Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ELEKTIF

“PENGKAJIAN DAN MANAJEMEN LUKA KANKER”

Disusun Oleh:

1. Arinda Dwi N.C (1620009)

2. Dean Mila Azizah (1620017)

3. Rifa Tudho Raini (1620071)

Program Studi D-3 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah “ELEKTIF”
dengan Tema “Pengkajian dan Manajemen Luka Kanker” pada Program Studi D-3
Keperawatan di STIKES Hang Tuah Surabaya.

Sebagai manusia biasa kami menyadari masih banyak kekurangan dalam


penyusunan makalah ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini,
kami meminta kritik dan saran dari Bapak/Ibu dosen dalam rangka penyempurnaan
makalah ini.

Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada
kami guna terselesainya makalah ini dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.

Surabaya, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................. 1


1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1
1.3 TUJUAN ................................................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3

2.1 DEFINISI LUKA KRONIS ...................................................................... 3

2.2 KLASIFIKASI LUKA KANKER ............................................................ 3

BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................. 4

3.1 DEFINISI LUKA KANKER ................................................................... 4


3.2 PATOLOGIS LUKA KANKER .............................................................. 4
3.3 TANDA DAN GEJALA LUKA KANKER ............................................ 5
3.4 PENYEBAB DIABETIC LUKA KANKER ........................................... 6
3.5 FAKTOR RESIKO LUKA KANKER .................................................... 7
3.6 PENGKAJIAN LUKA KANKER ........................................................... 8
3.7 MANAJEMEN LUKA KANKER ........................................................... 8

BAB 4 PENUTUP .......................................................................................... 9

4.1 SIMPULAN .............................................................................................. 9

4.2 SARAN ..................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal ditandai oleh penduduk
yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat yang memiliki kemampuan
untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Jumlah
penduduk merupakan ancaman dan tekanan terbesar di lingkungan. Lingkungan
merupakan salah satu variable yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai
kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan,
genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu tidak jarang masyarakat perkotaan terkena penyakit kanker.

Hoplamazian (2012) meyebutkan definisi luka kanker sebagai kerusakan


integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker. Infiltrasi sel kanker juga akan
merusak pembuluh darah dan pembuluh lymph yang terdapat dikulit (Grocott, 2011).
Luka kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker sampai menembus lapisan
dermis dan epidermis kulit, sehingga menonjol keluar atau bentuknya menjadi tidak
beraturan. Sel kanker yang menonjol keluar kulit umumnya berupa benjolan yang
keras, sukar digerakkan, berbentuk seperti bunga kol, mudah terinfeksi sehingga
menyebabkan lendir, cairan, darah dan bau yang tidak sedap. Luka kanker merupakan
luka kronik yang berhubungan dengan kanker stadium lanjut. Angka kejadian luka
kanker tidak sepenuhnya diketahui namun Schiech (2009) melaporkan jumlah luka
kanker 9% dari jumlah pasien kanker.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan luka kanker?
2. Bagaimana patofiologi luka kanker?
3. Apa saja tanda dan gejala pada luka kanker?
4. Apa penyebab diabetic luka kanker?
5. Apa saja factor resiko luka kanker?
6. Bagaimana cara melakukan pengkajian pada luka kanker?
7. Bagaimana memanagement luka kanker?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa mengetahui definisi dari luka kanker
2. Agar mahasiswa mengetahui patofisiologi dari luka kanker
3. Agar mahasiswa mengetahui tanda dan gejala pada luka kanker
4. Agar mahasiswa mengetahui penyebab diabetic luka kanker
5. Agar mahasiswa mengetahui factor resiko luka kanker
6. Agar mahasiswa mengetahui pengkajian pada luka kanker
7. Agar mahasiswa mengetahui cara management luka kanker
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Kronis

Luka kronis adalah luka yang sudah lama terjadi atau menahun dengan
penyembuhan yang lebih lama akibat adanya gangguan selama proses penyembuhan
luka. Gangguan dapat berupa infeksi, dan dapat terjadi pada fase inflamasi, poliferasi,
atau maturasi. (Perry & Potter, 2009).

