Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asuhan Keperawatan Pemberian Kompres Hangat Untuk Mengurangi

Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstermitas Bawah.

2.1.1. Pengkajian

Menurut Doenges (2000), pengkajian pasien post operasi fraktur

adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas dan istirahat

Tanda : keterbatasan atau kehilangan fungsi pada bagian yang

terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri atau terjadi secara

sekunder dan dari pembengkakan jaringan serta nyeri).

b. Sirkulasi

Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon

terhadap nyeri atau ansietas), hipotensi (kehilangan darah),

penurunan atau tidak ada nadi pada bagian distal yang cidera,

pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena.

c. Neurosensasi

Gejala : Hilang gerakan atau sensori, spasme otot, keras atau

kesemutan (parestesis).

Tanda : Perforasi lokal : angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,

krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan/ hilang

fungsi.

5
6

d. Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala : Nyeri berat tiba-tiba pada saat cidera (mungkin

terlokalisasi pada area jaringan atau kerusakan tulang, dapat

berkurang pada imobilisasi), tidak ada nyeri akibat kerusakan saraf,

spasme atau kram otot (setelah imobilisasi).

2.1.1. Diagnosa

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya

kontinuitas jaringan.

b. Pemberian kompres hangat untuk mengurangi nyeri.

c. Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.

d. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan.

2.1.2. Intervensi

1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring.

2. Tinggikan dan dukung ekstermitas yang terkena.

3. Beri obat sebelum perawatan aktivitas.

4. Lakukan dan awasi rentang gerak aktif/pasif.

5. Lakukan kompres hangat 24 – 48 jam pertama.

6. Berikan obat sesuai indikasi.

Rasional :

1. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi

tulang/tegangnya jaringan yang cidera.


7

2. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan oedema dan

menurunkan rasa nyeri.

3. Meningkatkan relaksasi otot dan meringankan partisipasi.

4. Mempertahankan kekuatan mobilitas otot yang sakit dan

memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang cidera.

5. Menurunkan oedema/pembetukan hematoma menurunkan sensasi

nyeri.

6. Diberikan untuk menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri atau

dan spasme otot.

2.1.3. Implementasi

Menurut Friendrich, 2006 implementasi memiliki pengertian.

Tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu .

2.1.4. Evaluasi

Evaluasi adalah sebagai keputusan dan efektivitas asuhan keperawatan

klien yang telah diterapkan dengan respon perilaku klien yang tampil.

Tujuan dari evaluasi antara lain yaitu untuk menentukan

perkembangan kesehatan klien, menilai efektivitas dan efisien tindakan

keperawatan, mendapatkan umpan balik dari respon klien, dan sebagai

tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan (Dermawan,

2012).

Skala nyeri

1) Nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan nyamuk


8

2) Tidak menyenangkan (nyeri ringan) seperti dicubit

3) Bisa ditoleransi (nyeri sangat terasa) seperti ditonjok bagian wajah

4) Menyedihkan (kuat, nyeri yang dalam) seperti sakit gigi

5) Sangat menyedihkan (kuat, dalam, nyeri yang menusuk) seperti

terkilir atau keseleo

6) Intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga

tampaknya mempengaruhi salah satu dari panca indra)

menyebabkan tidak fokus dan komunikasi terganggu

7) Sangat intens (kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat) dan

merasakan terasa nyeri yang sangat mendominasi indra si penderita

yang menyebabkan tidak bias berkomunikasi dengaan baik

8) Benar-benar mengerikan (nyeri yang begitu kuat) sehingga

menyebabkan si penderita tidak berfikir jernih)

9) Menyiksa dan tertahankan (nyeri yang begitu kuat) sehingga

sipenderita tidak bias mentoleransinya

10) Sakit yang tidak terbayangkan tidak dapaat diungkapkan (nyeri

yang begitu kuat tidak sadarkandiri) biasanya pada skala ini

sipenderita tidak lagi merasakan nyeri karena sudah tidak sadarkan

diri akibat rasa nyerinya sangat luar biasa seperti kecelakaan parah.
9

2.2. Kompres Hangat

2.2.1. Pengertian

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat untuk memenuhi

kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi

atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah

tertentu (Uliyah & Hidayat, 2008). Kompres hangat dapat dilakukan

dengan menempelkan kantong karet yang diisi air hangat atau handuk yang

telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. Sebaiknya

diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.

Air merupakan sarana yang baik bagi suhu panas, dan lebih baik

daripada udara. Dengan air, kita tidak terlalu banyak terpengaruh oleh

panas maupun dinginnya suhu udara, seperti saat kita mencelupkan

(merendam) tubuh kita ke dalam air panas maupun dingin. Maksudnya,

suhu udara di luar bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi (rasa

tubuh), tetapi media pemindah dan penyampai rasa dan juga berperan besar

dalam menghasilkan pengaruh rasa. Misalnya, suhu air panas yang dapat

digunakan dalam kondisi biasa berkisar sekitar 46oC (Mahmud, 2007).

