Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN ELEFTIF

PENGKAJIAN DAN MENEGEMEN


VENA ULCERS

DI SUSUN OLEH

Kelompok 6

1. Adelia Dwi P.O 1620001


2. Dini Agus. W 1620023
3. Siti Nur Ashila 1620077
4. Yusuf Prasetya 1620085

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES HANG TUAH
SURABAYA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah
kesehatan dan keselamatan kerja yang berjudul “MAKALAH KEPERAWATAN ELEFTIF
PENGKAJIAN DAN MENEGEMEN VENA ULCERS” dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

28 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................... 1

Kata Pengantar .................................................................................................. 2

Daftar Isi ............................................................................................................. 3

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4


1.3 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan .................................................................................................. 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi Ulkus ................................................................................... 6


2.2 Proses Terjadinya Ulkus .................................................................... 6
2.3 Proses Penyembuhan Ulkus ................................................................ 6
2.4 Jenis Ulkus ....................................................................................... 6

Bab III Pembahasan

3.1 Definisi Vena Ulcers ........................................................................ 8


3.2 Patofisiologi Vena Ulcers ................................................................... 8
3.3 Manisfestasi Klinis Vena Ulcers ....................................................... 9
3.4 Etiologi Vena Ulcers ........................................................................... 9
3.5 Faktor Resiko Vena Ulcers .................................................................. 9
3.6 Pengkajian Vena Ulcers ......................................................................... 10
3.7 Management Vena Ulcers ...................................................................... 10

Bab IV Penutupan

4.7 Kesimpulan .......................................................................................... 12


4.2 Saran .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ulkus adalah kerusakan lokal atau ekskavasi, permukaan organ atau jaringan yang
ditimbulkan oleh terkelupasnya jaringan. Ulkus lebih dalam daripada ekskoriasi (ekskoriasi
mencapai stratum papilare). Ulkus sering menyerang ekstremitas bawah maupun ekstremitas
atas karena beberapa sebab seperti infeksi, gangguan pembuluh darah, kelainan saraf dan
keganasan.
Ulkus yang terdapat pada tungkai disebut dengan ulkus kruris. Ulkus kruris dibedakan
menjadi beberapa jenis yaitu ulkus neurotrofik, ulkus venosum, ulkusarteriosum dan ulkus
tropikum. Di Amerika Serikat, hampir 2,5 juta orang menderita ulkus kruris. Di negara tropis,
insiden ulkus kruris didominasi oleh ulkus neurotropik dan ulkus varikosum.
Ulkus Vena juga dikenal sebagai borok varises stasis biasanya terjadi pada
bagian bawah kaki, paling sering disekitar pergelangan kaki, pada pasien yang
telah lama berdiri refluks vena. Refluks vena adalah karena katup vena yang rusak
yang memungkinkan darah di pembuluh darah mengalir ke arah yang salah,
sehingga menyebabkan pengumpulan darah di pembuluh darah yang terkena.
Seiring waktu pembuluh darah meregang dan menjadi melebar dan berliku-liku.
Pada tahap ini, pembuluh darah melebar mungkin jelas bagi pasien sebagai
varises.
Ulkus neurotropik sering disebabkan oleh penyakit tertentu seperti diabetesmellitus (ulkus
diabetik) dan Morbus Hansen (MH) atau kusta (ulkus pada Kusta).Seiring dengan bertambahnya
penderita diabetes mellitus maka insiden ulkusneurotropik akan bertambah karena penderita
diabetes mellitus berisiko 29xmengalami komplikasi ulkus diabetika. Demikian pula dengan
kejadian kusta.Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2002 terdapat 12 ribu kasus kusta, 2003-
14 ribu kasus dan semakin meningkat pada tahun 2007 mencapai 17 ribu kasus. Dan Indonesia
menempati nomor ketiga di dunia setelah India dan Brazil.
Sedangkan ulkus yang dapat terjadi pada tempat manapun akibat tekanan disebut ulkus
dekubitus atau pressure ulcer.Ulkus dekubitus dialami oleh pasien yang mendapat tekanan
daritempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka panjang.
Ketiga ulkus (ulkus diabetik, ulkus pada kusta dan ulkus dekubitus) di atas merupakan
penyakit yang lazim ditemui dalam praktek dermatologi. Kelainan ini memiliki prognosis yang
kurang baik karena sering mengalami residif, bahkan untuk ulkus akibat kusta dapat
mengakibatkan deformitas. Oleh karena itu dibutuhkan penatalaksanaan yang baik agar dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien seoptimal mungkin.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Dari Vena Ulcers ?
2. Bagaimana Patofisiologi Vena Ulcers ?
3. Bagaimana Tanda dan Gejala Vena Ulcers ?
4. Apa Penyebab Vena Ulcers ?
5. Bagaimana Faktor Resiko Vena Ulcers ?
6. Bagaimana Pengkajian Vena Ulcers ?
7. Bagaimana Menegement Vena Ulcers ?
1.3 Tujuan
1. Agar Mengetahui Bagaimana Pengertian Dari Vena Ulcers
2. Agar Mengetahui Bagaimana Patofisiologi Vena Ulcers
3. Agar Mengetahui Bagaimana Tanda dan Gejala Vena Ulcers
4. Agar Mengetahui Apa Penyebab Vena Ulcers
5. Agar Mengetahui Bagaimana Faktor Resiko Vena Ulcers
6. Agar Mengetahui Bagaimana Pengkajian Vena Ulcers
7. Agar Mengetahui Bagaimana Menegement Vena Ulcers

