BAB HALAMAN
I. PENDAHULUAN 2
V. PENGGUNAAN J S A 13
5.1. Orientasi Pekerja Baru 13
5.2. Pelatihan Pengawas Baru 13
5.3. Instruksi Tugas Yang Benar 13
5.4. Obsevasi Tugas Yang Terencana 13
5.5. Pertemuan Kelompok/Safety Talk 13
5.6. Penyelidikan Kecelakaan 13
5.7. Pelatihan Ketrampilan 13
1
I. P E N D A HU L U A N
Analisa tugas adalah suatu aktifitas program yang kritis tidak saja untuk keselamatan
dan kesehatan pekerja tapi juga untuk keselamatan dan kesehatan perusahaan itu
sendiri.Karena itu analisa ini memberikan tekanan yang sangat besar untuk mengurangi biaya
dan sekaligus meningkatkan mutu .Cara untuk mendapatkannya adalah dengan menganalisa
secara sistimatis pekerjaan yang dikerjakan dan membuat prosedur yang cocok untuk
memastikan bahwa pekerjaan tersebut secara konsisten dilakukan dengan cara yang benar.
Beberapa metoda yang dilakukan sebelumnya kurang berhasil karena teknik studi
yang dilakukan hanya menekankan kepada efisiensi ,bagaimana pekerjaan tersebut dapat
dilakukan dengan lebih cepat.Namun analisa/evaluasi yang hanya menekankan kepada aspek
keselamatan juga tidak akan efektif karena hanya akan menghasilkan pekerjaan yang aman
tapi tidak efisien.Teknik yang dilakukan dalam analisa tugas yang akan dibahas dalam tulisan
ini adalah teknik yang menganalisa secara sistematis suatu pekerjaan untuk aspek
keselamatan dan kesehatan kerja, kualitas dan efisiensi dalam waktu yang sama. Pendekatan
secara terpadu ini pada kenyataannya memberikan jaminan yang lebih besar terhadap aspek
keselamatan. Dalam metoda ini pendekatan yang dilakukan mencakup enam aspek yaitu :
1. Inventarisasi Tugas
2. Identifikasi Tugas Yang Kritis
3. Mengurai Tugas Menjadi Langkah Atau Aktifitas
4. Menganalisa dengan tepat potensi kerugian
5. Menyusun pengendaliannya dan prosedur atau petunjuk kerja
6. Penggunaannya pada pekerjaan
Karena metoda analisa ini juga melibatkan pekerja maka masukan yang didapat
adalah dari pekerja yang secara nyata melakukan pekerjaan tersebut memberi hasil yang
lebih tepat dan lebih terpakai sehingga prosedur yang dibuat sebagai hasil akhir menjadi
prosedur yang lebih berharga,lebih terpakai dan lebih disukai untuk dipakai oleh pekerja
yang membutuhkannya.
2
II. IDENTIFIKASI DAN MENGURAI TUGAS YANG KRITIS
3
belum pernah terjadi pada tugas tersebut. Untuk melakukan ini pertanyaan berikut harus
diajukan :
a. Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar ,bisa mengakibatkan
kerugian besar saat dikerjakan.?
b. Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar bisa berakibat rugi besar
setelah dikerjakan.?
c. Seserius apakah kerugian yang akan timbul ? (bagaimana tingkat keparahan dari
cidera, biaya kerusakan, biaya kerugian kualitas atau produksi) ? Apakah ada
orang lain atau bagian lain yang terpengaruh.?
Dalam menentukan apakah suatu tugas kritis atau tidak ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan yaitu :
1. Faktor Keparahan
2. Faktor Kekerapan
3. Faktor peluang
4. Faktor tugas baru
4
2.1.2. Faktor kekerapan/keberulangan
Kekerapan suatu kerugian ditentukan oleh bagaiman seringnya pekerjaan itu
dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.
Tingkat keberulangan (repetiveness) dapat ditaksir dari tabel berikut sesuai dengan skala 1
sampai dengan 3:
Jumlah orang yang Tingkat kekerapan tugas yang dilakukan setiap orang
melakukan tugas
1X setiap hari Beberapa X setiap hari Sering X setiap hari
Sedikit 1 1 2
Cukup/Agak Banyak 1 2 3
Banyak 2 3 3
5
1. Periksa peralatan
2. Periksa apakah ada pasir yang terakumulasi pada cyclone box
3. Semprotkan udara pembersih
4. Tutup kran pembersih
5. Buka kran air bersih
(Uraian langkah tugas yang lengkap untuk tugas tersebut di atas ada pada lampiran 1)
Seleksi langkah yang tepat dalam melakukan suatu analisa akan sangat menentukan
hasil akhir. Ketika pertama kali suatu tugas diobservasi tuliskan setiap apa yang dilakukan
pekerja tersebut. Setelah seluruh kerugian yang terpapar diidentifikasi anda dapat kembali
untuk mengobservasi pekerja tersebut untuk mengkombinasikan dengan hal-hal lain atau
mengeliminasi detil yang tidak perlu.
