TINJAUAN PUSTAKA
saluran akar, dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran fragmen jaringan pulpa dan
menjadi bahan irigasi saluran akar yang dapat membunuh mikroba, tidak toksik dan
Perawatan endodontik dapat dibagi dalam tiga fase (triad endodontics) yaitu :
pembentukan saluran akar adalah jalan masuk yang benar ke kamar yang
eksplorasi saluran akar, ekstirpasi jaringan pulpa yang masih tertinggal dan
Langkah ini diikuti oleh instrumentasi, irigasi dan debridemen yang benar, serta
dentin dari saluran akar. Tindakan irigasi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam
perawatan endodontik. Karena dinding saluran akar yang tidak bersih dapat menjadi
Fungsi utama bahan irigasi adalah membuang debris dari saluran akar, bahan
irigasi bisa pula memiliki sifat lain yang dapat membantu pembersihan dan
pembentukan saluran akar. Adapun sifat bahan irigasi yang ideal adalah merupakan
pelarut debris atau pelarut jaringan, tidak toksis, memiliki tegangan permukaan
rendah, sebagai pelumas, mampu membuang smear layer serta bahan irigasi tidak
Bahan irigasi yang biasa dipakai adalah yang mempunyai sifat antiseptik
vitro dan in vivo pada jaringan hidup. Bahan irigasi yang populer digunakan adalah
Hipoklorit (NaOCl) 5% tidak mahal, mudah diperoleh dan mudah untuk digunakan.2
memiliki efek antibakteri yang paling baik.3,4 Namun, kekurangannya adalah bersifat
toksik.2,3 Bahan irigasi ini mampu merusak dan menekan jaringan periapikal, bersifat
korosif, menyebabkan reaksi alergi, bau dan rasa yang tidak enak sehingga dalam
Berbagai teknik irigasi yang digunakan juga telah berkembang. Teknik irigasi
yang digunakan secara sederhana adalah dengan menggunakan alat semprit disposible
12 ml berupa jarum berlubang dengan ujung buntu dan bertakik.19 Kemudian dengan
menggunakan alat khusus yaitu spuit endodonti dengan ujung jarum pipih untuk
ujung buntu serta penampang saluran akar gigi. Tanda panah di atas menunjukkan
lubang jarum yang merupakan tempat keluarnya bahan irigasi ke arah lateral sehingga
menyebabkan perforasi ke arah lateral dan jika mengenai jaringan periapikal maka
akan menyebabkan infeksi seperti yang disebabkan oleh NaOCl 5%. Jadi dengan
menggunakan alat ini tekanan harus diatur sedemikian rupa agar bahan irigasi dapat
jarum harus dibengkokkan menjadi sudut tumpul untuk mencapai saluran akar gigi
depan dan belakang.1.20 Jarum dimasukkan sebagian ke dalam saluran dan harus ada
ruang yang cukup antara jarum dan dinding saluran yang memungkinkan pengaliran
dengan prinsip kerja negative pressure.20 Artinya alat-alat yang digunakan pada
sistem ini harus memiliki pergerakan dan perputaran selama irigasi berlangsung tanpa
berkontak atau menyentuh dinding saluran akar (seperti roda berputar).20 Tujuan akhir
dari teknik irigasi yang akan digunakan adalah untuk mendapatkan saluran akar yang
• Divisi : Spermatophyta
• Subdivisi : Angiospermae
• Kelas : Dycotyledonae
• Bangsa : Sapindales
• Suku : Sapindaceae
• Marga : Sapindus
Jawa dikenal dengan nama Lerak atau Werak dan Tapanuli Selatan dikenal dengan
Gambar 4. Tanda panah di atas menunjukkan pohon lerak yang terdapat di Desa Ujung Pasir,
Kec.Danau Kerinci, Jambi 23
kotor, berakar tunggang dan berwarna kuning kecoklatan. Daun tanaman ini majemuk
menyirip ganjil dan anak daun berbentuk lanset. Bunga tanaman ini melekat di
pangkal, kuning, dan daun mahkotanya empat. Tanaman ini mempunyai buah yang
keras, bulat, diameter + 1,5 cm dan berwarna kuning kecoklatan. Biji tanaman ini
tunggang dan kuning kecoklatan. Buah lerak terdiri dari 73% daging buah dan 27%
biji.7
Gambar 5. Buah lerak yang telah dikeluarkan Gambar 6. Buah lerak yang berasal dari Muara
Bijinya 23 Imat, Kab.Kerinci, Jambi 23
dari soga alam/pewarna alam, mencuci kain batik, emas dan sebagai sabun wajah
untuk mengurangi jerawat.6 Lerak sangat baik untuk membasmi cacing tanah. Di
Jakarta buah ini sudah diolah menjadi insektisida. Secara tradisional, lerak juga
digunakan sebagai sabun wajah untuk mengurangi jerawat, obat eksim dan kudis.6,7
Ekstrak lerak memiliki kandungan berupa saponin dan flavonoid didapat dari
kulit buah, biji, kulit batang dan daun. Sedangkan alkaloid dan polifenol terdapat
pada kulit buahnya. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba sebagai
surfaktan atau deterjen yang diduga akan menyerang lapisan batas sel melalui ikatan
