Anda di halaman 1dari 15

MATERI PEMBELAJARAN SMK

“LAYOUT PABRIK”
MATERI INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN INDUSTRI
DOSEN PENGAMPU : MUHAMMAD ALI, MT

DISUSUN OLEH
FAJRAN (08501241014)
KELAS “A”

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO – S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2010
LAYOUT PABRIK

I. PENGANTAR
Dalam pembangunan sebuah industri atau pabrik, hal yang paling pertama
dilakukan adalah perencanaan terhadap lokasi. perencanaan ini meliputi studi terhadap
lokasi dengan mengkaji dampak terhadap lingkungan sekitar serta mempertimbangkan
barbagai faktor seperti faktor ekonomis, teknis, kondisi daerah, mobilitas, dan strategis
atau tidaknya suatu lokasi yang nantinya akan didirikan perusahaan atau pabrik. Dalam
hal perencanaan terhadap lokasi ini sangat penting untuk dilakukan dengan seteliti
mungkin karena kesalahan penempatan lokasi bagi sebuah pabrik akan berakibat fatal
terhadap proses produksi dan dampaknya pun berjangka panjang.
Setelah pabrik dipilih untuk menempati daerah dengan memperhitungkan
berbagai faktor, maka sekarang tibalah memperhatikan segi lain yang tidak kalah
penting, yaitu bagaimana pula menempatkan fasilitas produksi (layout pabrik) sebab
inipun merupakan usaha untuk meminimumkan biaya produksi. Gerak-gerak badan
yang tidak perlu mengakibatkan pengeluaran-pengeluaran, dengan demikian di dalam
pabrik perlu layout sesefisien mungkin.

II. PENGERTIAN LAYOUT


Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah pengaturan
tulisan-tulisan dan gambar-gambar. Layout atau tata letak merupakan satu keputusan
yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak
strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses,
fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan.
Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang
strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon
cepat. Dalam suatu pabrik, tata letak (layout) dari fasilitas produksi dan area kerja
merupakan elemen dasar yang sangat penting dari kelancaran proses produksi. Oleh
karena itu, Pengaturan layout didalam pabrik merupakan aktivitas yang sangat vital dan
sering muncul berbagai macam permasalahan didalamnya.
III. MENENTUKAN LAYOUT PABRIK
Di dalam sebuah pabrik kemungkinan untuk melakukan sangat relokasi kecil
sekali karena biayanya besar. Oleh karena itu suatu pabrik biasanya mengadakan
“relayout” bukan “relocate”. Sering layout mesin-mesin dan luas ruang dalam pabrik
harus ditentukan lebih dahulu sedang bentuk pabrik mengikuti sehingga diperoleh
pengaturan susunan peralatan produksi yang paling baik sehingga memperlancar proses
produksi. Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam proses produksi. Di dalam berprosuksi
diperlukan peralatan-peralatan, perlengkapan-perlengkapan, mesin-mesin atau fasilitas-
fasilitas produksi. Fasilitas-fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan
proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas
yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya minim.
Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin-
mesin perlatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas servis, bersama
dengan penentuan bentuk gedung pabriknya.

Adapun pengaturan layout fasilitas yang baik ialah:

a. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.