Dalam mencoba untuk melakukan observasi tugas dengan baik umumnya Supervisor
cenderung untuk membuat detil yang terlalu lengkap sehingga sulit untuk digunakan dalam
mengajarkannya kepada pekerja. Dibawah ini adalah contoh langkah yang terlalu detil
misalnya untuk dua langkah pertama yang telah dibuat sebelumnya yaitu :
Langkah 1 - periksa peralatan
Langkah 2 - Buka cyclone box
Langkah 3 - Periksa apa ada pasir yang terakumulasi
Langkah 4 - Ambil pasir yang terakumulasi tersebut
Langkah 5 - Tutup Cyclone box
Dengan nyata dapat dilihat bahwa uraian tugas diatas terlalu detil dan juga sulit
untuk dibayangkan bagaimana panjangnya langkah yang akan dibuat apabila cara ini yang
dipakai. Keterbatasan pekerja untuk mengingat detil juga menjadikan penguraian yang terlalu
detil akan menjadi tidak efektif. Namun dilain pihak membuat uraian tugas yang terlalu
umum juga tidaklah baik seperti terlihat pada contoh berikut adalah langkah tugas dalam”
mengoperasikan monitor ukuran partikel” secara keseluruhan.
Langkah 1 - Periksa peralatan
Langkah 2 - Hidupkan monitor
Langkah 3 - Periksa setia jam
Langkah 4 - Ambil contoh setiap jam
Sebagaimana kita lihat uraian ini dapat menjadi pertimbangan yang sangat umum
sehingga banyak langkah yang hilang yang dapat melibatkan aspek keselamatan kerja,
kualitas dan produksi.. Cara yang paling efisien untuk melakukn penguraian tugas harus
memasukkan semua langkah utama yang kritis untuk melakukan tugas dengan benar, tapi
tidak termasuk langkah yang kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah besar apabila
tidak disoroti. Keputusan utuk memasukkan atau tidak memasukkan suatu langkah ialah
dengan memulai dengan pertanyaan “: Apakah ini dapat menjadi langkah yang kritis apabila
dilakukan dengan salah ?”
Pengalaman menunjukkan umumnya tugas diuraikan menjadi 10 sampai dengan 15
langkah. Setiap langkah harus dievaluasi dengan langkah itu sendiri, kuncinya adalah untuk
6
mencegah kerugian dari cidera,kualitas dan poduksi adalah merupakan pertimbangan
Supervisor dalam menyeleksi langkah tugas yang dianggap kritis untuk tujuan ini.
Setelah suatu tugas selesai diurai menjadi langkah-langkah yang signifikan ataupun
aktifitas yang kritis maka tahap berikutnya adalah melakukan identifikasi dan analisa untuk
menentukan keterpaparan dari kerugian yang ada pada setiap langkah tersebut pada saat
melakukan tugas. Melibatkan pekerja dalam menganalisa ini merupakan suatu kesempatan
untuk mendapatkan mamfaat dari pengalaman dan pengetahuan mereka.
7
Apabila suatu tugas dilakukan dengan cara yang salah maka hasilnya adalah kerugian
oleh karena itu identifikasi dan analisa potensi kerugian yang spesifik adalah langkah kunci
dalam pencegahan dan pengendalian kerugian.
8
- Identifikasi kerugian yg terpapar untuk setiap langkah spesifik atau aktifitas yg
kritis.
Dari hasil riset dan statistik menunjukkn bahwa perobahan yang tidak dikenal (tak
teridentifikasi) adalah salah satu faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan Perobahan
tempat kerja mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut : urutan aktifitas, jadwal, personil,
metoda, alat, bahan baku, mesin, spesifikasi, prioritas dan lain-lain.