gugus polar dan non polar. Saponin yang merupakan kandungan utama dari buah
lerak juga dapat dikembangkan sebagai bahan baku untuk membuat sampo.23
Flavonoid diduga dapat merusak membran sel karena sifatnya yang lipofilik dan
berabad-abad dalam bidang medis karena dapat melawan sel asing melalui ikatan
irigasi saluran akar telah dilakukan. Ekstrak lerak memiliki efek antibakteri terhadap
ekstrak lerak mempunyai efek antibakteri dengan nilai kadar hambat minimal (KHM)
0,25 %,10 terhadap Enterococcus faecalis ekstrak lerak mempunyai efek antibakteri
dengan nilai MBC 25% 11 Saponin yang merupakan kandungan utama dari buah lerak
Concentration (MIC) 0,75 mg/ml, dan >50 mg/ml untuk S.aureus.7 Sedangkan pada
penelitian lain terdapat ± 10 gram (17,5 %) saponin dari 175 gram daging buah lerak,
dari NaOCl 5 % yang umum digunakan di praktek.13 Ekstrak lerak juga memiliki efek
antifungal terhadap Candida albicans lebih baik daripada NaOCl 5 %.12 Ekstrak lerak
selain memiliki efek anti bakteri dan antifungal juga memiliki efek anti analgetik dan
efek anti inflamasi. Untuk efek analgetik sebagai bahan pereda nyeri gigi yaitu pada
konsentrasi 2,5% dan 7,5%.25 Dan ekstrak lerak 0,01% memiliki efek anti inflamasi
2.3 Sitotoksisitas
pada sel-sel tertentu. Uji sitotoksisitas merupakan salah satu tahap pengujian paling
awal dan penting dilakukan terhadap suatu bahan yang akan dipakai di bidang
kedokteran gigi.15 Karena uji sitotoksisitas ini bagian dari evaluasi bahan kedokteran
gigi dan diperlukan untuk prosedur screening standar (Tahap 1).15 Uji sitotoksisitas
dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut memenuhi syarat untuk dapat
diterima jaringan yaitu tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak, tidak
mengandung substansi yang bisa menyebabkan respon sistemik bila berdifusi dan
diadsorpsi ke dalam sistem sirkulasi, bebas dari agen sensitisasi yang dapat
menyebabkan respon alergi, tidak berpotensi karsinogenik.1 Dua metode umum yang
counting) dengan menggunakan biru tripan (trypan blue) dan metode MTT assay.1
Dalam penelitian ini digunakan uji MTT assay yang memiliki kelebihan yaitu
relatif cepat, sensitif, akurat, digunakan untuk mengukur sampel dalam jumlah besar
uji enzimatik MTT adalah dengan mengukur kemampuan sel hidup berdasarkan
aktivitas mitokondria dari kultur sel.16 Metode ini dapat digunakan untuk mengukur
mitokondria yang aktif pada sel hidup. MTT diabsorbsi ke dalam sel hidup dan
dipecah melalui reaksi reduksi oleh enzim reduktase dalam rantai respirasi
mitokondria menjadi formazan yang terlarut dalam SDS 10% berwarna ungu.1
visibel dan berbanding lurus dengan jumlah sel hidup karena reduksi hanya terjadi
ketika enzim reduktase yang terdapat dalam jalur respirasi sel pada mitokondria
aktif.1 Semakin besar absorbansi menunjukkan semakin banyak jumlah sel yang
MTT FORMAZON
Sementara itu, mekanisme kematian sel fibroblas oleh ekstrak lerak diduga
dinding/membran inti) yang merupakan tipe sel yang paling umum terlihat dalam
nuklei ovoid dan prosesus sitoplasmik yang panjang. Biasanya sejajar dengan serabut
Gambar 8. Gambaran sel fibroblas secara mikroskopis (microscope inverted). Nuklei ovoid sel
fibroblas utuh yang terletak di inti sel (a) sel fibroblas secara keseluruhan (b)
dengan aktivitasnya. Makin aktif selnya, makin menonjol organel dan komponen
lainnya yang diperlukan untuk sintesis dan sekresi. Akan tetapi tidak seperti
odontoblas, sel-sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh
Pada waktu irigasi saluran akar, bahan irigasi dapat berdifusi dan menekan ke
jaringan periapikal dan ligamen periodontal serta dapat menyebabkan iritasi seperti
yang disebabkan oleh larutan NaOCl.1 Sementara komponen jaringan ini yang
terpenting adalah sel fibroblas dimana sel fibroblas adalah tipe sel yang paling umum
terlihat dalam jumlah yang besar di pulpa mahkota serta merupakan substansi dasar
matriks serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit.2,19
Dapat berasal dari sel mesenkimal pulpa yang tidak berkembang atau dari bagian
bulat dan prosesus sitoplasmik yang pendek. Perubahan bentuk disebabkan oleh
pengurangan aktivitas sel karena bertambah tua.16 Jenis sel yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sel BHK-21 yang berasal dari fibroblas ginjal hamster.