SKRIPSI
OLEH :
RONNY MARDIANTO TONDANG
NIM. 131000307
OLEH :
RONNY MARDIANTO TONDANG
NIM. 131000307
ii
ABSTRAK
ABSTRACT
Stroke occupies the third position in the order of causes of death, after
heart disease and cancer. Stroke can be classified into two types, namely
hemorrhagic stroke and nonhemoragik stroke (ischemic).The incidence of
hemorrhagic stroke between 15% - 30% and non hemorrhagic stroke between
70% - 85%.Proportion of hemorrhagic stroke patients in Santa Elisabeth Hospital
Medan in 2015-2016 based on stroke of 23,37%.
To identify the characteristics of hemorrhagic stroke patients in the
Hospital Santa Elisabeth Medan, conducted descriptive research with case series
design. The population of this study were all hemorrhagic stroke patients with the
same sample size as the population (total sampling). In Santa Elisabeth Hospital
Medan was found 165 stroke haemorragic patients in 2015-2016.
The highest sociodemographic proportions: age group 55-64 years with
male gender 20.6%, Batak tribe 86.7%, Protestant Christianity 71.5%, 95.2%
married, civil servant / TNI / POLRI / pensioner 32 , 1%, and outside of Medan
58.8%. Hypertensive factors 66.1%, intracerebral hemorrhage 66.7%,
hexiparesis dextra 47.9%, cerebral hemisphere 41.8%, conservative action
82.4%, average treatment duration 10.87 days (11 days) own cost 61,2%, go
home with 57,6% street treatment, bleeding location and highest position of
paralysis in cerebral hemisphere with paralysis location at dextra hemiparesis
equal to 20,6%. Case fatality rate based on the highest age is>60 years 27,66%,
male 25,25%, brain stem 80,0%, operative action 34,48%.
For inpatients who have a history of hypertension to perform routine
control and apply a healthy lifestyle to prevent stroke and subsequent stroke. For
hospitals it is expected to complete the recording of hemorrhagic stroke patient
data on status cards especially those related to education, and handling stroke.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk dapat meraih gelar
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
FKM USU dan Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan
saran dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Sri Novita Lubis, SKM, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang juga
diselesaikan.
8. Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, Kepala Bagian Tata Usaha,
Medik, serta seluruh staf yang telah banyak membantu penulis dalam
9. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Pangondian Tondang dan Ibunda
Juga kepada adik saya tercinta Corry Rosmianna Tondang, Sari Marito
10. Sandi Marolop Sitinjak yang selalu mendukung, memberi semangat, dan
Maria br. Tarigan yang banyak memberi semangat, dukungan, doa dan
skripsi ini.
doa dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sibarani, Nurfadillah Arif Harahap, Putri Ratna Dewi, Maya Sintia Rini,
skripsi ini.
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Sosiodemografi ...................................................... 52
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin ................................................ 52
5.1.2 Suku ............................................................................... 54
5.1.3 Agama ............................................................................ 55
5.1.4 Status Perkawinan ........................................................... 56
5.1.5 Pekerjaan ......................................................................... 57
5.1.6 Asal Daerah .................................................................... 58
5.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Faktor Risiko ......................................................... 59
5.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Hasil Ct-Scan ......................................................... 60
5.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Letak Kelumpuhan ................................................ 61
5.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Lokasi Perdarahan ................................................. 62
5.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Tindakan Medis ..................................................... 63
5.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik .............. 64
5.8 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Sumber Biaya ........................................................ 65
5.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ...................................... 66
5.10 Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke
Hemoragik Berdasarkan Letak Kelumpuhan ............................ 67
5.11 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik ............. 69
5.11.1 Umur .............................................................................. 69
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
menular yang semakin meningkat dan banyak menelan korban. Namun seiring
Indonesia dan menjadi penyebab utama kematian serta cukup sulit untuk
stroke dan hipertensi. Sebesar 60% kematian mendapat kontribusi dari PTM dua
jumlahnya yang banyak, angka kematiannya masih cukup tinggi. Di samping itu,
stroke yang merupakan penyakit yang mengenai sistem saraf, memberikan cacat
tubuh (disabilitas) yang berlangsung kronis dan dapat terjadi tidak saja pada
orang – orang berusia lanjut, tetapi juga pada orang – orang usia
pertengahan (40 - 50 tahun), yang mana pada usia inilah orang berada dalam
menyebabkankematian mendadak.
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke hemoragik dan
stroke nonhemoragik (iskemik). Insiden stroke hemoragik antara 15% - 30% dan
stroke non hemoragik (iskemik) antara 70% - 85%. Akan tetapi, untuk negara-
negara berkembang atau Asia kejadian stroke hemoragik sekitar 30% dan
sedangkan pada stroke nonhemoragik hanya 20% yang berakibat kematian. Pada
tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke.
inimenjadi sebagai berikut, pada kelompok usia 35-44 tahun insidennya ialah
0,2per 1.000 , pada kelompok usia 45-54 tahun 0,7 per 1.000 , pada kelompok
usia55-64 tahun 1,8 per 1.000, pada kelompok usia 65-74 tahun 2,7 per 1.000 ,
padakelompok usia 75-84 tahun 10,4 per 1.000, dan pada usia 85 tahun keatas
inap yang dikategorikan menjadi stroke tanpa perdarahan/infark ada sebanyak 4.884
orang, penyakit serebrovaskuler lainnya 1.224 orang, infark serebral 1.070, dan
yang dirawat inap dirumah sakit adalah perdarahan intrakranial sebesar 34,46%
diikuti infark sebesar 16,09%, penyakit serebrovaskuler lainnya 15,38%, dan infark se
rebral 11,2%.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
prevalensi stroke hemoragik di Jawa Tengah tahun 2012 adalah 0,07 lebih tinggi
dari tahun 2011 (0,03%). Prevalensi tertinggi tahun 2012 adalah Kabupaten
Kudus sebesar 1,84%. Sedangkan prevalensi non hemoragik pada tahun 2012
sebesar 0,07 lebih rendah dibanding tahun 2011 (0,09%). Prevalensi tertinggi
Angka kematian stroke berkisar antara 5,7 per 100.000 - 39,79 per
100.000. Proporsi stroke iskemik berkisar antara 21,0% dan 77,9%, perdarahan
intraserebral antara 3,7% dan 38,5%, dan perdarahan subarachnoid antara 9,6%
dan 55,4%. Stroke iskemik kalangan orang dewasa muda didiagnosis pada 61%
hingga 50% dari semua stroke yang terjadi di bawah usia 45 tahun, dengan tingkat
insiden dilaporkan pada kisaran 3-6 per 100.000 per tahun untuk perdarahan
Stroke pada tahun 2005 terdapat sebanyak 5,7 juta kematian dan secara
global jumlah kematian 6,5 juta pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat
menjadi 7,8 juta pada tahun 2030. Sekitar 13 persen dari stroke terjadi bila
Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 dalam penelitian Napitupulu
diketahui bahwa jumlah penderita stroke hemoragik yang dirawat inap pada tahun
2007-2008 sebanyak 273 orang. Penelitian oleh Ira Aminah Padang dilakukan di
Elisabeth Medan jumlah penderita stroke hemoragik rawat inap pada tahun 2015
sebanyak 96 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 69 orang. Stroke merupakan
salah satu dari 10 penyakit terbesar di Rumah Sakit Santa Elisabeth dengan
jumlah penderita stroke hemoragik dari tahun 2015-2016 sebanyak 165 orang.
faktor risiko (hipertensi, pernah stroke, diabetes melitus, dan >1 faktor
risiko).
hasil CT-Scan.
letak kelumpuhan.
lokasi perdarahan.
tindakan medis.
sumber biaya.
perdarahan.
