Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Anatomi Nasofaring


jBBCBJCBKjkCN>C

acnaJKCAKLNVvisiofjFIWFHIlfuLOJF

W IOwfnUVHIWf fhwIF HUIFHiljflHF Iil

Flas WHFFHflFJF ‘

F fiofo JFIUHIFfhfF

FIOAWFOIHFIUHFUAHFAW; ‘WAF f]

If9ofiyufoayfawnfifn

(a. karotis interna, v. jugular, n. vagus dan kelenjar limfe cervical) dan
kompartemen retrofaring, yang berisi kelenjar Rouviere.Kompartemen
retrofaring ini berhubungan dengan kompartemen retrofaring kontralateral,
sehingga pada keganasan nasofaring mudah terjadi penyebaran melalui
kelenjar limfa leher kontralateral. Lokasi fossaRosenmuller yang demikian
itu dan dengan sifat karsinoma nasofaring yang invasif, menyebabkan
mudah terjadinya penyebaran karsinoma nasofaring ke daerah sekitarnya
yang melibatkan banyak struktur penting sehingga timbul berbagai macam
gambaran klinis.11,12

1
Gambar 1. Anatomi Nasofaring11

Dinding daerah nasofaring mengandung komponen lapisan otot, jaringan


fibrosa, dan mukosa. Ujung medial dari tuba Eustachius membentuk
sebuah penonjolan (torus tubarius) yang terletak di bagian atas dinding
lateral. Lapisan mukosa ialah daerah nasofaring yang dilapisis oleh
mukosa dengan epitel kubus berlapis semu bersilia pada daerah dekat
koana dan daerah di sekitar atap, sedangkan pada daerah posterior dan
inferior nasofaring terdiri dari epitel skuamosa berlapis. Daerah dengan
epitel transisional terdapat pada daerah pertemuan antara atap nasofaring
dan dinding lateral. Lamina propia sering kali diinfiltrasi oleh jaringan
limfoid, sedangkan lapisan submukosa mengandung kelenjar serosa dan
mukosa.11,11

Pembuluh darah arteri utama yang memperdarahi daerah nasofaring adalah


arteri faringeal chkjSHkSH CUI JA Jhkjg UHFEUKFHUSFSJ FHA
ergusehgjk sdgsseui ksjfhk uhurh kauh ahakjjkf jfukjfhjkdskhf jfjdf duf
sjsafjsf jsd fusfhjskdfhaks gfuiea fuihiu cfhjsdfaw urhuisf awjf wu
uahfadsjhfiwaa uh fhsjdkfhwihsfk uhihdjsjhfilhknkzs hwjh kshdkj ka
ganglion servikalis simpatikus. Sebagian besar saraf sensoris nasofaring
berasal dari saraf glossofaringeus, hanya daerah superior nasofaring dan
anterior orifisium tuba yang mendapat persarafan sensoris dari cabang
faringeal ganglion sfenopalatina yang berasal dari cabang maksila saraf
trigeminus. 11,12
Nasofaring mempunyai pleksus submukosa limfatik yang luas. Kelompok
pertama adalah kelompok nodul pada daerah retrofaringeal yang terdapat
pada ruang retrofaring antara dinding posterior nasofaring, fasia
faringobasilar, dan fasia prevertebra. Pada dinding lateral terutama di
daerah tuba Eustachius paling kaya akan pembuluh limfe. Aliran limfenya
berjalan ke arah anterosuperior dan bermuara di kelenjar retrofaringeal
atau ke kelenjar yang paling proksimal dari masing-masing sisi rantai
kelenjar spinal dan jugulajbdksa u fuhfK HJDFBJBWUJFSN K
FSUIFHWIFBS FUSHFIFNJSDNUIF SUSFHUIDSH SANF UIris
interna, rantai kelenjar ini terletak di bawah otot sternokleidomastoideus
pada tiap prosesus mastoid. Beberapa kelenjar dari rantai jugular letaknya
sangat dekat dengan saraf-saraf kranial terakhir yaitu saraf IX-XII.
Metastasis ke kelenjar limfe ini dapat terjadi sampai dengan 75% penderita
karsinoma nasofaring.11,12

1.2 Fisiologi Nasofaring

Nasofaring akan tertutup bila palatum molle melekat ke dinding posterior


pada waktu menelan, muntah, mengucapkan kata-kata tertentu seperti
‘hak’ dan akaJKSF SFHUS UI hisajnjksu usdi fun terbuka pada saat
respirasi. Adapun fungsi nasofaring adalah sebagai berikut sebagai jalan
udara pada respirasi, sebagai jalan udara ke tuba Eustachius, dan sebagai
resonator. Nasofaring juga menghasilkan sekret yang dapat bergerak ke
bawah, hal ini dikarenakan adanya gaya gravitasi, gerakan menelan,
gerakan silia (kinosilia) dan gerakan usapan palatum molle.11,12

1.3 Definisi

Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang tumbuh didaerah


nasofaring dengan hashdahdhja uadhid uhkhjshs ie jkasjkdhkhui
ahsjkahjhdasdqiudhhuw huhahjkahiufah predileksi di fossaRossenmuller
dan atap nasofaring yang merupakan daerah transisional dimana epitel
kuboid berubah menjadi epitel skuamosa.11,12
1.4 Epidemiologi

Berdasarkan data InternationalAgency for Research on Cancer (IARC)


terdapat sekitar 86.691 kasus baru yang terdiagnosis di seluruh dunia pada
tahun 2012. Di Amerika Utara dan Eropa, insidens KNF kurang dari 1
kasus per 100.000 penduduk/ tahun pada tahun 2007. Insidens yang tinggi
dijumpai di Cina bagian selatan (termasuk Hongkong). Angka kejadian
tertinggi di dunia terdapat di provinsi Cina Tenggara yakni sebesar 40-50
kasus karsinoma nasofaring di antara 100.000 penduduk. Pada tahun 2007,
kota Zhongshan di provinsi Guangdong, Cina Selatan, memiliki prevalensi
tertinggi di dunia, yaitu sebesar 28,3 kasus per 100.000 penduduk laki-laki
per tahun. Pada tahun 2012, karsinoma nasofaring berada di urutan
pertama, yaitu 28%, dari seluruh kanker kepala leher di bagian T.H.T.K.L.
Indonesia.1,3,5,12,13

Di Indonesia, karsinoma nasofaring merupakan keganasan terbanyak


keempat setelah kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru.
Berdasarkan laporan dari Global Burden Cancer (GLOBOCAN) tahun
2012, terdapat 87.000 kasus baru karsinoma nasofaring yang muncul
setiap tahunnya (dengan 61.000 kasus baru pada laki-laki dan 26.000 kasus
baru pada perempuan), 51.000 kematian akibat karsinoma nasofaring
(36.000 pada laki-laki dan 15.000 pada perempuan). Karsinoma nasofaring
terutama ditemukan pada pria usia produktif dengan perbandingan pasien
pria dan wanita adalah 3:1 dan 60% pasien berusia antara 25 hingga 60
tahun. data di bagian T.H.T.K.L. FK UI RSCM pada tahun 2013-2016
terdapat 506 kasus, data di Bagian T.H.T.K.L. FK UNSRI RSMH pada
tahun 2013 - 2017 menunjukkan 284 kasus. 1,3,5,12,13
DAFTAR PUSTAKA

1. Faiza S, Rahman S, Asri A. Karakteristik Klinis dan Patologis Karsinoma


Nasofaring di Bagian THT-KL RSUD Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2016; 5 (1): 1-7.
2. Melani W, Sofyan F. Karakteristik Penderita Kanker Nasofaring di RS H.
Adam Malik Medan Tahun 2011. E-jurnal FK USU. 2013; 1(1): 1-5.
3. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Kanker Nasofaring. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2015; 1-99.
4. Wei WI, Chua DTT. Nasopharyngeal Carcinoma. In: Bailey’s Head and Neck
Surgery Otorlaryngology Fifth Edition Vol. 2. Lippincot Williams & Wilkins.
China. 2014; 1875-93.
5. Jack Z. Karsinoma Nasofaring. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi
VI. Interna Publishing. Jakarta. 2014; 2992-7.
6. Chan JKC, Pilch BZ, Kuo TT, Wenig BM, Lee AWM. Tumours of the
nasopharynx. In: Barnes L, Eveson JW, Reichart P, Sidransky D, eds. World
Health Organization Classification of Tumours - Pathology & Genetics Head
and Neck Tumours. Vol Lyon: IARC Press; 2005:81-106. 

7. Adriana R. Kesintasan Penderita Karsinoma Nasofaring dan Faktor yang
Mempengaruhinya di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Program Pendidikan
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan THT-KL FK Universitas Padjajaran.
Bandung. 2015; 33-37.
8. Yong SK, et al. Association of Lifestyle and Diet with The Risk of
Nasopharyngeal Carcinoma in Singapore: a case-control study. Chin J
Cancer. 2017; 36 (3): 1-8.
9. American Cancer Society. Survival rates for nasopharyngeal cancer by stage.
2011. Diambil dari: https://www.cancer.org/cancer/nasopharyngeal-
cancer/detection-diagnosis-staging/survival-rates.html. Diakses tanggal 23
Agustus 2017.
10. Zhou Q, et al. A Study of 358 Cases of Locally Advanced Nasopharyngeal
Carcinoma Receiving Intensity-Modulated Radiation Therapy: Improving the
Seventh Edition of the AJCC on Cancer T-staging System. Biomed Research
International. 2017; 1-11.
11. Manieb EN. Essentials of Human Anatomy and Physiology Tenth Edition.
Pearson Education.United Kingdom. 2013; 280-285.
12. Maqbool M, Maqbool S. Anatomy of The Nose and Paranasal Sinuses. In:
Textbook of Ear Nose and Throat Disease Twelfth Edition. Jaypee Brothers
Medical Publishers LTD. New Delhi. 2013; 110-117.
13. Chan ATC. Nasopharyngeal Carcinoma. Annals of Oncology. 2012; 21 (7):
1308-1312.

5
14. Shen GP, et al. Pretreatment Lifestyle Behaviour as Survival Predictors for
Patients with Nasopharyngeal Carcinoma. Plos one. 2012; 7 (5): 1-8.
15. Tsao SW, et al. Etiological factors of nasopharyngeal carcinoma. Oral Oncol.
2014; 50 (5): 330-8.
16. Chu EA, et al. Nasopharyngeal Carcinoma: The Role of The VEB. Medscape
J Med. 2012; 10 (7): 165.
17. Rahman S, Budiman BJ, Subroto H. Faktor Risiko Non Viral pada
Karsinoma Nasofaring. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(3): 1-8.
18. Amene C, et al. Johann Christian Rosenmuller (1771-1820): A Historical
Perspective on The Man Behind The Fossa. J Neurol Surg B Skull Base.
2013; 74 (4): 187-193.
19. Lau HY, et al. Secular Trends of Salted Fish Consumption and
Nasopharyngeal Carcinoma: A Multi Jurisdiction Ecological Study in 8
Regions from 3 Continents. BMC Cancer. 2013; 13: 298.
20. Lyon. IARC Monographs on The Evaluation of Carcinogenic Risks to
Humans. World Health Organization. 2012; 331-335.
21. Komang SK. Patogenesis, Patofisiologi, dan Manifestasi Klinis Kanker
Nasofaring. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2012; 1-8.
22. Yarney S, et al. Does concurrent chemoradiotherapy proceeded by
chemotherapy improve survival in locally advanced nasopharyngeal cancer
patients? Experience from Ghana. Cancers of the Head and Neck. 2017; 2 (4):
1-7.
23. Kelompok Studi Onkologi. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Nasofaring. Dalam: Guideline Penyakit THT-KL di Indonesia. Jakarta. 2015;
20-21.
24. Xiao G, Cao Y, Qiu X, Wang W, Wang Y. Influence of gender and age on
the survival of patients with nasopharyngeal carcinoma. BMC Cancer.
2013;13(1):1. doi:10.1186/1471-2407-13- 226.
25. Yi J, Gao L, Huang X, et al. Nasopharyngeal carcinoma treated by radical
radiotherapy alone: Ten-year experience of a single institution. Int J Radiat
Oncol Biol Phys. 2006;65(1):161-168. 

26. Kataria T, et al. Chemoradiation in Elderly Patients with Head and Neck
Cancers: a Single Institution Experience. American Journal of
Otolaryngology-Head and Neck Medicine Surgery. 2015; 117-121.
27. Goel MK, Kharma P, Kishore S. Understanding Survival Analysis: Kaplan-
Meier estimate. Int J Ayurveda Res. 2015; 1 (11): 274-278.
28. Jin-Ching Lin. Prognostic Factors in Nasopharyngeal Cancer. In: Lu JJ,
Cooper JS, Lee AWM, eds. Nasopharyngeal Cancer Multidisciplinary
Management. Vol 1st ed. Germany: Springer; 2010:95- 136.
doi:10.1017/CBO9781107415 324.004.
Lampiran 1. Organisasi Penelitian

Penelitian

FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMILIKI NILAI PROGNOSTIK DALAM
TATALAKSANA PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG

Peneliti : dr. Kangga Chandra


Pembimbing : dr. Denny Satria Utama, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS
Pembimbing Metodologi : dr. Erial Bahar, MSc
Lampiran 2. Lembar Penjelasan kepada Calon Partisipan Penelitian

Penelitian

FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMILIKI NILAI PROGNOSTIK DALAM TATALAKSANA
PASIEN KARSINOMA NASOFARING
DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
Saudara/Saudari yang terhormat,

Kami dari Bagian IK T.H.T.K.L. FK Unsri/Departemen IK T.H.T.K.L.


RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang akan melakukan penelitian mengenai
“Faktor-Faktor Yang Memiliki Nilai Prognostik Dalam Tatalaksana Pasien
Karsinoma Nasofaring Di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesintasan pasien
karsinoma nasofaring di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Pengumpulan data faktor risiko dilakukan dengan mengambil informasi
dari bagian rekam medis. Kemudian pasien dan atau keluarga pasien akan
dihubungi dan diminta persetujuan dan kesediaan untuk memberi informasi
mengenai kondisi terkini dari pasien. Partisipasi Saudara/Saudari dalam penelitian
ini akan sangat membantu dan bermanfaat dalam mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesintasan pasien sehingga diharapkan menjadi modal untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.
Partisipasi dalam penelitian bersifat sukarela, tidak dipungut biaya dan tidak
ada sanksi bila Saudara/Saudari menolak ikut serta atau mengundurkan diri
setelah penelitian berjalan. Segala informasi yang didapat dari penelitian ini akan
dijaga kerahasiaannya dan Saudara/Saudari diberi kesempatan untuk menanyakan
segala sesuatu yang belum jelas mengenai penelitian ini.
Besar harapan kami agar Saudara/Saudari dapat berpartisipasi dalam
penelitian ini.

Palembang, 2019
Peneliti

dr. Kangga Chandra Adi Surya


Lampiran 3. Lembar Persetujuan Partisipan Penelitian

FORMULIR INFORMED CONSENT


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Nomor Telepon :
Menyatakan telah mengerti sepenuhnya penjelasan yang diberikan oleh dr.
Kangga Chandra Adi Surya dari Bagian IKTHT-KL FK Unsri/Departemen IK
T.H.T.K.L. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagai peneliti pada
penelitian :
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMILIKI NILAI PROGNOSTIK DALAM TATALAKSANA
PASIEN KARSINOMA NASOFARING
DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
Saya menyatakan bersedia ikut/tidak bersedia* dalam penelitian tersebut dan
pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.

Palembang, 2019

Saksi Penelitian Peserta/Keluarga

(.....................................) (.................................)
Peneliti

dr. Kangga Chandra Adi Surya


*coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai

  • Koding Onko No Oto
    Koding Onko No Oto
    Dokumen16 halaman
    Koding Onko No Oto
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • HASJKAKDLDB
    HASJKAKDLDB
    Dokumen5 halaman
    HASJKAKDLDB
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen6 halaman
    Uplod
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • OMK PARESE FASIALIS Edit 29 Jan 19
    OMK PARESE FASIALIS Edit 29 Jan 19
    Dokumen31 halaman
    OMK PARESE FASIALIS Edit 29 Jan 19
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • HASJKAKDLDB
    HASJKAKDLDB
    Dokumen5 halaman
    HASJKAKDLDB
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Ajjansdjdnakjndkand
    Ajjansdjdnakjndkand
    Dokumen6 halaman
    Ajjansdjdnakjndkand
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen3 halaman
    Uplod
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen6 halaman
    Uplod
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen3 halaman
    Uplod
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • New Anatomi
    New Anatomi
    Dokumen10 halaman
    New Anatomi
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Uplod
    Uplod
    Dokumen3 halaman
    Uplod
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Jangan Merokok
    Jangan Merokok
    Dokumen3 halaman
    Jangan Merokok
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • New Anatomi
    New Anatomi
    Dokumen10 halaman
    New Anatomi
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • New Anatomi
    New Anatomi
    Dokumen11 halaman
    New Anatomi
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • New Anatomi
    New Anatomi
    Dokumen11 halaman
    New Anatomi
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Edukasi
    Edukasi
    Dokumen8 halaman
    Edukasi
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Jangan Merokok
    Jangan Merokok
    Dokumen2 halaman
    Jangan Merokok
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Protokol Kemo Printout Berwarna
    Protokol Kemo Printout Berwarna
    Dokumen11 halaman
    Protokol Kemo Printout Berwarna
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Absen Wet Lab
    Absen Wet Lab
    Dokumen1 halaman
    Absen Wet Lab
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Jangan Merokok
    Jangan Merokok
    Dokumen2 halaman
    Jangan Merokok
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Jangan Merokok
    Jangan Merokok
    Dokumen3 halaman
    Jangan Merokok
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat
  • Cover Referat 1
    Cover Referat 1
    Dokumen1 halaman
    Cover Referat 1
    Kiki Ronoadi
    Belum ada peringkat