah disimpan dalam rak sesuai dengan tinggi
dan lebar maksimum dari rak serta cara penyimpanan di dalam rak.

2. Fabrikasi dan Assembling (mesin dan peralatan)


Luas lantai mesin (fabrikasi dan assembling) juga perlu diperhitungkan
dalam perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan. Data yang
diperlukan dalam perhitungan luas lantai ini antara lain adalah: nama mesin,
jumlah mesin, dan ukuran mesin. Data ini dapat diperoleh dari MPPC.
3. Shipping (gudang barang jadi)
Data yang diperlukan dalam perhitungan luas lantai gudang barang jadi
antara lain adalah: nomor komponen, nama komponen, dan tipe barang jadi.

Kegunaan luas lantai adalah: digunakan dalam perhitungan ongkos material


handling (OMH) antar departemen, sesuai dengan luas lantai hasil
perhitungan.
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -6

2.1.3 Manfaat Luas Lantai Pabrik


Luas lantai pabrik memiliki manfaat antara lain:
1. Untuk mengetahui luas area yang perlu disediakan perusahaan dalam pendirian
pabrik beserta alokasinya luas untuk setiap department
2. Untuk mengetahui jumlah material yang dibutuhkan
3. Untuk mengetahui keterkaitan produksi antara komponen suatu produk atau antar
produk, bagian, bahan, pekerjaan, atau aktivitas.

2.1.4 Langkah-langkah Membuat Luas Lantai Pabrik


1. Bagian Produksi
 Allowance Operator
Allowance operator berfungsi sebagai area pergerakan operator selama proses
permesinan. Lebar allowance ditentukan sebesar 1 m, sedangkan panjangnya
dirumuskan:

Panjang = B + C +D

 Allowance Material
Allowance material dibagi menjadi dua yaitu, allowance material incoming
dan outgoing. Allowance material incoming dan outgoing ditetapkan sebesar
20% dari panjang material terpanjang.

B = Panjang material terpanjang + 20%


C = Panjang mesin
D = Panjang material terpanjang + 20%

 Allowance Gang
Ditetapkan sebesar 20% dari panjang material terpanjang yang dipindahkan.
Jika panjang material lebih kecil dari lebar alat angkut, maka gunakan lebar
alat angkut +20%.

A=E=F=H
A= Panjang material terpanjang + 20%
Jika panjang material terpanjang < dimensi alat angkut, gunakan:
A = Dimensi alat angkut + 20%
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -7

 Allowance Maintenance
Allowance maintenance digunakan untuk area perawatan mesin/stasiun kerja.
Lebar allowance ditentukan sebesar 1 m, sedangkan panjangnya dirumuskan:

Panjang = B + C +D

 Luas Satu Mesin

Luas mesin + luas material incoming + luas material outgoing +


luas allowance maintenance + luas allowance operator

2. Gudang Bahan Baku Utama


 Kebutuhan part per lead time
Lead time digunakan dalam perhitungan ini adalah satu minggu dengan jam
kerja sebagaimana dijelaskan pada data umum perusahaan. Kebutuhan part
dirumuskan:

= Kebutuhan part/jam* (5 hari/minggu *2shift/hari *8jam/shift


= Kebuthan part/jam *80jam

 Kebutuhan rough lumber per lead time

 Luas Lantai

 Total luas lantai

=
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -8

3. Gudang Bahan Baku Pembantu


 Jumlah produk per lead time

 Kebutuhan bahan per lead time

 Unit receiverd per lead time

4. Warehouse

 Kebutuhan luas lantai

 Luas lantai warehousing

5. Luas Lantai Shipping

6. Receiving

=
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -9

2.1.5 Contoh Penerapan Luas Lantai Pabrik

Ukuran (m)
Nomor Komponen Nama Komponen Tipe Luas (m2) Hasil Routing Sheet Produk/Minggu Luas Total (m2) Tumpukan Tinggi (m) Luas Lantai (m2) Allowance 200% Total Luas (m2)
p l r
1 A l a s Papan 0.18 0 . 1 8 - 8 4 . 2 1
2 Samping Alas Papan 0.18 0 . 1 1 - 1 7 1 . 8 1
3 Belakang Papan 0 . 2 0 . 1 1 - 8 5 . 8 1
4 D e p a n Papan 0 . 2 0 . 0 9 - 8 5 . 8 1
5 S e k a t Papan 0.18 0 . 0 8 - 8 4 . 2 1
6 A t a s 1 Papan 0 . 2 0 . 0 6 - 8 5 . 8 1
7 A t a s 2 Papan 0 . 2 0 . 1 4 - 8 5 . 8 1
8 Samping Atas Papan 0.13 0 . 0 2 - 1 6 8 . 4 1
9 Depan Atas Papan 0 . 2 0 . 0 2 - 8 5 . 8 1
T O T A L