Luka kronis juga sering disebut kegagalan dalam penyembuhan luka.


Penyebab luka kronis biasanya akibat ulkus, luka gesekan, sekresi, dan tekan. Contoh
luka kronis adalah luka kanker. Luka kanker merupakan luka kronik yang
berhubungan dengan kanker stadium lanjut. Wijaya 2016 menyebutkan definisi luka
kanker sebagai kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltasi sel kanker.

Luka kanker dikatakan sebagai luka kronis dilihat dari karakteristiknya yaitu
sulit sembuh, sangat menyakitkan, tidak sedap dipandang, bau/malodor, dan sangat
banyak memproduksi eksudat (Astriana, 2013).

2.2 Klasifikasi Luka Kanker

Pada umumnya, kanker dirujuk berdasarkan jenis organ atau sel tempat
terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang bermula pada usus besar dirujuk sebagai
kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi pada sel basal dari kulit dirujuk
sebagai karsinoma sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori
yang lebih umum, misalnya:

1. Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti


kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada
sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma
serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular,
kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan
kanker tiroid.
2. Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti
osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti
rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan
penghantar atau pendukung lainnya.
3. Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel
darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki
kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.
4. Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan
dalam sistem kekebalan tubuh.
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Luka Kanker

Luka kanker merupakan luka kronik yang berhubungan dengan kanker


stadium lanjut. Hoplamazian (2011) menyebutkan definisi luka kanker sebagai
kerusakan integritas kulit yang disebabkan infiltrasi sel kanker. Infiltrasi sel kanker
juga akan merusak pembuluh darah dan pembuluh lymph yang terdapat di kulit
(Grocott, 2009).

3.2 Patosiologi Luka Kanker

Sel kanker akan tumbuh terus menerus dan sulit untuk dikendalikan. Sel
kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas kapiler akan
terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit. Sel kanker
tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak pembuluh
darah kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan lapisan
kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka kanker. Infiltrasi sel kanker dapat
dilihat pada gambar berikut:
Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri,
baik yang bakteri aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka
kanker sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan proses
infeksi itu sendiri akan merusak permeabilitas kapiler kemudian menimbulkan cairan
luka (eksudat) yang banyak. Cairan yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar
luka dan juga gatal-gatal. Pada jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan
merangsang pengeluaran reseptor nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis
akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel
imatur yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh darah kapiler yang menyebabkan
mudah perdarahan.

Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar
akan menyebabkan masalah psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung
merasa rendah diri, mudah marah/tersinggung, menarik diri dan membatasi
kegiatannya. Hal tersebut yang akan menurunkan kualitas hidup pasien kanker. Maka
dari itu peran tenaga kesehatan khususnya perawat dapat memberikan pelayanan
terbaik dalam perawatan luka pasien kanker.

3.3 Tanda dan Gejala Luka Kanker


1. Malodor
Malodor merupakan sensasi yang dirasakan reseptor olfactory yang terletak di
belakang hidung. Produksi odor pada luka kanker selalu dirasakan dan dapat
menstimuli reflek gag atau reflek muntah. Malodor pada luka kanker
merupakan sumber bau yang menyengat bagi pasien, keluarga, maupun
petugas kesehatan (Kalinski, 2011).
2. Eksudat Luka kanker
Luka kanker juga mengeluarkan eksudat yang berlebihan dan tidak terkontrol.
Peningkatan permeabilitas pembuluh darah oleh tumor dan sekresi faktor
permeabilitas vaskular merupakan penyebab pengeluaran eksudat yang
berlebihan ketika terjadi infeksi dan rusaknya jaringan karena protease bakteri
(Naylor, 2009).
3. Nyeri
Beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan nyeri pada luka kanker yaitu
penekanan tumor pada saraf dan pembuluh darah dan kerusakan saraf yang
biasanya menimbulkan nyeri neuropati (Naylor, 2009). Jika luka kanker
mengenai dermis pasien akan merasakan superficial stinging. Nyeri juga dapat
terjadi pada saat melakukan prosedur pencucian luka atau pengangkatan
balutan yang lengket pada dasar luka (Naylor, 2009).
4. Perdarahan
Luka kanker biasanya rapuh sehingga mudah berdarah terutama bila terjadi
trauma saat penggantian balutan (Naylor, 2009). Perdarahan spontan juga bisa
terjadi jika tumor merusak pembuluh darah besar. Selain itu, perdarahan dapat
terjadi karena penurunan fungsi platelet akibat tumor.
5. Poliferasi (pertumbuhan) dari sel ganas
6. Bentuk menonjol
7. Mudah terinfeksi
8. Berbau tidak sedap