1.4.2 Sebagai bahan masukan untuk peneliti lain yang ingin melakukan
1.4.3 Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
2.1. Stroke
(2012), stroke adalah gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat
gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna,
fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24
dilakukan. Penanganan stroke yang tepat dan cepat sangat menentukan tingkat
kesembuhan pasien. Penanganan stroke baru dilakukan setelah lebih dari 6 jam
yang dilakukan dalam jangka kurang dari 6 jam dapat mempertinggi kemungkinan
Otak adalah salah satu organ yang sangat vital, yang memungkinkan fungsi
mental dan kecerdasan berjalan dengan baik. Otak terdiri dari sel-sel saraf
(neuron), sel penunjang (sel glia), cairan otak (serebrospinal), serta pembuluh-
pembuluh darahnya. Setiap orang memiliki jumlah neuron sekitar 100 miliar yang
terkoneksi satu dengan yang lainnya. Berat otak orang dewasa sekitar 1400 gram,
yaitu hanya sekitar 2% dari bobot total tubuhnya. Akan tetapi, otak mengonsumsi
oksigen sekitar 20% dan glukosa sebanyak 50% dari total energi tubuh. Otak tidak
memiliki kemampuan untuk menyimpan sari makanan dan oksigen dalam jumlah
yang memadai sehingga untuk dapat berfungsi otak memerlukan pasokan darah
(Junaidi, 2012).
Otak yang sehat harus dipasok dengan satu liter darah per menit, yaitu
sekitar 15% jumlah darah total dipompa jantung. Pasokan darah dialirkan melalui
dua arteri karotis (kiri dan kanan) yang ada di leher menuju ke otak, yang disebut
sirkulasi arteri otak depan (anterior). Yang lainnya melalui sistem tulang belakang
yang bertugas memasok darah ke otak bagian belakang, yang disebut sirkulasi
arteri otak belakang (posterior).Batang otak juga memainkan peran penting dalam
memengaruhi pengaturan aliran darah otak. Jika tekana di dalam ruang (ventrikel)
otak dan rongga berisi cairan maka serebrospinal (CSS) meningkat maka arteri
otak bisa tertekan dan aliran darah (perpusi) ke otak berkurang (Junaidi, 2012).
Otak merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi pada semua kegiatan
tubuh. Kegiatan ini dapat berupa bergerak, merasa, berfikir, berbicara, emosi,
membaca, menulis, berhitung, melihat dan mendengar. Bila bagian dari otak
terganggu, misalnya suplai darah berkurang, maka tugasnya pun dapat terganggu.
Dengan demikian otak sangat bergantung kepada keadaan aliran darah setiap saat.
Bila suplai oksigen terputus selama 8-10 detik, maka terjadi gangguan fungsi
otak. Bila lebih lama dari 6-8 menit, terjadi jejas (lesi) yang tidak pulih lagi dan
Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan
tulang belakang, serta tiga lapisan jaringan penyambung atau meningen, yaitu pia
mater, arakhnoid, dan dura mater. Masing-masing merupakan suatu lapisan yang
terpisah dan kontinu. Antara lapisan pia mater dan arakhnoid terdapat
a. Pia mater
Pia mater merupakan lapisan meningeal paling dalam, lapisan tipis dan
membungkus seluruh permukaan otak dan medulla spinalisl dan mengikuti kontur
struktur eksternal otak dan jaringan spinal. Pia mater merupakan lapisan vaskular,
pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf. Pia mater meluas ke bagian
b. Arakhnoid
meliputi otak dan medula spinalis, tetapi tidak mengikuti kontur luar seperti pia
mater. Daerah antara arakhnoid dan pia mater disebut ruang subarakhnoid di mana
terdapat arteri, vena serebri, dan trabekula arakhnoid, dan cairan serebrospinal
c. Duramater
Merupakan lapisan paling luar meningen, lapisan yang liat, kasar, membran yang
dua lapis. Bagian luar yang disebut duraendosteal dan bagian dalam yang disebut
dari:
d. Complete Stroke
Secara kausal :
a. Stroke trombotik
b. Stroke emboli/nontrombotik
2. Stroke hemoragik
a. Stroke iskemik (non hemoragik) atau disebut juga stroke tanpa perdarahan
yang terjadi karena aliran darah berkurang atau terhenti pada sebagian
daerah otak. Hampir 85% stroke disebabkan sumbatan oleh bekuan darah,
b. Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau pecah
jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah membanjiri dan memampatkan
jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah membanjiri dan memampatkan atau
Stroke hemoragik yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua
jaringan otak. Mekanisme lain pada stroke hemoragik adalah pemakaian kokain
atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan
Ada tiga tipe umum perdarahan otak yang dapat menimbulkan stroke
yaitu :
disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan pembuluh darah (aneurisma
(Mahreswati, 2012).
Usia rata-rata pada umur 55 tahun, insidens pada laki-laki sama dengan
pada perempuan. Angka kematian 60%-90%. Dari seluruh yang meninggal, 10%
terbanyak disebabkan karena hipertensi. 70% kasus PIS terjadi di kapsula interna,
20% di fosa posterior (batang otak atau serebelum) dan 10% di hemisfer (di luar
ruang di antara lapisan dalam (Pia meter) dan lapisan tengah (arachnoid meter)
dari jaringan selaput otak (meninges). Penyebab paling umum adalah pecahnya
tonjolan (Aneurisma) dalam arteri yang dapat menyebabkan cacat permanen atau
kematian. Stroke ini juga satu-satunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada
otak. Penyebab yang paling sering dari PSA adalah aneurisma, malformasi
vaskular dan idiopatis. Pada usia di atas 20 tahun, robekan aneurisma lebih sering
(Lumbantobing,2001).
dikenal sebagai hematom subdural. Hal ini dapat dikatakan selalu merupakan
akibat dari trauma kepala tetapi dapat juga berhubungan dengan diskrasia darah
atau kakheksia tanpa adanya trauma. Perdarahan di ruang subdura ini merupakan
kepada saat timbulnya gejala, apakah pada saat terjadinya trauma atau kemudian
dalam beberapa hari setelah trauma. Penderita hampir semuanya mengeluh nyeri
keparahan stroke dari 2% pada pasien dengan stroke paling ringan ke 30% pada
mereka dengan stroke yang paling parah . Dalam rentang usia 40 sampai 60 tahun,
usia (dari 9% menjadi 10%). Setelah usia 60 tahun, frekuensi relatif stroke
7,4% dan 16,6%, sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita
paling sedikit yaitu sebanyak 3,6% dan 5,3% (Kemenkes, 2014). Pada 1053 kasus
sedangkan pada 780 kasus stroke iskemik adalah 20,4%, lebih banyak pada laki-
peringkat ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker, 51,58% akibat
stroke hemoragik, 47,37% akibat stroke iskemik, dan 1,05% akibat perdarahan
tidak menular ini justru meningkat. Hal ini akibat pengaruh urbanisasi, perubahan
gaya hidup, dan bertambahnya umur harapan hidup. Angka kejadian stroke di
perkotaan di Indonesia diperkirakan 5 kali lebih besar dari pada angka kejadian
a.1. Usia
Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan akan
meningkat dua kali. Empat puluh persen berumur 65 tahun dan hampir 13%
dengan sex ratio 2:1. Walaupun laki-laki lebih rawan daripada perempuan pada
usia yang lebih muda, tetapi perempuan akan menyusul setelah usia mereka
berperan dalam hal ini, yang melindungi perempuan sampai mereka melewati
terkena stroke iskemik dan perdarahan intraserebral lebih tinggi sekitar 20%
a.3. Suku
Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke hemoragik yang
ada di kota Medan secara garis besar menurut Badan Pusat Statistik Sumut terdiri
atas : Batak (Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun,
Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang mengalami stroke pada usia
muda maka yang bersangkutan berisiko tinggi terkena stroke. Faktor keturunan
adalah suatu faktor yang cenderung akan dialami seseorang bila dalam
keluarganya mengalami penyakit tersebut. Peranan faktor keturunan ini jika ada,
biasanya sudah menunjukkan tanda dan gejalanya sejak orang tersebut masih bayi
vena di dalam atau di sekitar otak, dimana tidak terbentuknya sistem kapiler
sehingga aliran darah dari arteri masuk langsung ke vena. Secara umum prognosis
b.1. Hipertensi
Tekanan darah terdiri dari dua komponen yaitu sistolik dan diastolik.
