Anda di halaman 1dari 3

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan neurologis adalah spesialisasi yang menuntut pemahaman tentang
neuroanatomi, neurofisiologi, tes neurodiagnostik, keperawatan kritis dan keperawatan
rehabilitasi. Masalah-masalah neurologis dapat mengakibatkan perubahan dalam
kognitif, sensorik, dan fungsi neuromuskular seseorang dan dapat merugikan citra diri.
Kejang demam pertama terjadi pada kenaikkan suhu tidak mendadak dengan
puncak tidak terlalu tinggi (berkisar 38˚C sampai 40˚C) serta jarak waktu antara mulai
demam sampai timbul bangkitan kejang singkat (kurang dari satu jam), merupakan
indikator bahwa pederita mempunyai nilai ambang terhadap kejang rendah. Nilai
ambang kejang rendah merupakan faktor risiko untuk terjadi bangkitan kejang demam.
Pedoman mendiagnosis kejang demam menurut Livingston (dimodifikasi oleh
Subbagian Anak FKUI-RSCM Jakarta) :Umur anak ketika kejang antara 6 bulan
sampai 4 tahun, kejang hanya berlangsung sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit,
kejang bersifat umum, kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam,
pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal, pemeriksaan EEG yang dibuat
sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan, frekuensi
kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien anak kejang demam, antara
lain:

1. Hipertermia berhubungan dengan demam yang menyebabkan kejang dan


peningkatan metabolisme.
2. Risiko tinggi terhadap trauma/kerusakan sel otak dan penghentian nafas
berhubungan dengan kejang, kelemahan progresif cepat otot-otot pernafasan.
3. Risiko tinggi terhadap bersihan jalan nafas/pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan kerusakan neuromuskuler, obstruksi trakeobronkial.
4. Risiko defisit cairan dan hipovolemik berhubungan dengan hipertermi yang
menyebabkan evaporasi berlebihan dan keadaan hipermetabolik.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi pada orang
tua/keluarga/anak terhadap perubahan status kesehatan anak.
6. Cemas berhubungan dengan koping orang tua/keluarga tidak efektif terhadap
perubahan status kesehatan pada anak/prognosis penyakit, kemungkinan kejang
berulang.
Dalam penanggulangan kejang demam ada 4 faktor yang perlu dikerjakan yaitu
memberantas kejang secepat mungkin, pengobatan penunjang, memberikan
pengobatan rumat, dan mencari dan mengobati penyebab.
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang nonpurulen. Penyebab tersering
dari ensefalitis adalah virus kemudian herpes simpleks, arbovirus, dan jarang
disebabkan oleh enterovarius, mumps, dan adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi
pascainfeksi campak, influenza, varicella, dan pascavaksinasi pertusis.
Dengan gejala-gejala seperti panas badan meningkat, sakit kepala, muntah-
muntah lethargi, kaku kuduk, gelisah, serta gangguan pada penglihatan, pendengaran,
bicara dan kejang. Virus atau bakteri memasuki tubuh melalui kulit, saluran nafas dan
saluran cerna, setelah masuk ke dalam tubuh, virus dan bakteri akan menyebar ke
seluruh tubuh dengan beberapa cara. Salah satunya adalah pada jaringan otak yang
nantinya akan menyebabkan ensefalitis.
Klasifikasi ensefalitis didasarkan pada factor penyebabnya. Ensefalitis suparatif
akut dengan bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus aureus, Streptococus,
E.Colli, Mycobacterium, dan T.Pallidium. Sedangkan ensefalitis virus penyebab adalah
virus RNA (Virus Parotitis), virusmorbili, virus rabies, virus Rubela, virus dengue,
virus polio, cockscakie A dan B, herpes zoster, herpes simpleks, dan varicella.
Prioritas keperawatan untuk masalah keperawatan ensefalitis yaitu:
memaksimalkan fungsi serebral dan perfusi jaringan, mencegah komplikasi/trauma,
menghilangkan ansietas/memberikan dukungan emosional pada pasien/keluarga, nyeri
menurun/minimal, memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan
kebutuhan akan pengobatan.
Meningitis adalah peradangan pada meningen (selaput), yang mengelilingi otak
dan medulla spinalis. (Munttaqin, Arif.2008). Klasifikasi meningitis dengan factor
penyebabnya :
a. Asepsis
Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan
iritasi meningen yang disebabkan oleh abses otak, ensefaitis, limfoma, leukemia,
atau di ruang subakhanoid
b. Sepsis
Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri
seperti meningokokus, stafilokokus atau basilus influenza
c. Tuberkulosa
Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus tuberkel.
Jika meninghitis tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan
komplikasi berupa Hidrosefalus Obstruktif, Meningicocal Septicemia
(Mengingocemia), Sindrom Water Prederichsen (Septik Syok, DIC, Pendarahan
Adrenal Bilateral), SIADH (Syndrome Inppropriate Antidiuretic Hormone), Efusi
Subdural, Kejang, Edema dan Herniasi Serebral, Cerebral Palsy, Gangguan Mental,
Gangguan Belajar, Attention Deficit Disorder.

Anda mungkin juga menyukai