BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan
kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Penilaian
status gizi pekerja perlu dilakukan, karena dengan mengetahui status gizi pekerja
dapat ditentukan kebutuhan gizi yang sesuai serta pemberian intervensi gizi bila
diperlukan. Penilaian status gizi dilakukan melalui beberapa cara antara lain :
pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik dan antropometri
(Ratnawati,Ika,2011).
Penentuan kebutuhan gizi terutama dipengaruhi oleh : Usia, Ukuran tubuh,
dan Jenis kelamin. Faktor lain penentu kebutuhan gizi yaitu: Jenis pekerjaan atau
aktivitas yang dilakukan sehari-hari, Keadaan fisiologis, Keadaan khusus; seperti
pada pemulihan kesehatan ,hamil ,menyusui ,anemia, Keadaan lingkungan
kerja. Faktor-faktor tersebut di atas harus menjadi dasar dalam perhitungan besarnya
energi, komposisi zat gizi dan menu untuk konsumsi pekerja. Pengelompokan
aktivitas atau beban kerja (ringan, sedang dan berat) berdasarkan proporsi waktu
kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Pengelompokan aktivitas berdasarkan proporsi waktu kerja
Tabel 2. Kebutuhan Gizi Per Hari bagi Pekerja Menurut Umur, Jenis Kelamin dan
Aktivitas
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat
gizi ibu yang dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi
dapat dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, seperti vitamin C dan vitamin B,oleh
karena itu harus didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari. Jika ibu berhasil
memenuhi gizi seimbang saat menyusui, maka pertumbuhan bayi juga akan
berhasil dan tubuh ibu bisa menjadi sehat dan kuat serta kualitas dan kuantitas
produksi ASI menjadi baik (kementrian kesehatan RI, 2014).
Gizi Seimbang pada ibu menyusui mencakup beberapa hal sebagai berikut :
dari air putih, susu, jus buah-buahan dan air yang tersedia di dalam makanan
(kemenkes RI,2011)
D. Produktifitas Kerja
DAFTAR PUSTAKA
Ariati, N. N. (2013) ‘Gizi Dan Produktifitas Kerja Ni Nengah Ariati 1’, Jurnal Skala
Husada, 10(2), pp. 214–218.
Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Eka, Noni. Roosita, kartin (2008) ‘Aktifitas Fisik , Asupan Energi , dan Produktivitas
kerja pria dewasa’, Jurnal Gizi dan Pangan, 3(2), pp. 71–78.
Kemenkes RI. 2011. Makanan Sehat Ibu Menyusui. Kementrian Kesehatan RI: Direktorat
Bina Gizi.
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kementrian Kesehatan RI: Direktorat
Bina Gizi
Salaa, J. (2015) ‘Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Ekonomi
Keluarga Di Desa Tarohan Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud’,
Holistik, VIII.
Sarbini, D. and Hidayati, L. (2008) ‘Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dan
pendidikan ibu dengan pemberian asi eksklusif di kecamatan jebres kotamadya
surakarta’, Jurnal Kesehatan, 1(2), pp. 115–122.
Simanjutak, D.H dan Sudaryati, E. 2005. Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui. Hasil
Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.