Anda di halaman 1dari 24

[Type the document title]

KATA PENGANTAR

[Type text] Page 1


[Type the document title]

DAFTAR ISI

[Type text] Page 2


[Type the document title]

DAFTAR GAMBAR

[Type text] Page 3


[Type the document title]

DAFTAR TABEL

[Type text] Page 4


[Type the document title]

DAFTAR LAMPIRAN

[Type text] Page 5


[Type the document title]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Wignjosoebroto (2009), tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat
didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang
kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan berguna untuk luas area
penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan
perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun
permanen, personel pekerja dan sebagainya. Tata letak pabrik ada dua hal yang diatur
letaknya yaitu pengaturan mesin dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik.
Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik seringkali hal ini akan kita artikan
sebagai pengaturan peralatan/fasilitas produksi yang sudah ada ataupun bisa juga
diartikan sebagai perencanaaan tata letak pabrik yang baru sama sekali.
PT. PURINADA sangat menyadari bahwa tata letak fasilitas/pabrik memiliki peran
penting dalam mempertahankan keberlangsungan proses bisnis perusahaannya sebagai
perusahaan yang bergerak di industri manufaktur. Produk Wood Toy Train yang
diproduksi PT. PURINADA dibutuhkan konfigurasi pabrik yang mendukung pemenuhan
permintaan konsumen. PT. BATIROBER adalah perusahaan konsultan yang ikutserta
dalam proyek pembangunan pabrik Wood Toy Train PT. PURINADA untuk
mewujudkan rancangan tata letak pabrik yang efisien, yaitu meminimasi ongkos
pergerakan material antar departemen di dalam pabrik sehingga ongkos total produksi
dapat ditekan sebesar mungkin.
Tahap pertama telah dilakukan penentuan jenis dan jumlah mesin yang dibutuhkan yang
didapat melalui routesheet dan peta proses operasi. Adapun material yang digunakan
antara lain kayu plywood, kayu timber, kayu thin plywood, baja padat (diameter 12, 8
dan 4 mm), cat minyak (biru, merah dan kuning), thinner, lem kayu dan bahan
pembantu lain yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan dari laporan tahap pertama. Peta
proses operasi telah menggambarkan urutan operasi dan keterkaitan antar komponen
untuk membentuk produk Wood T yang jadi.
Laporan tahap kedua ini meliputi pengerjaan Assembly Chart dan Multi Product
Process Chart (MPPC). MPPC yang dibuat berdasarkan routesheet memberi hasil
penentuan jumlah dari tiap mesin yang dibutuhkan. Laporan ini juga meliputi aspek
teknis antara lain luas lantai baik luas lantai gudang bahan baku, luas lantai mesin, dan

[Type text] Page 6


[Type the document title]

luas lantai gudang barang jadi, serta aspek organisasi dan perancangan SDM dan
karakteristik perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, luas lantai perkantoran dan
fasilitas, serta ketenagakerjaan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan tahap dua dari perancangan tata letak pabrik Wood Toy
Train PT. PURINADA antara lain:
1. Menentukan kebutuhan jumlah mesin aktual dari Multi Product Process Chart
pembuatan Wood Toy Train.
2. Menghitung total luas lantai produksi pada PT. PURINADA.
3. Menghitung jumlah pekerja dengan membuat Struktur Organisasi dan Perancangan
Sumber Daya Manusia pada PT. PURINADA.

[Type text] Page 7


[Type the document title]

[Type text] Page 8


[Type the document title]

BAB II
DATA EKSISTING

2.1 Multi Product Process Chart


Multi Product Process Chart (MPPC) menggambarkan urutan proses yang dilalui
oleh material sampai menjadi produk jadi dengan keterangan utamanya antara lain nama
komponen, mesin yang digunakan, dan waktu operasi. MPPC membantu membuat
keputusan berupa jumlah tiap mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi Wooden Push
Cart untuk pemenuhan jumlah permintaan. MPPC dibuat berdasarkan informasi dari
routing sheet pada laporan tahap pertama.

