BAB 1
PENDAHULUAN
yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi
dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Penyebab luka bakar selain
karena api, juga karena pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun
bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api
meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang
2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Dari kelompok ini 200 ribu pasien memerlukan penanganan rawat jalan
dan 100 ribu pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12 ribu orang
meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang
berhubungan dengan luka bakar lebih separuh dari kasus luka bakar
lalu lintas (Nugroho, 2012). Angka kejadian luka bakar di Indonesia cukup
2
tinggi, lebih dari 250 jiwa per tahun meninggal akibat luka bakar
(Anonim,2010).
Luka bakar dapat terjadi di mana saja, termasuk di rumah, apabila luka
bakar itu terjadi segera bisa dilakukan tindakan pertolongan pertama pada
luka bakar yaitu dengan mendinginkan kulit terbakar dengan air mengalir
sering berurusan dengan api membuat luka bakar tidak menjadi hal yang
bakar yang tepat sangat diperlukan oleh orang awam (Agfian, 2011).
buaya. Bahkan jika luka terbuka responden memberikan kopi bubuk pada
luka tersebut.
?”
Soepraoen Malang.
darurat
bakar.
3. Bagi Peneliti
Soepraoen Malang.
4. Bagi Responden
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu
tinggi, syok listrik, atau bahan kimia maupun suhu yang terlalu rendah.
2.1.2 Etiologi
Luka bakar suhu tinggi biasa nya disebabkan oleh air panas, percikan
api ketubuh (flash), kobaran api ditubuh (flam) dan akibat terpapar atau
kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam panas dan lain lain)
(Moenadjat, 2005).
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat yang biasa
distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak
aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk
sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar
2.1.3 Patofisiologi
Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi panas
berlipat ganda untuk tiap drajat kenaikan temperatur. Saraf dan pembuluh
dari lumen pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairan tetapi
hiperemik, berupa eritema, tidak dijumpai pula nyeri karena ujung –ujung
Dasar luka berwarna merah atau pucat. Sering terletak lebih tinggi diatas
1) Derajat II Dangkal
luka bakar pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat I dan
basah.
2) Derajat II dalam
berwarna merah muda dan putih segera setelah terjadi cedera karena
mengindikasikan aliran darah yang sedikit atau tidak ada sama sekali,
dalam, tidak dijumpai bula, apendises kulit rusak, kulit yang terbakar
berwarna putih dan pucat. Karena kering, letak nya lebih rendah
dikenal sebagai scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh
Luka full thickness yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan
kulit sekitar, terjadi koagulasi protein pada epidemis dan dermis yang
dikenal scar, tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensori karena ujung-
2.1.5 Komplikasi
yang dapat merusak jaringan. Resiko infeksi lebih besar jika luka
dua yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang
terjadi dalam jangka waktu 2–3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah
segala jenis luka yang tidak tanda-tanda untuk sembuh dalam jangka lebih
cedera jaringan lunak. Begitu juga halnya dengan kriteria sembuhnya luka
pada tipa cedera jaringan luka baik luka ulseratif kronik, seperti dekubitus
dan ulkus tungkai, luka traumatis, misalnya laserasi, abrasi, dan luka
bakar, atau luka akibat tindakan bedah. Luka dikatakan mengalami proses
lima tanda utama yaitu bengkak, kemerahan, panas, nyeri dan kerusakan
fungi.
1. Usia
12
pertuumbuhan sel dan epitelisasi pada luka terbuka lebih lambat pada
2. Nutrisi
Pembedahan, infeksi luka yang parah, luka bakar dan trauma, dan kondisi
episerasi yang diikuti infeksi bisa terjadi (DeLaune & Ladner, 2002).
3. Oksigenasi
4. Infeksi
yang dapat merusak jaringan (Delaune & Ladner, 2002). Resiko infeksi
lebih besar jika luka mengandung jaringan nekrotik, terdapat benda asing
dan suplai darah serta pertahanan jaringan berkurang (Perry & Potter,
2005).
bagianperilaku kesehatan.
a. Pengetahuan implisit
b. Pengetahuan eksplisit
1. Pendidikan
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi
diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan
4. Lingkungan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon
5. Pengalaman
6. Usia
yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian
teks, foto, gambar, suara, animasi, dan video yan dimanupulasi secara
1. Teks
2. Suara
3. Video
kepada penggu secara efektif dan pengguna aan lebih mengingat apa
(Hofstetter, 2001).
4. Animasi
2008).
a. Kelebihan
b. Kekurangan
Faktor yang
mempengaruhi Kelebihan
pengetahuan Multimedia
Derajat Luka Bakar 1.lebih inovatif
1. Pendidikan
1. Derajat I 2. Informasi atau dan interaktif
media massa
2. Derajat II 3. Sosial, budaya 2.menambah
3. Derajat III dan ekonomi motivasi
4. Derajat IV 4. Lingkungan belajar siswa
5. Pengalaman
6. Usia
Pengetahuan Multimedia :
tentang luka bakar :
1. Teks
Penanganan luka bakar 1. Definisi luka 2. Video
bakar 3. Gambar
2. Tujuan
4. Animasi
penanganan
luka bakar 5. Suara
3. Prosedur
penanganan
luka bakar
4. Langkah-
langkah
Cukup : Baik :
penanganan Kurang :
luka bakar
76-100% <55%
56-75%
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak Diteliti
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
variabel dependen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi
Tabel 3.1
Desain Penelitian One Groups Pretest-Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Keterangan :
Penarikan kesimpulan
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
3.3.3 Sampling
(Sugiyono, 2007).
1. Variabel independent
variabel lain (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
2. Variabel dependent
variabel lain (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010).
.
25
penelitian.
luka bakar
responden.
ini berupa :
benar atau salah dapat diukur dengan nilai 1 jika menjawab benar dan
dikategorikan menjadi :
SAP
Di Poltekkes Soepraoen
dan bila ada data yang belum lengkap, diperbaiki, diperjelas dan bila
pengumpulan data.
2 Perempuan
2 SD
3 SMP
4 SMA
5 D3/S1
3 Usia 1 Remaja
(12-25 tahun )
2 Dewasa
( 26-45 tahun )
3 Lansia
( 46-65 tahun )
4. Tabulating (tabulasi)
digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah analisa univariat dan
analisa bivariat.
1. Analisa univariat
yang ada. Untuk data numerik yang meliputi data usia menggunakan nilai
mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi. Data kategorik yang
31
gambar dan tabel serta dilakukan interpretasi berdasarkan hasil data yang
diperoleh.
2. Analisa bivariat
2007).
kuesioner, cukup dengan inisial dan memberi nomor atau kode pada
3. Confidentiality (kerahasiaan)
berupa data yang menunjang hasil penelitian. Selain itu, semua data
kepada responden.
33
6. Resiko
dilakukan dengan secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari
paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini dan untuk
berhenti dari penelitian ini. Dalam prinsip ini, hak sepenuhnya diberikan
peneliti.
menuliskan kode pada lembar butir soal dan jika penelitian sudah
BAB 4
Pada bab ini akan disajikan data mengenai hasil penelitian melalui
umum, dan data khusus tentang aktivitas fisik penderita hipertensi, dan
pembahasan. .
Supriadi No.22, Sukun, Kec. Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Poltekkes
3. 21 tahun 5 4%
responden 4%
38 responden 33%.
bakar didapatkan data bahwa dari 119 responden sebagian besar dengan
luka bakar diatas, diketahui nilai p value sebesar 0,000 dimana ɑ=5% dan
lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 1 diterima artinya
4.2 Pembahasan
diamati dari dunia sekitar. Menurut Susanto (2014) salah satu aspek yang
pusat sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan. Selain itu adapun
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social, sehingga
kaitan nya, karna sebagian dari responden berasal dari SMK kesehatan.
predikat Cukup.
42
penanganan luka bakar yang benar. Menurut Mala (2015) bahwa terdapat
22% dan tidak ada mahasiswa yang mendapat predikat Kurang Dan
nilai p 0,000 lebih kecil dari < 0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak,
tertentu. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
mengenai penanganan luka bakar yang benar. Dari hal tersebut dapat
sikap, ataupun praktik yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik
keperawatan.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Bulan
Kegiatan 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan Proposal X X X
Penyusunan
2 X X X
Instrumen
3 Seminar Proposal X
4 Perbaikan Proposal X
5 Persiapan Lapangan X
X
7 Pengumpulan Data
X
8 Pengolahan Data
X
9 Analisa Data
X
10 Penyusunan Laporan
X
11 Uji Sidang
52
Lampiran 2
LEMBAR KUESIONER
INSTRUMEN
A. Data Demografi
1. Nama ( inisial) :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Alamat :
B. Riwayat Luka bakar
1. Apakah anda pernah mengalami luka bakar
o Pernah
o Tidak pernah
2. Apakah anda pernah melihat orang yang terkena luka bakar?
o Pernah
o Tidak pernah
3. Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang
penanganan luka bakar?
o Pernah
o Tidak pernah
4. Dari mana sumber informasi yang anda dapatkan tentang
penanganan luka bakar ?
o Internet
o Sosial media
53
o Teman/Keluarga
o Perkuliahan
o Lainnya…
5. Bagaimana tindakan penanganan luka bakar yang pernah anda
lakukan?
Jawaban :
………………………………………………………………...
Petunjuk Pengisian
NO Pernyataan B S
Definisi Luka Bakar
Luka bakar adalah rusak nya jaringan akibat kontak
1 langsung dengan benda padat yang menyebabkan
terbakar
Luka bakar derajat 1 (ringan) akan terasa nyeri dan
2
terdapat kemerahan di daerah luka
radiasi
Lampiran 3
Hari/tanggal :
Pukul :
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering
dialami oleh tiap orang terutama anak-anak. Menjadi penyebab kematian
kedua terbesar pada anak-anak setelah kecelakan. Derajatnya berbeda-
beda, dari luka bakar yang paling ringan yaitu akibat sengatan matahari
hingga yang terberat dapat menyebabkan kematian. Luka bakar yaitu luka
yang disebabkan oleh suhu tinggi, dapat disebabkan banyak faktor
diantaranya faktor fisik seperti api dan air panas, faktor listrik seperti kabel
listrik yang terbuka dan petir hingga faktor bahan kimiawi seperti asam
atau basa kuat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
- Memberikan penyuluhan tentang Luka Bakar.
- Pada akhir penyuluhan diharapkan mahasiswa tinkat 1 dapat
mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan
pertama terhadap luka bakar.
57
2. Tujuan Khusus
Memberikan penjelasan tentang infeksi pada Luka Bakar.
C. Materi
1. Pengertian luka bakar.
2. Proses infeksi pada luka bakar.
3. Penanggulangan infeksi luka bakar.
4. Pencegahan infeksi luka bakar.
5. Penanganan Luka Bakar Ringan.
6. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar.
D. Media
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.
F. Pengorganisasian
1. Moderator :.
2. Penyaji :
G. Rincian Tugas
1. Moderator : Memimpin jalannya acara penyuluhan.
2. Penyaji : Memberikan penjelasan tentang materi yang
akan disampaikan.
58
H. Kegiatan Penyuluhan
1 10 Menit Pembukaan.
Memprkenalkan diri.
I. Evaluasi Lisan
Mampu memahami tanda-tanda infeksi pada luka bakar.
J. Materi Penyuluhan
1. Pengertian Luka Bakar
59
Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak dan sel darah
yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Luka bakar menyebabkan rupturnya sel atau nekrosis sel. Sel
yang di perifer masih dapat hidup tapi sebagian ada yang rusak.
Akibat rusaknya mikrosirkulasi perifer lapisan kolagen akan
berubah bentuk dan rusak.
b. Inflamasi (Peradangan)
c. Infeksi
Catatan:
4) Chemoprophylaxis
Pemberian anti tetanus dapat diberikan pada luka yang
lebih dalam. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk
penanganan infeksi dapat diberikan kecuali pada luka bakar
superfisial. Tidak boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi
sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir, ibu menyususi
dengan bayi kurang dari 2 bulan.
5) Covering
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai
dengan derajat luka bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu
ditutup dengan kasa atau bahan lainnya. Pembalutan luka
(yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk
mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya
lapisan kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega,
minyak, oli atau larutan lainnya, menghambat penyembuhan
dan meningkatkan risiko infeksi.
6) Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat
diberikan penghilang nyeri berupa Paracetamol Selanjutnya
pertolongan diarahkan untuk mengawasi tanda-tanda bahaya
seperti :
64
Lampiran 4
Kepada Yth.
Saudara calon responden penelitian
Di Tingkat 1 Keperawatan Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Prodii
Keperawatan Politeknik Kesehatan dr. Soepraoen Malang.
Nama : FITRI OCTAVIA
NIM : 16.1.034
Sebagai syarat tugas akhir mahasiswa Prodi Keperawatan
Politeknik Kesehatan dr. Soepraoen, saya akan melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Mengunakan Multimedia Terhadap
Pengetahuan Tentang Penanganan Luka Bakar Pada Mahasiswa Tingkat
1 Keperawatan Poltekkes RS dr. Soepraoen Malang”. Untuk keperluan
tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden
penelitian ini. Selanjutnya kami mohon saudara untuk memberikan
informasi dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara di jamin
kerahasiaannya.
Demikian atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terimakasih.
Malang, Januari 2019
Fitri Octavia
NIM. 16.1.034
66
Lampiran 5
PENELITIAN
(PSP)
Malang.
5. Seandainya anda tidak menyetujui cara ini maka anda dapat memilih
cara lain yaitu Anda boleh tidak mengikuti penelitian ini sama sekali.
sebagai peneliti.
PENELITI
Fitri Octavia
68
Lampiran 6
INFORMED CONSENT
penelitian yang akan dilakukan oleh Fitri Octavia dengan judul Pengaruh
(………………………………………….)
Malang, tgl. (………………………………………………)
Mengetahui
(……………………………………………..)
69
Lampiran 7
Tabulasi Data
Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE .395 119 .000 .723 119 .000
POS .249 119 .000 .775 119 .000
a. Lilliefors Significance Correction
NPar Tests
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ra nks
Test Statisticsb
POS - PRE
Z -8.316a
As ymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks .
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
70
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
PPT PENELITIAN
74
Lampiran 12
DOKUMENTASI PENELITIAN