Contoh Perhitungan (komponen alas):


Luas = p x l = 0,18 x 0,18 = 0,032 m2
Produk/minggu = Hasil routing sheet x 5 hari = 84,16 x 5 = 421 unit
Luas total = Luas x produk/minggu = 0,032 x 421 =13,634 m2
Tinggi tumpukan adalah 1 m, dengan asumsi setinggi jangkauan tangan
manusia.
Luas lantai = Luas total x tinggi tumpukan = 13,634 x 1 = 13,634 m2
Allowance = luas total x 200% = 13,634 x 200% = 27,268 m2
Total luas = Luas lantai + Allowance= 13,634 + 27,268 = 40,902 m2

Ukuran (m) Luas Tinggi


No. Produk / Luas Lantai Allowance Total
Nama Komp. Tipe Luas (m²) Total Tumpukan
Komp. p l r minggu (m²) 200% Luas (m²)
(m²) (m)
1 Alas Papan 0.18 0.18 - 0.032 421 13.634 1 13.634 27.268 40.902
2 Samping Alas Papan 0.18 0.11 - 0.02 859 17.003 1 17.003 34.007 51.01
3 Belakang Papan 0.2 0.11 - 0.022 429 9.446 1 9.446 18.891 28.337
4 Depan Papan 0.2 0.09 - 0.018 429 7.728 1 7.728 15.457 23.185
5 Sekat Papan 0.18 0.08 - 0.014 421 6.06 1 6.06 12.119 18.179
6 Atas 1 Papan 0.2 0.06 - 0.012 429 5.152 1 5.152 10.304 15.457
7 Atas 2 Papan 0.2 0.14 - 0.028 429 12.022 1 12.022 24.044 36.065
8 Samping Atas Papan 0.13 0.02 - 0.003 842 2.188 1 2.188 4.376 6.564
9 Depan Atas Papan 0.2 0.02 - 0.004 429 1.717 1 1.717 3.435 5.152
Total 224.850
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -10

2.1 Struktur Organisasi

2.2.1 Pengertian Struktur Organisasi


Organisasi merupakan sekumpulan orang yang membentuk sebuah sistem
terpadu mengenai bagaimana orang-orang dalam organisasi mencapai tujuan yang
sama. Tujuan tersebut sering dituangkan dalam sebuah wadah yakni Visi. Orang-
orang dalam organisasi, seberapa besarpun organisasi itu, pasti memiliki
tujuanbersama yang ingin dicapai. Tujuan yang dicapai tidak bisa dilakukan
sendiri-sendiri, secara individual. Sehingga membentukalah organisasi. Berasal
dari kata dasar organ. Arti harfiahnya dalam istilah biologi kurang lebih berarti
sekumpulan jaringan yang membentuk satu kesatuan dimana dapat melakukan
fungsi tertentu secara independen. Kata organ mendapat imbuhan ’isasi’.
Sehingga bisa diartikan sebagai proses dan sekumpulan aktivitas.
Sementara kata Struktur dalam organisasi dapat didefinisikan sebagai
mekanisme formal di mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan–hubungan diantara
fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang
menunjukan kedudukan tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-
beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi
kerja, stndarisasi, koordinasi, sentralisasi atau disentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas
individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan
penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja.
2. Standarisasai kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang
digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti
yang direncanakan.
3. Koordinasi kegiatan menunjukkan prosedur-prosedur yang
mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satian kerja dalam organisasi
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan yang
menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu
kelompok kerja
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -11

Struktur organisasi dibuat agar tanggung jawab, wewenang, peran dan fungsi
masing-masing organisasi jelas sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan
teratur lancar dan sesuai keinginan perusahaan.

Perancangan struktur organisasi di gunakan untuk mempertemukan bentuk


organisasi yang sedekat mungkin dengan tujuan yang ingin diraih oleh organisasi
dengan menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan–
hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-
orang yang menunjukan kedudukan tugas dan wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda-beda dalam suatu organisasi dimana dalam melaksanaksan
perancangan struktur organisasi dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan
organisasi yang sama .
Sebuah organisasi yang mempunyai aturan ketat, terbagi atas 3, antara lain badan
eksekutif sebagai pelaksana program kerja, badan legislatif yang berfungsi untuk
membuat serta merumuskan aturan dalam suatu organisasi, dan badan yudikatif yang
berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan berbagai aturan oleh badan eksekutif serta
seluruh anggota.