3.4 Penyebab Diabetic Luka Kanker

Perkembangan kanker pada orang yang memiliki diabetes dapat disebabkan


karena ketidakseimbangan dari hormon insulin dan tingginya kadar gula dalam darah.
Selain itu, kanker juga memiliki faktor risiko yang sama dengan diabetes, di
antaranya adalah obesitas, usia lanjut, dan kurangnya aktivitas fisik.

Selain itu, beberapa ahli juga percaya jika risiko kanker pada diabetes
meningkat seiring dengan penggunaan terapi insulin atau beberapa obat diabetes yang
dapat meningkatkan produksi insulin dalam tubuh. Tingginya kadar insulin dalam
tubuh dapat menyebabkan hiperinsulinemia yang bisa mendorong pertumbuhan
tumor dengan mengikat reseptor hormon pertumbuhan IGF-1
3.5 Faktor Resiko Luka Kanker
1. Infeksi
Disebabkan apabila luka kanker tidak mendapatkan perawatan luka dan
penanganan yang baik, maka akan menyebabkan infeksi.
2. Nekrosis
Apabila luka kanker tidak mendapatkan perawatan yang baik maka oksigen
yang ada dalam darah tidak mensuplai jaringan yang ada pada luka tersebut
dan menyebabkan nekrosis (jaringan mati/hitam) sehingga kemungkinan
terburuk akan dilakukan amputasi pada bagian yang terdapat luka kanker.
3. Bahan Kimia
Patogenesis kanker dapat dilacak balik ke mutasi DNA yang berdampak pada
pertumbuhan sel dan metastasis. Zat yang menyebabkan mutasi DNA dikenal
sebagai mutagen, dan mutagen yang menyebabkan kanker disebut dengan
karsinogen. Ada beberapa zat khusus yang terkait dengan jenis kanker
tertentu. Rokok tembakau dihubungkan dengan banyak jenis kanker, dan
penyebab dari 90% kanker paru-paru. Keterpaparan secara terus-menerus
terhadap serat asbestos. Alkohol adalah contoh bahan kimia bersifat
karsinogen yang bukan mutagen. Bahan kimia seperti ini bisa menyebabkan
kanker dengan menstimulasi tingkat pembelahan sel
4. Metastase ke organ lain
Apabila luka kanker tidak segera diatasi, dapat menyebabkan metastase pada
organ lain. Dikarenakan kuman atau bakteri yang ada pada luka kanker
tersebut dapat menyebar ke bagian tubuh dan sel-sel kanker mengambil ruang
dan nutrisi organ-organ sehat. Akibatnya, organ-organ yang sehat tidak lagi
dapat berfungsi.
5. Ketidakseimbangan Hormonal
Tingginya rasio plasma hormon TGF-β, yang merupakan regulator pada
proses penyembuhan luka, akan meningkatkan produksi ROS pada fibroblas,
serta diferensiasi fibroblas menuju fenotipe miofibroblas.
6. Kematian
Proses ini dapat bergantung pada jenis kanker yang menyerang, di mana
menyerang pada tubuh, dan seberapa cepat tumbuhnya. Selama tahap akhir
kanker, masalah dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh anda, mulai dari
sistem pencernaan hingga ke bagian tubuh lainnya. Menurut laman
cancer.gov, jika terdapat penyakit tumor ganas pada sistem pencernaan yang
menyumbat jalan masuk makanan, hal ini dapat berakibat pasien kekurangan
asupan gizi. Selanjutnya jika terjadi di paru-paru orang akan kesulitan untuk
bernapas. Atau jika terdapat pada tulang dan masuk ke aliran darah, sel-sel
jahat ini dapat menyebabkan ketidaksadaran dan berakhir pada kematian.
3.6 Pengkajian Luka Kanker

