Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Konsep Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014)
. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan
di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2014),
yaitu:
1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui,
dan dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan, menyebutkan 11
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang
dipelajari.
3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau yang lain.
4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk
kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru 6.
Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin 12 diukur dari subyek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur
dapat disesuaikan dengan tingkatantingkatan di atas.

Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang telah digunakan
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni:
1) Cara tradisional atau non ilmiah
Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan cara kuno atau
tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan,
sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara
sistematik dan logis. Cara-cara ini antara lain:
a. Cara coba salah (trial and error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila tidak
berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain lagi sampai
didapatkan hasil mencapai kebenaran.
b. Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan
baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin agama, maupun ahli
ilmu pengetahuan.
c. Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat
memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut.
d. Melalui jalan pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikiran.
2) Cara modern atau cara ilmiah
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular disebut
metodologi penelitian (research methodology). Menurut Deobold van Dalen,
dalam memperoleh kesimpulan pengamatan dilakukan dengan mengadakan
observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta
sehubungan dengan objek yang diamati. Pencatatan ini mencakup tiga hal
pokok, yaitu:
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
Pengetahuan seseorang sendiri biasanya diperoleh dari pengalaman
yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya: media massa, media
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
2.1.2.1 Proses Terjadinya Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru di dalam diri seseorang terjadi proses
yang berurutan), yakni:
a. Awareness (kesadaran)
Keadaan dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik)
Tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut, disini sikap subjek
sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-menimbang)
Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
d. Trial (mencoba)
Keadaan dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption
Keadaan dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya, apabila perilaku
itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka tidak akan berlangsung lama.
Jadi, pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah
perilaku sehingga perilaku itu langgeng.
2.1.2.2 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket baik
tertutup maupun terbuka menggunakan alat pengumpul data seperti kuesioner berisi
materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan
yang ingin kita ketahui atau kita ukur (Notoadmodjo, 2014).
Menurut Arikunto (2010) penentuan tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi
3 kategori, yaitu baik, cukup dan kurang. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan
benar 76% - 100% dari seluruh pertanyaan. Cukup, bila subjek mampu menjawab
dengan benar 56% - 75% dari seluruh pertanyaan. Kurang, bila subjek mampu
menjawab dengan benar < 55% dari seluruh pertanyaan.
2.1.2.3 Pengetahuan Menurut Islam
Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat
kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan
terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek
tertentu. Adapun ayat yang menjelaskan tentang pengetahuan dalam surah Az-Zumar
ayat 9 yaitu:

Artinya: “(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, "Apakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya
hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran” (QS. Az-Zumar
[39]: 9).
Dari surah Al-Zumar di jelaskan bahwa barang siapa yang memiliki
pengetahuan, apa pun pengetahuan itu pasti tidak sama dengan yang tidak
memilikinya. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang bermanfaat
yang menjadikan seseorang mengetahui hakikat sesuatu lalu menyesuaikan diri dan
amalnya dengan pengetahuannya itu.

2.2 Myalgia
2.2.1 Definisi myalgia
Menurut Tomazszewski, Myalgia dapat dikatakan sebagai sakit pada otot,
berat, kaku atau rasa kram atau nyeri otot dan dapat terjadi kram di kaki di malam
hari. Kelemahan otot juga dapat terjadi tanpa rasa ketidaknyamanan dan dapat dilihat
pada penderita ketika tidak mampu membuka tutup botol, kesulitan menjentikkan jari
atau kesulitan berdiri dari duduk di kursi (Sumardiyono, 2017).

Anda mungkin juga menyukai