Umumnya perobahan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan suatu mamfaat atau
diharapkan bermamfaat, tapi apabila perobahan tidak diketahui atau tidak diimbangi dengan
antisipasi maka dia akan meningkatkan kemungkinan kecelakaan. Atau dengan kata lain
kebutuhan merobah kadang-kadang tidak dibuat sama cepatnya dengan metoda atau bahan
yang baru atau menyederhanakan dengan cara yang lebih baik. Untuk itu setiap ada rencana
perobahan harus selalu dilakukan analisa dengan metoda diskusi terlebih dulu.
9
8. Produksi - Bahan
Bagaimana bahan dapat ditangani atau diangkut dengan lebih efisien ? Bahan apa
yang akan membantu produktifitas.
9. Kualitas - Orang
Pengetahuan dan ketrampilan apa yang kritis untuk menghasilkan yang berkualitas?
Dapatkah kita meningkatkan kualitas dengan seleksi, penempatan, pelatihan dan petunjuk
yang lebih baik.
10. Kualitas - Peralatan
Alat, mesin dan perkakas apa yang kita harus sediakan untuk memastikan kualitas
yang optimum? Dapatkah kita meningkatkan operasi pemeliharaan untuk jam kerja yang
lebih panjang dan kualitas yang lebih baik dari suatu peralatan.
11. Kualitas - Bahan
Apa ada bahan lain yang dapat meningkatkan kualitas ? Apakah akan membantu
untuk membuat pemeriksaan kualitas bahan lebih cepat atau lebih sering ?
12. Kualitas - Lingkungan
Apakah kualitas dipengaruhi oleh kotoran, debu, asap,pelarut, cahaya atau suhu ?
13. Keselamatan - Orang
Apa potensi bahaya yang dapat membahayakan orang? Apa kebutuhan yang kritis
untuk peraturan, instruksi tugas dan observasi tugas.
14. Keselamatan - Peralatan
Apa potensi bahaya yang dapat mengakibatkan peralatan rusak,terbakar atau
meledak? Bagaimana kita dapat membuat penggunaan peralatan keselamatan, alat pelindung
diri, pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan peralatan sebelum digunakan yang lebih
baik?
15. Keselamatan - Bahan
Bagaimana kita dapat mengurangi atau mengendalikan keterpaparan terhadap bahan
berbahaya? Bagaimana kita dapat memperbaiki pelatihan cara penanganan yang aman?
Bagaimana kita dapat lakukan yang terbaik untuk mencegah pembuangan dan kerusakan
bahan baku produksi.
16. Keselamatan - Lingkungan
Bagaimana kita dapat meningkatkan housekeeping untuk mengendalikan kerugian
kecelakaan? Apa yang dapat kita robah pada lingkungan kerja untuk meningkatkan
keselamatan.
3.3. Membuat pemeriksaan yang efisien
Pada prinsipnya membuat pemeriksaan yang efisien adalah suatu hal menanyakan
dengan pertanyaan yang benar untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan. Pertanyaan
:siapa, dimana, kapan, apa, mengapa dan bagaimana dapat menjadi permulaan yng baik.
Untuk itu dapat diajukan pertanyaanseperti berikut tentang tiap langkah yang kritis :
- Siapa yang paling pantas untuk melakukannya
- Dimana tempat yang terbaik untuk melakukan itu
10
- Kapan itu harus dikerjakan
- Apa tujuan dari langkah ini
- Mengapa langkah ini diperlukan
- Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
Dari hasil pemeriksaan yang efisien ini akan diperoleh bahan untuk membuat suatu prosedur
tugas atau instruksi kerja.
11
IV. PENGENDALIAN, PROSEDUR, DAN INSTRUKSI KERJA
4.1. Pengendalian
Setelah menganalisa pekerjaan dan masalah yang potensial dan membuat
pemeriksaan yang efisien , maka anda telah mempunyai apa yang anda butuhkan untuk
membuat rekomendasi pengendalian. Pengendalian adalah tindakan dan pencegahan yang
akan mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan
dengan efisiensi yang maksimal. Pengendalian harus diperintahkan kepada orang yang
melakukan tugas dengan cara memberitahu mereka apa yang harus mereka lakukan untuk
menghindari atau mengurangi keterpaparan kerugian. Ide untuk pengendalian akan secara
alamiah dibangkitkan seluruhnya oleh pemeriksaan yang efisien dan diskusi yang berkaitan.
Dalam membuat rekomendasi pengendalian harus diupayakan sedapat mungkin merupakan
suatu kalimat penjelasan positif yang memberitahu apa yang harus dilakukan untuk
mengurangi atau menghindarkan keterpaparan terhadap kerugian dan bagaimana untuk
mengerjakan pekerjaan dengan cara yang paling efisien.
