Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN

Persalinan dapat didefenisikan sebagai proses ketika kontraksi yang teratur,


ritmik, dan nyeri menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks penurunan bagian
presentasi, yang pada akhirnya menyebabkan ekspulsi janin dan plasenta dari ibu.
Faktor sosial, psikologis, biologis, dan etis menyatu bersama dalam hubungan yang
kompleks, yang menyebabkan penatalaksanaan persalinan dalam kebidanan menjadi
tantangan yang signifikan. Bidan atau dokter yang menangani persalinan harus
mengetahui anatomi dan fisiologi normal ibu dan janin, apa yang membedakan
persalinan normal dari persalinan abnormal dan kapan tepatnya persalinan terjadi,
apakah menunggu kejadian persalinan secara alami atau melakukan intervensi.

Fokus pertama persalinan normal adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal


ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani
komplikasi, menjadi mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. Pencegahan
komplikasi selama persalinan dan setelah bayi baru lahir akan mengurangi kesakitan
dan kematian ibu serta bayi baru lahir.

Perubahan paradigma menunggu perubahan terjadinya dan menangani


komplikasi menjadi pencegahan terjadinya komplikasi diakui dapat membawa
perbaikan kesehatan kaum ibu di Indonesia. Tujuan asuhan persalinan normal adalah
mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi
ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terjadi integrasi dan lengkap serta
intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada tingkat optimal.

3
Persalinan normal WHO adalah persalinan yang dimulai secara spontan beresiko
rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi
dilahirkan spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-
42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persalinan adalah


proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan
dengan presentasi belakanga kepala yang berlangsung selama 18 jam produk
konsepsi dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang
nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan
bayi.

Ada beberapa istilah pada masalah partus, yaitu :

A. Menurut cara persalinan


a. Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya
bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung 24 jam.
b. Partus luar biasa (abnormal), persalinan pervaginam dengan bantuan alat-
alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
B. Menurut tua (umur) kehamilan
a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dan
dapat hidup (viable) berat janin dibawah 1000 gram dan tua kehamilan
dibawah 28 minggu
b. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan
28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin 1000-2500
gram
c. Partus maturus atau a term (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan
37-40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram

4
d. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur
e. Partus presipatatus, adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di
kamar mandi, diatas becak dan sebagainya
f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik
g. Pembagian menurut buku lama adalah :
 Abortus adalah pengehentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasentasi selesai
 Partus imaturus adalah penghentian kehamilan sebelum janin
viable atau berat janin kurang dari 1000 gram atau kehamilan
dibawah 28 minggu
C. Gravidan dan Para
a. Gravida adalah seorang wanita yang sednag hamil
b. Primigravida adalah wanita yang pernah melahirkan untuk pertama
kalinya
c. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi
viable
d. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup
untuk pertama kali
e. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan vayi
viable beberapa kali (sampai 5 kali)
f. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau
lebih hidpu atau mati

5
2.2 SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN
A. Tanda-tanda persalinan
a. Adanya kontraksi rahim

Secara umum, tanda awal bahwa ibu hamil untuk melahirkan adalah
mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Kontraksi tersebut
berirama, teratur, dan involuter, umumnya kontraksi bertujuan untuk menyiapkan
mulut lahir untuk membesar dan meningkatkan aliran darah di dalam plasenta. Setiap
kontraksi tersebut memiliki tiga fase yaitu :

 Intracement : ketika intesitas terbentuk


 Acme : puncak atau maximum
 Decement : ketika otot relaksasi

Kontraksi yang sesungguhnya akan muncul dan hilang secara teratur dengan
intesitas makin lama makin meningkat. Perut akan mengalami kontraksi dan
relaksasi, diakhir kehamilan proses kontraksi akan sering terjadi (Huliana, 2001).

b. Keluarnya lendir bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjer lendir serviks pada awal
kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada mulut
rahim terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lendir yang bewarna kemerahan
bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang membuka mulut rahim
menjadi lunak dan membuka. Lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody slim.

c. Keluarnya air-air (ketuban)

Proses penting menjelang persalinan adalah pecahnya air ketuban. Selama 9


bulan masa gestasi bayi aman melayang dalam cairan amnion. Keluarnya air-air
dalam jumlahnya cukup banyak, berasal dari ketuban yang pecah akibat kontraksi
yang makin sering terjadi (Maulana, 2008).

6
d. Pembukaan serviks

Penipisan mendahului dilatasi serviks, pertama-pertama aktivitas uterus


dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian aktivitas uterus
menghasilkan dilatasi serviks yang cepat (Liu, 2002). Membukanya leher rahim
sebagai respon terhadap kontraksi yang berkembang. Tanda ini tidak dirasakan oleh
pasien tetapi dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam. Petugas akan melakukan
pemerikasaan untuk menentukan pematangan, penipisan, dan pembukaan leher rahim
(Sinkin, 2008). Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda sebelum
persalinan, kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk persalinan
(Varney,2007).

B. Tanda Persalinan Palsu

Ketika mendekati kehamilan aterem, banyak wanita mengeluhkan kontraksi


uterus yang terasa nyeri, yang mungkin menunjukkan permulaan persalinan tetapi
meskipun terjadi kontraksi kemajuan dilatasi serviks tidak terjadi yang disebut
dengan persalinan palsu atau false labour. Kontraski ini terjadi pada trimester ke III
dan sering salah memperkirakan kontraksi Braxton Hicks yang kuat sebagai kontraksi
awal persalinan. Kontraksi Brakton Hicks yang kuat dapat disalah artikan sebagai
tanda datangnya persalinan, dan ini dikenal sebagai persalinan palsu.

C. Pemeriksaan Menjelang Persalinan

Saat mulai terasa mulas dan mengalami kontraksi secara teratur sebagai tanda
akan segera melahirkan, perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Tujuannya untuk
mengetahui kemajuan persalinan, yang meliputi pembukaan serviks, masih ada atau
tidak nya selaput ketuban karena, apabila sudah pecah harus diberikan tindakan.
Dengan pemeriksaan dalam dapat diketahui juga tentang kepala bayi, apakah sudah
memutar atau belum, sampai mana putaran tersebut karena kondisi ini akan
menentukan bagaimana proses jalannya persalinan (Indiarti, 2008).

7
2.3 TAHAPAN PERSALINAN

Pada proses persalinan menurut Mochtar R, 2001. Dibagi menjadi 4 kala yaitu :

A. KALA I : Kala Pembukaan

Waktu untuk pembukaan serviks menjadi pembukaan lengkap (10cm). Dalam


kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu :

a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
secara serviks secara bertahap.
 Pembukaan kurang dari 4 cm
 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam
b. Fase aktif
 Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi
adekuat/3 kali atau lebih dalam 10 menit dan berlangsung selama 40
detik atau lebih)
 Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10)
 Terjadi penurunan bagian bawah janin
 Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 fase, yaitu : (berdasarkan
kurva friedman)
 Periode akselerasi, berlangsung selama 2 jam pembukaan
menjadi 4 cm
 Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
 Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi 10 cm atau lengkap

8
B. KALA II : Kala Pengeluaran Janin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan mendorong


janin hingga keluar. Pada KALA II ini memiliki ciri khas :

 His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali
 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
menimbulkan rasa ingin mengejan
 Tekanan pada rektum, ibu merasa ingin BAB
 Anus membuka

Pada waktu His kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang, dengan his dan mengejan yang terpimpin kepala akan lahir dan diikuti
seluruh badan janin. Lama pada KALA II ini pada primi dan multipara berbeda, yaitu
sebagai berikut :

 Primipara KALA II berlangsung 1,5 jam – 2 jam


 Multipara KALA II berlangsung 0,5 jam – 1 jam

Pimpinan persalinan. Ada 2 cara ibu mengejan pada KALA II yaitu menurut
dalam letak berbaring, merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai batas
siku, kepala diangakt sedikit sehingga dagu mengenai dada, mulut dikatup. Dengan
sikap seperti tadi, tetapi badan miring kearah kemana punggung janin berada dan
hanya satu kaki yang dirangkul yang sebelah atas (JNPKR dan depkes, 2002).