2.2.2 Tujuan Struktur Organisasi


Tujuan organisasi menurut salah satu pakar ahli yaitu Simon bahwa pada tugas
guna mewujudkan sasaran organisasi tersebut berada pada masing-masing orang yang
ada pada tingkat paling bawah di struktur organisasi. Demikian juga bagi seseorang
yang paling bawah di struktur organisasi tersebut tidak boleh diabaikan, hal ini karena
mereka merupakan anggota level bawah yang dapat menentukan tentang
keberlangsungan hidup serta untuk tercapainya tujuan organisasi.

2.2.3 Manfaat Struktur Organisasi


Adapula manfaat yang dapat diperoleh dalam organisasi, antara lain :
1) Dapat tercapainya sebuah tujuan.
Manfaat organisasi yang dibentuk dari berbagai tujuan bersama yang berkaitan,
maka dapat lebih berpeluang dalam meraih tujuan secara maksimal dan efektif.
2) Melatih mental untuk berbicara di publik.
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -12

Mental pada saat berbicara di depan publik tidak setiap orang dapat melakukannya
dengan mudah, perlu adanya pelatihan yang lama dan secara berkala. Suatu
organisasi, kelompok belajar, dan lain sebagainya merupakan wadah yang tepat dalam
mengembangkan public speaking.
3) Mudah dalam memecahkan masalah.
Manfaat yang ketiga yaitu dapat dengan mudah dalam memecahkan masalah.
Dalam suatu organisasi sering terdapat berbagai masalah, entah itu disebabkan karena
adanya perbedaan pendapat ataupun hal-hal yang lainnya. Pemecahan dari berbagai
permasalahan yang ada mengajarkan kita untuk harus bersikap serta dapat menyikapi
permasalahan yang ada yang lebih kompleks serta majemuk.

2.2.4 Langkah-langkah Membuat Struktur Organisasi


Cara pembuatan organisasi dan perencanaan sumber daya manusia:
1. Departemen produksi, Keuangan, Pemasaran harus ada dalam struktur
organisasi, departemen lain dapat ditambahkan jika diperlukan
2. Deskripsi tugas masing-masing harus jelas dan spesifik
3. Sebaiknya struktur organisasi dibuat “ramping” dan hemat tenaga kerja

. 2.2.5 Contoh Penerapan Struktur Organisasi


MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -13

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


Tabel 3.1 Komponen Utama Vas Bunga Gantung

No N a m a Unit / assy Tipe bahan Ukuran pakai (cm)


1 Lingkaran Atas 1 1 B e h e l 88 cm
2 Lingkaran Alas 1 1 B e h e l 60 cm
3 Gantungan 1 1 B e h e l 34 cm
4 Gantungan 2 1 B e h e l 34 cm
5 Kerangka Penghubung 1 1 B e h e l 22 cm
6 Kerangka Penghubung 2 1 B e h e l 22 cm
7 Kerangka Penghubung 3 1 B e h e l 22 cm
8 Penyangga 1 1 B e h e l 16 cm
9 Penyangga 2 1 B e h e l 16 cm

3.1 Pengolahan Data


3,2.1 Luas Lantai Model Tumpukan
Tabel 3.2 Luas Lantai Model Tumpukan
Bahan
Ukuran (cm ) Tinggi L u a s
/
No NamaKomponen Tipe Volume (m 3 ) Volume Total (m 3) Tumpuka Lantai Allowance (200%) Total Luas (m2)
P L T Mingg
n (m) (m2)
u
1 Lingkaran Atas 1 Behel 0.88 0.4 0.22 0.0007744 1 0.0007744 1 0 .0007744 0.15488 0.1556544

2 Lingkaran Alas 1 Behel 0.60 0.4 0.22 0.0000528 1 0.000528 1 0.00052 8 0.1056 0.106128

3 Gantungan 1 Behel O.34 0.4 0.34 0.04624 1 0.04624 1 0.04624 9.248 9.29424

4 Gantungan 2 Behel 0.34 0.4 0.34 0.04624 1 0.04624 1 0.04624 9.248 9.29424

5 Kerangka Penghubung 1 Behel 0.22 0.4 0.22 0.01936 1 0.01936 1 0.01936 3.872 3.89136

6 Kerangka Penghubung 2 Behel 0.22 0.4 0.22 0.01936 1 0.01936 1 0.01936 3.872 3.89136

7 Kerangka Penghubung 3 Behel 0.22 0.4 0.22 0.01936 1 0.01936 1 0.01936 3.872 3.89136
8 Penyangga 1 Behel 0.16 0.4 0.16 0.01024 1 0.01024 1 0.01024 2.048 2.05824
9 Penyangga 2 Behel 0.16 0.4 0.16 0.01024 1 0.0 10 24 1 0.010 24 2.048 2 .0 5 8 24
T O T A L 34.5808224

3.2.1 Luas Lantai Mesin


Tabel 3.2 Luas Lantai Mesin
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -14