b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja.
c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar.
d. Meminimumkan hambatan pada kesehatan.
e. Meminimumkan usaha membawa bahan.
f. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
g. Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat yang
terlalu padat.
h. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan
menempatkan mesin dan proses secara benar.
i. Memaksimumkan hasil produksi.
j. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian dengan
menempatkan mesin, lorong/gang, dan fasilitas penunjang agar diperoleh
komunikasi mudah dan siap.
untuk memperoleh layout pabrik yang efisien ada kriteria pengukurannya.
kriteria ini merupakan tujuan yang harus dicapai di dalam menyusun layout pabrik ini.
kriteria tersebut adalah:
a. Jarak angkut yang mimimum
Jarak angkut bahan dasar, bahan setengah jadi dan barang jadi yang harus
dipindah dari tempat penerimaan melewati tempat-tempat produksi serta tempat
penyimpanan dan akhirnya ke tempat pengangkutan, harus diusahakan sependek-
pendeknya sehingga biayanya pun menjadi lebih kecil.
b. Aliran material yang baik
Aliran material tersebut diusahakan agar tidak mengganggu proses produksi
yang sedang berjalan dan tidak dapat berjalan capat.
c. Pengunaan ruang yang efektif
Pemborosan ruangan berarti pemborosan uang pula sehingga harus diusahakan
ruangan-ruangan, yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu sempit.
d. Luwes
Apabila perusahaan memproduksi berbagai macam produk dan diperlukan
kombinasi produk yang berubah-ubah atau terdapat perubahan permintaan sacara terus-
menerus maka diperlukan adanya layout yang luwes yang dapat menampung perubahan
kombinasi produk tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan berbagai macam jalan
tergantung dari perusahaan misalnya dengan mengunakan mesin-mesin yang bersifat
umum (general perpose machines).
e. Keselamatan barang-barang yang diangkut.
f. Kemungkinan-kemungkinan perluasan dimasa depan.
g. Biaya efektivitas yang maksimum faktor-faktor diatas perlu diusahakan
dengan biaya yang rendah.

IV. 1. FAKTOR-FAKTOR PENENTU LAYOUT


Jenis layout yang dipilih biasanya tergantung pada:
a. Jenis produk. Apakah produk tersebut barang atau jasa, desain dan kualitasnya
bagaimana, dan apakah produk tersebut dibuat untuk persediaan atau pesanan.
b. Jenis proses produksi ini berhubungan dengan jenis teknologi yang dipakai, jenis
bahan yang diangkut/dibawa, dan/atau alat penyedia layanan.
c. Volume produksi. Volume mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan
pemanfaatan kapasitas, serta penyediaan kemungkinan ekspansi dan perubahan.
Berdasarkan faktor-faktor ini perlu diketahui tentang macam/jenis layout yang ada.
IV.2. MACAM-MACAM LAYOUT
Dalam hal ini terdapat tiga macam layoout yaitu:
a. Layout proses atau fungsional (process/functional layout)
b. Layout produk atau garis (product/line layout)
c. Layout kelompok (group layout)
Dalam layout proses mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang mrmpunyai
fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat/ruang tertentu.
Layout semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan yang memenuhi pesanan
di mana banyak terdapat pesanan-pesanan yang berbeda baik bentuk, kualitas maupun
jumlahnya. Di dalam layout produk mesin-mesin dan perlengkapan-perlengkapan
disusun berdasarkan urutan operasi yang diperlukan bagi produk yang dibuat. Dalam hal
ini biasanya perusahaan memproduksi satu macam produk secara terus-menerus dan
dalam jumlah yang besar. Layout kelompok memisah daerah/tempat serta kelompok
mesin yang membuat serangkaian komponen yang memerlukan pemrosesan sama.
Setiap komponen yang diselesaikan di tempat khusus tersebut. Gambar 1, 2, dan 3
dibawah ini menunjukkan tiga macam layout tersebut.
Mesin 1A Bagian III Mesin 4A
Mesin 3

Barang
Jadi
Bahan
Dasar Mesin 4B

Mesin 1B
Bagian I Bagian II

Gambar 1
Layout Fungsional/proses

Bahan barang
Dasar Jadi
Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4

Gambar 2
Layout Garis/Produk

A C B A A A A B

A D B D D D B B

B E E D E E C C

Gambar 3
Layout Kelompok; A, B, C, D dan E adalah jenis-jenis mesin
Tiga macam layout tersebut sebenarnya dapat digunakan baik untuk produksi
untuk pesanan maupun produksi untuk pasar atau persediaan, akan tetapi biasanya
penggunaan layout proses itu bagi produk untuk pesanan sedangkan layout produk bagi
produksi untuk pasar atau pesanan.
Apabila diperlukan produksi barang-barang yang sangat brsar jumlahnya dan
produk tersebut merupakan produk standar sedangkan permintaan dari dari produk
tersebut relatif stabil maka penggunaan layout produk atau garis biayanya rendah.
Dalam layout produk ini pada umumnya harus digunakan mesin-mesin yang bersifat
khusus yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan pula dan di dalam aliran proses
produksinya tidak terdapat aliran balik.
Sedangkan apabila perusahaan harus memproduksi barang-barang dalam jumlah
dan bentuk yang bermacam-macam lebih efisien dan lebih murah apabila dipergunakan
layout proses dan menggunakan mesin-mesin yang bersifat umum. Apabila dalam
perusahaan semacam ini dipergunakan layout produk akan mengalami pemanfaatan
rendah mesin-mesin, perubahan layout secara terus menerus dan periodic serta
penambahan perlatan secara terus-menerus pula. Sering pula digunakan kombinasi dua
macam layout di dalam melaksanakan proses produksi; layout ini disebut layout
kelompok.