Apabila tekanan darah sistolik melebihi 160 mmHg dan/atau tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg maka tekanan darah yang demikian harus benar-
pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah
perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah
ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian (Harsono,
2011).
efek penekanan pada sel endotel/lapisan dalam dinding arteri yang berakibat
kelancaran aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel-
sel otak. Setelah diabetes melitus berlangsung lama dan/atau kadar glukosa darah
sangat tinggi maka penderita baru merasakan adanya kelainan tertentu, dan
tubuh lainnya misalnya pembuluh darah nadi, retina, ginjal, dan saraf tepi. Kadar
glukosa darah yang tinggi akan memperberat kerusakan sel-sel otak (Harsono,
2011).
b.4. Merokok
Adapun perokok pasif berisiko terkena stroke 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan
2003).
karena zat kimia dalam rokok terutama karbon monoksida akan mengikat oksigen
dalam darah sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang. Peranan rokok pada
perkembangan aterosklerosis.
neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal yang cenderung
dalam 24 jam. TIA merupakan hal penting karena merupakan peringatan dini akan
2. Kelemahan atau kaku dan mati rasa pada salah satu atau kedua tungkai dan
4. Gangguan-gangguan penglihatan.
oleh karena perdarahannya tidak menjebol ke dalam ventrikel. Sakit kepala yang
Gejala secara bertahap berlanjut dalam hitungan menit hingga jam. Onset
sering terjadi pada aktivitas fisik atau stres. Defisit neurologik fokal nyata dan
penurunan kesadaran, kejang, terutama pada perdarahan luas. Nyeri kepala tidak
terjadi pada 50% kasus, terutama pada perdarahan yang lebih kecil. Luasnya
(Adrian, 2011).
nyeri di kuduk dan punggung, mual, muntah dan hilangnya kesadaran. Pada
peringatan terjadi pada 15-30% berupa nyeri kepala yang seringnya tidak disadari
(Adrian, 2011).
gangguan gerak bola mata, nyeri wajah, nyeri kepala yang terlokalisasi (Harsono,
1996).
lanjut, terjatuh, trauma kepala dan antikoagulan. Gejala yang sering menyertai
adalah nyeri kepala, kesiagaan berkurang, mual dan muntah disertai penglihatan
Pemeriksaan dilakukan pada lesi kortikal dan batang otak. Kerusakan pada
sisi sebelah kiri otak yang menyebabkan kelumpuhan tubuh bagian kanan.
Kerusakan pada sisi sebelah kiri otak yaitu ditandai dengan adanya
kemunduran daya ingat (lupa akan kata-kata yang harus diucapkan) (Shimberg,
1998).
kelumpuhan sebelah kiri kehilangan memori visual dan mengabaikan sisi kiri.
Sering juga dijumpai kelainan afasia yaitu ketidakmampuan untuk berbahasa dan
pemahaman kata atau kalimat dengan baik. Pemeriksaan lanjut yang dilakukan
pada kelumpuhan sebelah kiri ditujukan pada fungsi kortikal, subkortikal, batang
persepsi spasial (lupa di mana berada), perilaku dengan gaya impulsif yang cepat,
Kelumpuhan yang terjadi akibat kerusakan otak sebelah kanan dan kiri
dari penderita. Kelumpuhan yang sering terjadi yaitu kedua kaki tidak dapat
digerakkan (Weiner,1995).
sinistra (kiri) dan hemisfer dextra (kanan). Hemisfer serebri kiri mengendalikan
Apabila mengenai kapsula interna maka terjadi hemiparesis dan apabila meluas ke
Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri
dan serebellum diangkat. Medula oblongata, pons, dan otak tengah merupakan
bagian bawah atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang otak
akan mengakibatkan gangguan pada beberapa indra seperti nyeri, suhu, rasakecap,
pendengaran, rasa raba, rasa diskriminatif, dan apresiasi bentuk, berat, dan tekstur.
meninggal dunia. Perdarahan pons dicirikan oleh koma dalam yang mendadak
tanpa didahului peringatan dan kematian terjadi dalam beberapa jam pertama
(Harsono, 2011).
2.6.4. Serebellum
putamen atau talamus, apabila ada gangguan penglihatan atau disfasia maka
tanda serebelar tidak nyata. Diagnosis didasarkan atas kesadaran penderita dan
obat yang bisa mengencerkan darah. Tidak bisa terbalik sebab akibatnya bisa fatal
(Sutrisno, 2007).
stroke iskemik (meskipun tak jarang pula diambil tindakan operasi). Tujuan
sedative dan penghilang nyeri. Sebaliknya, tindakan operatif (bedah) lebih cocok
mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-
stroke haemoragik.
tindakan ini tak lain adalah memperbaiki pembuluh darah yang cacat. Dengan
begitu diharapkan dapat meningkatkan peluang hidup pasien, dan pada gilirannya
Sasaran utama adalah untuk orang yang belum pernah terkena penyakit
stroke. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain (Yulianto, 2011) :
b. Hindarilah rokok.
dan kedelai.
hemoragik dalam keadaan koma, maka pengobatan yang akan dilakukan lebih
cukup, menjaga tekanan dan komposisi darah, mencegah timbulnya edema otak
modifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risikonya, melibatkan peran serta
a. Anamnesis
Anamnesis atau sering juga disebut wawancara yaitu suatu langkah yang
dijalankan dengan mencatat gambaran klinis pasien. Apabila pasien tidak bisa
sebelum dan sesudah kena stroke. Dokter juga mengorek informasi apakah
sebelumnya sudah pernah berobat ke dokter lain karena penyakit stroke atau
penyakit pemicu stroke. Dokter perlu tahu berapa lama serangan terjadi. Bila
Melalui anamnesis yang dilakukan dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah
b. Pemeriksaan Fisik
secara umun dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain
meliputi pemeriksaan umum (suhu tubuh, gizi, tekanan darah, anemia, paru,
fungsi serebri, saraf kranial, sistem motorik, respons refleks, sistem sensorik)
(Sutrisno, 2007).
c. Pemeriksaan Penunjang
laboratorium yaitu pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah merah, sel darah
trombosit), tes kimia darah yaitu untuk melihat kandungan darah, kolesterol, asam
urat, selain itu juga diperiksa serum darah, seperti kadar solium, potasium dan
kalsium, tes lipid darah, tes darah dalam situasi tertentu (Sutrisno, 2007).
untuk mengambil gambar otak dan kepala. Sinar-X diserap secara berbeda
oleh beberapa bagian tubuh. Dari situ nanti akan tergambar jaringan
lunak,tulang, pembuluh darah, dan jaringan otak. Pada kasus stroke iskemik,
warna otak akan lebih banyak warna hitam, sedangkan stroke hemoragik
lebih akurat. Pasien tidak perlu disuntikkan atau meminum cairan kontras.
MRI mampu mendeteksi berbagai kelainan otak dan pembuluh darah otak
yang sangat kecil yang tak mungkin dijangkau CT Scan. Juga dapat
yang terganggu dan dapat mendeteksi jenis serangan dalam empat jam
setelah serangan.
menuju otak.
7. Echocardiogram
8. Electrocardiogram (EKG)
Namun, semua alat itu hanya efektif untuk stroke iskemik dan stroke
mungkin. Hal- hal yang dapat dilakukan adalah fisioterapi, terapi bicara, terapi
mental, psikoterapi, dan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar fungsi otak yang
walaupun tidak maksimal. Pencegahan yang terpenting oleh keluarga pada pasien
adalah menjaga agar stroke tidak terulang lagi, karena terjadinya stroke berulang
perjalanan penyakitnya dan harus dimulai sedini mungkin. Semakin cepat dimulai
imobilisasi dapat dicegah, serta kecacatan lebih lanjut dapat dihindari sehingga
dapat hidup mandiri tanpa bergantung pada orang lain (Harsono, 2011).