Dari rekomendasi pengendalian yang telah selesai kemudian dapat dibuat Prosedur
kerja maupun Instruksi Kerja
12
2. Kadang-kadang tidak terbatas untuk tugas yang spesifik tapi berhubungan dengan banyak
sekali macam-macam aktifitas kerja, misalnya menggunakan gergaji mesin,memasuki
ruang yang sempit, penggembokan peralatan dan lain-lain.
3. Scara khusus berguna untuk tugas dimana pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja dalam
jumlah besar dan tugas yang jarang dilakukan atau dimana tugas yang spesifik adalah
sulit untuk dibuat prosedurnya karena cara mereka dikerjakan sangat bervariasi dengan
situasi yang spesifik.
4. Penekanan yang disarankan dalam Instruksi kerja adalah :
a. Moti vasi
Jelaskan mengapa pekerja harus melakukannya dengan petunjuk kerja yang standar
(berhubungan dengan kesejahteraan mereka sendiri, Membentuk sedikit kebangaan)
b. Sumber masalah khusus
Tunjukkan sumber masalah khsus yang paling mungkin; hal yang menjadi perhatian
khusus harus diberikan.
c. Pakaian dan alat pengaman diri
Tentukan peralatan pengaman dan pakaian yang diperlukan, kondisi dimana dia
diperlukan dan alasan untuk menggunakannya.
d. Prosedur keadaan darurat
Menunjuk kepada prosedur untuk kasus kebakaran, peledakan,banjir dan bencana
lainnya.Tentukan petunjuk dan peralatan pertolongan pertama dalam keadaan darurat,
prosedur menghentikan operasi dalam keadaan darurat dan pelaporan yang
diperlukan.
e. Peralatan dan perkakas yang khusus
Penekanan penggunaan pengaman khusus, barier, saklar, gembok dan peralatan
darurat.
f. Peraturan dan aturan yang penting
Perkuat aturan yang paling penting dengan memasukkan mereka kedalam petunjuk
kerja, Buat mereka sesingkat dan sesederhana mungkin, beri alasan untuk aturan dan
fokuskan pada yang kritis.
g. Pedoman yang positif dan benar
Soroti hal yang pekerja dapat lakukan untuk memastikan hasil yang efisien,aman dan
produktif.
Harus diingat kembali bahwa kebanyakan perusahaan menyebut baik petunjuk kerja
maupun prosedur kerja dengan satu nama atau dengan sebutan “metoda kerja” dan “SOP”
atau terminologi yang lain. Apapun sebutannya itu tidaklah penting ,yang penting adalah
untuk dipahami adalah bahwa banyak tugas yang dapat dan harus dibuat
prosedurnya.Kegunaannya adalah dapat memberikan kepada pekerja pedoman tertulis untuk
mengerjakan tugas yang kritis dengan cara yang paling efisien.
13
V. PENGGUNAAN J S A
JSA akan menjadi suatu yang bermamfaat apabila ditempatkan dalam beberapa
program keselamatan kerja atau tugas lainnya disamping itu JSA merupakan alat
pengawasan dari manajemen yang praktis untuk meamstikan apakah suatu pekerjaan telah
dilakukan sesuai dengan yang telah ditentukan.
Camkanlah bahwa waktu yang diambil dalam dalam membuat petunjuk kerja atau
prosedur kerja untuk suatu tugas yang kritis di area anda, bukanlah suatu waktu yang sia-sia
tapi akan merupakan suatu penghematan waktu yang sangat besar dalam priode yang
panjang, karena waktu tersebut digunakan untuk menyiapkan dengan teliti prosedur kerja
yang telah dipikirkan masak-masak, berdasarkan pengetahuan yang terbaik yang tersedia dari
cara yang benar untuk melakukan tugas yang kritis dalam cara yang paling efisien.
Penggunaan JSA akan sangat bermamfaat untuk program K3 berikut : Orientasi
pekerja/Penugasan baru; Pelatihan Pengawas Baru; Instruksi Tugas Yang benar; Observasi
Tugas Yang terencana; Safety Talk/Pertemuan kelompok; Penyelidikan Kecelakaan/Insiden
dan Pelatihan Keterampilan
14
5.4. Observasi tugas yang terencana
Petunjuk dan perosedur kerja tertulis memungkinkan supervisor secara sistematis
dapat menganalisa sebaik apa performance dari pekerja untuk mengikuti standar yang
diperlukan.
15