Pada luka kronik perlu melakukan pendekatan holistik dalam melakukan


pengkajian. Pengkajian tidak hanya berpusat pada luka, melainkan reaksi psikologis
maupun efek luka terhadap kehidupan sosial individu juga perlu dikaji. Penting
diingat bahwa pada beberapa kasus, tindakan paliatif merupakan upaya yang tepat
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan luka kanker. Identifikasi gejala dan
masalah psikososial yang menyebabkan distres bagi pasien juga perlu dikaji (Naylor,
2009).

Pengkajian yang akurat pada area luka merupakan dasar yang penting untuk
merencanakan tindakan dan menilai keefektifan tindakan. Parameter yang perlu
dinilai pada luka kanker meliputi lokasi, ukuran/kedalaman/bentuk, jumlah eksudat,
jenis jaringan yang ditemukan (nekrotik, pus, granulasi, epitelisasi), tanda-tanda
infeksi, nyeri (termasuk nyeri saat pencucian luka dan penggantian balutan), kondisi
kulit sekitar luka, dan perdarahan (Naylor, 2009).

3.7 Manajemen Luka Kanker

Manajemen perawatan pasien dengan luka kanker di fokuskan terutama untuk


mengendalikan gejala yang timbul dan mendukung psikologis dari pasien kanker.
Saat ini, teknik konvensional dalam perawatan luka kanker yang menggunakan
kompres NaCl 0,9% sudah mulai ditinggalkan. Perkembangan terbaru perawatan luka
menggunakan teknik modern dressing yang dapat menciptakan lingkungan luka yang
lembab sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka. Pada gambar 3 dapat
dilihat bahan balutan modern (modern dressing). Metode TIME (Tissue management,
Infection control, Moist balance, dan Edge advancement) dapat digunakan pada
perawatan luka kanker, hanya saja seorang perawat profesional harus lebih teliti dan
hati-hati terutama dalam manajemen jaringan luka kanker. Manajemen jaringan luka
dapat dilakukan dengan cara pembedahan, CSWD, dan autolitik debridement untuk
dapat menghilangkan slough dan jaringan nekrotik pada luka. Khusus pada perawatan
luka kanker, perawat hanya dapat melakukan manajemen jaringan dengan autolitik
debridment, karena CSWD akan menyebabkan risiko perdarahan dan begitu juga
pembedahan yang memerlukan persiapan khusus di kamar operasi.
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Luka kanker (fungating cancer wound/Malignant wound) terjadi ketika kanker


tumbuh dan menembus luka dan menimbulkan luka. Ini langka terjadi, kebanyakan
orang yang memiliki kanker tidak memiliki nya. Ini bisa berkembang dibagian tubuh
dimana kanker mulai tumbuh atau dibagian tubuh yang terkena sel kanker. Luka
kanker disebabkan oleh pertumbuhan sel kanker sampai menembus lapisan dermis
dan epidermis kulit sehingga manonjol keluar atau bentuknya menjadi tidak
beraturan.

4.2 Saran

Kami berharap dengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa dan


pemabaca dapat mengetahui definisi dari luka kanker sampai dengan management
yang baik untuk luka kanker. Selain itu kami juga berharap agar makalah ini dapat
diterima dengan baik serta bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Hoplamazian, L. (2009). Therapeutic measures for palliative treatment of tumor


wounds. Midwest regional conference on end of life. Kansas city, Missouri. 14
November 2009.

Naylor, W. (2009). Malignant wound: aetiology and principles of management.


Nursing standard.

https://id.scribd.com/doc/73701205/Manajemen-Perawatan-Luka-Modern diakses
pada tanggal 28 februari 2019 pukul 09.57

Anda mungkin juga menyukai