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ulkus
2.1.1 Definisi
Ulkus adalah ekskavasi yang berbentuk lingkaran maupun ireguler akibat dari hilangnya
epidermis dan sebagian atau seluruh dermis.
2.1.2 Proses Terjadinya Ulkus
Komposisi jaringan lunak bervariasi pada satu anggota tubuh dengan anggota tubuh
lainnya sehingga pada aktivitas normal dapat melakukan adaptasi pada tekanan yang beragam tanpa
terjadi kerusakan. Kolagen dan elastin merupakan dua komponen yang memperkuat jaringan
lunak.. Secara fisiologis, jaringan mengalami tekanan yang berlebihan maka akan memicu sel saraf
untuk mengirimkan impuls ke otak. Tekanan yang berlebihan akan diartikan sebagai nyeri sehingga
tubuh akan berespon untuk mengistirahatkan daerah tersebut.
Respon lokal yang terjadi di jaringan tersebut berupa pelepasan fibrin,neutrofil, platelet, dan
plasma beserta peningkatan aliran darah yang menyebabkan edema. Edema ternyata dapat
menekan pembuluh kapiler yang menyuplai nutrisi sehingga jaringan dapat mengalami kematian.
Kematian jaringan ini justru akan semakin meningkatkan pelepasan mediator
inflamasi.Kulit memberikan tekanan internal untuk mengeluarkan akumulasi sel-sel debrisdan
radang tersebut.

2.1.3 Proses Penyembuhan Ulkus


Proses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Fase aktif ( ± 1 minggu) Leukosit secara aktif akan memutus kematian
jaringan, khususnya monosit akan memutus pembentukan kolagen dan
protein lainnya. Prosesini berlangsung hingga mencapai jaringan yang masih
bagus. Penyebaran proses ini ke dalam jaringan menyebabkan ulkus menjadi
semakin dalam.Undermined edge dianggap sebagai tanda khas ulkus yang
masih aktif. Di samping itu juga, terdapat transudat yang creamy, kotor,
dengan aroma tersendiri. Kemudian saat terikut pula debris dalam cairan
tersebut, maka disebut eksudat. Pada fase aktif, eksudat bersifat steril.
Selanjutnya,sel dan partikel plasma berikatan membentuk necrotix
coagulum yang jika mengeras dinamakan eschar.
2. Fase prolif erasi Fase ini ditandai dengan adanya granulasi dan reepi elisasi.
Jaringan granulasi merupakan kumpulan vaskular (nutrisi untuk makrofag dan
fibroblast) dan saluran getah bening (mencegah edema dan sebagai drainase)
yang membentuk matriks granulasi yang turut menjadi lini pertahanan
terhadap infeksi. Jaringan granulasi terus diproduksi sampai kavitas ulkus terisi
kembali. Pada fase ini tampak epitelisasi di mana terbentuk tepi luka yang
semakin landai.
3. Fase maturasi atau remodelling
Saat inilah jaringan ikat (skar) mulai terbentuk.