1. Faktor sosiodemografi
Umur
Jenis kelamin
Suku
Agama
Status Perkawinan
Pekerjaan
Asal daerah
2. Faktor Risiko
3. Hasil CT-Scan
4. Letak kelumpuhan
5. Lokasi perdarahan
6. Tindakan Medis
7. Lama rawatan rata-rata
8. Sumber Biaya
9. Keadaan Sewaktu Pulang
lokasi ini atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Santa Elisabeth terdapat kasus
stroke hemoragik dan dilengkapi dengan sistem pencatatan rekam medik yang
cukup baik. Di Rumah Sakit Santa Elisabeth belum pernah dilakukan penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2017 sampai dengan Juli 2017
(jadwal terlampir).
3.3.1. Populasi
hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 -
3.3.2. Sampel
33
Sampel pada penelitian ini adalah semua data penderita stroke hemoragik
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 - 2016,
diperoleh dari kartu status (rekam medik) penderita stroke hemoragik yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 - 2016.
3.5.2. Umur adalah usia penderita stroke hemoragik yang dicatat sesuai yang ada
1. 15-24 tahun
2. 25-34 tahun
3. 35-44 tahun
4. 45-54 tahun
5. 55-64 tahun
6. 65-74 tahun
7. >75 tahun
1. <45 tahun
2. 45-60 tahun
3. >60 tahun
3.5.3. Jenis kelamin adalah ciri khusus yang dimiliki oleh penderita penyakit
stroke hemoragik yang dibawa sejak lahir seperti yang tercatat di kartu
1. Laki-laki
2. Perempuan
3.5.4. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke hemoragik
Sumut)
1. Batak
2. Jawa
3. Melayu
4. Lain-lain
3.5.5. Status perkawinan adalah keterangan dari penderita stroke hemoragik yang
dikategorikan atas:
1. Tidak Kawin
2. Kawin
3.5.6. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke hemoragik
1. Islam
2. Kristen Katolik
3. Kristen Protestan
4. Budha
1. Tidak bekerja
2. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan
3. Pegawai Swasta
4. Wiraswasta
5. Ibu Rumah Tangga
6. Petani
7. Lain-lain
3.5.8. Asal daerah adalah tempat tinggal dimana penderita stroke hemoragik
1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan
3.5.9. Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan
1. Hipertensi
2. Pernah Stroke
3. Diabetes Melitus
4. > 1 Faktor risiko
3.5.10. Hasil CT-Scan adalah hasil dari pemeriksaan CT-Scan yang menunjukkan
1. Hemiparesis Dextra
2. Hemiparesis Sinistra
3. Paraparesis
4. Tidak Ada Kelumpuhan
3.5.12. Lokasi perdarahan adalah tempat atau lokasi terjadinya perdarahan terjadi
dikategorikan atas:
1. Hemifer Serebri
2. Basal ganglia
3. Batang otak
4. Serebelum
3.5.13. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lama hari rawatan penderita stroke
hemoragik yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari
3.5.14. Sumber biaya adalah biaya yang digunakan oleh penderita stroke
1. Biaya Sendiri
2. Bukan Biaya Sendiri
3.5.16. Tindakan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan untuk
1. Tindakan Konservatif
2. Tindakan Operatif
3.5.17. Case Fatality Rate (CFR) adalah kematian oleh karena penyakit stroke
penyakit stroke hemoragik pada periode waktu yang sama dikalikan 100%.
diinterpretasi. Hasil akan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi,
Medan. Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransiskanes
orang yang paling membutuhkan, tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan
39
Rumah Sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli
Umum, Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU).
UGD Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan buka 24 jam yang dilengkapi
oleh tenaga dokter dan perawat yang profesional. UGD memberikan pertolongan
secara cepat, tepat dan cermat serta dilengkapi dengan ruang tindakan, ruang
resusitasi, ruang bedah, ruang one day care dan fasilitas yang memadai. Poli
Umum dilayani oleh dokter umum yang melayani pasien rawat jalan non
kulit/kelamin, mata, gigi, bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang
tersedia adalah kamar bedah digestif, thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT,
mata, mulut, kebidanan dan onkologi. Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi,
2 kamar tindakan untuk bedah minor, dan 1 kamar ruang pemulihan (recovery
room).
(Rontgent, Ct-Scan, MRI), Unit Fisioterapi, Laboratorium, Unit BKIA, PMI, Unit
Endoscopy, Farmasi ( Rawat Jalan & Rawat Inap), Hemodialysis (HD), Unit Gizi.
Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,
jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengelolaan air limbah,
instalasi gizi dan dapur umum, Ruang Sterilisasi (CSSD), unit kerohanian dan
Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Total
f % f % f %
15-24 Tahun 4 2,4 0 0,0 4 2,4
25-34 Tahun 4 2,4 3 1,8 7 4,2
35-44 Tahun 13 7,9 7 4,2 20 12,1
45-54 Tahun 29 17,6 20 12,1 49 29,7
55-64 Tahun 34 20,6 19 11,5 53 32,3
65-74 Tahun 10 6,1 14 8,6 24 14,5
>75 Tahun 5 3,0 3 1,8 8 4,8
Total 99 60,0 66 40,0 165 100,0
hemoragik tertinggi yaitu laki-laki sebesar 20,6% pada usia 55-64 tahun.
Jumlah
No Sosiodemografi
f %
1 Suku
Batak 143 86,7
Jawa 8 4,8
Melayu 3 1,8
Lain-lain 11 6,7
Total 165 100
2 Agama
Islam 24 14,5
Katolik 22 13,4
Kristen Protestan 118 71,5
Budha 1 0,6
Total 165 100
3 Status Perkawinan
Tidak Kawin 8 4,8
Kawin 157 95,2
Total 165 100
4 Pekerjaan
Tidak Bekerja 3 1,8
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 53 32,1
Pegawai Swasta 10 6,1
Wiraswasta 43 26,1
Ibu Rumah Tangga 24 14,5
Petani 28 17,0
Lain-lain 4 2,4
Total 165 100
5 Asal Daerah
Kota Medan 68 41,2
Luar Medan 97 58,8
Total 165 100
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan suku yang tertinggi adalah suku Batak yaitu 86,7% dan yang terendah
adalah Melayu yaitu 1,8%, agama yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan
yaitu 71,5% dan yang terendah adalah Budha yaitu 0,6%. Proporsi penderita
berstatus kawin sebanyak 95,2% dan tidak kawin sebanyak 4,8%. Berdasarkan
Luar Kota Medan yaitu 58,8% dan yang terendah adalah yang bertempat tinggal
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada
Jumlah
No Faktor Risiko
f %
1 Hipertensi 106 64,2
2 Pernah Stroke 20 12,1
3 Diabetes Melitus 10 6,1
4 >1 Faktor Risiko 29 17,6
Total 165 100
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan faktor risiko yang tertinggi adalah Hipertensi yaitu 64,2% dan yang
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada
Jumlah
No Hasil CT-Scan
f %
1 Perdarahan Intraserebral (PIS) 110 66,7
2 Perdarahan Subarachnoid (PSA) 19 11,5
3 Perdarahan Subdural (PSD) 7 4,2
4 PIS dan PSA 29 17,6
Total 165 100
Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
Jumlah
No Letak Kelumpuhan
f %
1 Hemiparesis Dextra 79 47,9
Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
Jumlah
No Lokasi Perdarahan
f %
1 Hemisfer Serebri 69 41,8
2 Basal Ganglia 66 40,0
3 Batang Otak 15 9,1
4 Serebelum 15 9,1
Total 165 100
Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah hemisfer serebri 41,8% dan
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada
Jumlah
No Tindakan Medis
f %
1 Tindakan Konservatif 136 82,4
2 Tindakan Operatif 29 17,6
Total 165 100
Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan tindakan medis yang tertinggi adalah tindakan konservatif 82,4% dan
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita
stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-
2016 adalah 10,87 hari (11 hari), dengan SD (Standard Deviasi) 8,54. Lama
rawatan paling singkat adalah 1 hari sedangkan paling lama 49 hari. Berdasarkan
95% Confidence Interval didapat lama rawatan rata-rata 9,55 – 12,18 hari.
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada
Jumlah
No Sumber Biaya
f %
1 Biaya Sendiri 101 61,2
2 Bukan Biaya Sendiri 64 38,8
Total 165 100
Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah biaya sendiri 61,2% dan terendah
Jumlah
No Keadaan Sewaktu Pulang
f %
1 Pulang Berobat Jalan (PBJ) 95 57,6
Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang dengan berobat
jalan (PBJ) 57,6% dan terendah pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 18,2%.
Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
4.12.1. Pertahun
Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik
tertinggi pada tahun 2015 sebesar 28,13% dan terendah pada tahun 2016 sebesar
18,89%.
4.12.2 Umur
Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik
berdasarkan umur paling tinggi pada umur >60 tahun sebesar 27,66% dan
Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi pada laki-laki sebesar 25,25% dan
Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan Lokasi Perdarahan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Jumlah
Lokasi Jumlah Kematian
Penderita CFR (%)
Perdarahan (f)
(f)
Hemisfer Serebri 69 11 15,94
Basal Ganglia 66 13 19,69
Batang Otak 15 12 80,0
Serebelum 15 4 26,6
Total 165 40 46,99
Pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik
berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah pada batang otak sebesar
Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik
berdasarkan tindakan medis yang tertinggi tindakan operatif 34,48% dan terendah
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan umur dapat dilihat pada
Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui bahwa umur 55-64 tahun tertinggi
pada laki-laki yaitu sebesar 20,6%. Sementara pada perempuan paling banyak
pada kelompok umur 45-54 tahun yaitu sebanyak 20 orang (12,1%). Namun
umur 55-64 tahun, yaitu sebanyak 53 orang (32,3%). Pada gambar 5.1 dapat
52
dilihat bahwa usia dibawah 15 tahun sudah menderita stroke hemoragik. Hal ini
dikaitkan dengan adanya faktor risiko Malformasi Arteri Vena (AVM) dan
aneurisma yaitu kelainan anatomis bawaan di dalam arteri atau vena di dalam atau
sekitar otak yang cenderung terjadi pada remaja dan dewasa muda (Markam,
1992).
tahun memiliki risiko terkena stroke iskemik dan perdarahan intraserebral lebih
paling muda adalah berusia 1 Bulan 3 hari sebanyak 1 orang (0,6%). Penderita
konservatif, biaya sendiri dan pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat
selama 2 hari.
intraserebral (PIS), tindakan medis yang dilakukan konservatif, biaya sendiri dan
pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama 6 hari. Hal ini
Sakit Santa Elisabeth Medan diperoleh proporsi penderita stroke hemoragik yang
Malik tahun 2012 yang menyatakan bahwa kelompok umur paling tinggi adalah
45-59 tahun sebesar 48,6% dan penderita stroke haemoragik terbesar berjenis
5.1.2. Suku
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
4,8% 1,8%
6,7%
Batak
Lain-lain
86,7% Jawa
Melayu
stroke hemoragik tertinggi adalah suku Batak 86,7% dan terendah adalah suku
Melayu 1,8%. Hal ini bukan berarti stroke hemoragik lebih banyak menyerang
suku Batak. Hal ini menunjukkan bahwa penderita yang berobat ke Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan sebagian besar suku Batak. Selain itu, penderita stroke
bahwa penderita stroke hemoragik paling banyak adalah suku Batak dengan
proporsi 77,3%.
5.1.3. Agama
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
0,6%
Kristen Protestan
13,3%
14,5% Islam
Katolik
71,5% Budha
stroke hemoragik yang terbesar adalah agama Kristen Protestan 71,5 % dan yang
terendah agama Budha 0,6 %. Hal ini tidak menunjukkan bahwa stroke hemoragik
lebih banyak menyerang orang yang beragama Kristen Protestan, akan tetapi hal
lebih banyak yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat
4,8%
Tidak Kawin
Kawin
95,2%
hemoragik sebagian besar berstatus kawin 95,2% sedangkan yang tidak kawin
4,8%.
Hal ini dikaitkan dengan pasien yang menderita stroke hemoragik yang
datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 sebagian
besar berada pada kelompok umur >45 tahun, dimana pada umumnya umur
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Tahun 2004-2008 yang menyatakan bahwa penderita stroke
5.1.5. Pekerjaan
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
35% 32,1%
30% 26,1%
25%
20% 14,5% 17,0%
Proporsi
15%
10% 6,1%
5% 1,8% 2,4%
0%
lebih banyak datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-
2016.
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada
41,2% 58,8%
Luar Kota Medan
Kota Medan
hemoragik sebagian besar berasal dari luar kota Medan 58,8% sedangkan dari
Hal ini disebabkan karena Rumah Sakit Santa Elisabeth memiliki fasilitas
pelayanan yang cukup baik, dilengkapi dengan poli spesialis dan dokter spesialis
fisioterapi dan ruang diagnostik. Sejalan dengan ini, sebagian besar pasien yang
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat
70% 64,2%
60%
50%
Proporsi
40%
30%
17,6%
20% 12,1%
10% 6,1%
0%
Hipertensi Pernah Stroke Diabetes >1 Faktor
Melitus Risiko
penderita stroke hemoragik yang tertinggi adalah hipertensi 64,2% dan yang
pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah
perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah
(Harsono,2015).
Hal ini sejalan dengan penelitian Girsang di RSUP H. Adam Malik Medan
Tahun 2012 dengan menggunakan desain case series yang menyatakan bahwa
faktor risiko stroke hemoragik yang paling banyak adalah hipertensi dengan
proporsi 78,4%. Begitu juga halnya dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 yang menyatakan bahwa faktor risiko
yang paling banyak dijumpai pada penderita stroke hemoragik adalah hipertensi
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat
80%
70% 66,7%
60%
50%
40%
Proporsi
30% 17,6%
20% 11,5%
10% 4,2%
0%
Perdarahan PIS dan PSA Perdarahan Perdarahan
Intraserebral Subarachknoid Subdural (PSD)
(PIS) (PSA)
perdarahan awal berasal dari pembuluh darah parenkim otak yang bukan
hipertensi hal ini sejalan dengan faktor resiko kejadian stroke hemoragik paling
dilakukan oleh Girsang (2013) di RSUP H. Adam Malik yang menyatakan bahwa
60%
47,9%
50%
38,2%
Proporsi
40%
30%
20%
9,7%
10% 4,2%
0%
Hemiparesis Hemiparesis Paraparesis Tidak ada
Dextra Sinistra kelumpuhan
dextra 47,9%.
pada sisi sebelah kiri otak. Kelumpuhan pada penderita sebelah kanan biasanya
20%
9.10% 9.10%
10%
0%
Hemisfer Basal Ganglia Batang Otak Serebelum
Serebri
Intraserebaral (PIS) lokasi perdarahan terjadi di hemifer serebri 80% dan batang
sebesar 50%.
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat
17,6%
Tindakan Konservatif
82,4% Tindakan Operatif
penderita stroke hemoragik yang tertinggi adalah konservatif 82,4% dan yang
Tindakan yang paling aman untuk aneurisma dilakukan dengan ligasi (menjepit)
arteri karotis (Price,1982). Sasaran tindakan operatif adalah pembuluh darah yang
Medan tahun 2012 yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016 adalah 10,87 hari (11
hari), dengan SD (Standard Deviasi) 8,54. Lama rawatan paling singkat adalah 1
hari sedangkan paling lama 49 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapat
Penderita stroke yang dirawat inap selama 49 hari ada 1 orang dengan jenis
tindakan medis yang dilakukan operasi dan penderita pulang berobat jalan.
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat
pada penderita stroke hemoragik tertinggi adalah biaya sendiri sebesar 61,2%
sedangkan bukan biaya sendiri sebesar 38,8%. Jenis bukan biaya sendiri penderita
stroke hemoragik yang diterima oleh Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
meliputi Jamkesmas, BPJS, Asuransi, Prudential. Rumah sakit ini menjadi pusat
menyerang pasien dengan biaya sendiri, akan tetapi hal ini menunjukkan
penderita stroke hemoragik lebih banyak datang berobat dengan sumber biaya
sendiri.
Pulang Atas
Permintaan Sendiri
dengan berobat jalan (PBJ) 57,6% dan terendah pulang atas permintaan sendiri
(PAPS) 18,2%.
Penderita stroke hemoragik lebih banyak yang pulang dengan berobat jalan
Sakit Santa Elisabeth Medan yang menyatakan penderita stroke hemoragik yang
tertinggi dengan pulang berobat jalan 51,5% dan terendah PAPS 20,8%.
60%
49.3% 48.5%
50% 46.7%
42.4%
40.0%
40% 37.7%
33.3%
30% 26.7% 26.7%
20%
13.3%
10.1%
10% 6.1% 6.7% 6.7%
2.9% 3.0%
0%
Hemisfer Serebri Basal Ganglia Batang Otak Serebelum
adalah paling tinggi sebesar 49,3%. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi
perdarahan hemisfer serebri yang mengalami kerusakan adalah bagian kiri, maka
terjadi kelumpuhan dextra (kanan). Hal ini bisa saja dikarenakan penggunaan otak
kiri yang lebih dominan sehingga membuat bagian otak ini lebih mudah
hemiparesis dextra sebesar 19,4%. Hal ini menunjukkan bahwa basal ganglia yang
mengalami kerusakan adalah bagian kiri. Karena otak bagian kiri lebih dominan
dapat diketahui bahwa umur lebih tinggi pada umur >60 tahun sebesar 27,66%
dan lebih rendah <45 tahun 22,58%. Hal ini berarti semakin meningkatnya usia
kemungkinan terjadinya stroke meningkat dua kali dan kemungkinan besar untuk
diketahui bahwa CFR yang tertinggi pada laki-laki sebesar 25,25% dan terendah
Laki-laki lebih besar untuk terkena stroke dibanding kaum wanita dengan
kematian penderita stroke hemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4% dan
perempuan 44,6%.
tertinggi adalah pada batang otak sebesar 80% dan terendah pada hemisfer serebri
sebesar 15,94%. Hal ini berarti lokasi perdarahan dibatang otak mengakibatkan
kematian sekitar 80% dan hemisfer serebri 15,94%. Perdarahan di batang otak
jarang terjadi dan penderita segera meninggal dunia. Perdarahan ini dicirikan oleh
koma dalam yang mendadak tanpa didahului peringatan atau nyeri kepala dan
dan terendah tindakan konservatif 20,06%. Hal ini berarti tindakan operatif
memiliki risiko kemungkinan untuk terjadinya kematian. Banyak hal yang perlu
6.1. KESIMPULAN
1. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan sosiodemografi yang
tertinggi yaitu pada kelompok umur 55-64 tahun dengan jenis kelamin
laki-laki 20,6%, suku Batak 86,7%, agama Kristen Protestan 71,5%, status
7. Lama rawatan rata-rata penderita stroke hemoragik adalah 10, 87 hari (11
hari ).
71
11. CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan umur yang tertinggi adalah
12. CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi
6.2. SARAN
American Heart Association (AHA), 2015. Heart Disease and Stroke Statistics.
AHA.
Bambang, M., Suhartik, K.S., 2003. Pencegahan Stroke Dan Serangan Jantung
Pada Usia Muda. Jakarta: Balai Pustaka FKUI.
Harsono, 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi Ketiga. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Harsono. 2015. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jakarta: Gadjah Mada University
Press.
73
Kemenkes RI, 2014. Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Mahreswati, Efriza. 2012. Deteksi Dini Stroke Serangan Jantung dan Gagal
Ginjal. Yogyakarta : Araska.
Shimberg, Elaine F., 1998. Stroke: Petunjuk Penting Bagi Keluarga. Jakarta:
PT. Pustaka Delapratasa.
Weiner, H dkk, 1995. Buku Saku Neurologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
2015 69 3 6 2 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1 23 1 2
2015 55 2 5 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 12 1 2
2015 51 2 4 1 1 2 2 4 2 1 4 1 1 1 11 2 1
2015 34 1 2 1 1 3 2 4 2 1 1 2 1 1 6 2 2
2015 53 2 4 1 1 2 2 2 2 4 1 2 2 2 7 1 2
2015 46 2 4 2 1 3 2 5 1 1 1 2 1 1 15 1 1
2015 53 2 4 2 1 3 2 5 1 1 1 3 2 2 17 3 2
2015 58 2 5 1 1 3 2 6 2 4 1 2 1 1 19 1 2
2015 42 1 3 1 2 2 2 4 2 1 4 2 1 2 30 1 2
2015 59 2 5 1 1 3 2 4 1 1 4 2 1 1 1 3 2
2015 45 2 4 1 1 3 2 7 1 1 1 1 1 1 14 1 2
2015 58 2 5 1 4 3 2 2 2 4 1 1 1 1 7 1 2
2015 48 2 4 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 7 1 1
2015 54 2 4 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 15 1 2
2015 56 2 5 1 1 3 2 3 1 3 1 2 2 1 15 1 1
2015 57 2 5 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 17 1 1
2015 55 2 5 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 1 11 1 1
2015 64 3 5 1 1 1 2 4 2 1 4 3 1 2 22 1 1
2015 58 2 5 2 2 1 2 5 2 1 4 1 2 2 24 1 1
2015 42 1 3 2 4 1 2 5 2 1 1 1 2 1 8 1 1
2015 73 3 6 2 1 3 2 6 2 1 1 2 1 1 5 1 1
2015 52 2 4 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 12 1 2
2015 70 3 6 1 1 3 2 6 2 1 1 2 1 1 10 1 2
2015 43 1 3 1 1 3 2 4 2 4 1 1 2 1 9 1 1
2015 69 3 6 2 3 1 2 2 2 1 4 2 1 1 23 1 2
2015 66 3 6 2 1 3 2 2 2 1 4 3 1 2 4 3 2
2015 70 3 6 2 1 1 2 2 2 4 1 2 1 1 36 1 2
2015 62 3 5 2 1 3 2 4 1 1 4 1 2 1 11 1 2
2015 57 2 5 1 1 3 2 4 2 3 1 1 1 1 4 1 1
2015 56 2 5 2 1 3 2 6 2 1 4 1 2 1 11 1 1
2015 69 3 6 1 1 3 2 6 2 1 1 1 2 1 8 1 1
2015 64 3 5 1 4 3 2 2 1 2 1 2 4 1 2 1 1
2015 51 2 4 2 1 2 2 2 1 1 1 2 4 1 22 1 2
2015 49 2 4 1 1 3 2 4 1 1 4 2 2 1 2 1 1
2015 59 2 5 2 1 3 2 2 2 1 1 3 1 1 10 1 2
2015 54 2 4 1 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 11 1 2
2015 55 2 5 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 16 1 2
2015 60 2 5 2 1 3 2 4 1 1 1 1 2 1 1 2 1
2015 59 2 5 1 1 3 2 4 2 1 1 2 1 1 7 1 2
2015 51 2 4 1 3 1 2 4 1 1 4 1 2 2 12 2 2
2015 74 3 6 2 1 2 2 4 2 2 4 1 1 1 16 1 1
2015 43 1 3 1 1 3 2 7 2 2 2 2 1 1 6 2 1
2015 47 2 4 2 1 3 2 5 2 2 1 4 4 1 14 2 1
2015 62 3 5 1 1 3 2 6 2 1 2 2 2 2 12 2 1
2015 49 2 4 2 1 2 1 5 2 1 1 1 1 1 14 1 1
2015 63 3 5 2 2 1 2 2 1 1 3 1 3 2 4 3 1
2015 66 3 6 2 1 2 2 6 2 4 1 2 2 1 9 3 1
2015 60 2 5 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 22 2 1
2015 49 2 4 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2
2015 62 3 5 1 1 3 2 6 2 2 1 1 3 1 8 3 1
2015 68 3 6 1 1 3 2 4 2 4 2 3 4 1 5 3 1
2015 56 2 5 1 1 3 2 4 1 1 2 1 4 1 3 3 1
2015 60 2 5 2 1 3 2 4 1 4 1 2 3 1 6 3 1
2015 58 2 5 1 1 3 2 6 2 3 1 3 2 1 2 3 1
2015 44 1 3 1 1 3 2 3 2 1 4 1 1 2 14 2 1
2015 61 3 5 1 1 3 2 6 1 1 3 3 3 1 1 3 1
2015 82 3 7 1 1 3 2 6 1 4 1 1 1 1 1 2 1
2015 50 2 4 1 1 3 2 6 2 1 1 4 2 1 2 2 1
2015 88 3 7 1 1 3 2 4 2 1 4 4 3 1 2 3 1
2015 47 2 4 2 1 3 2 2 2 2 4 1 2 1 8 3 1
2015 50 2 4 1 1 3 2 4 2 4 1 2 1 1 3 2 1
2015 92 3 7 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 6 3 1
2015 54 2 4 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 7 2 1
2015 64 3 5 1 1 3 2 2 2 1 1 1 4 1 11 1 1
2015 55 2 5 1 1 3 2 6 1 1 3 3 3 1 3 3 1
2015 26 1 2 1 4 1 1 4 2 1 1 2 1 1 7 1 1
2015 52 2 4 2 1 3 2 2 1 2 1 3 3 1 12 3 1
2015 68 3 6 2 1 3 2 6 2 1 3 1 2 2 28 3 1
2015 55 2 5 2 1 3 2 4 2 4 1 2 3 2 43 3 1
2015 57 2 5 1 1 2 2 4 2 1 1 1 2 2 49 1 1
2015 46 2 4 2 1 3 2 2 1 1 3 2 1 1 1 3 1
2016 45 2 4 1 1 3 2 4 2 1 1 2 2 1 13 1 1
2016 58 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 1 1 1 8 1 2
2016 60 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 2 2 1 10 1 1
2016 36 1 3 2 1 3 2 5 1 1 1 1 1 1 3 1 1
2016 51 2 4 1 1 3 2 2 1 4 4 2 2 1 13 1 2
2016 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 8 1 1
2016 56 2 5 1 1 3 2 2 2 1 2 1 1 1 14 1 1
2016 56 2 5 2 1 3 2 5 2 1 1 2 2 1 16 1 1
2016 57 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 2 1 1 7 1 1
2016 52 2 4 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
2016 54 2 4 1 4 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2
2016 43 1 3 1 1 3 2 4 2 4 1 1 2 1 8 1 2
2016 37 1 3 1 1 1 2 4 2 1 1 1 3 1 2 3 1
2016 59 2 5 2 2 1 2 5 1 1 4 2 1 1 6 2 1
2016 60 2 5 1 1 3 2 2 1 4 1 3 1 2 13 2 2
2016 65 3 6 1 1 2 2 4 2 1 4 1 1 1 27 1 1
2016 63 3 5 1 1 3 2 4 2 4 1 1 4 1 12 1 1
2016 42 1 3 2 1 2 2 5 1 1 2 1 2 1 16 1 2
2016 72 3 6 2 1 3 2 5 1 1 1 2 2 1 22 1 1
2016 45 2 4 2 1 1 2 5 2 1 1 1 1 1 9 1 2
2016 41 1 3 1 1 3 2 2 2 1 4 1 1 2 26 1 2
2016 45 2 4 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 21 1 1
2016 77 3 7 2 4 2 2 5 1 1 4 2 2 2 23 3 1
2016 61 3 5 2 1 3 2 5 2 1 1 1 2 1 5 1 1
2016 40 1 3 1 1 2 2 4 1 1 1 2 3 1 29 1 1
2016 33 1 2 2 1 1 2 5 1 1 4 2 1 1 12 1 1
2016 1 1 1 1 1 3 1 4 2 1 4 3 1 1 2 3 1
2016 62 3 5 2 1 2 2 5 1 1 1 1 1 1 13 1 1
2016 53 2 4 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 7 1 2
2016 41 1 3 2 1 3 2 4 2 1 1 1 1 2 34 1 1
2016 56 2 5 1 4 3 2 3 1 4 2 1 2 2 13 3 2
2016 44 1 3 1 1 3 2 2 2 4 1 4 2 1 2 1 2
2016 54 2 4 1 1 3 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1
2016 51 2 4 2 1 3 2 4 2 1 1 1 3 1 7 1 2
2016 63 3 5 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 18 1 1
2016 52 2 4 2 4 1 2 2 2 1 1 1 1 1 5 1 1
2016 59 2 5 2 1 2 2 2 2 4 1 1 1 2 6 2 1
2016 70 3 6 1 1 2 2 6 1 2 1 2 2 1 11 1 1
2016 43 1 3 1 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 6 1 2
2016 85 3 7 1 1 3 2 4 2 1 1 2 2 1 13 1 1
2016 61 3 5 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
2016 78 3 7 2 1 3 2 5 2 1 4 2 2 1 26 1 1
2016 45 2 4 1 1 3 2 4 2 1 1 1 1 1 9 1 2
2016 65 3 6 1 1 3 2 2 1 4 4 3 1 2 16 2 2
2016 60 2 5 1 1 3 2 3 1 2 1 1 4 1 12 1 2
2016 38 1 3 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 10 2 1
2016 51 2 4 1 1 3 2 7 1 4 4 1 3 1 3 3 1
2016 67 3 6 1 1 3 2 6 2 2 1 1 1 1 3 3 1
2016 44 1 3 2 1 3 2 5 2 1 4 2 4 1 14 1 1
2016 53 2 4 2 1 3 2 2 1 3 1 2 1 1 11 1 2
2016 38 1 3 2 1 3 2 5 1 1 1 1 1 1 3 2 1
2016 52 2 4 1 1 3 2 2 1 1 3 3 3 2 18 3 2
2016 65 3 6 2 1 2 2 6 2 2 2 2 2 1 6 2 1
2016 49 2 4 1 1 3 2 4 1 4 1 1 1 1 16 3 2
2016 27 1 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 6 1 2
2016 55 2 5 1 1 3 2 2 2 3 1 1 2 2 19 1 2
2016 54 2 4 2 1 3 1 4 1 1 1 1 1 1 7 1 1
2016 12 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1
2016 60 2 5 1 1 3 2 4 1 3 2 2 4 1 2 3 2
2016 53 2 4 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 17 1 2
2016 29 1 2 2 1 3 2 5 1 1 1 1 2 1 17 3 2
2016 61 3 5 1 1 3 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1
2016 30 1 2 1 1 3 1 4 1 3 2 1 4 1 1 2 1
2016 62 3 5 1 1 3 2 6 1 1 3 2 3 1 1 3 1
2016 51 2 4 1 1 1 2 7 2 1 2 1 1 2 15 3 1
2016 57 2 5 1 1 1 2 4 1 2 1 1 1 1 10 1 2
2016 65 3 6 1 4 4 2 4 1 2 1 1 1 1 20 1 1
2016 55 2 5 1 4 3 2 2 1 1 2 4 4 1 2 2 2
2016 55 2 5 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 1 15 1 2
Keadaan
Jenis Status Letak Lokasi Tindakan Lama Sewaktu
Umur Kelamin Suku Agama Perkawinan Pekerjaan Asal Daerah Faktor Risiko Ct- Scan Tahun Lumpuh Perdarahan Medis Rawatan pulang Sumber Biaya
N Valid 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Umur
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 45 tahun 31 18,8 18,8 18,8
45-60 tahun 87 52,7 52,7 71,5
> 60 tahun 47 28,5 28,5 100,0
Total 165 100,0 100,0
Jenis Kelami n
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 99 60,0 60,0 60,0
