Who Have Normal Albumin Levels and Low Branched-Chain Amino Acid to Tyrosine Ratios
Tugas Mata Kuliah Gizi Klinik Lanjut
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Brian Wasita,dr.,SpPA.,Ph.D
Oleh Enik Guntiyastutik S531808016
PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019 RANGKUMAN
Karsinoma hepatoseluler (hepatocellular carcinoma, HCC) adalah kanker
terbanyak kelima dan penyebab kematian kedua dari penyakit kanker yang banyak ditemukan di dunia. HCC muncul pada pasien dengan sirosis atau hepatitis kronis dengan fibrosis parah. HCC didiagnosis berdasarkan hasil ultrasonografi abdomen dan computed tomography (CT) dinamis yang menunjukkan hiperinuasi dan hipoatenuasi . Albumin serum merupakan prediktor kelangsungan hidup pada pasien dengan penyakit hati kronis. Sistem klasifikasi Child-Pugh adalah metode yang paling banyak digunakan di seluruh dunia untuk menilai fungsi hati pada pasien yang dirawat untuk HCC. Pada sistem klasifikasi Child-Pugh, serum albumin digunakan untuk menilai status metabolisme protein yang biasanya di tandai adanya malnutrisi protein yang akan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan asam amino. Rasio molar asam amino (rasio Fischer), adalah rasio asam amino rantai cabang (branched chain amino acids, BCAAs) (yaitu leusin, valin, dan isoleusin) dengan asam amino aromatik (yaitu fenilalanin dan tirosin). Rasio BCAA terhadap tirosin (BCAA to tyrosine ratio, BTR) adalah pengganti rasio Fischer yang sekarang dapat diukur dengan cepat. Rasio ini penting untuk menilai metabolisme hati, cadangan fungsional hati, dan tingkat keparahan disfungsi hati. BTR adalah indikator yang berguna untuk fungsi hati dan prediktor kekambuhan dan kelangsungan hidup secara keseluruhan pada pasien yang menjalani hepatektomi untuk HCC. Ishikawa et al., juga melaporkan bahwa BTR memprediksi kelangsungan hidup pada pasien dengan HCC awal. Granul BCAA telah digunakan pada pasien dengan sirosis untuk memperbaiki malnutrisi protein. Selain itu, beberapa studi klinis juga melaporkan bahwa pemberian granula BCAA jangka panjang berhubungan dengan kejadian HCC lebih rendah. Granul BCAA (Livact VR; EA Pharma, Tokyo, Jepang) yang diberikan dalam penelitian ini terdiri dari 952 mg L-isoleusin, 1.904 mg L-leusin, dan 1.144 mg L-valin per sachet. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Kota Ogaki antara Januari 2000 dan Desember 2013, pada 78 pasien yang memenuhi kriteria inklusi (albumin >3,6 g/dl , level BTR <4.4 ,tidak ada pemberian granul BCAA pada awal tindak lanjut). Pasien terdiri dari 35,9% perempuan dan 64,1% laki-laki dengan median usia 69,5 (62,5 -74,8) tahun. Level median albumin adalah 3,8 (3,7-4,0) g/dl dan median BTR adalah 3,9 (3,5-4,1). Pasien diberi resep satu sachet granul BCAA tiga kali sehari setelah makan. Pengamatan tindak lanjut terdiri dari tes darah rutin dan pemantauan penanda tumor seperti a-fetoprotein (AFP) setiap 3 bulan. CT dinamis, MRI, atau keduanya dilakukan setiap 3-4 bulan setelah pengobatan awal untuk HCC. Dua puluh enam pasien meninggal selama masa tindak lanjut. Ada 19 meninggal karena HCC, 5 karena kegagalan hati dan 2 pasien yang meninggal penyebab terkait penyakit non-hati. Pemberian granul BCAA secara independen terkait dengan prognosis yang baik pada pasien dengan kadar albumin serum normal dan BTR rendah. Intervensi dengan granul BCAA memperpanjang kelangsungan hidup keseluruhan pasien HCC dengan kadar BTR rendah dengan kadar albumin normal pada saat diagnosis HCC. BTR dapat memprediksi kelangsungan hidup pada pasien dengan HCC awal dan ada korelasi yang cukup antara kadar albumin serum dengan BTR (r = 0,465). BTR rendah adalah faktor risiko independen kekambuhan HCC intrahepatik .Mortalitas spesifik pada pasien yang menerima terapi granula BCAA secara signifikan lebih rendah dibandingkan pasien yang tidak menerima terapi granula BCAA (P = 0,029) .Sehingga dari penelitian ini dapat disimpulkan pasien HCC dengan BTR rendah dan kadar albumin normal yang menerima terapi granula BCAA memiliki kelangsungan hidup keseluruhan yang lebih baik dibandingkan pasien sama yang tidak menerima terapi granula BCAA. Terapi granula BCAA mengurangi mortalitas spesifik penyakit pada pasien dengan HCC.