Anda di halaman 1dari 17

Desain Lentur Balok

Ir. Andry Alim Lingga, M.T., IPM-HAKI


Erwin, S.T.
Langkah-langkah dalam proses desain
1. Preliminary desain ( menentukan dimensi awal
elemen struktur)
2. Analisis pembebanan (menentukan beban-beban
yang mungkin bekerja pada struktur)
3. Analisis Struktur ( mendapatkan gaya-gaya dalam ;
menggunakan software, cross, statika, portal
ekivalen,dll.)
4. Desain elemen-elemen struktur (pelat, balok,
kolom,dll.)
5. Optimasi desain (supaya hasil yang didapatkan
optimum, efisien,murah namun kuat)
6. Membuat gambar kerja
Dalam slide selanjutnya, diberikan langkah proses desain khusus untuk elemen
struktur balok
1. Estimasi awal dimensi balok
SNI 03-2847-2002 pasal 11.5 tabel 8
memberikan estimasi awal tinggi minimum
balok supaya tidak perlu dilakukan
pengecekan terhadap lendutan
Setelah estimasi tinggi balok didapatkan,
maka lebar balok, b (0.45 s/d 0.65 h)
Tabel 8 SNI 03-2847-2002

Dimana, L = panjang bentang (jarak dari pusat ke pusat)


2. Penentuan beban-beban yang
bekerja
Tentukanlah beban-beban yang mungkin
bekerja pada balok ( lihat Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah
dan Gedung 1987 )
Khusus untuk beban hidup yang bekerja
pada struktur yang menerus (mis. Balok
diatas banyak tumpuan), maka SNI 02 ps.
10.9.2 mengatakan bahwa beban hidup perlu
diatur sedemikian rupa sehingga memberikan
efek gaya dalam maksimum*
* Mengenai hal ini akan dibicarakan lebih detail dalam Beton II dalam bab Balok
Menerus dan Pelat Satu Arah
SNI 02 Ps. 10.9.2
SNI mensyaratkan bahwa beban hidup diatur seperti
berikut :
- Beban mati terfaktor bekerja penuh pada semua
bentang ; sedangkan beban hidup terfaktor bekerja
pada dua bentang yang berdekatan (untuk
mendapatkan momen negatif maksimum di tumpuan)
- Beban mati terfaktor bekerja penuh pada semua
bentang ; sedangkan beban hidup bekerja pada
bentang yang berseling (untuk mendapatkan
momen positif maksimum di tengah bentang)
Kombinasi Pembebanan
Selanjutnya, masing-masing beban yang sudah
ditentukan harus dikombinasikan dan
dikalikan dengan load factor agar menjadi
beban terfaktor :
- U = 1.4 D
- U = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (A atau R)
- U = 1.2 D + 1.0 L+1.6 W +0.5 (A atau R)
- U = 0.9 D + 1.6 W
- U = 1.2 D + 1.0 L 1.0 E
Catatan :
A = beban atap ; R = beban hujan ; W = beban angin ; E = beban gempa
3. Analisis Struktur
Selanjutnya ditentukan gaya-gaya dalam
maksimum elemen struktur ( momen lentur,
geser, torsi, aksial)
Beberapa metode yang bisa digunakan :
software (SAP, ETABS, SansPro,dll.), Metode
portal ekivalen*, Metode Pendekatan
berdasarkan SNI ps. 10.3*, Metode portal
ekivalen*, Metode perencanaan langsung*,
dll.
Metode-metode ini akan dibahas lebih detail dalam Beton II
Untuk beton I, analisis struktur akan berupa statika biasa ( balok diatas dua
tumpuan, kantilever )
4. Proses desain
Sesuai dengan perencanaan limit-states
design, maka akan didesain balok
sedemikian sehingga mampu menahan
momen ultimit yang bekerja, yakni dengan
memenuhi rumusan :
Mn Mu
Dimana : lentur = 0.8
Mn = Kapasitas momen nominal penampang
Mu = Momen ultimit yang bekerja

Untuk mencapai hal tersebut, maka informasi-informasi dasar yang perlu


kita ketahui ialah :
Informasi-informasi dasar yang perlu
diketahui dalam desain (1)
1)Tempatkan tulangan dimana tulangan
tersebut dibutuhkan, yakni di daerah yang
mengalami tarik. Tegangan tarik dapat terjadi
di daerah yang mengalami :
-lentur
- aksial
- susut
2) Selimut beton = jarak dari tepi terluar beton
ke posisi tulangan
Fungsi selimut beton :
Sebagai perekat tulangan pada beton
Melindungi tulangan dari korosi, api/panas
Supaya performa terhadap keausan lebih baik
Tebal selimut beton direncanakan sesuai SNI
ps. 9.7, sbb. :
Tebal Selimut beton (SNI ps. 9.7):
Informasi-informasi dasar yang perlu
diketahui dalam desain (2)
3) Batasan spasi tulangan (SNI ps. 9.6)
supaya tulangan tidak terpasang terlalu
dekat/padat.
Spasi antar tulangan merupakan fungsi dari
ukuran agregat. Biasanya diambil minimum
25 mm.*
4) Mutu beton, fc, mutu tulangan (ulir ? Polos?)
5) Dimensi awal balok
6) Gaya dalam maksimum yang bekerja (Mu)
*Lihat slide mengenai ukuran maksimum agregat
Ukuran maksimum agregat
Menentukan jumlah tulangan yang diperlukan
(untuk balok persegi dengan tulangan tunggal)
(1)
Yang paling penting ialah :
Mn Mu
Untuk langkah awal, jumlah tulangan yang dibutuhkan
bisa ditentukan dengan rumusan berikut :
a
M u M n As f y d
2
Mu


As perlu
a
fyd
2
1. Asumsikan d h selimut - diameter tulangan
2. Asumsikan nilai (d-a/2) 0.85 s/d 0.9 d
Menentukan jumlah tulangan yang diperlukan
(untuk balok persegi dengan tulangan tunggal)
(2)
Selanjutnya, As(perlu) didapatkan dan
dibulatkan ke atas mjd As(pakai) (sesuai
ketersediaan jenis tulangan di pasaran )
mis. As(perlu) = 3.5 buah tulangan D-25
dibulatkan menjadi 4 buah tulangan D-25
Selanjutnya, lakukanlah analisis ulang
dengan berdasarkan pada As(pakai), hitung
a,c,Mn, cek kelelehan tulangan tarik, cek max
dan min
5. Optimasi desain
Jika > max , maka dimensi awal balok terlalu kecil
besarkan penampang hitung ulang !
Jika < min , maka mungkin dimensi awal balok
terlalu besar kecilkan penampang hitung ulang !
Usahakan agar nilai perbandingan Mn/Mu tidak
melebihi 1.1 akan boros
Cek apakah pemasangan tulangan memenuhi
persyaratan spasi tulangan minimum !

Anda mungkin juga menyukai