Perempuan 66 40,0 40,0 100,0
Total 165 100,0 100,0
Suku
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batak 143 86,7 86,7 86,7
Jawa 8 4,8 4,8 91,5
Melay u 3 1,8 1,8 93,3
Lain-lain 11 6,7 6,7 100,0
Total 165 100,0 100,0
Agama
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 24 14,5 14,5 14,5
Katolik 22 13,3 13,3 27,9
Kristen Protestan 118 71,5 71,5 99,4
Budha 1 ,6 ,6 100,0
Total 165 100,0 100,0
lxxxi
Status Perkawinan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Kawin 8 4,8 4,8 4,8
Kawin 157 95,2 95,2 100,0
Total 165 100,0 100,0
Pekerjaan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 3 1,8 1,8 1,8
PNS/ TNI/ POLRI/
53 32,1 32,1 33,9
Pensiunan
Pegawai Swasta 10 6,1 6,1 40,0
Wiraswasta 43 26,1 26,1 66,1
Ibu Rumah Tangga 24 14,5 14,5 80,6
Petani 28 17,0 17,0 97,6
Lain-lain 4 2,4 2,4 100,0
Total 165 100,0 100,0
Asal Daerah
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kota Medan 68 41,2 41,2 41,2
Luar Kot a Medan 97 58,8 58,8 100,0
Total 165 100,0 100,0
Faktor Risiko
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi 106 64,2 64,2 64,2
Pernah Stroke 20 12,1 12,1 76,4
Diabet es Melitus 10 6,1 6,1 82,4
>1 Faktor Risiko 29 17,6 17,6 100,0
Total 165 100,0 100,0
Ct- Scan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perdarahan
110 66,7 66,7 66,7
Intraserebral (PIS)
Perdarahan
19 11,5 11,5 78,2
Subarachnoid (PSA)
Perdarahan Subdural
7 4,2 4,2 82,4
(PSD)
PIS dan PSA 29 17,6 17,6 100,0
Total 165 100,0 100,0
Tahun
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2015 96 58,2 58,2 58,2
2016 69 41,8 41,8 100,0
Total 165 100,0 100,0
Letak Lumpuh
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hemiparesis Dextra 79 47,9 47,9 47,9
Hemiparesis Sinistra 63 38,2 38,2 86,1
Paraparesis 16 9,7 9,7 95,8
Tidak ada kelumpuhan 7 4,2 4,2 100,0
Total 165 100,0 100,0
Lokasi Perdarahan
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hemisf er Serebri 69 41,8 41,8 41,8
Basal Ganglia 66 40,0 40,0 81,8
Batang Otak 15 9,1 9,1 90,9
Serebelum 15 9,1 9,1 100,0
Total 165 100,0 100,0
Tindakan Medis
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tindakan Konserv atif 136 82,4 82,4 82,4
Tindakan Operatif 29 17,6 17,6 100,0
Total 165 100,0 100,0
Lama Rawatan
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 17 10,3 10,3 10,3
2 12 7,3 7,3 17,6
3 9 5,5 5,5 23,0
4 3 1,8 1,8 24,8
5 4 2,4 2,4 27,3
6 13 7,9 7,9 35,2
7 12 7,3 7,3 42,4
8 8 4,8 4,8 47,3
9 5 3,0 3,0 50,3
10 7 4,2 4,2 54,5
11 8 4,8 4,8 59,4
12 10 6,1 6,1 65,5
13 6 3,6 3,6 69,1
14 7 4,2 4,2 73,3
15 5 3,0 3,0 76,4
16 7 4,2 4,2 80,6
17 4 2,4 2,4 83,0
18 2 1,2 1,2 84,2
19 3 1,8 1,8 86,1
20 1 ,6 ,6 86,7
21 1 ,6 ,6 87,3
22 6 3,6 3,6 90,9
23 3 1,8 1,8 92,7
24 1 ,6 ,6 93,3
26 3 1,8 1,8 95,2
27 1 ,6 ,6 95,8
28 1 ,6 ,6 96,4
29 1 ,6 ,6 97,0
30 1 ,6 ,6 97,6
34 1 ,6 ,6 98,2
36 1 ,6 ,6 98,8
43 1 ,6 ,6 99,4
49 1 ,6 ,6 100,0
Total 165 100,0 100,0
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pulang Berobat Jalan
95 57,6 57,6 57,6
(PBJ)
Pulang At as Permintaan
30 18,2 18,2 75,8
Sendiri (PAPS)
Meninggal 40 24,2 24,2 100,0
Total 165 100,0 100,0
Sumber Bi aya
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biay a Sendiri 101 61,2 61,2 61,2
Bukan Biay a Sendiri 64 38,8 38,8 100,0
Total 165 100,0 100,0
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * Jenis Kelamin 165 100,0% 0 ,0% 165 100,0%
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Umur < 45 tahun Count 21 10 31
Expected Count 18,6 12,4 31,0
% wit hin Umur 67,7% 32,3% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 21,2% 15,2% 18,8%
% of Total 12,7% 6,1% 18,8%
45-60 tahun Count 53 34 87
Expected Count 52,2 34,8 87,0
% wit hin Umur 60,9% 39,1% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 53,5% 51,5% 52,7%
% of Total 32,1% 20,6% 52,7%
> 60 tahun Count 25 22 47
Expected Count 28,2 18,8 47,0
% wit hin Umur 53,2% 46,8% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 25,3% 33,3% 28,5%
% of Total 15,2% 13,3% 28,5%
Total Count 99 66 165
Expected Count 99,0 66,0 165,0
% wit hin Umur 60,0% 40,0% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 60,0% 40,0% 100,0%
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lama Rawatan 165 100,0% 0 ,0% 165 100,0%
Descriptives
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lokasi Perdarahan
165 100,0% 0 ,0% 165 100,0%
* Letak Lumpuh
Letak Lumpuh
Hemiparesis Hemiparesis Tidak ada
Dextra Sinistra Paraparesis kelumpuhan Total
Lokasi Hemisf er Serebri Count 34 26 7 2 69
Perdarahan Expected Count 33,0 26,3 6,7 2,9 69,0
% wit hin Lokasi
49,3% 37,7% 10,1% 2,9% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 43,0% 41,3% 43,8% 28,6% 41,8%
% of Total 20,6% 15,8% 4,2% 1,2% 41,8%
Basal Ganglia Count 32 28 4 2 66
Expected Count 31,6 25,2 6,4 2,8 66,0
% wit hin Lokasi
48,5% 42,4% 6,1% 3,0% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 40,5% 44,4% 25,0% 28,6% 40,0%
% of Total 19,4% 17,0% 2,4% 1,2% 40,0%
Batang Otak Count 6 4 4 1 15
Expected Count 7,2 5,7 1,5 ,6 15,0
% wit hin Lokasi
40,0% 26,7% 26,7% 6,7% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 7,6% 6,3% 25,0% 14,3% 9,1%
% of Total 3,6% 2,4% 2,4% ,6% 9,1%
Serebelum Count 7 5 1 2 15
Expected Count 7,2 5,7 1,5 ,6 15,0
% wit hin Lokasi
46,7% 33,3% 6,7% 13,3% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 8,9% 7,9% 6,3% 28,6% 9,1%
% of Total 4,2% 3,0% ,6% 1,2% 9,1%
Total Count 79 63 16 7 165
Expected Count 79,0 63,0 16,0 7,0 165,0
% wit hin Lokasi
47,9% 38,2% 9,7% 4,2% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 47,9% 38,2% 9,7% 4,2% 100,0%