Anda di halaman 1dari 25

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI
1. Nilai – Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
harus diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara (ASN),
maka perlu diketahui indikator-indikator dari kelima dasar tersebut
yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban setiap individu,
kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas.
Alat akuntabilitasnya berupa perencanaan strategis (strategic plans),
kontrak kinerja, dan laporan kinerja. Dalam menciptakan lingkungan
kerja akuntabel, ada beberapa nilai dasar yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Kepemimpinan: Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi: Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3. Integritas: adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di

15
16

sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan


kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan: adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan
hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai nilai
pancasila, sehingga senantiasa menempatkan persatuan dan kesatuan
serta kepentingan dan keselamatan bangsa diatas kepentingan pribadi
dan golongan (Tim penulis, 2015b).
PNS yang memiliki Nasionalisme yang kuat adalah PNS yang
memahami dan memiliki kesadaran mengaktualisasikan wawasan
kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya
sebagai pelayan publik yang berintegritas. Adapun nilai dasar
Nasionalisme yaitu:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
17

3) Mengembankan sikap hormat menghormati dan bekerjasama


antara pemeluk agama dengan penganut kepercayan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan YME.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah masalah
yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
YME.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME kepada orang lain.
Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa memebeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8) Berani membela kebenaran dan keadilan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.
Sila 3: Persatuan Indonesia
18

1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan


dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentungan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani
yang luhur.
19

9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan


secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melakukan persmusyawaratan.
Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma
yang mentukan baik-buruk, benar-salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
20

Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah


laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN adalah :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
21

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam


undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung
jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
22

Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu


yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
23

keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu


merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu :
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara, masyarakat baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan atau gratifikasi.
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
24

keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas. Adapun


nilai nilai dasar anti korupsi adalah: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin,
Tanggung jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani, dan Adil.
2. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat
memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No.5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK)
2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan politik.
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4. Fungsi pegawai ASN adalah: pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekan dan pemersatu bangsa.
5. Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
25

Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab


dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
(Fatimah & Irawati, 2016).
b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati, 2016).
Praktek WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:
1) Berdasarkan jenis: pelayanan yang bersifat administrative,
pelayanan jasa, pelayanan barang, dan pelayanan regulatif
2) Berdasarkan pola: pelayanan teknis fungsional, pelayanan
satu atap, pelayanan satu pintu, pelayanan terpusat, dan
pelayanan elektronik.
3) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG: budaya dan
filosofi, cara kerja yang baru, akuntabilitas dan insentif, serta
cara baru pengembangan kebijakan, mendesain program dan
pelayanan collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan penyelenggara pelayanan publik. Unsur penting
pelayanan adalah:
26

1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan.


2) Undur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur
pelayanan publik, yaitu: 1). Kepentingan umum; 2). Kepastian
hukum; 3). Kesamaan hak; 4). Keseimbangan hak dan
kewajiban; 5). Keprofesionalan; 6). Parsitipatif; 7). Persamaan
perlakuan atau tidak diskriminatif; 8). Keterbukaan; 9).
Akuntabilitas; 10). Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan; 11). Ketepatan waktu; 12). Kecepatan, kemudahan dan
keterjangkauan.
Dimensi pelayanan publik yaitu: 1). Ketepatan waktu; 2). Akurasi;
3). Kesopanan dan keramahan; 3). Tanggung jawab; 4).
Kelengkapan; 5). Kemudahan; 6). Variasi model; 7). Pelayanan
pribadi; 8). Kenyamanan (Purwanto, dkk., 2016)
27

B. RANCANGAN AKTUALISASI

Profesi : Dokter Ahli Pertama

Unit Kerja : Puskesmas Sebamban I Kabupaten Tanah Bumbu

Isu Yang Diangkat : Tidak Tercapainya capaian program TBC Puskesmas Sebamban 1

Judul : Optimalisasi Capaian Program TBC Puskesmas Sebamban 1

Gagasan pemecah isu :