Ukuran (m)
Nama Mesin Departemen Jumlah Mesin Luas Mesin (m2) Luas Seluruh Mesin (m2) Toleransi Bahan (100%) Allowance (200%) Total Luas/Departmen (m2)
P L

Mesin Gerinda Departemen Pabrikasi 1 0.6 0.6 0.36 0 . 3 6 0 . 3 6 0 . 7 2 1 . 4 4

Mesin Las Departemen Perakitan 1 0.25 0.05 0.0125 0.012 5 0.0125 0 . 0 2 5 0 . 0 5

Ragum Departemen perakitan 1 0.30 0.10 0.300 0.300 0 . 3 0 0 0 . 0 6 0 . 1 2

3.2.2 Luas Lantai Gudang Barang Jadi


Tabel 3.3 Luas Lantai Gudang Barang Jadi
Ukuran (cm) P r o d u k T o t a l L u a s TotalLuas
Volume Allowance
NamaProduk Jadi/Minggu Volume TinggiTumpukan (m) Lantai Lantai
P L T (m3) (200%)
(m3) (m2) (m2)

Vas Bunga
60 16 34 0 . 5 6 3 1 3 6 9
Gantung

BAB IV
ANALISA
Perhitungan luas lantai merupakan perhitungan luas suatu tempat atau
areayang akan digunakan dalam mengolah suatu bahan atau dalam mengerjakan
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -15

suatu proses produksi. Tujuan perhitungan luas lantai yaitu untuk


memperkirakankebutuhan luas lantai bagian produksi yang meliputi gudang bahan
baku modeltumpukkan dan model rak, fabrikasi dan perakitan, dan gudang bahan
jadi.Kelebihan dari penerapan perhitungan luas lantai yaitu mempertimbangkan
aspek gang, dimana penentuan besarnya gang dipengaruhi oleh ukuran faktor
manusia, peralatan atau mesin, dan bahan baku yang digunakan.
Sesuai dengan pengumpulan data tersebut dapat di lihat bahwa ukuran besi
yang akan di gunakan sepanjang 314cm yang mana dibagi menjadi sebagai berikut :
1 Lingkaran atas : 1x88 = 88cm
1 lingkaran Alas : 1x60 = 60 cm
2 gantungan : 2x34 =68cm
3 kerangka penghubung : 3x22 = 66cm
2 penyangga : 2x16 = 32cm
Jumlah : 314 cm
Penerapan perhitungan luas lantai yaitu pada proses produksi produk vas
bunga gantung.Perhitungan luas lantai produksi produk vas bunga gantung
berdasarkan operation process chart (OPC), routing sheet, dan multi product process
chart (MPPC) yang telah dibuat sebelumnya.
Berdasarkan dengan opc dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan
memproduksi vas bunga gantung sebagai berikut :
Waktu pemotongan : 19.36 menit
Waktu pembengkokan : 06.33 menit
Waktu pengelasan : 26.03menit
Waktu keseluruhan yang di butuhkan untuk membuat 1 produk gantungan vas
bunga adalah selama 52.01 menit.Sesuai gambar asembli chat dapat dilihat bahwa
pembuatan vas bunga gantung terbagi atas 4 bagian dan pada akhirya di rakit menjadi
satu.

BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
MEKI FACHRYANSYAH YURI (152015039) |III -16

Kesimpulan pada penulisan penerapan perhitungan luas lantai menjawab


tujuan penulisan berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan.Kesimpulan
pada penulisan ini yaitu total luas lantai gudang bahan baku untuk komponen utama
dengan model tumpukan gantungan vas bunga adalah sebesar 34.5808224 m2. Dan waktu
keseluruhan yang di butuhkan untuk membuat 1 produ gantungan vas bunga adalah
selama 52.01 menit,
Dengan menggunakan perhitungan luas lantai kita dapat menata berapa
banyak produk yang akan dibuat dalam suatu ruangan supaya tidak terjadi pekerjaan
yang berulang.

4.1 Saran

Saran untuk penulisan mengenai penerapan perhitungan luas lantai ini yaitu
penentuan jumlah komponen utama, komponen tambahan, dan mesin sangat
berpengaruh pada perhitungan luas lantai, sehingga usahakan tidak perlu memiliki
kuantitas yang terlalu banyak serta pemberian kelonggaran harus mempertimbangkan
operator, mesin, dan material sehingga ada ruang untuk gang.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wignjosoebroto, Sritomo. 2009.Tata Letak Pabrik dan


Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna Widya.

[2] Hadiguna, Rika Ampuh. 2009. Manajemen Pabrik, Pendekatan


Sistemuntuk Efisiensi dan Efektivitas. Edisi 1. Jakarta: Bumi Aksara.

[3] http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=93143. Diakses pada


Tanggal14 Oktober 2013 pukul 15.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai