BAB III
ANALISA HIDROMETRI
III-1
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-2
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
topografi, bathimetri, dan pasang surut mempunyai datum (bidang referensi) yang
sama. Komponen-komponen pasang surut didapat dengan menguraikan fluktuasi
muka air akibat pasang surut menjadi komponen-komponen harmonik
penyusunnya. Besaran yang diperoleh adalah amplitudo dan fasa setiap komponen.
Metoda yang biasa digunakan untuk menguraikan komponen-komponen pasang
surut adalah Metoda Admiralty. Dengan konstanta pasang surut yang ada pada
proses sebelumnya dilakukan penentuan jenis pasang surut dengan menggunakan
rumus berikut:
K1 O1
NF
M2 S2
III-3
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Dari elevasi penting pasang surut yang ada maka ditetapkan nilai LLWL sebagai
elevasi nol acuan. Disamping itu dari peramalan untuk masa 20 tahun ke depan
akan didapatkan nilai probabilitas dari masing-masing elevasi penting di atas.
Tabel 3.1 Elevasi muka air pasang
Tabel 3.2 Hasil pengamatan pasang surut di S. Belawan 15 Juli 2014 – 29 Juli 2014
III-4
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Tabel 3.3 Hasil pengamatan pasang surut di S. Deli 15 Juli 2014 – 29 Juli 2014
III-5
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Tunggang pasang di Sungai Belawan adalah 2.40 meter. Konstituen pasut dan
tipe pasut di lokasi ini adalah sebagai berikut:
So = 133.553
Amplitudo M2= 55.658 cm ; Beda Fase = 22.546
Amplitudo S2 = 18.214 cm ; Beda Fase = 53.659
Amplitudo N2= 16.546 cm ; Beda Fase = 78.947
Amplitudo K1 = 18.305 cm ; Beda Fase = 5.015
Amplitudo M4 = 0.581 cm ; Beda Fase = 177.192
Amplitudo O1 = 16.546 cm ; Beda Fase = 308.529
Amplitudo P1 = 6.051 cm ; Beda Fase = 5.015
Amplitudo K2 = 5.648 cm ; Beda Fase = 53.659
Amplitudo MS4 = 2.540 cm ; Beda Fase = 95.239
F = 0.409
Jenis pasut mixed, semidiurnal
III-6
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Tunggang pasang di Sungai Deli 2.35 meter. Konstituen pasut dan tipe pasut di
lokasi ini adalah sebagai berikut:
So = 133.73
Amplitudo M2 = 55.66 cm ; Beda Fase = 20.546
Amplitudo S2 = 17.21 cm ; Beda Fase = 50.659
Amplitudo N2 = 14.55 cm ; Beda Fase = 76.947
Amplitudo K1 = 15.31 cm ; Beda Fase = 4.015
Amplitudo M4 = 0.481 cm ; Beda Fase = 175.192
Amplitudo O1 = 14.55 cm ; Beda Fase = 304.529
Amplitudo P1 = 5.051 cm ; Beda Fase = 4.015
Amplitudo K2 = 4.648 cm ; Beda Fase = 50.659
Amplitudo MS4 = 1.540 cm ; Beda Fase = 93.239
F = 0.425
Jenis pasut mixed, semidiurnal
Hasil analisis muka air penting untuk masing-masing lokasi disajikan pada
tabel-tabel berikut
III-7
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-8
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-9
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Tabel 3.6 Kecepatan rata-rata arus 0.2d dan 0.8d di Sungai Belawan
III-10
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Gambar 3.7 Kecepatan arus rata-rata pada kedalaman 0.2d dan 0.8d di Sungai Belawan
III-11
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Tabel 3.7 Kecepatan rata-rata arus 0.2d dan 0.8d di Sungai Belawan
Gambar 3.8 Kecepatan arus rata-rata pada kedalaman 0.2d dan 0.8d di Sungai Deli
III-12
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-13
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-14
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-15
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
Dari gambar 3.11 dapat ditemukan diameter sedimen berikut D40 = 0,003 mm,
D50 = 0,095 mm, D60 = 0,15 mm, D70 = 0,17 mm dan juga persentase pasir
sebesar 58 %, lanau sebesar 3 %, dan lempung sebesar 39 %. Berdasarkan
klasifikasi tanah menurut USDA maka karakteristik sedimen tersebut dapat
digolongkan kepada sandy clay (lempung berpasir).
Untuk perhitungan ini digunakan D50 = 0,095 mm. Bila dikonversikan ke
dalam satuan ft maka dikalikan 3,279 x 10-3, sehingga 0,095 mm = 3,115 x 10-4
ft. Kerapatan sedimen (ρs) dipakai yaitu pasir karena merupakan persentase
terbesar pada sedimen
hasil analisa yang mana nilai yang diambil yaitu 2,65 gr/cm3 = 2650 kg/m3.
Kemudian bila ingin mendapatkan berat spesifik sedimen (γ s) maka: γs = ρs x
g
= 2650 x 10 = 26500 (N/m3) = 2650 kg/ m3
Bila dikonversikan ke dalam satuan lb/ft3 maka dikalikan 0,062, sehingga
2650 kg/m3 = 164,3 lb/ft3. Perhitungan angkutan sedimen ini menggunakan
Metode Engelund and Hansen. Data-data tentang parameter rumus ini seperti
kemiringan sungai (S), lebar dasar sungai (W) dan kedalaman sungai (D)
berdasarkan keterangan yang ada pada bab sebelumnya. Berat spesifik air (γ)
di muara sungai belawan diambil dari Ronggodigdo (2011) yaitu sebesar
999,14 kg/m3. 999,14 kg/m3 = 61,946 lb/ft3. Perhitungan angkutan sedimen
adalah sebagai berikut:
qs
qs = 0.623 lbs/ft
III-16
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
= 19.828,713 ton/hari.
Bila asumsi satu bulan sama dengan 30 hari, maka muatan sedimen untuk
satu bulan adalah:
Qs = 19.828,713 x 30 hari
Qs = 594.861,39 ton.
jika asumsi dalam 1 tahun semua bulan 30 hari, maka jumlah sedimennya
dalam setahun adalah:
Qs = 594.861,39 x 12
Qs = 7.138.336,68 ton.
III-17
SID Pengendalian Banjir ROB (Pasang) Belawan Kota Medan Laporan Akhir
III-18