1. Membuat bahan tayang tentang Penyakit TBC

2. Melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC dan pentingnya melakukan skrining pemeriksaan

3. Membuat leaflet tentang penyakit TBC dan pentingnya melakukan pemeriksaan

4. Melakukan Skrining kepada Masarakat di Posbindu

5. Memberi POT Pemeriksaan BTA pada Pasien yang dicurigai TBC

6. Melakukan koordinasi dengan pemegang program TBC dan petugas Desa

7. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan BTA


28

Table 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Penguatan
Out put/ Hasil Keterkaitan Substansi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat 1.1 Sebelum penyusunan Hasil berupa Akuntabilitas Menyusun Mengutama
bahan tayang materi, saya akan materi yang (Tanggung Jawab): materi yang kan
tentang mengumpulkan materi disusun yang saya akan menyusun baik sesuai efektifitas
Penyakit TBC tentang Penakit TBC akan materi dengan baik dan dengan dan
secara jelas dari buku dismpaikan tepat sasaran kebutuhan efisiensi
dan jurnal kesehatan pada saat masyarakat dalam
1.2 Pembuatan Satuan penyuluhan Nasionalisme (sila ke sesuai menyusun
Acara Penyuluhan ( tepat sasaran dua) Kemanusiaan dengan visi materi agar
SAP) sebagai acuan dan dapat di yang adil dan beradab: misi tepat
1.3 Kemudian saya akan pahami oleh karena penyusunan Puskesmas sasaran
menyusun semua masyarakat materi ini demi Sebamban dan
1 bahan ke dalam SAP kepentingan orang I, yaitu : bermanfaat
banyak. Mewujudka bagi
n masyarakat
Etika Publik (berdaya Masyarakat
guna): materi yang Sungai
disusun harus Loban
bermanfaat Sehat
Bermutu
Komitmen Mutu
(efektif dan efisien)
Penyusunan materi
harus jelas dan tepat
29

1 2 3 4 5 6 7
sasaran

Anti korupsi (peduli):


mengutamakan
kepentingan masyarakat
Melakukan 2.1 Saya melaksanakan Melalui Akuntabilitas Dengan Meningkatk
penyuluhan kegiatan penyuluhan penyuluhan yang (Kejelasan) : melakukan an
tentang dengan tujuan berikan, Menyampaikan materi sosialisasi kepercayaa
penyakit TBC menyadarkan masyarakat bisa dengan jelas dan mudah dapat n
dan masyarakat tentang mengerti dan dipahami oleh tercapainya masyarakat
pentingnya penyakit TBC dan memahami masyarakat Visi Misi terhadap
melakukan pentingnya melakukan penyakit TBC Puskesmas pendidikan
skrining skrining pemeriksaan dan pentingnya Nasionalisme (sila ke , Yaitu : kesehatan
pemeriksaan 2.2 Dalam penyampaian melakukan dua) Kemanusiaan Dengan secara
materi saya akan pemeriksaan yang adil dan beradab: kebersama nyata
mengguanakan Mengutamakan an dan
bahasa yang mudah kepentingan masyarakat pelayanan
dipahami oleh peserta dalam sosialisasi prima kita
2 2.3 Setelah selesai wujudkan
melakukan sosialisasi Etika Publik (Santun) : keluarga
saya akan Dalam menyampaikan sehat
mengevaluasi tingkat materi saya akan bermutu
pemahaman menggunakan bahasa
masyarakat tentang yang santun
Penyakit TBC
Komitmen Mutu
(Efektif dan efisien) :
Mengatur waktu dan
materi sosialisasi
dengan tepat agar
pelaksanaan sosialisasi
bisa efektif dan efisien
30

1 2 3 4 5 6 7

Anti Korupsi (Jujur) :


Menyampaikan materi
sosialisasi dengan jujur
sesuai dengan SAP

Membuat 3.1 Mencari materi dan Menghasilkan Akuntabilitas Melalui Meningkatk


leaflet literature tentang media (Kejelasan) : Dalam leaflet an
tentang penyakit TBC dan pembelajaran membuat leflet, saya masyarakat pengetahua
penyakit TBC pentingnya untuk akan membuat dengan dapat n
dan melakukan skrining masyarakat jelas dan dengan dengan masyarakat
pentingnya pemeriksaan secara bahasa yang mudah mudah dengan
melakukan 3.2 Membuat leaflet sederhana yang dimengerti mendapatk media yang
skrining dengan bahasa yang dapat digunakan an sederhana
pemeriksaan mudah dimengerti untuk sosialisasi Nasionalisme ( Sila ke informasi dan mudah
masyarakat atau pun untuk 2) : leaflet akan saya kesehatan dipahami
3.3 Membagikan leaflet dibaca dirumah buat dengan menarik tentang
pada masyarakat sehingga dapat agar informasi dapat system
3 memberikan sampai ke masyarakat rujukan
pemahaman untuk kemanusiaan berjenjang
kepada dan 144
masyarakat Etika Publik (Santun) : penyakit
Dalam membuat leflet yang bisa
saya akan ditangani di
menggunakan bahasa Puskesmas
yang santun , sesuai
dengan visi
Komitmen Mutu Puskesmas
(Efektif) : Saya akan yaitu :
membuat leaflet dengan mewujudka
singkat dan jelas agar n
31

