Anda di halaman 1dari 6

Materi Geologi - Batuan Sedimen

1. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen atau Sedimentary Rock adalah batuan yang terbentuk dari proses
litifikasi dari hancuran batuan lain atau dari hasil reaksi kimia / organism. Litifikasi sendiri
merupakan proses perubahan material yang lepas / unconsolidated material menjadi
material – material yang padat dan kompak / consolidated material. Menurut Tucker
(1991), 75 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2
% dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di
permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

2. Tekstur Batuan Sedimen


a. Tekstur Klastik : Batuan sedimen yang terbentuk akibat adanya proses pengerjaan
kembali terhadap batuan yang sudah ada. Untuk mendeskripsikan tekstur klastik,
kenampakan yang perlu diperhatikan adalah ukuran butir, bentuk butir, sortasi, dan kemas.
· Ukuran Butir : Untuk membedakan berbagai macam sedimen klastik diperlukan pengertian
mengenai perbedaan ukuran butiran, dalam geologi biasa digunakan Skala Besar Butir
Wenworth seperti dibawah ini

Tabel.1. Skala Besar Butir Wentworth


Ukuran Butir ( mm ) Nama Butir
> 256 Bongkah
64 – 256 Berangkal
4 – 64 Kerakal
2–4 Kerikil
1–2 Pasir sangat kasar
1/2 – 1 Pasir kasar
1/4 – ½ Pasir sedang
1/8 – ¼ Pasir halus
1/16 – 1/8 Pasir sangat halus
1/256 – 1/16 Lanau
< 1/256 Lempung

· Bentuk Butir : Berdasarkan kebundaran / keruncingan, bentuk butir sedimen dibedakan


atas 6 tingkatan dari pembulatan terendah sampai tertinggi, yaitu Sangat meruncing /
menyudut (Very Angular), Meruncing / menyudut (Angular), Meruncing / menyudut
tanggung (Sub-Angular), Membundar / membulat tanggung (Sub-Rounded), Membundar /
membulat (Rounded), dan Sangat membundar / membulat (WellRounded).

Gambar.1. Bentuk Butir


· Sortasi : Keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, yang berarti
semakin seragam ukuran dan besar btirnya, maka sortasinya semakin baik, begitu pula
sebaliknya. Sortasi dapat dibagi menjadi :
a. Sortasi baik : Bila ukuran butir pada batuan sedimen tersebut seragam, hal ini biasa terjadi
pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.
b. Sortasi sedang : Bila ukuran butir pada batuan sedimen terdapat yang seragam maupun
yang tidak seragam.
c. Sortasi buruk : Bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga
kasar dan biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.
· Kemas / Fabrik : Pada batuan sedimen, kemas dapat dibagi 2, yaitu:
a. Kemas tertutup : Bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau
bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran
butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported.
Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast
supported.
b. Kemas terbuka : bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya
terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

Gambar.2. Kemas Pada Batuan Sedimen


Gambar diatas menunjukkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk pengepakan
(packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-arah
memanjang (penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.
Suatu bidang yang terbentuk jika terdapat suatu periode singkat dimana proses deposisi
(pengendapan) menjadi sedikit sekali. Dikatakan singat karena jika terlalu lama, apalagi
sampai terbentuk bidang erosi, ini sudah menjadi ketidakselarasan atau unconformity.
Bidang perlapisan ini juga bisa terbentuk kalau ada perubahan lingkungan pengendapan.

b. Tekstur Non Klastik : Tekstur yang terbentuk oleh hasil reaksi kimia, baik anorganik
maupun biologik. Pada umumnya batuan sedimen non klastik terdiri atas satu jenis mineral
atau monomineralik. Pembagian jenis – jenis tekstur pada batuan sedimen non klastik
biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Ukuran butir kristal
pada batuan sedimen non klastik dibedakan atas:
· Berbutir kasar : Dengan ukuran > 5 mm
· Berbutir sedang : Dengan ukuran 1 – 5 mm
· Berbutir halus : Dengan ukuran < 1 mm
3. Struktur Batuan Sedimen
Struktur pada batuan sedimen dapat dibagi menjadi :
· Pelapisan
· Laminasi
Suatu perlapisan yang sangat tipis dari beberapa mili sampai 1 cm. Ini biasa terbentuk
karena adanya suplai sedimen yang sangat sedikit, contohnya endapan silica didasar laut.
· Convolute Lamination
Convolute lamination adalah laminasi yang tampak terlipat. Struktur ini muncul bukan
karena perlipatan akibat gaya endogen, melainkan akibat adanya arus yang mengalir
disekitarnya atau akibat proses dewatering / liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air
secara tiba – tiba akibat gangguan). Kehilangan air yang tiba – tiba ini membuat sedimen
kehilangan kekuatannya. Gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan oleh
berbagai macam hal, salah satunya yang sering terjadi adalah gempabumi.
· Silang Siur / Croos Bedding
Struktur ini terbentuk jika agen transportasi sedimen berupa arus / current (bias arus
sungai, arus laut, angin dll.). Struktur ini sangat disukai oleh para ahli geologi karena
berguna untuk menentukan paleocurrent atau arus purba.
· Mud Cracks
Permukaan lumpur yang mongering sampai retak – retak karena disinari matahari. Jika
tidak terjadi pembalikan lapisan, biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapezium
dengansisi atas lebih pendek dari sisi bawahnya. Karena itu lapisan bawah dan atasnya
dapat diketahui.
· Ripple Marks
Ripple marks ini sama dengan croos bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple
marks hanya bentukan yang ada di permukaan lapisan sedimen. Struktur ini juga
menandakan arus purba.
· Channel
Struktur yang terbentuk sepanjang jalur transportasi sedimen dan air yang mengalir
dalam waktu yang lama, dengan kata lain channel ini adalah sungai purba. Struktur ini
berskala meter sampai kilometer dan dapat menunjukkan bagian atas dan bawah, karena
bagian dasar sungai mempunyai bentuk yang khas.
· Flute Cast
Struktur sedimen yang terjadi akibat material – material yang dibawa arus menggerus
bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang.
Dengan kata lain, struktur ini juga penentu paleocurrent. Karena struktur ini hanya ada
dibagian dasar suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung selalu dibawah, maka flute
cast mampu dalamenentukan bagian atas dan bawah perlapisan sedimen.
· Flame Structure / Check
Struktur ini dinamai flame strcture karena kenampakannya menyerupai lidah api yang
menjilat – jilat keatas. Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada
dibawah lapisan batupasir. Batupasir ini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit
massa mudstone dibawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.
· Gradasi
Struktur ini dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan – lahan dari atas
kebawah. Gradasi normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin
besar. Biasanya, proses sedimentasi normal akan menempatkan butir - butir paling kasar di
bagian terbawah lapisan yang kemudian lapisan halus ke atas. Atas dasar inilah gradasi
dapat digunakan sebagai penciri top and bottom lapisan batuan. Tetapi, pada beberapa
kasus tertentu bisa juga terbentuk Gradasi Terbalik atau Reverse Grading, karena itu perlu
berhati-hati jika memakai dasar gradasi sebagai acuan top bottom.
· Lenticular Bedding
Struktur yang perlapisanya berbentuk “melensa” yaitu semakin ke tepian, lapisan
semakin tipis. Lenticular bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang
pasang surut (tidal).
· Ball and Pillow Structure
Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen
lumpur. Sedimen – sedimen pasir tampak terpecah – pecah sehingga menyerupai bantal.
Diperkirakan penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi
sehingga mengganggu stabilitas perlapisan.

4. Klasifikasi Batuan Sedimen

Anda mungkin juga menyukai