Anda di halaman 1dari 2

4 Sahabat Sejati

Cerpen Karangan: Cici Badriyah


Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 14 March 2015
Kini aku duduk di bangku kelas 3 SMP, ku jalani hari di sekolah bersama
dengan ketiga sahabatku ana, andri dan aris, kita berempat bersahabat sejak
kita masih kecil.
Di suatu ketika kami berempat menulis surat perjanjian persahabatan di
sesobek kertas dan dimasukan ke dalam botol kemudian dikubur di bawah
pohon asem yang nantinya surat itu akan kami buka pada saat kami
menerima hasil ujian kelulusan.
Hari yang kami tunggu-tunggu akhirnya sampai juga, setelah kami
menerima hasil uljian kali ini dan hasilnya kami berempat lulus kami pun
langsung berlari ke bawah pohon asem yang dulu pernah kami datangi, kami
berempat membuka isi tulisan dari surat yang kami buat yang berisi
“kami berjanji akan selalu bersama untuk selama lamanya”
Keesokan harinya aris berecana untuk merayakan kelulusan kami dan
malamnya kami pun pergi bersama-sama ke suatu tempat, dan disitulah
saat-saat yang gak bisa aku lupakan karena aris berencana buat nembak aku
dan akhirnya kita berpacaran, dan andri pun juga berpacaran sama ana,
malam itu sungguh malam yang paling istimewa.
Pada saat perjalanan pulang perasaan ku sungguh tidak enak
“perasaan ku kenapa gak enak banget ya?” ucap ku khawati
“udah lah ndi, santai aja kok kita gak bakalan kenapa-napa” ucap andri
dengan santai
Tak lama kemudian setelah mereka berbicara ternyata hal yang
dikhawatirkan nindi terjadi
“aris awwasss…!!! di depan ada jurang!!!” teriak nindi
“Aaaaaa…!!!”
Brukkk, mobil kami masuk jurang, aku sungguh tak kuasa menahan air mata
yang terus-menerus mengalir, dan akhirnya pun aku tak sadarkan diri.
Perlahan-lahan ku buka mata sedikit demi sedikit aku melihat ibu berada di
sampingku
“nindi?, kamu sudah sadar nak?” tanya ibu cemas
“ibu, aku dimana? ana, andri dan aris di mana mereka bu?”
Kamu di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya nak ana, andri dan aris tidak
tertolong saat di lokasi kecelakaan” jawab ibu sambil menitihkan air mata
Aku hanya terdiam mendengar ucapan ibu, tiba-tiba air mata ku menetes,
tangisku tiada hentinya mendengar semua ucapan itu
“aris, kenapa kamu tinggalin aku, padahal aku masih sayang banget sama
kamu aku cinta sama kamu tapi apa? tapi kamu ninggalin aku begitu cepat,
kalian semua pergi ninggalin aku, ya allah, kenapa engkau ambil mereka
semua dari ku ya allah aku sungguh menyayangi mereka…” ucapku dalam
hati
2 hari sudah berlalu, aku berkunjung ke makam mereka di situ aku berharap
kami bisa seperti dulu dimana kita selalu bersama pahit manisnya
persahabatan kita lalui bersama, aku berjanji akan selalu mengingat kalian di
dalam hati ini.
TAMAT
Cerpen Karangan: Cici Badriyah

Anda mungkin juga menyukai