1 2 3 4 5 6 7
mudah dimengerti dan masyarakat
tepat sasaran sungai
loban sehat
Anti Korupsi dan
(Kemandirian) : Saya bermutu
akan membuat leaflet
dengan kemandirian
tanpa bantuan dari pihak
manapun

Membagikan 4.1 Membuat kuesioner Hasil berupa Akuntabilitas Dengan Dengan


kuesioner skrining Pasien data penyakit (Kejelasan) : Dalam kerjasama kebersama
Skrining Curiga TB yang di curigai membuat kuesioner, yang baik an kita bisa
kepada 4.2 Membagikan TB dan akan di saya akan membuat antar mewujudka
Masarakat di kuesioner tindak lanjuti dengan jelas dan petugas di n
Posbindu 4.3 Melakukan Evaluasi dengan dengan bahasa yang Puskesmas pelayanan
hasil kuesioner pemberian POT mudah dimengerti dapat kesehatan
Pemeriksaan meningkatk yang prima
BTA Nasionalisme ( Sila ke an derajat bagi
2) : kuesioner akan saya kesehatan masyarakat
buat dengan mudah masyarakat
4.
agar masyarakat bisa , sesuai
mengisi sendiri dengan
misi
Etika Publik (Santun) : Puskesmas
Dalam membuat yaitu :
kuesioner saya akan Dengan
menggunakan bahasa kebersama
yang santun an dan
pelayanan
Komitmen Mutu prima kita
(Efektif) : Saya akan wujudkan
32

1 2 3 4 5 6 7
membuat kuesioner keluarga
dengan singkat dan jelas sehat
agar mudah dimengerti bermutu
dan tepat sasaran

Anti Korupsi
(Kemandirian) : Saya
akan membuat
kuesioner dengan
kemandirian tanpa
bantuan dari pihak
manapun
Memberi 5.1 Saa akan melakukan Hasil Akuntabilitas Dengan Melayani
POT skrining dari hasil pemeriksaan (Kejelasan) : Dalam melakukan dengan
Pemeriksaan questioner untuk akan di memberikan POT kolaborasi pelayanan
BTA pada mencari data pasien tindaklanjuti pemeriksaan secara kita dapat prima
Pasien yang ang dicurigai pasien dengan langsung saya akan bekerjasam dengan
dicurigai TBC TB pemberian terapi menjelaskan tujuannya a untuk kolaborasi,
5.2 Setelah mendapatkan dan edukasi memberika sehingga
data, saya akan pasien n dapat
berkunjung ke rumah Etika Publik (Santun) : pelayanan memberika
pasien untuk Dalam melakukan kesehatan n hasil
menjeleskan dan sosialisasi pemeriksaan yang prima, pemeriksaa
memberi POT untuk saa akan menggunakan sesuai n yang
pemeriksaan BTA bahasa yang santun dengan cepat, tepat
5.3 Melakukan evaluasi misi dan akurat
hasil pemeriksaan Komitmen Mutu Puskesmas
BTA (Efektif) : Saya akan yaitu :
memberikan POT sesuai Dengan
standar yang telah kebersama
5 ditetapkan an dan
pelayanan
33

1 2 3 4 5 6 7
Anti Korupsi : prima kita
Menyampaikan tujuan wujudkan
dengan jujur keluarga
sehat
bermutu

Melakukan 6.1 Berkoordinasi dengan Menghasilkan Akuntabilitas Dengan Melayani


koordinasi Kepala Puskesmas data pasien ang (Kepercayaan) : melakukan dengan
dengan 6.2 Setelah mendapat belum skrining Dengan data yang valid kolaborasi pelayanan
pemegang persetujuan, saya secara valid dan kita dapat membangun kita dapat prima
program TBC akan lagsung jadwal kepercayaan bekerjasam dengan
dan petugas berkoordinasi dengan Pelaksanaan masyarakat dan kita a untuk kolaborasi,
Desa pemegang program skrining yang sesama ASN memberika sehingga
TBC dan Petugas tepat n dapat
Desa Nasionalime (sila ke 3) pelayanan memberika
6
6.3 Koordinasi dalam hal : dengan berkoordinasi kesehatan n hasil
pengumpulan data dapat meningkatkan yang prima, pemeriksaa
pasien yang belum persatuan bangsa sesuai n yang
pemeriksaan BTA dengan cepat, tepat
6.4 Kemudian koordinasi Etika Publik misi dan akurat
dalam hal pembuatan (Kejujuran) : Kejujuran Puskesmas
jadwal Pelaksanaan dalam pengumpulan yaitu :
Skrining data pasien TB Dengan
kebersama
34