IV.3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERBAGAI POLA LAYOUT


1. Layout Fungsional
Kelebihan layout fungsional adalah sebagai berikut
a. Dapat mengkibatkan pemanfaatan optimal mesin, spesialis mesin dan teaga
kerja;
b. Bagian-bagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis
produksi;
c. Mesin-mesin merupakan mesin serbaguna yang biasanya biayanya lebih
rendah dibandingkan dengan mesin khusus;
d. Produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam
dengan mudah diproses;
e. Fasilitas lain pada layout fungsional tidak terpengruh dengan adanya
kemungkinan satu mesin rusak;
f. Mesin dan karyawan saling tergantung, sehingga metode/pola ini sangat
sesuai untuk pelaksanaan system upah borongan.
Adapun kekurangan layout Fungsional ialah:
a. Fasilitas/mesin serbaguna biasanya lebiha lamban bila dioperasikan
dibandingkan dengan mesin khusus, sehingga biaya operasional persatuan lebih
tinggi;
b. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadwal (scheduling) serta
akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri;
c. Pengendalian bahan (materials handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik
relatif tinggi;
d. Gerak bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam proses
relatif besar; lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas;
e. Pesanan-pesanan sering hilang;
f. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin;
g. Sering terjadi proses memabalik.

2. Layout Produk
Kelebihan layout Produk adalah:
a. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat;
b. Penentuan routing dan scheduling mudah;
c. Tak perlu materials handling;
d. Bahan cepat diproses;
e. Pessanan tak ada karena proses untuk pasar;
f. Tidak memerlukan banyak karyawan; fasilitas otomatis.
Kelemahan Layout Produk adalah:
a. Fasilitas satu tergantung fasilitas yang lain;
b. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas sehingga investasi
mahal;
c. Memerlukan perencanaan proses yang matang; pengawasan proses harus teliti.
3. Layout Kelompok
Kelebihan layout kelompok adalah:
a. Menghemat biaya pengendalian bahan;
b. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok berada;
c. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih tepat ditentukan scheduling
sederhana;
d. Biaya tetap dapt dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegiatan
yang lalu.
Kelemahan layout kelompok adalah:
a. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh;
b. Perlu pengendalian bahan yang baik;
c. Bagian-bagian tidak luwes;
d. Mesin serba guna harus dianfaatkan penuh.

IV.4. PERENCANAAN LAYOUT


Langkah pertama yang perlu dilaksanakan di dalam perencanaan layout adalah
melihat pada perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukkan fungsi-fungsi
yang dimiliki produk tersebut. Perencanaan produk tergantung material yang digunakan,
proses yang diperlukan dan perlengkapan-perlengkapannya, sehingga memerlukan
layout yang berbeda pula. Oleh karena manajemen selalu berusaha membuat barang-
barang dengan kualitas yang baik dan biaya serendah mungkin maka perlu ditentukan
perencanaan produk dengan layout berdasarkan perbandingan teknis dan biayanya.
Perencanaan produk membantu penentuan material yang digunakan, mesin-mesin serta
perlengkapan. Pabrik harus direncanakan untuk memproduksi jumlah barang yang pada
saat ini dengan kemungkinan-kemungkina perluasan di masa depan. Perkiraan terhadap
kebutuhan di masa depan dapat dipenuhi dengan kapasitas yang lebih besar daripada
yang dibutuhkan sekarang atau atau dengan perencanaan gedung-gedung dimana ruang
tambahan dapat diadakan di masa depan. Dengan mempelajari gambar-gambar produk
dan bagian-bagiannya yang memberikan gambaran informasi yang lengkap tentang
spesifikasinya dapat disusun skema perakitan (assembly chart). Setelah perencanaan
produk ditentukan dapat disusun pula routing yang merupakan urutan pekerjaan di
dalam proses produksi.
Langkah selanjutnya di dalam merencakan sebuah layout adalah menetapkan
perlengkapan yang dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya. Jumlah masing-masing
komponen yang dibutuhkan harus dijabarkan ke dalam jumlah mesin yang dibutuhkan.
Untuk melaksankan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus
diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi
menunjukkan bahwa pabrik mungkin tidak beroperasi pada kapasitas penuh (100%
efisiensi) dan hal ini menimbulan kekeliruan scheduling. Semakin rendah faktor
efisiensi semakin besar kapasitas yang dibutuhkan. Jadi apabila diperlukan seribu satuan
produk dan tiap satuan produk membutuhkan 0,4 jam kerja dengan faktor efisiensi 70%
maka total jam mesin yang dibutuhkan adalah 100 x 0,4 / 0,70 =571. Waktu 0,4 jam
kerja mesin persatuan produk diperoleh dari waktu standar atau waktu waktu yang
diperkirakan dengan memperhatikan waktu-waktu cadangan. Apabila waktu cadangan
kerusakan adalah 4% maka hal ini akan menaikkan total jam kerja mesin yang
dibutuhkan menjadi 571 / 0,96 = 595 jam. Apabila digunakan 40 jam kerja per minggu
dalam setiap tahun maka jumlah kebutuhan mesinnya adalah 595/40 =14,8 atau 15
mesin.
Langkah selanjutnya di dalam perencanaan layout adalah berupa analisis
keseimbangan unrutan pengerjaan, pemetaan, aliran (flow charting) dan penyusunan
diagram block layout. Untuk membantu penempatan bagian/departemen-departemen
dan tempat kerja yang saling berhubngan, analisis urutan pekerjaan atau travel charting
perlu dilaksanakan. Travel chart sering disusun untuk beban-beban dalam 1 minggu
yang diangkut dari departemen lain. Bentuk travel chart dapat dilihat pada tabel berikut.
Jumlah beban per minggu di antara bagian-bagian
DARI A B C D E F G H

KE

A 60 90

B 20 20

C 30 10

D 20 60 70

E 10 40 30

F 80

G 5

H 30

Keterangan :
- Angka-angka menunjukkan jumlah beban per periode produksi
- A, B, C, D, E, F, G, H, adalah bagian-bagian yang ada didalam pabrik

Hubungan antar temapat kerja atau bagian-bagian dapat ditentukan baik dengan
travel charting ataupun teknik-teknik lain kemudian disusun diagram blok. Sebuah
diagram blok dibuat dengan kubus-kubus/segi empat yang menunjukkan perkiraan
ruang yang dibutuhkan untuk masing-masing tempat kerja. Perkiraan sebuah tempat
kerja dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah mesin-mesin yang harus ada di tempat
kerja itu dengan tiga perempat dari luas masing-masing mesin. Ruang tersebut adalah
ruang yang diperlukan bagi para pekerja dan tempat-tempat penyimpanan barang.
Skema diagram blok dilengkapi pula dengan tanda lingkaran yang menunjukkan tempat
kerja, serta garis-garis yang menggambarkan hubungan antar tempat kerja beserta
beban-beban yang ada dalam tabel diatas sebgai mana terlihat pada Gambar 4 sampai
dengan 5.
30 50 75
H E D G F
10 40