2.2 Perhitungan Luas Lantai Pabrik


Adapun data ketentuan umum dari operasi pabrik adalah:

1. Jumlah jam kerja/shift= 8 jam


2. Jumlah shift/hari = 2 – 3 shift
3. Jumlah hari kerja/minggu= 6 hari
4. Dimensi Lift Truck = (p) 2.5 m x (l) 1.5 m
5. Dimensi Walking Pallet = (p) 1,5 m x (l) 1 m
6. 1 inch = 0.0254 m
Luas lantai pabrik yang diperhitungkan antara lain:

1. Receiving (Area penerimaan/bongkar bahan baku)


2. Gudang Bahan Baku Utama
3. Gudang Bahan Baku Pembantu
4. Bagian Produksi (Pre-Part, Pre-Fabrikasi, Fabrikasi dan Assembly)
5. Warehouse (Gudang Produk Jadi)
6. Shipping (Area pengiriman/muat produk jadi)
7. Maintenance/Workshop
8. Pelayanan Produksi
9. Pelayanan Pabrik
10. Pelayanan Personil Pabrik
Sebelum menghitung luas lantai pabrik, terlebih dahulu dilakukan perhitungan
ukuran material dengan memakai tabel yang tersedia pada halaman Format Laporan.
Tabel ini akan memudahkan dalam penentuan allowance untuk incoming dan outgoing
material.

[Type text] Page 9


[Type the document title]

Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian produksi.
1. Jumlah mesin diambil dari hasil pengolahan MPPC.
2. Allowance Orang (Pekerja dan Maintenance) ditetapkan selebar 1m.
3. Allowance Material pada incoming dan outgoing ditetapkan sebesar 20% dari
panjang material terbesar. Jika panjang material lebih kecil dari lebar lifttruck
atau Walking Pallet, maka gunakan lebar lifttruck +20% atau lebar Walking
Pallet + 20%.
4. Allowance Gang atau Transportasi ditetapkan sebesar 20% dari panjang
material terpanjang yang dipindahkan. Jika panjang material lebih kecil dari
panjang lifttruck atau Walking Pallet, maka gunakan panjang lifttruck +20%
atau panjang Walking Pallet + 20%.
5. Allowance untuk Transportasi dan Gang ditetapkan setelah membuat layout tata
letak mesin. Besarnya allowance transportasi adalah total luas layout dikurangi
oleh total luas mesin (Luas 1 Mesin + luas incoming + luas outgoing +
Maintenance + Pekerja).
6. Total Luas Ruangan = Luas Layout yang dibuat.

Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian gudang bahan baku
utama.

1. Jumlah kebutuhan Raw Material per jam diambil dari pengolahan data tugas
sebelumnya (Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Raw Material).
2. Kebutuhan Raw Material per lead time dihitung untuk lead time 2 minggu
(dibulatkan ke atas).

[Type text] Page 10


[Type the document title]

3. Jumlah Raw Material per tumpukan = rounddown ( Max.tinggi tumpukan (2m)


/ tebal Raw Material sebelum proses pre-fabrikasi)
4. Jumlah tumpukan = round up ( kebutuhan Raw Material sejenis per lead time /
jumlah Raw Material per tumpukan )
5. Allowance untuk Transportasi dan Gang ditetapkan setelah membuat layout
Gudang Bahan baku Utama. Luas allowance Transportasi dan Gang = Luas
layout – Luas lantai
6. Luas lantai = jumlah tumpukan x panjang Raw Material x lebar Raw Material
sebelum proses
pre-fabrikasi.

Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian gudang bahan baku
pembantu.