2.1.4 Jenis Ulkus


Yang termasuk dalam golongan ulkus kulit ini adalah:
1.Ulkus neurotropik
2.Ulkus varikosus
3.Ulkus arterial

6
4.Ulkus bakteriil
5.Ulkus mikotik
6.Ulkus karsinogenik

7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi
Ulkus Vena adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka yang bertahan lama, tidak
menyembuh, bentuk tidak beraturan pada tungkai atau kaki yang memerlukan waktu lebih
dari enam minggu untuk sembuh akibat tekanan darah tinggi yang menetap pada vena-
vena tungkai yang menyebabkan kerusakan pada kulit.Sekitar 75% ulkus tungkai terjadi
karna insufisiensi vena yang kronis (Brunner & Suddarth,2002).

3.2 Patofisiologi (menurut, Beale, 2005)

Pada keadaan normal katup vena bekerja satu arah dalam mengalirkan darah vena
naik keatas dan masuk kedalam. Pertama darah dikumpulkan dalam kapiler vena
superfisialis kemudian dialirkan ke pembuluh vena yang lebih besar, akhirnya melewati
katup vena ke vena profunda yang kemudian ke sirkulasi sentral menuju jantung dan paru.
Vena superfisial terletak suprafasial,sedangkan vena-vena profunda terletak didalam fasia
dan otot. Vena perforata mengijinkan adanya aliran darah dari vena superfisialis ke vena
profunda. Di dalam kompartemen otot, vena profunda akan mengalirkan darah keatas
melawan grafitasi dibantu oleh adanya kontraksi ototyang menghasilkan suatu mekanisme
pompa otot. Pompa ini akan meningkatkan tekanan dalam vena profunda dan selain itu
karena vena profunda terletak di dalam fasia yang mencegah distensi berlebihan. Tekanan
dalam vena superfisial normalnya sangat rendah, apabila mendapat paparan tekanan tinggi
yang berlebihan akan menyebabkan distensi dan perubahan bentuk menjadi berkelok-
kelok.
Varises vena pada kehamilan paling sering disebabkan oleh adanya perubahan
hormonal yang menyebabkan dinding pembuluh dan katupnya menjadi lebih lunak dan
lentur, namun bila terbentuk varises selama kehamilan hal ini memerlukan evaluasi lebih
lanjut untuk menyingkir adanya kemungkinan disebabkan oleh keadaan DVT akut.
Peningkatan tekanan di dalam lumen paling sering disebabkan oleh terjadinya insufisiensi
vena dengan adanya refluks yang melewati katup vena yang inkompeten baik terjadi pada
vena disebabkan oleh adanya obstruksi aliran darah vena. Penyebab obstruksi ini karena
thrombosis intravaskuler atau akibat adanya penekanan dari luar pembuluh ddarah. Pada
pasien dengan varises oleh karena obstruksi tidak boleh dilakukan ablasi. Kegagalan katup
pada vena superfisial paling umum disebabkan oleh karena peningkatan tekanan di dalam
pembuluh darah oleh adanya insufisiensi vena.
Penyebab lain yang mungkin dapat memicu kegagalan katup vena yaitu adanya
trauma langsung pada vena adanya kelainan katup karena thrombosis .Bila vena
superfisial ini terpapar dengan adanya tekanan tinggi dalam pembuluh darah, pembuluh
vena ini akan mengalami dilatasi, kemudian terus membesar sampai katup vena satu sama
lain tidak dapat saling bertemu. Kegagalan pada satu katup vena akan memicu terjadinya
kegagalan pada katup-katup lainnya. Peningkatan tekanan yang berlebihan di dalam sistem
vena superfisial akan menyebabkan terjadinya dilatasi vena yang bersifat lokal. Setelah
beberapa katup vena mengalami kegagalan , fungsi vena untuk mengalirkan darah keatas
dan ke vena profunda akan mengalami gangguan. Tanpa adanya katup-katup fungsional,
aliran darah vena akan mengalir karena adanya gradient tekanan dan gravitasi. Kerusakan
yang terjadi akibat insufisiensi vena berhubungan dengan tekanan vena dan volume darah
vena yang melewati katup inkompeten. Sayangnya penampilan dan ukuran dari varises
yang terlihat tidak mencerminkan keadaan volume atau tekanan vena yang sesungguhnya.