A 80 B C 60

90
10

Gambar 4
Diagram yang dibuat dari Tabel Travel Chart

80 80
A B G F
90 50 75

40 50 60
C E D

10 30
H
Gambar 5
Perbaikan Diagram yang dapat Mengurangi Pengangkutan Peban

90 10
A C H F
80 50 40 60
80
40 30 75
B E D G

Gambar 6
Perbaikan Kedua Diagram Merupakan Keputusan yang MaksimaL

A C H F

B E D G

Gambar 7
Diagram Blok Menunjukkan Pola Ruangan pada Masing-masing Bagian
A C H F

B E D G

Gambar 8
Skema Ruangan dan bagian di dalam pabrik setelah perubahan

Prosedur perencanaan layout tersebut di atas khususnya diperuntukkan bagi


layout fungsional. Bagi layout garis sudah ditentukan oleh routing atau aliran yang
harus ditempuh di dalam prosews pembuatan barang tersebut.
Untuk memperjelas perbadaan antara layout garis dengan layout fungsional
tersebut di atas dapat diikuti contoh konkret suatu perusahaan yang membuat barang-
barang dari besi seperti palu, sabit, cangkul dan lain-lain.
Perusahaan tersebut di dalan proses produksinya memerlukan tahap-tahap proses
produksi yang berupa:
a. Pemanasan
b. Pembentukan
c. Pemotongan
d. Penghalusan
Oleh karena itu perusahaan memiliki mesin-mesin pemanas, pembentuk, pemotong
serta penghalus. Dalam hal ini tentu saja perusahaan memiliki beberapa jenis mesin bagi
bagi masing-masing tahap proses produksi itu. Misalnya saja dalam hal mesin pemanas
terdapat beberapa jenis mesin pemanas, mesin pemotong memiliki beberapa jenis mesin
potong, dan demikian pula pada mesin pembentuk dan penghalus.
Dalam hal seperti itu perusahaan dapat menyusun layout garis fungsional. Apabila
perusahaan menyusun layout sebagai layout garis maka akan berbentuk seperti terliha
pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Pemanasan Pembentukan Pemanasan
Pemotongan
(A) (B) (A) (C)

Pembentukan Penghalusan Pembentukan


Penghalusan
(B) (D) (B) (D)

Gambar 9
Proses Pembuatan Palu dengan Layout Garis

Pemanasan Pemotongan Pembentukan Penghalusan


(A) (C) (B) (D)

Gambar 10
Proses Pembuatan Palu dengan Layout Garis

Apabila perusahaan menyusun layoutnya sebagai layout fungsional maka


keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 11. Dalam layout ini maka mesin-mesin yang
sejenis dikelompokkan ke dalam satu bagian tertentu. Jadi hal ini berarti semua mesin
pemanas dikelompokkan dalam bagian pemanasan, mesin-mesin pemotongan
dikelompokkan pada bagian pemotongan dan seterusnya. Pada layout garis (lihat
Gambar 9 dan Gambar 10), masing-masing jenis mesin ditempatkan dan disebarkan ke
tempat di mana mesin itu dibutuhkan dalam tahap proses produksinya

Bagian Bagian
Pemanasan Pemotongan
(A) (C)

Bagian Bagian
Pembentukan Penghalusan
(B) (D)

Gambar 11
Proses Pembuatan Palu dan Sabit dengan Menggunakan Layout Fungsional
V. KESIMPULAN
Dalam sebuah pabrik perencanaan terhadap layout merupakan sesuatu yang
sangat penting untuk dilakukan, dan desainnya pun harus dilakukan dengan seteliti
mungkin karena layout sangat berpengaruh untuk meminimalisir total biaya yang akan
dikeluarkan serta menentukan kelancaran suatu proses produksi. Secara umum bisa
dibilang bahwa desain layout pabrik ini ikut menentukan efisiensi dalam proses
produksi dan ikut mempengaruhi berapa lama kelangsungan atau kesuksesan kerja suatu
industri. Disamping itu pengaturan desain layout pabrik yang baik bisa mempermudah
dalam proses pengawasan proses produksi dan juga bisa mempermudah pengaturan
ulang layout pabrik jika ada rencana perluasan pabrik dikemudian hari.

Referensi :
- Gitosudarmo, I, 2007, ”Manajemen Operasi”, Edisi 3, BPFE-YOGYAKARTA,
Yogyakarta.
- Anonim, 2008, Pengertian Layout”, http://dreamer-layout.blogspot.com/
(Diakses April 2010).
- Baysatria, 2007, “Plant Layout/Facilities Layout”,
http://bysatria.wordpress.com/ (Diakses April 2010).

Anda mungkin juga menyukai