1. Kapasitas produksi diambil dari Routing Sheet.


2. Jumlah produk per lead time dihitung untuk lead time 2 minggu (dibulatkan ke
atas).
3. Kebutuhan bahan per lead time = jumlah produk per lead time x jumlah part per
produk.
4. Unit received per lead time = roundup { kebutuhan bahan per lead time /
(received per smaller unit x unit received)}.
5. Jumlah unit received per tumpukan = rounddown {max. Tinggi tumpukan (2m)
/ tebal unit received}.
6. Luas lantai pertumpukan = panjang unit received x lebar unit received.
7. Jumlah tumpukan = roundup (unit received per lead time / jumlah unit received
per tumpukan )
8. Luas allowance Transportasi dan Gang = Luas layout – Luas lantai (luas lantai
per tumpukan x jumlah tumpukan)
9. Luas lantai = luas lantai per tumpukan x jumlah tumpukan
Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian receiving.

1. Luas lantai receiving = 30% x luas gudang (bahan baku utama dan pembantu) +
allowance 100%

Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian warehouse

1. Jumlah tumpukan = produksi perminggu / jumlah dus / jumlah dus per


tumpukan (dibulatkan ke atas).

[Type text] Page 11


[Type the document title]

2. Kebutuhan dus = produksi per minggu.


3. Luas lantai = jumlah tumpukan x luas pertumpukan.
4. Luas allowance Transportasi dan Gang = Luas layout – Luas lantai (luas lantai
per tumpukan x jumlah tumpukan)
Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian shipping.
1. Luas lantai shipping = 100% dari luas lantai warehouse
Berikut ini ketentuan perhitungan luas lantai pabrik untuk bagian Kantor.
1. Jumlah dan luas ruangan kantor ditentukan berdasarkan kebutuhan
2. Ukuran dan jumlah ruangan yang terdapat pada data teknis dapat digunakan
sebagai acuan. Ukuran dan jumlah ruangan boleh diubah jika diperlukan.

[Type text] Page 12


[Type the document title]

BAB III
PENGOLAHAN DATA

3.1 Assembly Chart


Assembly chart atau peta perakitan merupakan peta kerja yang menggambarkan
urutan perakitan komponen-komponen penyusun produk menjadi produk utuh. Assembly
chart berperan untuk melihat keterkaitan antar komponen suatu produk. Assembly chart
untuk produk Wooden Push Cart dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.2 Multi Product Process chart(MPPC)


Multi Product Process Chart (MPPC) merupakan peta operasi yang menggambarkan
urutan proses yang dilalui oleh material sampai menjadi produk jadi. Dengan MPPC kita
dapat mengetahui jumlah mesin yang digunakan untuk membuat suatu produk, hubungan
antar mesin, sekaligus aliran material yang berlaku untuk setiap jenis part yang
diproduksi. Multi Product Proccess Chart (MPPC) dibuat berdasarkan routing sheet.
Dari routing sheet diketahui informasi mengenai jumlah mesin teoritis pada masing–
masing proses, kemudian kita jumlahkan kebutuhan mesin yang sejenis, sehingga dapat
diketahui kebutuhan teoritis masing masing mesin. Jumlah mesin aktual dapat diperoleh
dengan membulatkan ke atas (round up) dari jumlah mesin teoritis. Peta operasi Multi
Product Proses Chart Pre Fabrication, Product Proses Chart Fabrication, Multi
Product Proses Chart Assembly, dapat dilihat pada lampiran.

3.3 Kebutuhan Mesin


Data kebutuhan mesin diperoleh dari peta MPPC yaitu kebutuhan mesin teoritis dan
kebutuhan mesin actual. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi kebutuhan dari setiap jenis
mesin di proses pre-fabrikasi, fabrikasi, dan assembly untuk memenuhi 550 permintaan
per bulan. Berikut adalah rekap dari kebutuhan mesin PT. PURINADA

3.4 Ukuran Material Tiap Proses


Ukuran material tiap proses merupakan detail tabel tentang proses yang dialami oleh
raw mateial disertai ukuran saat masuk proses dan ukuran setelah proses selesai
dilakukan. Berikut ini adalah detai tabel ukuran material tiap proses.