Tugas utama air di sini adalah memompa suhu panas kepada tubuh,

hingga secara perlahan terjadi peringatan mekanis dan kimiawi yang

berdampak positif. Pengaruh lainnya juga kepada tubuh bagian luar,

anggota-anggota tubuh bagian dalam, dan sirkulasi darah. Suhu panas

(panas tubuh) menjadi pendorong yang positif bagi energi tubuh. Ini terjadi
10

berkat pengaruh efektifnya terhadap komponen-komponen sel yang terdiri

dari berbagai elektron, ion-ion dan lain sebagainya (Mahmud, 2007).

Air hangat (46,5-51,5oC) memiliki damp

ak fisiologis bagi tubuh, yaitu pelunakan jaringan fibrosa, mempengaruhi

oksigenisasi jaringan sehingga dapat mencegah kekakuan otot,

memvasodilatasikan dan memperlancar aliran darah, sehingga dapat

menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri.

2.2.2. Jenis-Jenis Kompres Hangat Antara Lain:

a. Kompres hangat kering

Yakni dengan menggunakan pasir yang telah dipanasi sinar matahari

guna mengobati nyeri-nyeri rematik pada persendian. Selain itu, terapi ini

juga dapat mengurangi berat badan dan menghilangkan kelebihan berat

badan.

b. Kompres hangat lembap

Dewasa ini, kompres jenis ini digunakan dengan sarana atau

mediasi sebuah alat yang dikenal dengan nama hidrokolator. Yakni alat

elektrik yang diisi air, digunakan untuk memanaskannya hingga mencapai

suhu tertentu.

c. Kompres bahan wol hangat

Yakni dengan memanaskan bahan wol di atas uap kemudian diperas.

Kompres macam ini memiliki kelebihan dengan kepanasannya yang tinggi

dan tidak akan mencederai atau berbahaya bagi kulit.Juga memiliki

bungkus luar terbuat dari bahan wol untuk mencegah atau membatasi
11

masuknya hawa panas. Kompres ini digunakan untuk menghilangkan

nyeri-nyeri dan penyusutan otot-otot. Kompres ini juga dapat digunakan 3-

4 kali selama 5-10 menit.

d. Kompres gelatine (jelly)

Kompres model ini memiliki keistimewaan yang mampu menjaga

panas atau dingin untuk beberapa lama. Kelebihan kompres ini terletak

pada fleksibelitas bentuknya yang dapat dicocokkan dengan anggota tubuh

sehingga mampu menghasilkan suhu yang diharapkan dan sanggup

menggapai seluruh bagian tubuh. Proses pendinginan kompres ini

dihasilkan melalui alat khusus (hidrokolaktor) yang memungkinkan suhu

panas untuk diatur. Kompres gelatine ini memiliki pengaruh dan cara

penggunaan yang sama dengan kompres dingin (Mahmud, 2007).

Ketika memberikan kompres hangat pada klien, harus tetap

diperhatikan suhu dari kompres itu sendiri untuk keefektifan kompres

dalam mengurangi nyeri dan menghindari cedera pada kulit akibat suhu

yang terlalu panas (Potter & Perry, 2010).

2.2.3. Metode Kompres Hangat.

Kompres menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres

dengan menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif

menurunkan panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah

yang kontak dengan kain kompres dingin akan menyempit (vasokonstriksi)

sehingga menyulitkan pengeluaran panas. Pusat pengatur suhu menerima

informasi bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka
12

suhu tubuh butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita

memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita justru mengalami

peningkatan suhu. Kompres air hangat memiliki beberapa keuntungan,

disamping membantu mengurangi rasa dingin, air hangat juga menjadikan

tubuh terasa lebih nyaman. Memperbaiki sirkulasi.

2.2.4. Perlengkapan Kompres Hangat

1) Botol Kantong Air Hangat.

a) Botol air hangat dengan tutupnya.

b) Sarung botol.

c) Air hangat dan sebuah thermometer.

d) Kain tebal ataupun handuk kecil.

e) Sarung ( gunakan bahan yang kedap air jika kemungkinan bagian

bawah bantalan akan menjadi lembab).

f) Pengikat kasa.

2.2.5. Pelaksanaan

1). Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal

tersebut perlu dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja

sama. Diskusikan bagaimana hasilnya akan digunakan untuk

merencanakan perawatan atau terapi selajutnya.

2). Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi yang

tepat.

3). Berikan privasi klien.

4). Berikan kompres panas.


13

2.2.6. Konsep Nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan

maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang

mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang

pernah mengalaminya. (Tamsuri, 2007). Menurut International

Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan

emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual

maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan bagi sebagian

orang. Nyeri serig kali dikaitkan dengan kerusakan pada tubuh yang

merupakan peringatan terhadap adanya ancaman yang bersifat aktual

maupun potensial. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri merupakan salah

satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikanya asuhan

keperawatan kepada seorang pasien.

2.2.7 Skala Nyeri

1. Skala nyeri 1 – 3 ( nyeri ringan ) nyri masih dapat ditahan dan

tidak menganggu pola aktivitas sipenderita.

2. Skala nyeri 4 – 6 ( nyeri sedang ) nyeri sedikit kuat sehingga dapat

mengaggu pola aktivitas sipend

3. skala nyeri 7 – 10 ( nyeri berat ) nyeri yang sangat kuat sehingga

memerlukan therapy medis dan tidak dapat melakukan aktivitas

sendiri.
14

Anda mungkin juga menyukai