33
Askariasis
(Infeksi Cacing Gelang)
Siklus Hidup
Ascaris lumbricoides adalah cacing yang tersebar hampir di seluruh dunia,
terutama di daerah dengan sanitasi yang buruk. Cacing dewasa berbentuk
silinder, berwarna merah muda. Cacing jantan lebih kecil (120-150 mm x 3-4
mm) dari betina (200-400 mm x 5-6 mm), dan ujung posterior pada cacing
jantan sedikit melingkar. Cacing betina menghasilkan berkisar 200.000 telur
yang telah dibuahi (fertilized) dan tidak dibuahi (unfertilized) per hari yang
diletakkannya di lumen usus. Telur ini berukuran 40 x 60 m yang ditandai
dengan adanya mamillated outer coat dan thick hyaline shell (Gambar 1).
a b c
Gambar 1. Telur Ascaris lumbricoides
(a) Telur stadium dibuahi (fertilized egg). (b) Telur stadium tidak dibuahi (unfertilized egg).
(c) Telur stadium dibuahi (decorticated)
Sumber : Purnomo dkk. Atlas Helmintologi Kedokteran, Gramedia, Jakarta. 1987: 5-7
152 Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Askariasis
Epidemiologi
Respons Imunologis
infeksi ini. Adanya antibodi terhadap antigen askaris dewasa dan larva,
merupakan refleksi dari intensitas infeksi dan tidak memberikan dampak
perlindungan terhadap derajat infeksi.
Manifestasi Klinis
Sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala, akan tetapi karena tingginya
angka infeksi; morbiditasnya perlu diperhatikan.
Gejala yang terjadi dapat disebabkan oleh:
1. Migrasi larva
2. Cacing dewasa
1. Migrasi larva
Walaupun kerusakan hati dapat terjadi sewaktu larva melakukan siklus dari
usus melalui hati ke paru, tetapi organ yang sering dikenai adalah paru,
yang mana semua larva Ascaris lumbricoides harus melalui paru-paru
sebelum menjadi cacing dewasa di usus. Hal ini terjadi sewaktu larva
menembus pembuluh darah untuk masuk ke dalam alveoli paru. Pada
infeksi yang ringan, trauma yang terjadi bisa berupa perdarahan (petechial
hemorrhage), sedangkan pada infeksi yang berat, kerusakan jaringan paru
dapat terjadi, sejumlah kecil darah mungkin mengumpul di alveoli dan
bronkhiol yang kecil yang bias mengakibatkan terjadinya edema pada organ
paru. Semua hal ini disebut pneumonitis Ascaris. Pneumonitis Ascaris ini
disebabkan oleh karena proses patologis dan reaksi alergik berupa
peningkatan temperatur sampai 39.5–400C, pernafasan cepat dan dangkal
(tipe asmatik), batuk kering atau berdahak (ditandai dengan kristal Charcot-
Leyden), ronkhi atau wheezing tanpa krepitasi yang berlangsung 1-2 minggu,
eosinofilia transien, infiltrat pada gambaran radiologi (sindroma Loeffler)
sehingga diduga sebagai pneumoni viral atau tuberkulosis.
2. Cacing dewasa
Gejala klinis yang paling menonjol adalah rasa tidak enak di perut,
kolik akut pada daerah epigastrium, gangguan selera makan, mencret. Ini
biasanya terjadi pada saat proses peradangan pada dinding usus. Pada anak
kejadian ini bisa diikuti demam. Komplikasi yang ditakuti (berbahaya)
adalah bila cacing dewasa menjalar ketempat lain (migrasi) dan
menimbulkan gejala akut. Pada keadaan infeksi yang berat, paling ditakuti
bila terjadi muntah cacing, yang akan dapat menimbulkan komplikasi
penyumbatan saluran nafas oleh cacing dewasa. Pada keadaan lain dapat
terjadi ileus oleh karena sumbatan pada usus oleh massa cacing, ataupun
apendisitis sebagai akibat masuknya cacing ke dalam lumen apendiks. Bisa
dijumpai penyumbatan ampulla Vateri ataupun saluran empedu dan
terkadang masuk ke jaringan hati.
Gejala lain adalah sewaktu masa inkubasi dan pada saat cacing
menjadi dewasa di dalam usus halus, yang mana hasil metabolisme cacing
dapat menimbulkan fenomena sensitisasi seperti urtikaria, asma bronkhial,
konjungtivitis akut, fotofobia dan terkadang hematuria. Eosinofilia 10% atau
lebih sering pada infeksi dengan Ascaris lumbricoides, tetapi hal ini tidak
menggambarkan beratnya penyakit, tetapi lebih banyak menggambarkan
proses sensitisasi dan eosinofilia ini tidak patognomonis untuk infeksi
Ascaris lumbricoides.
Diagnosis
Pengobatan
Pencegahan
Kepustakaan