[Type text] Page 13


[Type the document title]

1.5 Perhitungan Luas Lantai

3.5.1 Perhitungan Luas Lantai Pabrik


Perhitungan luas lantai pabrik digunakan untuk menentukan luas lantai
produksi di PT . PURINADA. Untuk mendapatkan nilai yang ada pada tabel
perhitungan luas lantai, berikut ini adalah contoh perhitungan pada
departemen pre pabrikasi dengan mesin cutt off saw.

 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝑝 𝑥 𝑙 = 1,15 𝑥 1 = 1,15 𝑚


 Incoming material pada panjnag (p) karena material lebih panjang dari
lifttruck, maka digunakan panjang material sebagai allowance material.
Sedangkan untuk lebar (l) digunakan lebar lift truck.
𝑝 = ((146 ∗ 0,0254 ∗ 20%) + (146 ∗ 0,0254)) = 4,45 𝑚
𝑙 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 1 𝑚
 Outgoing material penentuannya sama dengan incoming material dengan
menggunakan lift truck sehingga,
𝑝 = ((146 ∗ 0,0254 ∗ 20%) + (146 ∗ 0,0254)) = 4,45 𝑚

𝑙 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 1 𝑚
 Untuk allowance orang, panjangnya didapatkan dengan menambahkan
panjang incoming, outgoing¸ dan panjang mesin (1,15+4,45+4,45 = 10,05
m). Sedangkan untuk lebarnya, sudah ditentukan yaitu 1 m.
 Allowance maintenance ditentukan dengan cara yang sama dengan
allowance orang, sehingga nilainya = 10,05 m.
 Luas lantai mesin = (𝑙 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 + 𝑙 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 +
𝑙 𝑚𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒) 𝑥 𝑝 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛
= (1 + 1 + 1)𝑥 10,05 𝑥 1 = 30,15 𝑚

 Luas total ruangan = (((𝑙 𝑚𝑡𝑛 + 𝑙 𝑜𝑟𝑔 + 𝑙 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛)𝑥 𝑙 𝑙𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛) +

((𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 +

20%)𝑥 𝑙 𝑡𝑟𝑛𝑠)) 𝑥 ((𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑜𝑟𝑔 𝑥 𝑝 𝑙𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛) +

((𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 + 20%)𝑥 𝑝 𝑡𝑟𝑛𝑠)


=(((1+1+1)x 1) + (4,45 x 2)) x ((10,05 x 1) + (4,45 x 2) =141,18 m2.

Luas transportasi = 𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑙 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 = 141,18 − 30,15 = 111,03 𝑚2.

Berikut adalah rekap perhitungan luas lantai pabrik.

[Type text] Page 14


[Type the document title]

3.5.2 Luas Lantai Bagian Maintenance


Luas lantai bagian maintenance adalah luas lantai untuk bagian
maintenance pada PT. PURINADHA. Berikut ini adalah contoh perhitungan
untuk luas lantai.

 Luas = luas lantai = p x l= 1,3 𝑥 1,1 = 1,43 𝑚2.


 Penentuan allowance = ∑(𝑝 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑥 𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛) ∗ 𝑙 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒
= ((1,3𝑥1) + (1,15𝑥1)+. . +(1𝑥3)) 𝑥 1 = 11,40 𝑚2.
 Total = allowance + total luas lantai = 20,57 m2.

3.5.3 Luas Gudang Bahan Baku Utama


Gudang bahan baku utama digunakan untuk menyimpang raw material
untuk membuat mainan kereta. Detail kebutuhan bahan baku didapat dari
laporan tahap pertama. Berikut ini adalah contoh perhitungan side cab pada
tabel luas gudang bahan baku utama.

 Jumlah part dari 1 unit material = roundup(146/2) x 4 = 234


 Bahan terpakai 97%
= 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑡 𝑥 97% = 3,708 𝑥 0,05 𝑥 0,03 𝑥 97% = 0,058
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑡 529
 Kebutuhan part/jam = = = 67
8 8

 Kebutuhan part/leadtime
= 𝑘𝑒𝑏. 𝑝𝑎𝑟𝑡 𝑥 2 𝑥 12 = 529 𝑥 2 𝑥 12 = 12696
 Kebutuhan RM/leadtime
= 𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑘𝑒𝑏. 𝑅𝑀 𝑥 2 𝑥 12 = 3 𝑥2 𝑥 12 = 72
 Jumlah RM/tumpukan
2 2
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑜𝑤𝑛 ( ) = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑜𝑤𝑛 ( ) = 62
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 0,0318
 Jumlah tumpukan
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑀 𝑠𝑒𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑟𝐿𝑇 432
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 =7
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑀 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 62
 Luas lantai
= 𝑝 𝑥 𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 = 3,708 𝑥 0,05 𝑥 7 = 1,32m2.
 Allowance

[Type text] Page 15


[Type the document title]

= (𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑅𝑀 𝑠𝑒𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟) 𝑥 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 + (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


+ 20%)
= (7𝑥 0,0508) 𝑥 (3,708 + (3,708 𝑥 20%)) = 1,58
 Total
= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 + 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤𝑎𝑛𝑐𝑒 transportasi) = 7,91 +
7,57 = 15,48m2.

3.5.4 Luas Gudang Bahan Baku Pembantu


Gudang bahan baku pembantu digunakan untuk mennyimpan bahan
baku pembatu. Berikut ini adalah tabel dan contoh perhitungan untuk
mendapatkan luas gudang pembantu pada part wheel axle.

 Demand di dapatkan dari permintaan yang ada pada laporan tahap 1


 Jumlah produksi /LT = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 3130 𝑥 2 𝑥 12 = 75120
 Kebutuhan bahan
= 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = 75120

 Unit received /LT


𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝐿𝑇
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 ( )
𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑑𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑠𝑚𝑎𝑙𝑙𝑒𝑟 𝑥 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑑
75120
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 ( ) = 21
300 𝑥 12
 Jumlah unit received/ tumpukan
2 2
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑑𝑜𝑤𝑛 ( ) = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑑𝑜𝑤𝑛 ( ) = 19
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 0,102
 Luas lantai/ tumpukan = 𝑝 𝑥 𝑙 = 0,305 𝑥 0,152 = 0,0465
𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑑
 Jumlah tumpukan = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑑

21
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 =2
19
 Luas lantai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 =
2 𝑥 0,0465 = 0,093
 Allowance = (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑘 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑓𝑡 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 +
20% 𝑥 𝑗𝑚𝑙ℎ 𝑗𝑎𝑙𝑢𝑟 𝑡𝑟𝑛𝑠) 𝑥 (𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎 + 20%)
= 6 𝑥 3 𝑥 2 = 36
 Total
= 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 + 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 allowance = 9,652 + 36 = 45,652

[Type text] Page 16


[Type the document title]

3.5.5 Luas Lantai Bagian Receiving


Luas lantai receiving merupakan total laus area penerimaan produk yang
didapatkan hari hasil jumlah 30% total gudang + allowance 100% = 18,34 + 18,34 =
36,68

3.5.6 Luas Lantai Warehouse


Luas lantai werehouse adalah luas yang digunakan untuk menyimpang
produk mainan kereta yang telah jadi. Berikut ini adalah perhitungan untuk
werehaouse.

 Luas/tumpukan = 𝑝 𝑥 𝑙 = 0,72 𝑥 0,08 = 0,0576


𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢

 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑠
Jumlah tumpukan = 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 ( 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑢𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 )

3120
62,4
= 𝑟𝑜𝑢𝑛𝑑𝑢𝑝 ( ) = 13
4
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 3120
 Kebutuhan dus = = = 63
50 50

 Luas lantai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛


= 13 𝑥 0,0576 = 0,7488
 Luas transportasi dan gang = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑙𝑘𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑙𝑙𝑒𝑡 +
20% 𝑥 (𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑝𝑢𝑘𝑎𝑛)
= 1,8 𝑥 (0,8 𝑥 7) = 10,08 𝑚2.
 Luas layout = 𝑘𝑒𝑏. 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 + 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 = 0,7488 + 10,08 =
10,82
 Total luas werehouse
= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 + 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 (100%) + 𝑎𝑙𝑙𝑜𝑤 𝑔𝑎𝑛𝑔 (30%)

= 10,82 + 10,82 + 3,024 = 24,68

3.5.7 Luas Lantai Shipping


Luas lantai shipping adalah luas lantai yang dipersiapkan untuk pengiriman
produk yang ada di warehouse. Berikut ini adalah tabel untuk ukuran luas lantai
shipping.

[Type text] Page 17


[Type the document title]

3.5.8 Luas Lantai Pelayanan Produksi


Luas lantai pelayanan produksi merupakan area yang terdiri dari beberapa fasilitas
untuk menunjang proses produksi, seperti menara air, generator, dll. Untuk ukuran luas
dan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan seperti terlihat pada tabel berikut.

3.5.9 Luas Lantai Pelayanan Pabrik


Luas lantai pelayanan pabrik merupakan area yang terdiri dari beberapa fasilitas
untuk menunjang proses pabrik, seperti garasi, parkir. dll. Untuk ukuran luas dan
jumlah disesuaikan dengan kebutuhan seperti terlihat pada tabel berikut.

3.5.10 Luas Lantai Pelayanan Personil Pabrik


Luas lantai pelayanan pabrik merupakan area yang terdiri dari beberapa fasilitas
untuk menunjang personil atau karyawan pabrik, seperti mushola, loker. dll. Untuk
ukuran luas dan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan seperti terlihat pada tabel
berikut.

3.5.11 Luas Kantor


Luas kantor merupakan bagian yang sanagt penting bagi sebuah perusahaan.
Didalam luas kantor terdapat gedung utama yang berisikan ruangan Presiden dan
kepala-kepala departemen serta komponen lain yang menunjang. Berikut ini adlah
tabel untuk seiap ruangan yang ada di PT. PURINADA.

3.5.12 Rekapitulasi Luas Pabrik


Berikut ini adalah hasil rekapitulasi hasil perhitungan pabrik mainan PT.
PURINADA berdasarkan perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

[Type text] Page 18


[Type the document title]

3.6 Struktur Organisasi


Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit-unit kerja
dalam sebuah organisasi yang ada pada suatu perusahaan. Berikut ini adalah struktur
organisasi dari PT. PURINADA.

Direktur Utama

Sekertaris Bendahara

Manager Keuangan Manager Produksi Manager Pemasaran Manager SDM

Akuntan KaBag Perawatan KaBag Gudang KaBag Pabrik KaBag Penjualan Kabag Riset Kabag Diklat Kabag Umum Kabag Humas

staf staf staf staf staf staf staf staf staf

Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan dibuat dengan maksud untuk


memudahkan pengendalian dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perusahaan dan
agar pembagian tugas serta wewenang lebih terorganisir dengan baik. Struktur
organisasi dari PT BATIROBER berbentuk vertikal yang didasarkan pada pembagian
tugas dan tanggung jawab yang sesuai dengan spesialisasi yang dimiliki oleh
pekerjanya. Struktur organisasi dari PT PURINADA dapat dilihat pada Gambar di
atas.

[Type text] Page 19


[Type the document title]

[Type text] Page 20


[Type the document title]

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Assembly Chart (AC)

4.2 Analisa Multi Product Process Chart (MPPC)

4.3 Analisa Kebutuhan Mesin

4.4 Analisa Perhitungan Luas Lantai

[Type text] Page 21


[Type the document title]

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

[Type text] Page 22


[Type the document title]

DAFTAR PUSTAKA

[Type text] Page 23


[Type the document title]

LAMPIRAN

[Type text] Page 24

Anda mungkin juga menyukai