b. Tekstur Non Klastik : Tekstur yang terbentuk oleh hasil reaksi kimia, baik anorganik
maupun biologik. Pada umumnya batuan sedimen non klastik terdiri atas satu jenis mineral
atau monomineralik. Pembagian jenis – jenis tekstur pada batuan sedimen non klastik
biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Ukuran butir kristal
pada batuan sedimen non klastik dibedakan atas:
· Berbutir kasar : Dengan ukuran > 5 mm
· Berbutir sedang : Dengan ukuran 1 – 5 mm
· Berbutir halus : Dengan ukuran < 1 mm
3. Struktur Batuan Sedimen
Struktur pada batuan sedimen dapat dibagi menjadi :
· Pelapisan
· Laminasi
Suatu perlapisan yang sangat tipis dari beberapa mili sampai 1 cm. Ini biasa terbentuk
karena adanya suplai sedimen yang sangat sedikit, contohnya endapan silica didasar laut.
· Convolute Lamination
Convolute lamination adalah laminasi yang tampak terlipat. Struktur ini muncul bukan
karena perlipatan akibat gaya endogen, melainkan akibat adanya arus yang mengalir
disekitarnya atau akibat proses dewatering / liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air
secara tiba – tiba akibat gangguan). Kehilangan air yang tiba – tiba ini membuat sedimen
kehilangan kekuatannya. Gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan oleh
berbagai macam hal, salah satunya yang sering terjadi adalah gempabumi.
· Silang Siur / Croos Bedding
Struktur ini terbentuk jika agen transportasi sedimen berupa arus / current (bias arus
sungai, arus laut, angin dll.). Struktur ini sangat disukai oleh para ahli geologi karena
berguna untuk menentukan paleocurrent atau arus purba.
· Mud Cracks
Permukaan lumpur yang mongering sampai retak – retak karena disinari matahari. Jika
tidak terjadi pembalikan lapisan, biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapezium
dengansisi atas lebih pendek dari sisi bawahnya. Karena itu lapisan bawah dan atasnya
dapat diketahui.
· Ripple Marks
Ripple marks ini sama dengan croos bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple
marks hanya bentukan yang ada di permukaan lapisan sedimen. Struktur ini juga
menandakan arus purba.
· Channel
Struktur yang terbentuk sepanjang jalur transportasi sedimen dan air yang mengalir
dalam waktu yang lama, dengan kata lain channel ini adalah sungai purba. Struktur ini
berskala meter sampai kilometer dan dapat menunjukkan bagian atas dan bawah, karena
bagian dasar sungai mempunyai bentuk yang khas.
· Flute Cast
Struktur sedimen yang terjadi akibat material – material yang dibawa arus menggerus
bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang.
Dengan kata lain, struktur ini juga penentu paleocurrent. Karena struktur ini hanya ada
dibagian dasar suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung selalu dibawah, maka flute
cast mampu dalamenentukan bagian atas dan bawah perlapisan sedimen.
· Flame Structure / Check
Struktur ini dinamai flame strcture karena kenampakannya menyerupai lidah api yang
menjilat – jilat keatas. Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada
dibawah lapisan batupasir. Batupasir ini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit
massa mudstone dibawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.
· Gradasi
Struktur ini dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan – lahan dari atas
kebawah. Gradasi normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin
besar. Biasanya, proses sedimentasi normal akan menempatkan butir - butir paling kasar di
bagian terbawah lapisan yang kemudian lapisan halus ke atas. Atas dasar inilah gradasi
dapat digunakan sebagai penciri top and bottom lapisan batuan. Tetapi, pada beberapa
kasus tertentu bisa juga terbentuk Gradasi Terbalik atau Reverse Grading, karena itu perlu
berhati-hati jika memakai dasar gradasi sebagai acuan top bottom.
· Lenticular Bedding
Struktur yang perlapisanya berbentuk “melensa” yaitu semakin ke tepian, lapisan
semakin tipis. Lenticular bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang
pasang surut (tidal).
· Ball and Pillow Structure
Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen
lumpur. Sedimen – sedimen pasir tampak terpecah – pecah sehingga menyerupai bantal.
Diperkirakan penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi
sehingga mengganggu stabilitas perlapisan.