C. KALA III : Kala Uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah bayi lahir
kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri sehingga
pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat
kemudiam timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta
terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sesikit

9
dorongan brand androw, seluruh proses biasanya berlanhsung 5-30 menit setelag bayi
lahir. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya diserta dengan pengeluaran darah kira-
kira 100-200 cc.

tanda KALA III terdiri dari 2, yaitu :

a. Mekanisme pelepasan uri


 Schultze
Data ini sebanyak 80% yang terlepas dahulu di tengah kemudian
terjadi reteroplasentaterhematoma yang menolak uri mula-mula
ditengah kemudian seluruhnya, menurut cara ini pendarahan biasanya
tidak ada sebelum uri lahir dan banyak setelah uri lahir.
 Dunvhan
Lepasnya uri mulai dari pinggirnya, jadi lahir terlebih dahulu dari
pinggir (20%). Darah akan mengalir semua antara selaput dan ketuban.
 Serempak dari tengah dan pinggir plasenta

b. Tanda-tanda pengeluaran uri


Perasat-perasat untuk mengetahui keluarnya uri, yaitu :
 Kustner
Meletakkan tangan dengan tekanan pada atau ditas simfisis, tali pusat
diregangkan, bila plasenta masuk berarti belum lepas, bila tali pusat
diam dan maju (memanjang) berarti plasenta sudah terlepas.
 Klien
Sewaktu ada his kita dorong sedikit rahim, bila tali pusat kembali
berarti belum lepas, bila diam atau turun berarti sudah terlepas.
 Strastman

10
Tegangkan tali pusat dan ketuk pada fundus, bila tali pusat bergetar
berarti belum lepas, bila tidak bergetar berarti sudah terlepas
 Rahim menonjol diatas simfisis
 Tali pusat bertambah panjang
 Rahim bundar dan keras
 Keluar darah secara tiba-tiba
D. KALA IV : Tahap Pengawasan

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya


pendarahan. Pengawasan ini dilakukan kurang lebih selama 2 jam. Dalam tahap ini
ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari
pembuluh darah yangberasal dari dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan
seteleh beberapa hari ibu akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia
yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah
setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti
lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan sehingga jika pendarahan semakin hebat, dapat dilakukan
tindakan secepatnya.

2.4 TANDA-TANDA PERSALINAN

Gejala persalinan sebagai berikut :

a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
 Pengeluaran lendir
 Lendir bercampur darah
c. Dapat disertai ketuban pecah dini
d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :

11
 Pelunakan serviks
 Pendarahan serviks
 Terjadi pembukaan serviks

Berikutnya tentang jalannya persalinan :

a. Tanda persalinan sudah dekat

Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus


uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas penggul yang disebabkan :

 Kontraksi Braxton Hicks


 Ketegangan perut dinding
 Ketegangan ligamentum rotundum
 Gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah

Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul :

 Terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang


 Dibagian bawah terasa sesak
 Terjadi kesulitan saat berjalan
 Sering miksi (beser kencing)
b. Terjadinya his permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi
ini dapat dikemukan sebagai keluhan, karena dirasakan sakit dan mengganggu.
Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan ekstrogen, progesteron, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.

Dengan makin tua kehamilan, pengeluaran ekstrogen dan progesteron


makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering, sebagai His palsu. Sifat His permulaan (palsu) :

12
 Rasa nyeri ringan dibagian bawah
 Datangnya tidak teratur
 Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
 Durasi pendek
 Tidak bertambah bila beraktivitas

13

Anda mungkin juga menyukai