Anda di halaman 1dari 29

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. LANDASAN TEORI
1. Nilai – Nilai Dasar ANEKA
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang
harus diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur Sipil Negara (ASN),
maka perlu diketahui indikator-indikator dari kelima dasar tersebut
yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik.
Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat
akuntabilitas. Alat akuntabilitasnya berupa perencanaan strategis
(strategic plans), kontrak kinerja, dan laporan kinerja. Dalam
menciptakan lingkungan kerja akuntabel, ada beberapa nilai dasar
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/ instansi.
3. Integritas
Adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.

14
15

4. Tanggung Jawab
Adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan
Adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan
Adalah rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
9. Konsistensi
Adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai nilai pancasila, sehingga senantiasa menempatkan
persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan (Tim penulis,
2015b).
PNS yang memiliki Nasionalisme yang kuat adalah PNS
yang memahami dan memiliki kesadaran mengaktualisasikan
16

wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan


profesinya sebagai pelayan publik yang berintegritas. Adapun
nilai dasar Nasionalisme yaitu:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Mengembankan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dengan penganut kepercayan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan YME.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesame umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan YME.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME kepada orang lain.
Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa memebeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesame manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
17

5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang


lain
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8) Berani membela kebenaran dan keadilan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila 3: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa
Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
18

3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan


untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentungan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melakukan persmusyawaratan.
Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesame
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
19

8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan


atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma
yang mentukan baik-buruk, benar-salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN adalah :
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
20

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam


melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
21

13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.


14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga
mutu kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung
jawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara
optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai
efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan
mekanisme yang ke luar alur.
22

3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan
dalam mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman
dalam Zulian Zamit, 2010:11), yaitu :
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan
serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
23

5) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,


komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.

e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan
untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang
melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara, masyarakat baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Tindak pidana korupsi yang terdiri dari
kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan
kepentingan dalam pengadaan atau gratifikasi.
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah
satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat, dan kehidupan yang lebih luas. Menurut
UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari : 1. Kerugian keuangan negara 2.
Suap-menyuap 3. Pemerasan 4. Perbuatan curang 5.
Penggelapan dalam Jabatan 6. Benturan Kepentingan dalam
Pengadaan 7. Gratifikasi.
Adapun nilai- nilai anti korupsi yang harus diterapkan dalam
kehidupan adalah sebagai berikut:
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan
norma-norma dan memiliki tujuan memperoleh keuntungan pribadi
serta merugikan negara. Nilai dasar yang terkandung dalam anti
korupsi yaitu:
a. Jujur
Nilai dasar kejujuran menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Seseorang dituntut untuk
selalu berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
24

terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran akan selalu


terbawa dalam kehidupan sehari-hari dan dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang. Dalam implementasi
nilai kejujuran dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan
kecurangan dalam menilai, dalam menulis hasil pemeriksaan
dokter, tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme, dan
membuat laporan keuangan dengan jujur.
b. Peduli
Nilai dasar kepedulian terhadap sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki
jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya
di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan
jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri
dengan cara yang tidak benar tetapi ia akan berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu
sesama. Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam dengan
berusaha ikut memantau jalannya proses pembelajaran,
memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah,
memantau kondisi infrastruktur lingkungan sekolah, kantor,
mematuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di
lingkungan kerja.
c. Mandiri
Nilai kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang untuk tidak selalu bergantung pada orang lain.
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai
keuntungan sesaat. Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara
lain dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara mandiri,
25

mengerjakan tugas-tugas kedinasan secara mandiri, dan


menyelenggarakan kegiatan secara tidak terpengaruh oleh
iming-iming pemberian hadiah dari seseorang.
d. Disiplin
Nilai disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan
pada prinsip kebaikan dan kebenaran dalam disiplin, menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang kuat nilai
disiplinnya tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada
seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku, mengerjakan
segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
e. Tanggung jawab
Nilai tanggungjawab pada dasarnya adalah pengenalan diri
dengan baik sehingga akan timbul kesadaran bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan umat. Segala tingkah laku
dan perbuatan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista. Nilai
tanggung jawab dapat diwujudkan dalam menuntut ilmu akan
belajar dengan sungguh-sungguh, dan lulus tepat waktu dengan
nilai baik, mengerjakan tugas kedinasan dengan baik, serta
amanah.
f. Kerja keras
Nilai kerja keras terletak pada etos kerja yang tinggi.
Seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi akan selalu
26

berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya dan


mencurahkan daya pikir serta kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya agar
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. Nilai kerja
keras dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan
pintas, belajar dan mengerjakan tugas dengan sungguh-
sungguh.
g. Sederhana
Nilai sederhana adalah menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhinya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan, tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa kepuasan itu tidak ada
batasnya, karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu
untuk mencari harta sebanyak-banyaknya. Nilai kesederhanaan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan
kemampuan, dan kebutuhan, serta tidak suka pamer kekayaan.
h. Berani
Nilai keberanian terletak pada kekuatan untuk berani
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan, tidak
mentolerir adanya penyimpangan, dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Berani berdiri sendiri dalam
kebenaran, walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
yang semestinya. Tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman
kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang. Nilai keberanian dapat dikembangkan dalam
lingkungan kerja dan dalam kehidupan bermasyarakat dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, dan berani bertanggung jawab.
27

i. Adil
Nilai keadilan pada dasarnya adalah keseimbangan antara
hak dan kewajiban. Nilai yang diterima sesuai dengan jerih
payah atau kinerja yang diupayakan, tidak lebih dan tidak
kurang. Nilai keadilan dapat dikembangkan dalam kehidupan
sehari-hari, baik di lingkungan kerja, masyarakat maupun
Negara, demi tercapainya kemakmuran bagi masyarakat. Dalam
pergaulan sehari-hari dapat juga diwujudkan dalam bentuk
selalu memberikan pujian tulus pada kawan yang berprestasi,
memberikan saran perbaikan dan semangat pada kawan yang
tidak berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar
belakang sosial, tidak KKN, dan lain-lain.

2. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik


Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat
memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No.5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
1. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK)
2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan politik.
28

3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.


Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4. Fungsi pegawai ASN adalah: pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekan dan pemersatu bangsa.
5. Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas
c. Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
(Fatimah & Irawati, 2016).
b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup kordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait
dengan urusan-urusan yang relevan (Suwarno. & Sejati, 2016).
Praktek WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:
1) Berdasarkan jenis: pelayanan yang bersifat administrative,
pelayanan jasa, pelayanan barang, dan pelayanan regulatif
2) Berdasarkan pola: pelayanan teknis fungsional, pelayanan
satu atap, pelayanan satu pintu, pelayanan terpusat, dan
pelayanan elektronik.
29

3) Prasyarat Best Practice dan penerapan WoG: budaya dan


filosofi, cara kerja yang baru, akuntabilitas dan insentif, serta
cara baru pengembangan kebijakan, mendesain program dan
pelayanan collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan penyelenggara pelayanan publik. Unsur penting
pelayanan adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara pelayanan.
2) Undur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur
pelayanan publik, yaitu: 1). Kepentingan umum; 2). Kepastian
hukum; 3). Kesamaan hak; 4). Keseimbangan hak dan
kewajiban; 5). Keprofesionalan; 6). Parsitipatif; 7). Persamaan
perlakuan atau tidak diskriminatif; 8). Keterbukaan; 9).
Akuntabilitas; 10). Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok
rentan; 11). Ketepatan waktu; 12). Kecepatan, kemudahan dan
keterjangkauan.
Dimensi pelayanan publik yaitu: 1). Ketepatan waktu; 2). Akurasi;
3). Kesopanan dan keramahan; 3). Tanggung jawab; 4).
Kelengkapan; 5). Kemudahan; 6). Variasi model; 7). Pelayanan
pribadi; 8). Kenyamanan (Purwanto, dkk., 2016).
30

B. Teori yang berkaitan dengan isu


a. Definisi dan gejala
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies
Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis,
M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium tuberculosis
yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal
sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang
terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan
TBC. Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu
dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan
gejala TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu
selama 2 minggu atau lebih.

b. Indikator dan target


Untuk menentukan berhasil tidaknya suatu program maka
dibutuhkan indikator-indikator sebagai bahan evaluasi dan monitoring.
WHO menetapkan tiga indikator TBC beserta targetnya yang harus
dicapai oleh negara-negara dunia, yaitu: o Menurunkan jumlah
kematian TBC sebanyak 95% pada tahun 2035 dibandingkan
kematian pada tahun 2015. o Menurunkan insidens TBC sebanyak
90% pada tahun 2035 dibandingkan tahun 2015. o Tidak ada keluarga
pasien TBC yang terbebani pembiayaannya terkait pengobatan TBC
pada tahun 2035.
Sasaran nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 59
Tahun 2017 tentang SDGs menetapkan target prevalensi TBC pada
31

tahun 2019 menjadi 245 per 100.000 penduduk. Sementara


prevalensi TBC tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk.
Sedangkan di Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis menetapkan target program
Penanggulangan TBC nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan
Indonesia Bebas TBC Tahun 2050. Eliminasi TBC adalah tercapainya
jumlah kasus TBC 1 per 1.000.000 penduduk. Sementara tahun 2017
jumlah kasus TBC saat ini sebesar 254 per 100.000 atau 25,40 per 1
juta penduduk.
Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus
pada tahun 2017 (data per 17 Mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin,
jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan. Bahkan berdasarkan Survei
Prevalensi Tuberkulosis prevalensi pada laki-laki 3 kali lebih tinggi
dibandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi di negara-
negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar
pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya
ketidakpatuhan minum obat. Survei ini menemukan bahwa dari
seluruh partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya
3,7% partisipan perempuan yang merokok.
Penyakit TBC paru yang disebabkan terjadi ketika daya tahan
tubuh menurun. Dalam perspektif epidemiologi yang melihat kejadian
penyakit sebagai hasil interaksi antar tiga komponen pejamu (host),
penyebab (agent), dan lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor
risiko dari simpul-simpul tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan
terhadap infeksi Mycobacterium tuberculosis sangat dipengaruhi oleh
daya tahan tubuh seseorang pada saat itu. Pengidap HIV AIDS atau
orang dengan status gizi yang buruk lebih mudah untuk terinfeksi dan
terjangkit TB.
B. RANCANGAN AKTUALISASI

Profesi : Dokter Ahli Pertama


Unit Kerja : Puskesmas Sebamban I Kabupaten Tanah Bumbu
Isu Yang Diangkat : Belum Optimalnya Capaian Target Skrining Pasien TB Baru di Puskesmas Sebamban 1
Judul : Optimalisasi Capaian Target Skrining Pasien TB Baru di Puskesmas Sebamban 1

Gagasan pemecah isu :


1. Membuat folder tentang penyakit TB dan pentingnya melakukan pemeriksaan
2. Membuat Banner tentang penyakit TB dan pentingnya melakukan pemeriksaan
3. Melakukan koordinasi dengan pemegang program TB dan petugas desa
4. Melakukan penyuluhan tentang penyakit TB dan pentingnya melakukan pemeriksaan
5. Melakukan Skrining aktif dengan pengambilan dahak kepada yang berisiko
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium dalam pemeriksaan dahak

32
33

Table 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Penguatan
Out put/ Hasil Keterkaitan Substansi Terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai
Kegiatan Mata Pelatihan Visi Misi
Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat 1.1 Berkoordinasi dengan Menghasilkan Saya akan membuat Melalui Meningkatk
folder tentang Kepala Puskesmas media folder dengan folder an
penyakit TB untuk mendapatkan pembelajaran menggunakan bahasa masyarakat pengetahua
dan persetujuan untuk yang santun dan mudah dapat n
pentingnya 1.2 Mencari materi dan masyarakat dimengerti serta saya dengan masyarakat
melakukan literature tentang secara akan mudah dengan
pemeriksaan penyakit TB dan sederhana yang mengkoordinasikan mendapatk media yang
pentingnya dapat digunakan dengan pimpinan sesuai an sederhana
melakukan untuk sosialisasi dengan prinsip nilai informasi dan mudah
1 pemeriksaan atau pun untuk Etika Publik (Santun) kesehatan dipahami
1.3 Membuat folder dibaca dirumah Akuntabilitas tentang TB, Sesuai
dengan bahasa yang sehingga dapat (Kejelasan) folder juga sesuai dengan
mudah dimengerti memberikan akan saya buat dengan dengan visi nilai-nilai
masyarakat pemahaman menarik agar informasi Puskesmas dasar
1.4 Membagikan folder kepada dapat sampai ke yaitu : organisasi
pada masyarakat masyarakat masyarakat untuk mewujudka Puskesmas
kemanusiaan serta n Sebamban
folder akan saa buat masyarakat I yaitu 5S
dengan singkat dan jelas sungai (Sopan,
34

1 2 3 4 5 6 7
agar mudah dimengerti loban sehat Santun)
dan tepat sasaran dan
Komitmen Mutu bermutu
(Efektif) dengan,
Nasionalisme ( Sila ke
2) serta saya akan
mengerjakan dengan
kemandirian tanpa
bantuan dari pihak
manapun Anti Korupsi
(Kemandirian)
Membuat 2.1 Berkoordinasi dengan Menghasilkan Saya akan membuat Melalui Meningkatk
banner Kepala Puskesmas media banner dengan banner an
tentang untuk mendapatkan pembelajaran menggunakan bahasa masyarakat pengetahua
penyakit TB persetujuan untuk yang santun dan mudah dapat n
dan 2.2 Mencari materi dan masyarakat dimengerti serta saya dengan masyarakat
pentingnya literature tentang sehingga dapat akan mudah dengan
melakukan penyakit TB dan memberikan mengkoordinasikan mendapatk media yang
pemeriksaan pentingnya pemahaman dengan pimpinan sesuai an sederhana
2
melakukan tentang penyakit dengan prinsip nilai informasi dan mudah
pemeriksaan TB dan Etika Publik (Santun) kesehatan dipahami
2.3 Membuat banner pentingna Akuntabilitas tentang TB, Sesuai
dengan bahasa yang melakukan (Kejelasan) banner juga sesuai dengan
mudah dimengerti skrining akan saya buat dengan dengan visi nilai-nilai
masyarakat pemeriksaan menarik agar informasi Puskesmas dasar
2.4 Memasang baner di dapat sampai ke yaitu : organisasi
Puskesmas masyarakat untuk mewujudka Puskesmas
35

1 2 3 4 5 6 7
kemanusiaan serta n Sebamban
banner akan saya buat masyarakat I yaitu 5S
dengan singkat dan jelas sungai (Sopan,
agar mudah dimengerti loban sehat Santun)
dan tepat sasaran dan
Komitmen Mutu bermutu
(Efektif) dengan,
Nasionalisme ( Sila ke
2) serta saya akan
mengerjakan dengan
kemandirian tanpa
bantuan dari pihak
manapun Anti Korupsi
(Kemandirian)
Melakukan 3.1 Berkoordinasi dengan Menghasilkan Saya akan membuat Dengan Melayani
koordinasi pemegang program data masarakat data yang valid sehingga melakukan dengan
dengan TB dan Petugas Desa yang belum dapat membangun koordinasi pelayanan
pemegang tentang mekanisme skrining secara kepercayaan kita dapat prima
program TB pelaksanaan skrining valid dan jadwal masyarakat dan bekerjasam dengan
dan petugas 3.2 Koordinasi dalam hal pelaksanaan sesama tenaga a untuk kolaborasi,
3 desa pengumpulan data skrining kesehatan yang ada memberika sehingga
pasien skrining TB serta melakukan n dapat
3.3 Kemudian koordinasi koordinasi secara jelas pelayanan memberika
dalam hal pembuatan tentang kegiatan ang kesehatan n hasil
jadwal Pelaksanaan akan dilakukan yang prima, pemeriksaa
Akuntabilitas sesuai n yang
(Kepercayaan, dengan cepat, tepat
36

1 2 3 4 5 6 7
kepemimpinan) Saya misi dan akurat
juga akan melakukan Puskesmas sesuai
koordinasi dengan yaitu : dengan
pemegang program TB Dengan nilai-nilai
dan petugas , dengan kebersama dasar
berkoordinasi an dan organisasi
diharapkan dapat pelayanan Puskesmas
meningkatkan prima kita Sebamban
kebersamaan sesuai wujudkan I yaitu 5S
dengan nilai keluarga (Senyum,
Nasionalime (sila ke 3) sehat Salam,
Dalam pengumpulan bermutu Sapa,
data saya juga akan Sopan,
bersikap jujur dalam Santun)
pengumpulan data
pasien Skrining TB
sesuai dengan prinsip
Etika Publik
(Kejujuran) Saya juga
akan menggunakan data
yang valid sehingga
menghasilakan informasi
dan kegiatan yang
bermutu untuk
kepentingan bersama
Komitmen (Mutu)
4 Melakukan 4.1 Berkoordinasi dengan Melalui Saya akan Dengan Meningkatk
37

1 2 3 4 5 6 7
penyuluhan Kepala Puskesmas penyuluhan yang menyampaikan materi melakukan an
tentang untuk mendapatkan diberikan, dengan jelas dan mudah sosialisasi kepercayaa
penyakit TB persetujuan masyarakat bisa dipahami oleh dapat n
dan 4.2 Mengatur Jadwal mengerti dan masyarakat dan dalam tercapainya masyarakat
pentingnya Penyuluhan memahami penyampaian materi Visi Misi terhadap
melakukan 4.3 Membagi undangan penyakit TB dan saya juga akan Puskesmas pendidikan
pemeriksaan memberitahuan pentingnya menggunakan bahasa , Yaitu : kesehatan
kepada masyarakat melakukan yang santun Dengan secara
4.4 Melakukan pemeriksaan Etika Publik (Santun), kebersama nyata
penyuluhan kepada Akuntabilitas an dan sesuai
masyarakat tentang (Kejelasan) pelayanan dengan
penyakit TB dan Saya juga akan prima kita nilai-nilai
pentingnya Mengutamakan wujudkan dasar
melakukan kepentingan masyarakat keluarga organisasi
pemeriksaan bersama dalam sehat Puskesmas
4.5 Memberikan daftar penyuluhan tersebut bermutu Sebamban
hadir Nasionalisme (sila ke I yaitu 5S
4.6 Melakukan evaluasi dua) Kemanusiaan (Senyum,
hasil kegiatan dengan yang adil dan beradab Salam,
pencatatan Saya akan mengatur Sapa,
waktu dan materi Sopan,
sosialisasi dengan tepat Santun)
agar pelaksanaan
sosialisasi bisa efektif
dan efisien Komitmen
Mutu (Efektif dan
efisien) Saya juga akan
38

1 2 3 4 5 6 7
menyampaikan materi
sosialisasi dengan jujur
sesuai dengan SAP Anti
Korupsi (Jujur)
Melakukan 5.1 Berkoordinasi dengan Hasil berupa Kuesioner akan saya Dengan Dengan
Skrining aktif pimpinan untuk data masyarakat buat sederhana melakukan kebersama
dengan mendapat persetujuan berisiko sehingga mudah skrining an kita bisa
pengambilan 5.2 Mengatur jadwal terjangkit TB, dipahami masyarakat aktif sesuai mewujudka
dahak pelaksanaan hasil sehingga masyarakat dengan Visi n
kepada yang 5.3 Berkoordinasi dengan pemeriksaan dapat mengisi sendiri Misi pelayanan
berisiko petugas desa laboratorium dan dan saya juga tidak Puskesmas kesehatan
5.4 Melakukan skrining terapi serta KIE membeda bedakan yaitu : yang prima
dengan panduan pelayanan pada Dengan bagi
kuesioner untuk masyarakat sesuai kebersama masyarakat
menjaring masarakat dengan nilai an dan sesuai
5 berisiko Nasionalisme ( Sila ke pelayanan dengan
5.5 Melakukan kunjungan 2) Kuesioner juga akan prima kita nilai-nilai
rumah menjelaskan saya buat dengan wujudkan dasar
dan memberi POT bahasa yang mudah keluarga organisasi
untuk pemeriksaan dimengerti dan sehat Puskesmas
dahak melakukan skrining bermutu Sebamban
5.6 Melakukan evaluasi sesuai SOP I yaitu 5S
kegiatan Akuntabilitas (Senyum,
(Kejelasan dan Salam,
Tanggung Jawab) Sapa,
Selain itu juga, Sopan,
kuesioner dan skrining Santun)
39

1 2 3 4 5 6 7
akan saya buat dengan
bahasa yang santun dan
ramah ketika melakukan
skrining sesuai dengan
nilai Etika Publik
(Santun) kuesioner
akan saya buat singkat,
jelas dan mudah
dimengerti dan tepat
sasaran. Selain itu
dalam pemberian
POT saya akan
memberikan sesuai
standar yang telah
ditetapkan Komitmen
Mutu (Efektif,
Kepuasan Masyarakat)
Dalam pembuatan
kuesioner skrining akan
saya buat sendiri tanpa
bantuan dari pihak
manapun Anti Korupsi
(Kemandirian)
Melakukan 6.1 Menentukan pasien Mendapatkan Saya akan melakukan Dengan Melayani
kolaborasi yang akan diperiksa hasil kolaborasi dengan melakukan dengan
6
dengan dahak pemeriksaan petugas laboratorium kolaborasi pelayanan
petugas 6.2 Berkoordinasi dengan yang cepat, tepat dengan berkolaborasi kita dapat prima
40

1 2 3 4 5 6 7
laboratorium petugas laboratorium dan akurat dapat meningkatkan bekerjasam dengan
dalam dalam pemeriksaan rasa persatuan dan a untuk kolaborasi,
pemeriksaan dahak kesatuan Nasionalisme memberika sehingga
dahak 6.3 Melakukan evaluasi (sila ke 3) Dengan n dapat
dari hasil kegiatan saling bekerjasama pelayanan memberika
dalam memberikan kesehatan n hasil
pelayanan yang prima yang prima, pemeriksaa
pada masyarakat akan sesuai n yang
menumbuhkan nilai dengan cepat, tepat
Etika Publik misi dan akurat
(Kerjasama) Puskesmas sesuai
Selain itu, Saya akan yaitu : dengan
melakukan pemeriksaan Dengan nilai-nilai
yang cepat, tepat dan kebersama dasar
akurat sehingga an dan organisasi
meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
pelayanan Komitmen prima kita Sebamban
Mutu (Mutu) Saya juga wujudkan I yaitu 5S
akan berlaku Jujur keluarga (Senyum,
dalam menyampaikan sehat Salam,
hasil pemeriksaan, agar bermutu Sapa,
pasien bisa Sopan,
mendapatkan Santun)
pendidikan kesehatan
yang tepat Anti Korupsi
(Jujur)
41

C. JADWAL RENCANA KEGIATAN


Tabel 3.2 Jadwal Rencana Kegiatan

No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat


1 Membuat folder tentang penyakit TB dan 15 Juli 2019 - 21 Juli 2019 Puskesmas Sebamban I
pentingnya melakukan pemeriksaan
2 Membuat banner tentang penyakit TB dan 15 Juli 2019 - 21 Juli 2019 Puskesmas Sebamban I
pentingnya melakukan pemeriksaan
3 Melakukan koordinasi dengan pemegang 15 Juli 2019 - 21 Juli 2019 Poskesdes Desa Sebamban 1
program TB dan petugas desa
4 Melakukan penyuluhan tentang penyakit 22 Juli 2019 - 13 Agustus Poskesdes Desa Sebamban 1
TB dan pentingnya melakukan 2019
pemeriksaan
5 Melakukan Skrining aktif dengan 22 Juli 2019 – 13 Agustus Puskesmas Sebamban I
pengambilan dahak kepada yang berisiko 2019
6 Melakukan kolaborasi dengan petugas 1 Agustus 2019 – 15 Puskesmas Sebamban I
laboratorium dalam pemeriksaan dahak Agustus 2019
42

Tabel 3.3 Matrik Rencana Pelaksanaan Aktualisasi Mingguan

BULAN
N
KEGIATAN JULI Agustus
o.
I II III IV I II III IV
PERENCANAAN
1. Konsultasi atau koordinasi dengan coach dan mentor √
PELAKSANAAN KEGIATAN
Membuat folder tentang penyakit TB dan pentingnya √
2. melakukan pemeriksaan

Melakukan koordinasi dengan pemegang program TB √


3. dan petugas Desa

4. Melakukan penyuluhan tentang penyakit TB dan √


pentingnya melakukan pemeriksaan

5. Melakukan Skrining aktif dengan pengambilan dahak √


kepada yang berisiko
6. Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium √
dalam pemeriksaan dahak
EVALUASI
1. Penyusunan laporan √
2. Seminar hasil √

Anda mungkin juga menyukai