8
Vena yang terletak dibawah fasia atau terletak subkutan dapat mengangkut darah dalam
jumlah besar tanpa terlihat ke permukaan.
Sebaliknya peningkatan tekanan tidak terlalu besar akhirnya dapat menyebabkan
dilatasi yang berlebihan. Telaah tentang penyakit vena umumnya dititikberatkan pada
kelainan vena di tungkai, karena tungkailah yang paling besar menyangga beban
hidrostatik dan gangguan peredaran darah vena tungkai paling sering terjadi. Gangguan
lain yang mungkin merupakan sebab awal dari kelainan sistem vena adalah faktor yang
mempengaruhi terjadinya thrombosis seperti yang dikemukakan oleh virchow dengan
triasnya: kelainan dinding, statis atau hambatan aliran dan cenderung pembekuan darah.

3.3 Manifestasi Klinis

a. Nyeri ringan hingga berat yang berkurang dengan elevasi kaki


b. Biasanya berlokasi pada proksimal dari maleolus medial
c. Dasar luka terdiri dari jaringan granulasi, bayangan kekuningan atau material
fibrinyang berwarna keputihan.
d. Kulit sekitar luka mengalami pigmentasi, maserasi karena eksudat yang banyak,dan
dermatitis.
e. Varises vena
f. Edema
g. Pulsasi arteri teraba (membedakan dengan ulkus arteri)

3.4 Etiologi
Penyebab gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
yaitu, berasal dari pembuluh darah seperti trombosis atau kelainan katup vena dan yang berasal dari luar
pembuluh darah seperti bendungan didaerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di abdomen,
kehamilan atau pekerjaan yang dilakukan dengan banyak berdiri.
Bila terjadi bendungan di daerah proksimal atau terjadi kerusakan katup vena tungkai bawah maka
tekanan vena akan meningkat. Akibat keadaan ini akan timbul edema yang dimulai dari sekitar
pergelangan kaki. Tekanan kapiler juga akan meningkat dan sel darah merah keluar ke jaringan sehingga
timbul perdarahan dikulit, yang semula terlihat sebagai bintik-bintik merah lambat laun berubah menjadi
hitam.
Vena superfisialis melebar dan memanjang berkelok-kelok seperti cacing(varises). Keadaan ini akan
lebih jelas terlihat ketika pasien berdiri. Bila hal ini berlangsung lama, jaringan yang semula sembab akan
digantikan jaringan fibrotik,sehingga kulit teraba kaku atau mengeras. Hal ini akan mengakibatkan jaringan
mengalami gangguan suplai darah karena iskemik, lambat laun terjadi nekrosis

3.5 Factor resiko utama terjadinya luka vena (COLLINS and SERAJ, 2010):
 Usia yang lebih tua
 Obesitas
 Posisi statis (berdiri lama, duduk lama)
 Riwayat cedera kaki
 Trombosis vena dalam
 flebitis
 Varises vena

9
 Insufisiensi vena kronis
 Fungsi pompa otot yang buruk
 Fistula arteri-vena
 Riwayat fraktur kaki

3.6 Pengkajian
a. Anamnesa
1. Tanggal dan waktu pengkajian : Mengetahui perkembangan luka
2. Identitas Pasien : Nama, umur , jenis kelamin , pekerjaan
3. Keluhan utama
4. Riwayat kesehatan : Keluhan sekarang ( PQRST ), RPD , RPK
5. Aktivitas sehari-hari
6. Riwayat psikososial
b. Pemeriksaan Kulit
1. Melihat Keadaan luka, seperti :
 Adanya perdarahan
 Proses inflamasi
 Proses granulasi jaringan
 Adanya jaringan parut
2. Melihat adanya benda asing yang dapat menginfeksi luka, misalnya : tanah,
pecahan kaca atau benda asing lain.
3. Melihat ukuran, kedalaman , dan lokasi luka
4. Melihat tanda-tanda adanya drainase, pembengkakan , bau yang tidak sedap dan
nyeri pada daerah luka

3.7 Manajemen Vena Ulcers


A. Pembersihan luka
Pembersihan luka dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yakni irigasi
dengan normal salin.
B. Pemakaian dressing
Pemakaian dressing dapat diterima pada ulkus vena dan dapat mencegah
infeksi silang. Dressing dipilih yang tidak menimbulkan alergi dan tidak merusak
dasar luka. Pada kasus ulkus yang memiliki eksudat lebih sesuai bila memakai
dressing yang bersifat absorpsi. Pada luka yang terinfeksi apabila gejala
dan tanda infeksi sistemik muncul dapat digunakan antibiotik sistemik dan bila
hanya lokal, dapat digunakan antimikroba lokal. Antimikroba lokal lebih tepat
digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri pada luka kronis dengan infeksiaktif
dan terlokalisasi.
C. Terapi kompresi
Terapi kompresi merupakan terapi konservatif pada ulkus vena yang tidak
terkomplikasi (ABPI>0.8). Terapi ini dapat mengurangi hipertensi vena

10
superfisial, mengurangi edema serta memperbaiki aliran balik vena dengan
meningkatkan kecepatan aliran vena
dalam.Pada kebanyakan kasus ulkus vena dapat sembuh dengan cara t
ersebut. Namun pada beberapa kasus terapi kompresi tidak adekuat dalam
penyembuhan ulkus vena, sehingga diperlukan terapi operasi.
D. Terapi bedah
Terapi bedah yang dianggap sesuai bagi penderita ulkus vena yakni
revaskularisasi, ligasivena yang mengalami perforasi, amputasi dan rehabilitasi.
Ligasi vena superficial terbuktidapat mengurangi angka rekurensi ulkus vena,
dimana angka rekurensi sebesar 56% terjadi pada ulkus vena yang diterapi
dengan kompresi saja yang menurun hingga 31% bila diterapidengan kompresi
dan bedah.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ulkus Vena juga dikenal sebagai borok varises stasis biasanya terjadi pada bagian
bawah kaki, paling sering disekitar pergelangan kaki, pada pasien yang telah lama berdiri
yang disebabkan karena kelainan katup vena dan yang berasal dari luar pembuluh darah seperti
bendungan didaerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di abdomen, kehamilan atau pekerjaan
yang dilakukan dengan banyak berdiri.

4.2 Saran
Sebagai seorang perawat yang menangani kasus vena ulcers sebaiknya lebih
memerhatikan riwayat pasien yang bisa mempengaruhi terjadinya vena ulcers, agar
mengetahui seberapa pasien telah menderita vena ulcers agar pasien mendapatkan
perawatan yang tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.slideshare.net/chuliecsztstefanerszt/konsep-luka-dan-asuhan-
keperawatan-pada-luka
 Morison, Moya J.2004.ManajemenLuka.Jakarta.EGC.2003
 https://dokumen.tips/documents/makalah-ulkus-vena.html

13

Anda mungkin juga menyukai