1 2 3 4 5 6 7
Komitmen Mutu (Mutu) an dan
: pelayanan
Dengan data yang valid prima kita
maka akan wujudkan
menghasilakan informasi keluarga
dan kegiatan yang sehat
bermutu bermutu
Melakukan 6.1. Menentukan pasien Mendapatkan Nasionalisme (sila ke Dengan Melayani
kolaborasi yang akan diperiksa hasil 3) : dengan melakukan melakukan dengan
dengan dahak pemeriksaan kolaborasi dapat kolaborasi pelayanan
petugas 6.2. Berkoordinasi dengan yang cepat, tepat meningkatkan rasa kita dapat prima
laboratorium petugas laboratorium dan akurat persatuan dan kesatuan bekerjasam dengan
dalam dalam pemeriksaan a untuk kolaborasi,
pemeriksaan dahak Etika Publik memberika sehingga
BTA 6.3. Setelah hasil nya (Kerjasama) : Saling n dapat
keluar, kita berikan bekerjasama dalam pelayanan memberika
penyuluhan dan memberikan pelayanan kesehatan n hasil
pengobatan terkait yang prima yang prima, pemeriksaa
hasil pemeriksaan sesuai n yang
7 tersebut Komitmen Mutu (Mutu) dengan cepat, tepat
6.4. Melakukan evaluasi : Pemeriksaan yang misi dan akurat
dari hasil kegiatan cepat, tepat dan akurat Puskesmas
dapat meningkatkan yaitu :
mutu pelayanan Dengan
kebersama
Anti Korupsi (Jujur) : an dan
Jujur dalam pelayanan
menyampaikan hasil prima kita
pemeriksaan, agar wujudkan
pasien bisa keluarga
mendapatkan sehat
pendidikan kesehatan bermutu
35

1 2 3 4 5 6 7
yang tepat

C. JADWAL RENCANA KEGIATAN


Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat


1 Membuat bahan tayang tentang penyakit 16 Juli 2019 - 21 Agustus Puskesmas Sebamban I
TBC dan pentingnya melakukan skrining 2019
pemeriksaan

2 Melakukan penyuluhan tentang penyakit 16 Juli 2019 - 21 Agustus Puskesmas Sebamban I


TBC dan pentingnya melakukan skrining 2019
pemeriksaan
3 Membuat Leaflet tentang tentang penyakit 16 Juli 2019 - 21 Agustus Posandu Batu, Kantor Desa,
TBC dan pentingnya melakukan skrining 2019 dan Majelis Ta’lim
pemeriksaan
4 Membagikan kuesioner Skrining kepada 16 Juli 2019 - 21 Agustus Posandu Batu, Kantor Desa,
Masarakat 2019 dan Majelis Ta’lim

5 Memberi POT Pemeriksaan BTA pada 16 Juli 2019 - 21 Agustus Door to Door
Pasien yang dicurigai TBC 2019

6 Melakukan koordinasi dengan pemegang 16 Juli 2019 - 21 Agustus Puskesmas Sebamban I


program TBC dan petugas Desa 2019
36

7 Melakukan kolaborasi dengan petugas 16 Juli 2019 - 21 Agustus Puskesmas Sebamban I


laboratorium dalam pemeriksaan BTA 2019

Tabel 3.3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi Mingguan

BULAN
No. KEGIATAN JULI Agustus AGUSTUS
I II III IV I II III IV I II III
PERENCAAN
1. Konsultasi atau koordinasi dengan coach dan mentor √
PELAKSANAAN KEGIATAN
Membuat bahan tayang tentang penyakit TBC dan √
1.
pentingnya melakukan skrining pemeriksaan
Melakukan penyuluhan tentang penyakit TBC dan
2.
pentingnya melakukan skrining pemeriksaan
Membuat Leaflet tentang tentang penyakit TBC dan
3.
pentingnya melakukan skrining pemeriksaan
4. Membagikan kuesioner Skrining kepada Masarakat
5. Memberi POT Pemeriksaan BTA pada Pasien yang
dicurigai TBC
6. Melakukan koordinasi dengan pemegang program
TBC dan petugas Desa
7. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium
dalam pemeriksaan BTA
EVALUASI
1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
37
38

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Nomor !! Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai


Negeri Sipil.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat


Kesehatan.

Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomo 12 Tahun 2018


tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan


Indonesia

Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 298 Tahun


2008 Tentang pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2014. Nasionalisme: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Managemen Aparatur Sipil


NegaraModul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
39

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole Of Goverment: Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Profil Puskesmas Sebamban I Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai