Anda di halaman 1dari 109

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HEMORAGIK RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH


MEDAN TAHUN 2015-2016

SKRIPSI

OLEH :
RONNY MARDIANTO TONDANG
NIM. 131000307

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

Universitas Sumatera Utara


KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HEMORAGIK RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2015-2016

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :
RONNY MARDIANTO TONDANG
NIM. 131000307

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

ii

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “KARAKTERISTIK


PENDERITA STROKE HEMORAGIK RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT
SANTA ELISABETH TAHUN 2015 – 2016” ini beserta seluruh isinya adalah
benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko atau
sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemungkinan ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau klaim dari pihak
lain terhadap karya saya ini.

Medan, Oktober 2017

Ronny Mardianto Tondang

Universitas Sumatera Utara


ii

Universitas Sumatera Utara


iii

ABSTRAK

Stroke menempati kedudukan ketiga dalam urutan penyebab kematian,


setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu stroke hemoragik dan stroke nonhemoragik (iskemik).Insiden stroke
hemoragik antara 15% - 30% dan stroke non hemoragik antara 70% -
85%.Proporsi penderita stroke hemoragik di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2015-2016 berdasarkan stroke sebesar 23,37%.
Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke hemoragik rawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, dilakukan penelitian deskriptif dengan
desain case series. Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita stroke
hemoragik dengan besar sampel sama dengan populasi (total sampling). Jumlah
penderita stroke hemoragik di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun
2015-2016 sebanyak 165 orang.
Proporsi sosiodemografi tertinggi: kelompok umur 55-64 tahun dengan jenis
kelamin laki-laki 20,6%, suku Batak 86,7%, Kristen Protestan 71,5%, kawin
95,2%, PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 32,1%, dan luar Medan 58,8%. Faktor risiko
hipertensi 66,1%, perdarahan intraserebral 66,7%, hemiparesis dextra 47,9%,
hemisfer serebri 41,8%, tindakan konservatif 82,4%, lama rawatan rata-rata 10,87
hari (11 hari), biaya sendiri 61,2%, pulang dengan berobat jalan 57,6%, lokasi
perdarahan dan letak kelumpuhan tertinggi pada hemisfer serebri dengan letak
kelumpuhan pada hemiparesis dextra sebesar 20,6%.Case Fatality Rate (CFR)
berdasarkan umur tertinggi yaitu >60 tahun 27,66%, laki-laki 25,25%, batang otak
80,0%, tindakan operatif 34,48%.
Bagi penderita rawat inap yang memiliki riwayat hipertensi untuk
melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah
stroke dan serangan stroke berikutnya. Bagi pihak Rumah Sakit diharapkan untuk
melengkapi pencatatan data penderita stroke hemoragik pada kartu status
khususnya yang berkaitan dengan pendidikan, dan penanganan stroke.

Kata Kunci : Penderita Stroke Hemoragik, Karakteristik

Universitas Sumatera Utara


iv

ABSTRACT

Stroke occupies the third position in the order of causes of death, after
heart disease and cancer. Stroke can be classified into two types, namely
hemorrhagic stroke and nonhemoragik stroke (ischemic).The incidence of
hemorrhagic stroke between 15% - 30% and non hemorrhagic stroke between
70% - 85%.Proportion of hemorrhagic stroke patients in Santa Elisabeth Hospital
Medan in 2015-2016 based on stroke of 23,37%.
To identify the characteristics of hemorrhagic stroke patients in the
Hospital Santa Elisabeth Medan, conducted descriptive research with case series
design. The population of this study were all hemorrhagic stroke patients with the
same sample size as the population (total sampling). In Santa Elisabeth Hospital
Medan was found 165 stroke haemorragic patients in 2015-2016.
The highest sociodemographic proportions: age group 55-64 years with
male gender 20.6%, Batak tribe 86.7%, Protestant Christianity 71.5%, 95.2%
married, civil servant / TNI / POLRI / pensioner 32 , 1%, and outside of Medan
58.8%. Hypertensive factors 66.1%, intracerebral hemorrhage 66.7%,
hexiparesis dextra 47.9%, cerebral hemisphere 41.8%, conservative action
82.4%, average treatment duration 10.87 days (11 days) own cost 61,2%, go
home with 57,6% street treatment, bleeding location and highest position of
paralysis in cerebral hemisphere with paralysis location at dextra hemiparesis
equal to 20,6%. Case fatality rate based on the highest age is>60 years 27,66%,
male 25,25%, brain stem 80,0%, operative action 34,48%.
For inpatients who have a history of hypertension to perform routine
control and apply a healthy lifestyle to prevent stroke and subsequent stroke. For
hospitals it is expected to complete the recording of hemorrhagic stroke patient
data on status cards especially those related to education, and handling stroke.

Keyword: Hemorrhagic Stroke, Patient Characteristics

Universitas Sumatera Utara


v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

“KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HEMORAGIK RAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH TAHUN 2015 – 2016”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditetapkan untuk dapat meraih gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Rahayu Lubis, M.Kes, Ph.D, selaku Ketua Departemen Epidemiologi

FKM USU dan Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. dr. Fazidah A. Siregar, M.Kes, PhD selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan,

saran dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Sri Novita Lubis, SKM, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang juga

telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan petunjuk,

Universitas Sumatera Utara


vi

saran, dan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

6. drh. Rasmaliah, M.Kes. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan Staf Departemen Epidemiologi FKM USU.

8. Direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, Kepala Bagian Tata Usaha,

Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan, Kepala Bagian Rekam

Medik, serta seluruh staf yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini.

9. Kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Pangondian Tondang dan Ibunda

Sofiati Rumahorbo yang memberikan motivasi dan doa untuk penulis.

Juga kepada adik saya tercinta Corry Rosmianna Tondang, Sari Marito

Tondang, Marlis Oktavia Tondang, Frans Haryanto Tondang dan Rafael

Hasudungan Tondang yang telah memberi dukungan, dan semangat dalam

penyelesaian skripsi ini.

10. Sandi Marolop Sitinjak yang selalu mendukung, memberi semangat, dan

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

11. Sahabat-sahabat seperjuangan saya selama menjalani masa perkuliahan:

Noni Efriana Sinurat, Samaida Gultom, Susantri Roberta Purba, Regina

Maria br. Tarigan yang banyak memberi semangat, dukungan, doa dan

berbagi ilmu kepada penulis selama perkuliahan maupun penyusunan

skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara


vii

12. Teman-teman seperjuangan PBL Desa Celawan: Theresia Yunita Siadari,

Assi Novianti, Dhea Admaja, Vanny, Elin Hutabarat,Kesia dan teman

teman Epidemiologi 2013, yang banyak memberi semangat, dukungan,

doa dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan LKP Puskesmas Teladan : Mega olivia

Sibarani, Nurfadillah Arif Harahap, Putri Ratna Dewi, Maya Sintia Rini,

Yossi Sepriani Purba, Dika Ginting yang banyak memberi semangat,

dukungan, doa dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian

skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk

perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Oktober 2017

Penulis

Universitas Sumatera Utara


viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
ABSTRACT .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Stroke .......................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Stroke ................................................................ 7
2.1.2 Anatomi Dasar Otak ...................................................... 8
2.1.3 Pelindung Otak ............................................................... 9
2.1.4 Klasifikasi Stroke ........................................................... 10
2.2 Stroke Hemoragik ...................................................................... 11
2.2.1 Definisi Stroke Hemoragik ............................................ 11
2.2.2 Klasifikasi Stroke Hemoragik ........................................ 12
2.3 Epidemiologi Stroke Hemoragik ............................................... 14
2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Hemoragik
Berdasarkan Orang ........................................................ 14
2.3.2 Distribusi Frekuensi Stroke Hemoragik
Berdasarkan Tempat ...................................................... 15
2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Hemoragik
Berdasarkan Waktu ........................................................ 15
2.3.4 Faktor Risiko Stroke Hemoragik ................................... 16
2.4 Gejala Stroke Hemoragik .......................................................... 20
2.4.1 Perdarahan Intraserebral ................................................ 20
2.4.2 Perdarahan Subarachnoid .............................................. 21
2.4.3 Perdarahan Subdural ...................................................... 21
2.5 Letak Kelumpuhan .................................................................... 22
2.5.1 Kelumpuhan Sebelah Kanan........................................... 22

Universitas Sumatera Utara


ix

2.5.2 Kelumpuhan Sebelah Kiri .............................................. 22


2.5.3 Kelumpuhan Kedua Sisi ................................................ 23
2.6 Lokasi Perdarahan Stroke Hemoragik ....................................... 23
2.6.1 Hemisfer Serebri ............................................................ 23
2.6.2 Ganglia Basalis .............................................................. 23
2.6.3 Batang Otak ................................................................... 24
2.6.4 Serebellum ..................................................................... 24
2.7 Tindakan Medis Stroke Hemoragik ........................................... 24
2.7.1 Metode Konvensional .................................................... 25
2.7.2 Metode Operatif ............................................................. 25
2.8 Pencegahan Stroke Hemoragik .................................................. 26
2.8.1 Pencegahan Primer ......................................................... 26
2.8.2 Pencegahan Sekunder .................................................... 26
2.8.3 Pencegahan Tersier ........................................................ 29
2.9 Kerangka Konsep ...................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 32
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................... 32
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................ 32
3.3 Populasi dan Sampel................................................................... 32
3.3.1 Populasi .......................................................................... 32
3.3.2 Sampel ............................................................................ 33
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 33
3.5 DefinisiOperasional .................................................................... 33
3.6 Teknik Analisia Data ................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ............................... 38
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 38
4.1.2 Falsafah Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan .............. 38
4.1.3 Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ...................... 38
4.1.4 Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ..................... 39
4.1.5 Pelayanan Medis ............................................................ 39
4.1.6 Pelayanan Penunjang Medis .......................................... 40
4.1.7 Penunjang Umum .......................................................... 40
4.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Sosiodemografi ...................................................... 40
4.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Faktor Risiko ......................................................... 42
4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Hasil Ct-Scan ......................................................... 43
4.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Letak Kelumpuhan ................................................ 43

Universitas Sumatera Utara


x

4.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan ................................................ 44
4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Tindakan Medis ..................................................... 45
4.8 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik .............. 45
4.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Sumber Biaya ....................................................... 46
4.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ...................................... 46
4.11 Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke
Hemoragik Berdasarkan Letak Kelumpuhan ............................ 47
4.12 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik ............. 48
4.12.1 Tahun ............................................................................. 48
4.12.2 Umur .............................................................................. 48
4.12.3 Jenis Kelamin ................................................................. 49
4.12.4 Lokasi Perdarahan ......................................................... 50
4.12.5 Tindakan Medis ............................................................. 50

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Sosiodemografi ...................................................... 52
5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin ................................................ 52
5.1.2 Suku ............................................................................... 54
5.1.3 Agama ............................................................................ 55
5.1.4 Status Perkawinan ........................................................... 56
5.1.5 Pekerjaan ......................................................................... 57
5.1.6 Asal Daerah .................................................................... 58
5.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Faktor Risiko ......................................................... 59
5.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Hasil Ct-Scan ......................................................... 60
5.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Letak Kelumpuhan ................................................ 61
5.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Lokasi Perdarahan ................................................. 62
5.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Tindakan Medis ..................................................... 63
5.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik .............. 64
5.8 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Sumber Biaya ........................................................ 65
5.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik
Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ...................................... 66
5.10 Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke
Hemoragik Berdasarkan Letak Kelumpuhan ............................ 67
5.11 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik ............. 69
5.11.1 Umur .............................................................................. 69

Universitas Sumatera Utara


xi

5.11.2 Jenis Kelamin ................................................................. 69


5.11.3 Lokasi Perdarahan ......................................................... 69
5.11.4 Tindakan Medis ............................................................. 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ................................................................................. 71
6.2 Saran ........................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 73


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 40

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 41

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Faktor Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 42

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 43

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 44

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 44

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 45

Tabel 4.8 Lama rawatan rata-rata Penderita Stroke Hemoragik di


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016........................ 45

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2015-2016 ....................................................................... 46

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ............................................. 47

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan letak kelumpuhan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ............................................. 47

Tabel 4.12 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik

Universitas Sumatera Utara


xiii

Berdasarkan Tahun di Rumah Sakit Santa


Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ....................................................... 48

Tabel 4.13 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ....................................................... 49

Tabel 4.14 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ....................................................... 49

Tabel 4.15 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ....................................................... 50

Tabel 4.16 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ....................................................... 50

Universitas Sumatera Utara


xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Dasar Otak .......................................................................... 8

Gambar 2.2 Perdarahan Subarakhnoid .................................................................. 12

Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamindi Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 52

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 54

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 55

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 56

Gambar 5.5 Diagram Bar Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 57

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Asal Daerah di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 58

Gambar 5.7 Diagram Bar Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Faktor Risiko di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 59

Gambar 5.8 Diagram Bar Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 60

Gambar 5.9 Diagram Bar Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 61

Gambar 5.10 Diagram Bar Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 62

Universitas Sumatera Utara


xv

Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 63

Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 65

Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2015-2016 ..................................................... 66

Gambar 5.14 Diagram Bar Distribusi Lokasi Perdarahan Penderita


Stroke Hemoragik Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 .................................. 68

Universitas Sumatera Utara


xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran 3 Master Data

Lampiran 4 Output SPSS

Universitas Sumatera Utara


xvii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ronny Mardianto Tondang lahir di Sumbul Julu pada tanggal 03


September 1995 berjenis kelamin perempuan dari pasangan suami istri Bapak
Pangondian Tondang dan Ibu Sofiati Rumahorbo. Peneliti adalah anak pertama
dari enam bersaudara. Peneliti bertempat tinggal di Sumbul, Desa Pegagan Julu
III, Kec. Sumbul, Kab. Dairi.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 030331
Sumbul lulus tahun 2007, SMP Negeri 1 Sumbul lulus tahun 2010, SMA Negeri 1
Sumbul lulus tahun 2013, dan mulai tahun 2013 mengikuti program S1 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Kampus Universitas Sumatera Utara sampai dengan
sekarang. Sampai dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai
mahasiswi program S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Kampus Universitas Sumatera
Utara

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit

menular yang semakin meningkat dan banyak menelan korban. Namun seiring

dengan, perkembangan sosioekonomi, kultural bangsa dan dunia semakin

meningkatnya prevalensi PTM dalam masyarakat, termasuk kalangan masyarakat

Indonesia dan menjadi penyebab utama kematian serta cukup sulit untuk

dikendalikan. Kecenderungan peningkatan ini terutama terjadi pada diabetes,

stroke dan hipertensi. Sebesar 60% kematian mendapat kontribusi dari PTM dua

diantaranya penyakit jantung dan stroke (Bustan, 2015).

Stroke menempati kedudukan ketiga dalam urutan penyebab kematian,

setelah penyakit jantung dan kanker. Di negara sedang berkembang, selain

jumlahnya yang banyak, angka kematiannya masih cukup tinggi. Di samping itu,

stroke yang merupakan penyakit yang mengenai sistem saraf, memberikan cacat

tubuh (disabilitas) yang berlangsung kronis dan dapat terjadi tidak saja pada

orang – orang berusia lanjut, tetapi juga pada orang – orang usia

pertengahan (40 - 50 tahun), yang mana pada usia inilah orang berada dalam

keadaan aktif dan produktif. Serangan stroke bersifat akut dan

menyebabkankematian mendadak.

Angka kematian dapat mencapai 36% (Bustan,2007).

Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke hemoragik dan

stroke nonhemoragik (iskemik). Insiden stroke hemoragik antara 15% - 30% dan

stroke non hemoragik (iskemik) antara 70% - 85%. Akan tetapi, untuk negara-

Universitas Sumatera Utara


2

negara berkembang atau Asia kejadian stroke hemoragik sekitar 30% dan

nonhemoragik 70%. Meski kasusnya lebih sedikit dibandingkan stroke

nonhemoragik namun stroke hemoragik sering mengakibatkan kematian.

Umumnya sekitar 50% kasus stroke hemoragik akan berujung kematian,

sedangkan pada stroke nonhemoragik hanya 20% yang berakibat kematian. Pada

tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke.

Peningkatan tertinggi akan terjadi di negara berkembang, terutama di wilayah

Asia Pasifik. Di Indonesia sendiri diperkirakan terjadi sekitar 800-1.000 kasus

stroke setiap tahunnya (Junaidi,2012).

Rata-rata angka kejadian (insiden) stroke adalah 200 per

100.000penduduk, artinya diantara 100.000 penduduk terdapat 200 orang

akanmendapatkan stroke. Apabila dikelompokkan menurut usia maka angka

inimenjadi sebagai berikut, pada kelompok usia 35-44 tahun insidennya ialah

0,2per 1.000 , pada kelompok usia 45-54 tahun 0,7 per 1.000 , pada kelompok

usia55-64 tahun 1,8 per 1.000, pada kelompok usia 65-74 tahun 2,7 per 1.000 ,

padakelompok usia 75-84 tahun 10,4 per 1.000, dan pada usia 85 tahun keatas

ialah13,9 per 1.000 (Lumbantobing, 2013).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2008) jumlah penderita stroke rawat

inap yang dikategorikan menjadi stroke tanpa perdarahan/infark ada sebanyak 4.884

orang, penyakit serebrovaskuler lainnya 1.224 orang, infark serebral 1.070, dan

perdarahan intrakranial 3.716. Case Fatality Rate (CFR)penyakit stroke tertinggi

yang dirawat inap dirumah sakit adalah perdarahan intrakranial sebesar 34,46%

diikuti infark sebesar 16,09%, penyakit serebrovaskuler lainnya 15,38%, dan infark se

rebral 11,2%.

Universitas Sumatera Utara


3

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, stroke berdasarkan wawancara

(berdasarkan jawaban responden yang pernah didiagnosis nakes dan gejala)

meningkat dari 8,3 per1000 (2007) menjadi 12,1 per1000 (2013).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012

prevalensi stroke hemoragik di Jawa Tengah tahun 2012 adalah 0,07 lebih tinggi

dari tahun 2011 (0,03%). Prevalensi tertinggi tahun 2012 adalah Kabupaten

Kudus sebesar 1,84%. Sedangkan prevalensi non hemoragik pada tahun 2012

sebesar 0,07 lebih rendah dibanding tahun 2011 (0,09%). Prevalensi tertinggi

adalah kota Salatiga sebesar 1,16% (Dinkes,2012).

Angka kematian stroke berkisar antara 5,7 per 100.000 - 39,79 per

100.000. Proporsi stroke iskemik berkisar antara 21,0% dan 77,9%, perdarahan

intraserebral antara 3,7% dan 38,5%, dan perdarahan subarachnoid antara 9,6%

dan 55,4%. Stroke iskemik kalangan orang dewasa muda didiagnosis pada 61%

kasus, perdarahan intraserebral sebesar 17%, dan perdarahan subarachnoid

sebesar 22%. Stroke hemoragik (subarachnoid dan intracerebral) menyumbang

hingga 50% dari semua stroke yang terjadi di bawah usia 45 tahun, dengan tingkat

insiden dilaporkan pada kisaran 3-6 per 100.000 per tahun untuk perdarahan

subarachnoid dan 2-7 per

100.000 per tahun untuk perdarahan intraserebral (AHA, 2015).

Stroke pada tahun 2005 terdapat sebanyak 5,7 juta kematian dan secara

global jumlah kematian 6,5 juta pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat

menjadi 7,8 juta pada tahun 2030. Sekitar 13 persen dari stroke terjadi bila

pembuluh darah pecah di atau dekat otak (AHA,2015).

Universitas Sumatera Utara


4

Jumlah penderita penyakit stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 dalam penelitian Napitupulu

sebanyak 1.718 orang dengan jumlah proporsi penderita stroke haemoragik

23,75%. Menurut penelitian Mustafa Sirait di RSUP H. Adam Malik Medan

diketahui bahwa jumlah penderita stroke hemoragik yang dirawat inap pada tahun

2007-2008 sebanyak 273 orang. Penelitian oleh Ira Aminah Padang dilakukan di

RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi didapatkan jumlah penderita stroke

hemoragik (SH) rawat inap tahun 2015 sebanyak 127 orang.

Berdasarkan survei pendahuluan yang di lakukan di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan jumlah penderita stroke hemoragik rawat inap pada tahun 2015

sebanyak 96 orang dan pada tahun 2016 sebanyak 69 orang. Stroke merupakan

salah satu dari 10 penyakit terbesar di Rumah Sakit Santa Elisabeth dengan

jumlah penderita stroke hemoragik dari tahun 2015-2016 sebanyak 165 orang.

Berdasarkan latar belakang ini perlu dilakukan penelitan tentang

karakteristik penderita penyakit stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita stroke hemoragik yang dirawat

inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016.

1.3. Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara


5

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke hemoragik yang dirawat

inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

sosiodemografi antara lain umur, jenis kelamin, suku, agama, status

perkawinan, pekerjaan dan asal daerah.

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

faktor risiko (hipertensi, pernah stroke, diabetes melitus, dan >1 faktor

risiko).

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

hasil CT-Scan.

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

letak kelumpuhan.

e. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

lokasi perdarahan.

f. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

tindakan medis.

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke hemoragik.

h. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

sumber biaya.

i. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan

keadaan sewaktu pulang

Universitas Sumatera Utara


6

j. Mengetahui distribusi proporsi Lokasi Perdarahan penderita stroke

hemoragik berdasarkan Letak Kelumpuhan

k. Mengetahui CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan umur.

l. Mengetahui CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan jenis kelamin.

m. Mengetahui CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan lokasi

perdarahan.

n. Mengetahui CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan tindakan medis.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan

penulis tentang penyakit stroke khususnya stroke hemoragik dan sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

1.4.2 Sebagai bahan masukan untuk peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian tentang penyakit stroke khususnya stroke hemoragik.

1.4.3 Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

mengenai karakteristik penderita stroke hemoragik tahun 2015-2016

sehinggga dapat membantu dalam merumuskan kebijakan mengenai

penanggulangan stroke hemoragik dan penyediaan perawatan yang lebih

memadai untuk penderita stroke hemoragik.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke

2.1.1. Definisi Stroke

Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa

kelumpuhan saraf akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Menurut Junaidi

(2012), stroke adalah gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat

terhambatnya aliran darah ke otak karena perdarahan maupun sumbatan dengan

gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna,

sembuh dengan cacat atau kematian.

Menurut WHO (2014), stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak

fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24

jam, akibat gangguan aliran darah otak.

Penanganan stroke harus segera dilakukan sesegera mungkin setelah

serangan stroke terjadi. Harus segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan

penyebab terjadinya serangan stroke, sehingga penanganan yang tepat bisa

dilakukan. Penanganan stroke yang tepat dan cepat sangat menentukan tingkat

kesembuhan pasien. Penanganan stroke baru dilakukan setelah lebih dari 6 jam

setelah serangan, maka hanya dapat dilakukan tindakan pemulihan untuk

mengurangi komplikasi dan juga untuk penyembuhan. Jika penanganan stroke

yang dilakukan dalam jangka kurang dari 6 jam dapat mempertinggi kemungkinan

kesembuhan penderita (Solomon, 2014).

Universitas Sumatera Utara


8

2.1.2.Anatomi Dasar Otak

Gambar 2.1.Anatomi DasarOtak

Otak adalah salah satu organ yang sangat vital, yang memungkinkan fungsi

mental dan kecerdasan berjalan dengan baik. Otak terdiri dari sel-sel saraf

(neuron), sel penunjang (sel glia), cairan otak (serebrospinal), serta pembuluh-

pembuluh darahnya. Setiap orang memiliki jumlah neuron sekitar 100 miliar yang

terkoneksi satu dengan yang lainnya. Berat otak orang dewasa sekitar 1400 gram,

yaitu hanya sekitar 2% dari bobot total tubuhnya. Akan tetapi, otak mengonsumsi

oksigen sekitar 20% dan glukosa sebanyak 50% dari total energi tubuh. Otak tidak

memiliki kemampuan untuk menyimpan sari makanan dan oksigen dalam jumlah

yang memadai sehingga untuk dapat berfungsi otak memerlukan pasokan darah

24 jam terus-menerus, tidak boleh terhambat dalam hitungan detik sekalipun

(Junaidi, 2012).

Otak yang sehat harus dipasok dengan satu liter darah per menit, yaitu

sekitar 15% jumlah darah total dipompa jantung. Pasokan darah dialirkan melalui

dua arteri karotis (kiri dan kanan) yang ada di leher menuju ke otak, yang disebut

sirkulasi arteri otak depan (anterior). Yang lainnya melalui sistem tulang belakang

yang bertugas memasok darah ke otak bagian belakang, yang disebut sirkulasi

Universitas Sumatera Utara


9

arteri otak belakang (posterior).Batang otak juga memainkan peran penting dalam

memengaruhi pengaturan aliran darah otak. Jika tekana di dalam ruang (ventrikel)

otak dan rongga berisi cairan maka serebrospinal (CSS) meningkat maka arteri

otak bisa tertekan dan aliran darah (perpusi) ke otak berkurang (Junaidi, 2012).

Otak merupakan organ tubuh yang ikut berpartisipasi pada semua kegiatan

tubuh. Kegiatan ini dapat berupa bergerak, merasa, berfikir, berbicara, emosi,

membaca, menulis, berhitung, melihat dan mendengar. Bila bagian dari otak

terganggu, misalnya suplai darah berkurang, maka tugasnya pun dapat terganggu.

Dengan demikian otak sangat bergantung kepada keadaan aliran darah setiap saat.

Bila suplai oksigen terputus selama 8-10 detik, maka terjadi gangguan fungsi

otak. Bila lebih lama dari 6-8 menit, terjadi jejas (lesi) yang tidak pulih lagi dan

kemudian kematian (Lumbantobing, 2003).

2.1.3. Pelindung Otak (Mutaqqin, 2008)

Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan

tulang belakang, serta tiga lapisan jaringan penyambung atau meningen, yaitu pia

mater, arakhnoid, dan dura mater. Masing-masing merupakan suatu lapisan yang

terpisah dan kontinu. Antara lapisan pia mater dan arakhnoid terdapat

penghubung yang disebut trebekula.

a. Pia mater

Pia mater merupakan lapisan meningeal paling dalam, lapisan tipis dan

membungkus seluruh permukaan otak dan medulla spinalisl dan mengikuti kontur

struktur eksternal otak dan jaringan spinal. Pia mater merupakan lapisan vaskular,

tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan menuju struktur dalam sistem saraf

Universitas Sumatera Utara


10

pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf. Pia mater meluas ke bagian

bawah medula spinalis (spinal cord) (Mutaqqin, 2008).

b. Arakhnoid

Merupakan membran bagian tengah yang tipis,halus, dan avaskular. Arakhnoid

meliputi otak dan medula spinalis, tetapi tidak mengikuti kontur luar seperti pia

mater. Daerah antara arakhnoid dan pia mater disebut ruang subarakhnoid di mana

terdapat arteri, vena serebri, dan trabekula arakhnoid, dan cairan serebrospinal

yang membasahi sistem saraf pusat (Widagdo dkk, 2008).

c. Duramater

Merupakan lapisan paling luar meningen, lapisan yang liat, kasar, membran yang

dua lapis. Bagian luar yang disebut duraendosteal dan bagian dalam yang disebut

dura meningeal (Mutaqqin, 2008).

2.1.4. Klasifikasi Stroke (Bustan, 2015)

Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi :

1. Stroke Nonhemorhagik (cerebral infarction), yang secara klinis terdiri

dari:

a. TIA (Transient Ischemic Attack).

b. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit).

c. Progressing stroke = stroke in evolusi

d. Complete Stroke

Secara kausal :

a. Stroke trombotik

b. Stroke emboli/nontrombotik

Universitas Sumatera Utara


11

2. Stroke hemoragik

a. PSD (Perdarahan Subdural)

b. PSA (Perdarahan Subarachnoid)

c. PIS (Perdarahan Intraserebral)

Perbedaan stroke iskemik (non hemoragik) dengan stroke hemoragik yaitu:

a. Stroke iskemik (non hemoragik) atau disebut juga stroke tanpa perdarahan

yang terjadi karena aliran darah berkurang atau terhenti pada sebagian

daerah otak. Hampir 85% stroke disebabkan sumbatan oleh bekuan darah,

penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak

yang menyebabkan sumbatan di satu atau beberapa arteri intrakrani, ini

disebut sebagai infark otak (Irfan,2010).

b. Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau pecah

di dalam atau di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke

jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah membanjiri dan memampatkan

atau mematikan fungsinya (Mahreswati, 2012).

2.2. Stroke Hemoragik

2.2.1. Definisi Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik merupakan perdarahan serebral dan mungkin

perdarahan subaraknoid. Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada

area otak tertentu (Mutaqqin, 2008).

Universitas Sumatera Utara


12

Gambar 2.2. Perdarahan Subarakhnoid (AHA, 2015)

Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah yang bocor atau

pecah di dalam atau di sekitar otak sehingga menghentikan suplai darah ke

jaringan otak yang dituju. Selain itu, darah membanjiri dan memampatkan atau

mematikan fungsinya (Mahreswati, 2012).

Stroke hemoragik yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua

stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur

sehingga terjadi perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam

jaringan otak. Mekanisme lain pada stroke hemoragik adalah pemakaian kokain

atau amfetamin, karena zat-zat ini dapat menyebabkan hipertensi berat dan

perdarahan intraserebrum atau subarakhnoid (Price dan Wilson, 2006).

2.2.2. Klasifikasi Stroke Hemoragik

Ada tiga tipe umum perdarahan otak yang dapat menimbulkan stroke

yaitu :

Universitas Sumatera Utara


13

a. Perdarahan Intraserebral (PIS)

Perdarahan intrasebral adalah perdarahan di dalam otak yang

disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan pembuluh darah (aneurisma

atau angioma). Perdarahan intraserebral menyumbang sekitar 10% dari semua

stroke, tetapi memiliki persentase tertinggi penyebab kematian akibat stroke

(Mahreswati, 2012).

Usia rata-rata pada umur 55 tahun, insidens pada laki-laki sama dengan

pada perempuan. Angka kematian 60%-90%. Dari seluruh yang meninggal, 10%

meninggal setelah 3 hari dan 72% setelah seminggu. Perdarahan intraserebral

terbanyak disebabkan karena hipertensi. 70% kasus PIS terjadi di kapsula interna,

20% di fosa posterior (batang otak atau serebelum) dan 10% di hemisfer (di luar

kapsula interna) (Harsono, 1996).

b. Perdarahan Subarachnoid (PSA)

Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan dalam ruang subarachnoid,

ruang di antara lapisan dalam (Pia meter) dan lapisan tengah (arachnoid meter)

dari jaringan selaput otak (meninges). Penyebab paling umum adalah pecahnya

tonjolan (Aneurisma) dalam arteri yang dapat menyebabkan cacat permanen atau

kematian. Stroke ini juga satu-satunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada

perempuan dibandingkan pada laki-laki (Mahreswati, 2012).

PSA menduduki 7-15% dari seluruh kasus gangguan peredaran darah

otak. Penyebab yang paling sering dari PSA adalah aneurisma, malformasi

vaskular dan idiopatis. Pada usia di atas 20 tahun, robekan aneurisma lebih sering

(Lumbantobing,2001).

Universitas Sumatera Utara


14

c. Perdarahan Subdural (PSD)

Penimbunan darah antara dura dan arachnoid di dalam ruang suddura,

dikenal sebagai hematom subdural. Hal ini dapat dikatakan selalu merupakan

akibat dari trauma kepala tetapi dapat juga berhubungan dengan diskrasia darah

atau kakheksia tanpa adanya trauma. Perdarahan di ruang subdura ini merupakan

perdarahan vena akibat robeknya vena-vena kecil yang menjembatani ruang

subdura sehingga cairan di dalamnya dapat bercampur dengan cairan

serebrospinal, bilamana arakhnoid juga robek (Sastradirjo, 1980).

Subdural hematom biasanya di bagi atas akut dan menahun, bergantung

kepada saat timbulnya gejala, apakah pada saat terjadinya trauma atau kemudian

setelah beberapa minggu (bulan).Gejala-gejala hematom subdural biasanya timbul

dalam beberapa hari setelah trauma. Penderita hampir semuanya mengeluh nyeri

kepala, derajat gangguan kesadaran berbeda-beda, bergantung kepada kerusakan

yang terjadi pada otak (Sastradirjo, 1980).

2.3. Epidemiologi Stroke Hemoragik

2.3.1. Distribusi Frekuensi Stroke Hemoragik Berdasarkan Orang

Data Kemenkes, 2014, jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia

tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan diperkirakan sebanyak 7,0%,

sedangkan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan gejala diperkirakan sebanyak

12,1%. Prevalensi stroke terlihat meningkat seiring peningkatan umur. Prevalensi

stroke sama banyak pada laki-laki dan perempuan (AHA, 2015).

Frekuensi relatif dari stroke hemoragik meningkat dengan meningkatnya

keparahan stroke dari 2% pada pasien dengan stroke paling ringan ke 30% pada

Universitas Sumatera Utara


15

mereka dengan stroke yang paling parah . Dalam rentang usia 40 sampai 60 tahun,

frekuensi relatif dari stroke hemoragik sedikit meningkat dengan bertambahnya

usia (dari 9% menjadi 10%). Setelah usia 60 tahun, frekuensi relatif stroke

hemoragik tetap konstan (10%) (AHA, 2015).

2.3.2. Distribusi Frekuensi Stroke Hemoragik Berdasarkan Tempat

Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu

7,4% dan 16,6%, sedangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita

paling sedikit yaitu sebanyak 3,6% dan 5,3% (Kemenkes, 2014). Pada 1053 kasus

stroke di 5 rumah sakit di Yogyakarta angka kematian tercatat sebesar 28.3%;

sedangkan pada 780 kasus stroke iskemik adalah 20,4%, lebih banyak pada laki-

laki. Mortalitas pasien stroke di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menduduki

peringkat ketiga setelah penyakit jantung koroner dan kanker, 51,58% akibat

stroke hemoragik, 47,37% akibat stroke iskemik, dan 1,05% akibat perdarahan

subaraknoid (Setyopranoto, 2011) .

2.3.3. Distribusi Frekuensi Stroke Hemoragik Berdasarkan Waktu

Di negara berkembang termasuk di Indonesia, angka kejadian penyakit

tidak menular ini justru meningkat. Hal ini akibat pengaruh urbanisasi, perubahan

gaya hidup, dan bertambahnya umur harapan hidup. Angka kejadian stroke di

perkotaan di Indonesia diperkirakan 5 kali lebih besar dari pada angka kejadian

penyakit tersebut di pedesaan. Pertambahan kasus stroke yang tidak diimbangi

dengan perbaikan penatalaksanaan di rumah sakit menyebabkan dalam dekade

terakhir stroke merupakan penyebab kematian nomor satu di rumah-rumah sakit

di Indonesia (Irianto, 2014).

Universitas Sumatera Utara


16

2.3.4. Faktor Risiko Stroke Hemoragik

a. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol

a.1. Usia

Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan akan

meningkat dua kali. Empat puluh persen berumur 65 tahun dan hampir 13%

berumur di bawah 45 tahun. Seiring bertambahnya usia kemungkinan terjadinya

stroke semakin besar (Bambang, 2003).

a.2. Jenis Kelamin

Laki-laki lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan kaum wanita

dengan sex ratio 2:1. Walaupun laki-laki lebih rawan daripada perempuan pada

usia yang lebih muda, tetapi perempuan akan menyusul setelah usia mereka

mencapai menopause. Hasil-hasil penelitian yang menyatakan bahwa hormon

berperan dalam hal ini, yang melindungi perempuan sampai mereka melewati

masa-masa melahirkan. Laki-laki berusia kurang dari 65 tahun memiliki risiko

terkena stroke iskemik dan perdarahan intraserebral lebih tinggi sekitar 20%

daripada perempuan (Shimberg,1998).

a.3. Suku

Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke hemoragik yang

ada di kota Medan secara garis besar menurut Badan Pusat Statistik Sumut terdiri

atas : Batak (Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun,

Batak Pakpak), Jawa, dan Melayu.

Universitas Sumatera Utara


17

a.4. Riwayat Keluarga dan Herediter

Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang mengalami stroke pada usia

muda maka yang bersangkutan berisiko tinggi terkena stroke. Faktor keturunan

adalah suatu faktor yang cenderung akan dialami seseorang bila dalam

keluarganya mengalami penyakit tersebut. Peranan faktor keturunan ini jika ada,

biasanya sudah menunjukkan tanda dan gejalanya sejak orang tersebut masih bayi

atau masa anak-anak (Junaidi, 2012).

a.5. Malformasi Arteri-Vena (AVM)

Malformasi arteri-vena merupakan kelainan anatomis di dalam arteri atau

vena di dalam atau di sekitar otak, dimana tidak terbentuknya sistem kapiler

sehingga aliran darah dari arteri masuk langsung ke vena. Secara umum prognosis

perdarahan subarakhnoid yang disebabkan oleh pecahnya AVM lebih baik

dibandingkan oleh aneurisma (Markam, 1992).

b. Faktor risiko yang dapat dikontrol

b.1. Hipertensi

Tekanan darah terdiri dari dua komponen yaitu sistolik dan diastolik.

Apabila tekanan darah sistolik melebihi 160 mmHg dan/atau tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg maka tekanan darah yang demikian harus benar-

benar diwaspadai. Hipertensi merupakan faktor risiko gangguan peredaran darah

otak yang potensial yang dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya

pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah

perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah

Universitas Sumatera Utara


18

ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian (Harsono,

2011).

Hipertensi mempercepat pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan

mengakibatkan penghancuran lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat

proses aterosklerosis. Hipertensi berperanan dalam proses aterosklerosis melalui

efek penekanan pada sel endotel/lapisan dalam dinding arteri yang berakibat

pembentukan plak pembuluh darah semakin cepat (Junaidi,2012).

Usia 30 tahun merupakan awal kewaspadaan tentang munculnya hipertensi,

terutama bagi mereka yang mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarganya.

Makin lanjut usia seseorang maka kemungkinan untuk munculnya hipertensi

makin tinggi (Harsono, 2011)

b.3. Diabetes Melitus

Menebalnya dinding pembuluh darah otak akan menyempitkan diameter

pembuluh darah dan penyempitan tersebut kemudian akan mengganggu

kelancaran aliran darah ke otak yang pada akhirnya akan menyebabkan infark sel-

sel otak. Setelah diabetes melitus berlangsung lama dan/atau kadar glukosa darah

sangat tinggi maka penderita baru merasakan adanya kelainan tertentu, dan

sementara itu diabetes melitus telah menimbulkan gangguan di organ/bagian

tubuh lainnya misalnya pembuluh darah nadi, retina, ginjal, dan saraf tepi. Kadar

glukosa darah yang tinggi akan memperberat kerusakan sel-sel otak (Harsono,

2011).

Universitas Sumatera Utara


19

b.4. Merokok

Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir dua kali lipat.

Adapun perokok pasif berisiko terkena stroke 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan

karbondioksida yang ada pada rokok menyebabkan kelainan pada dinding

pembuluh darah, di samping itu juga mempengaruhi komposisi darah sehingga

mempermudah terjadinya proses gumpalan darah (stroke iskemik) (Bambang,

2003).

Merokok mengurangi kemampuan seseorang dalam menanggulangi stres

karena zat kimia dalam rokok terutama karbon monoksida akan mengikat oksigen

dalam darah sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang. Peranan rokok pada

proses aterosklerosis adalah (Junaidi, 2012) :

1. Meningkatkan kecenderungan sel-sel darah menggumpal pada dinding

arteri yang meningkatkan risiko pembentukan trombus/plak.

2. Merokok menurunkan jumlah HDL/kolesterol baik dan menurunkan

kemampuan HDL dalam menyingkirkan kolesterol LDL yang berlebihan.

3. Merokok meningkatkan oksidasi lemak yang berperanan pada

perkembangan aterosklerosis.

b.5. Serangan Iskemik Sesaat

Serangan Iskemik Sesaat (TIA) merupakan serangan-serangan defisit

neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak fokal yang cenderung

membaik dengan kecepatan dan tingkat penyembuhan bervariasi tetapi biasanya

dalam 24 jam. TIA merupakan hal penting karena merupakan peringatan dini akan

kemungkinan infark serebrum di masa mendatang (Price dan Wilson, 2006).

Universitas Sumatera Utara


20

Penderita TIA mungkin memiliki gejala-gejala yang sama dengan stroke

yang sesungguhnya, yaitu : (Shimberg, 1998)

1. Kelemahan atau kaku dan mati rasa pada separuh wajah.

2. Kelemahan atau kaku dan mati rasa pada salah satu atau kedua tungkai dan

lengan pada salah satu sisi tubuh.

3. Mengalami kesulitan bicara, memahami pembicaraan, atau membaca.

4. Gangguan-gangguan penglihatan.

2.4. Gejala Stroke Hemoragik

Membedakan stroke hemoragik dari infark otak tidaklah semudah

mendiagnosis stroke. Saat ini disadari bahwa Computed Tomography Scanning

yang mampu melakukannya. Demikian pula banyak perdarahan intraserebral tidak

menghasilkan perangsangan meningeal maupun gambaran likuor yang berdarah

oleh karena perdarahannya tidak menjebol ke dalam ventrikel. Sakit kepala yang

hebat seringkali menyertai trombosis arteri serebri media, yang relevan

dikorelasikan dengan perdarahan (Bustan, 2007).

2.4.1. Perdarahan Intraserebral

Gejala secara bertahap berlanjut dalam hitungan menit hingga jam. Onset

sering terjadi pada aktivitas fisik atau stres. Defisit neurologik fokal nyata dan

menunjukkan lokasi perdarahan. Gejala lainnya adalah nyeri kepala, muntah,

penurunan kesadaran, kejang, terutama pada perdarahan luas. Nyeri kepala tidak

terjadi pada 50% kasus, terutama pada perdarahan yang lebih kecil. Luasnya

perdarahan menentukan hasil akhir. Kemungkinan pemulihan fungsi yang

signifikan lebih besar setelah perdarahan intraserebral (jaringan hanya terdesak)

Universitas Sumatera Utara


21

dibandingkan setelah infark serebri (jaringan menjadi nekrotik akibat iskemia)

(Adrian, 2011).

2.4.2. Perdarahan Subarakhnoid

Perdarahan Subarakhnoid merupakan keadaan yang akut. Penderita

perdarahan subarachnoid mengeluhkan nyeri kepala yang hebat. Juga dijumpai

nyeri di kuduk dan punggung, mual, muntah dan hilangnya kesadaran. Pada

pemeriksaan fisik dijumpai gejala terangsangnya selaput otak dan fotopobia.

Dijumpai pula gejala tekanan intrakranial yang meninggi (Lumbantobing, 2001).

Onsetdefisit neurologis yaitu mendadak, sering pada aktivitas fisik. Tanda

peringatan terjadi pada 15-30% berupa nyeri kepala yang seringnya tidak disadari

(Adrian, 2011).

Sementara itu, aneurisma yang membesar (sebelum pecah) dapat

menimbulkan tanda dan gejala sebagai berikut : defek medan penglihatan,

gangguan gerak bola mata, nyeri wajah, nyeri kepala yang terlokalisasi (Harsono,

1996).

2.4.3. Perdarahan Subdural

Faktor risiko perdarahan subdural atau hematoma subdural yaitu usia

lanjut, terjatuh, trauma kepala dan antikoagulan. Gejala yang sering menyertai

adalah nyeri kepala, kesiagaan berkurang, mual dan muntah disertai penglihatan

yang mulai kabur (Adrian, 2011).

Universitas Sumatera Utara


22

2.5. Letak Kelumpuhan

2.5.1. Kelumpuhan Sebelah Kanan (Hemiparesis Dextra)

Pemeriksaan dilakukan pada lesi kortikal dan batang otak. Kerusakan pada

sisi sebelah kiri otak yang menyebabkan kelumpuhan tubuh bagian kanan.

Kelumpuhan pada penderita sebelah kanan biasanya mempunyai kekurangan

dalam komunikasi verbal. Dalam komunikasi kita harus lebih banyak

menggunakan body language (bahasa tubuh). Jumlah penderita stroke haemoragik

dengan letak kelumpuhan di sebelah kanan lebih besar dibandingkan letak

kelumpuhan lainnya sebanyak 48,5% (Weiner,1995).

Kerusakan pada sisi sebelah kiri otak yaitu ditandai dengan adanya

kemunduran kemampuan berbicara, perilaku dan gaya kehati-hatian yang lamban,

kemunduran daya ingat (lupa akan kata-kata yang harus diucapkan) (Shimberg,

1998).

2.5.2. Kelumpuhan Sebelah Kiri (Hemiparesis Sinistra)

Terjadinya kerusakan pada sisi sebelah kanan otak (hemiparesis kanan

otak) menjadi penyebab kelumpuhan tubuh bagian kiri. Pasien dengan

kelumpuhan sebelah kiri kehilangan memori visual dan mengabaikan sisi kiri.

Sering juga dijumpai kelainan afasia yaitu ketidakmampuan untuk berbahasa dan

pemahaman kata atau kalimat dengan baik. Pemeriksaan lanjut yang dilakukan

pada kelumpuhan sebelah kiri ditujukan pada fungsi kortikal, subkortikal, batang

otak, dan medulla spinalis (Weiner, 1995).

Kerusakan sisi otak sebelah kanan ditandai dengan adanya kemunduran

persepsi spasial (lupa di mana berada), perilaku dengan gaya impulsif yang cepat,

Universitas Sumatera Utara


23

lupa terhadap keberadaan bagian tubuhnya yang sebelah kiri, kemunduran

kemampuan daya ingat (Simberg, 1998).

2.5.3. Kelumpuhan Kedua Sisi (Paraparesis)

Kelumpuhan yang terjadi akibat kerusakan otak sebelah kanan dan kiri

dari penderita. Kelumpuhan yang sering terjadi yaitu kedua kaki tidak dapat

digerakkan (Weiner,1995).

2.6. Lokasi Perdarahan Stroke Hemoragik

2.6.1. Hemisfer Serebri

Hemisfer serebri dibagi menjadi dua belahan, yaitu hemisfer serebri

sinistra (kiri) dan hemisfer dextra (kanan). Hemisfer serebri kiri mengendalikan

kemampuan memahami dan mengendalikan bahasa serta berkaitan dengan

berpikir “matematis” atau “logis”, sedangkan hemisfer serebri dextra berkaitan

dengan ketrampilan , perasaan, dan kemampuan seni. Hemisfer serebri dapat

dibagi menjadi lobus frontalis, parietalis, oksipitalis, temporalis, insula, dan

mesencephalon. Perdarahan frontal ditandai dengan hemiparesis kontralateral

serta sefalgia bifrontral. Perdarahan parietal ditandai dengan nyeri homolateral,

defisit sensorik dan hemiparesis ringan (Harsono, 2011).

2.6.2. Ganglia Basalis

Fungsi ganglia basalis adalah sebagai stasiun-stasiun pemprosesan yang

menghubungkan korteks serebrum dengan nukleus-nukleus thalamus tertentu dan

akhirnya berproyeksi ke korteks serebrum. Adanya gangguan pada bagian ini

akan mengakibatkan penderita mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang

diinginkan. Perdarahan thalamus diawali dengan contralateral hemisensory loss.

Universitas Sumatera Utara


24

Apabila mengenai kapsula interna maka terjadi hemiparesis dan apabila meluas ke

atas maka terjadi hemianopia (Harsono, 2011).

2.6.3. Batang Otak

Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri

dan serebellum diangkat. Medula oblongata, pons, dan otak tengah merupakan

bagian bawah atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang otak

akan mengakibatkan gangguan pada beberapa indra seperti nyeri, suhu, rasakecap,

pendengaran, rasa raba, rasa diskriminatif, dan apresiasi bentuk, berat, dan tekstur.

Perdarahan medula oblongata sangat jarang terjadi dan penderita segera

meninggal dunia. Perdarahan pons dicirikan oleh koma dalam yang mendadak

tanpa didahului peringatan dan kematian terjadi dalam beberapa jam pertama

(Harsono, 2011).

2.6.4. Serebellum

Pada perdarahan serebellum tidak biasa dijumpai hemiparesis atau

hemiplegia, bila muncul gejala maka diagnosisnya mengarah pada perdarahan

putamen atau talamus, apabila ada gangguan penglihatan atau disfasia maka

diagnosisnya ke arah lesi supratentorial. Ciri-ciri lainnya adalah gangguan

okulomotor, gangguan keseimbangan, nistagmus, muntah terus-menerus. Tanda-

tanda serebelar tidak nyata. Diagnosis didasarkan atas kesadaran penderita dan

CT-Scan (Harsono, 2011).

2.7. Tindakan Medis Stroke Hemoragik

Jika terjadi perdarahan, tentu tindakan medis yang diambil adalah

bagaimana menghentikan perdarahan. Tetapi, jika yang terjadi adalah pembekuan

Universitas Sumatera Utara


25

darah/sumbatan pembuluh darah, tindakan medis yang diambil adalah memberi

obat yang bisa mengencerkan darah. Tidak bisa terbalik sebab akibatnya bisa fatal

(Sutrisno, 2007).

2.7.1. Metode Konvensional

Umumnya, pemberian obat-obatan lebih banyak untuk menangani jenis

stroke iskemik (meskipun tak jarang pula diambil tindakan operasi). Tujuan

tindakan konservatif yaitu untuk melakukan perawatan secara intensif,

mempertahankan fungsi vital (pernafasan dan sirkulasi), memberikan obat

sedative dan penghilang nyeri. Sebaliknya, tindakan operatif (bedah) lebih cocok

untuk terapi stroke hemoragik. Untuk tindakan konvensional (non-operatif) bisa

disebut beberapa obat. Diantaranya adalah Obat Antitrombosis (Aspirin,

Tiklopidin, Heparin dan Warfin, Semax) (Sutrisno, 2007).

2.7.2. Metode Operatif

Tindakan operatif lebih umum ditemukan dalam kasus stroke hemoragik.

Sasaran tindakan operatif adalah pembuluh darah yang mengalami kelainan.

Penentuan waktu untuk operasi masih bersifat kontroversial. Berdasarkan data

mortalitas pasca operasi, disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-

9 pasca perdarahan. Pembedahan dilakukan 24-48 jam pertama setelah terjadinya

stroke haemoragik.

Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di

daerah superfisial (lobar), hemisfer serebri atau perdarahan serebral. Tujuan

tindakan ini tak lain adalah memperbaiki pembuluh darah yang cacat. Dengan

begitu diharapkan dapat meningkatkan peluang hidup pasien, dan pada gilirannya

Universitas Sumatera Utara


26

menyelamatkan jiwa pasien. Meski terjadi perdarahan, tidak otomatis dokter

melakukan pembedahan (Sutrisno, 2007).

2.8. Pencegahan Stroke Hemoragik

2.8.1. Pencegahan Primer

Sasaran utama adalah untuk orang yang belum pernah terkena penyakit

stroke. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain (Yulianto, 2011) :

a. Periksa tekanan darah secara rutin.

b. Hindarilah rokok.

c. Periksa secara rutin jika terdengar bunyi mendesing di leher anda.

d. Olahraga secara teratur.

e. Makanlah makanan yang mengandung potasium seperti kentang, avokad

dan kedelai.

f. Penggunaan aspirin untuk stroke hanya diberlakukan bagi yang tidak

memiliki risiko stroke.

g. Mengurangi makan-makanan yang berlemak dan berkolesterol.

h. Jauhilah alkohol dan obat-obatan terlarang.

2.8.2. Pencegahan Sekunder (Yulianto, 2011)

Pencegahan sekunder dilakukan untuk mencegah berlanjutnya cedera atau

penyakit dari suatu kerusakan kearah ketidakmampuan. Suatu kerusakan sudah

terjadi tapi ketidakmampuan (ability) dapat dilakukan sedini mungkin.

Pencegahan sekunder lebih diarahkan untuk mengendalikan faktor resiko,

medikamentosa, dan tindakan invasive. Kecenderungan penderita stroke

hemoragik dalam keadaan koma, maka pengobatan yang akan dilakukan lebih

Universitas Sumatera Utara


27

menjaga kondisi penderita dengan memperhatikan oksigen yang dibutuhkan

cukup, menjaga tekanan dan komposisi darah, mencegah timbulnya edema otak

dan kejang otak, serta ginjal dan gastrointestinum. Berdasarkan konsensus

nasional pengelolaan stroke di Indonesia Perdossi, pencegahan sekunder termasuk

modifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risikonya, melibatkan peran serta

keluarga seoptimal mungkin, obat-obatan yang digunakan yaitu asetosal (asam

asetil salisilat), antikoagulan oral, tiklopidin, dan tindakan invasif.

2.8.2.1. Diagnosis Stroke Hemoragik

a. Anamnesis

Anamnesis atau sering juga disebut wawancara yaitu suatu langkah yang

dijalankan dengan mencatat gambaran klinis pasien. Apabila pasien tidak bisa

berbicara karena lumpuh, teman atau anggota keluarga yang memberikan

inforrmasi mengenai riwayat penyakit. Dokter akan menanyai gejala-gejala

sebelum dan sesudah kena stroke. Dokter juga mengorek informasi apakah

sebelumnya sudah pernah berobat ke dokter lain karena penyakit stroke atau

penyakit pemicu stroke. Dokter perlu tahu berapa lama serangan terjadi. Bila

hanya sesaat, biasanya dokter menanyai keluarga pasien perihal gejalanya.

Melalui anamnesis yang dilakukan dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah

terjadinya penyakit (Sutrisno, 2007).

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi keadaan fisik penderita

secara umun dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain

kelainan neurologis. Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan pada pasien

Universitas Sumatera Utara


28

meliputi pemeriksaan umum (suhu tubuh, gizi, tekanan darah, anemia, paru,

jantung, denyut nadi) dan pemeriksaan fungsi saraf/mayor (tingkat kesadaran,

fungsi serebri, saraf kranial, sistem motorik, respons refleks, sistem sensorik)

(Sutrisno, 2007).

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan

laboratorium yaitu pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah merah, sel darah

putih, leukosit, trombosit), tes darah koagulasi (prothrombin time, partial

thromboplastin time (PTT), international normalized ratio (INR), dan agregasi

trombosit), tes kimia darah yaitu untuk melihat kandungan darah, kolesterol, asam

urat, selain itu juga diperiksa serum darah, seperti kadar solium, potasium dan

kalsium, tes lipid darah, tes darah dalam situasi tertentu (Sutrisno, 2007).

Pemeriksaan scanning yang meliputi :

1. Computerized Tomography Scanning (CT Scan) yang memanfaatkan sinar-X

untuk mengambil gambar otak dan kepala. Sinar-X diserap secara berbeda

oleh beberapa bagian tubuh. Dari situ nanti akan tergambar jaringan

lunak,tulang, pembuluh darah, dan jaringan otak. Pada kasus stroke iskemik,

warna otak akan lebih banyak warna hitam, sedangkan stroke hemoragik

lebih banyak berwarna putih.

2. Magnetic Resonance Imaging (MRI). Dibandingkan dengan CT Scan, MRI

lebih akurat. Pasien tidak perlu disuntikkan atau meminum cairan kontras.

MRI mampu mendeteksi berbagai kelainan otak dan pembuluh darah otak

Universitas Sumatera Utara


29

yang sangat kecil yang tak mungkin dijangkau CT Scan. Juga dapat

menentukan daerah-daerah mana saja yang dirusak oleh stroke iskemik.

3. Single Photon Emission CT (SPECT), yaitu bisa mendeteksi daerah di otak

yang terganggu dan dapat mendeteksi jenis serangan dalam empat jam

setelah serangan.

4. Positron Emission Tomography (PET) berguna untuk memantau gangguan

fisiologi, seperti metabolisme glukosa dalam otak, densitas neuroreceptor.

5. Cerebral Angiography dimanfaatkan untuk memindai aliran darah yang

melewati pembuluh darah otak. Angiography dilakukan dengan cara

memasukkan kateter ke dalam tubuh.

6. Carotid Ultrasound, yaitu mendeteksi gangguan pembuluh darah di leher

menuju otak.

7. Echocardiogram

8. Electrocardiogram (EKG)

Namun, semua alat itu hanya efektif untuk stroke iskemik dan stroke

hemoragik intraserebral. Sedangkan kasus stroke hemoragik subarachnoid, untuk

mendeteksi penyebabnya harus dilakukan pemeriksaan multislices CT angiografi,

MR Angiografi, atau DSA (digital substraction angiography)(Sutrisno, 2007).

2.8.3. Pencegahan Tersier

Salah satu pencegahan tersier yang dapat dilakukan adalah upaya

rehabilitasi. Maksud dan tujuan diadakannya rehabilitasi adalah menjaga

kemampuan fisik, rohani, sosial, dan kemampuan untuk bekerja seoptimal

mungkin. Hal- hal yang dapat dilakukan adalah fisioterapi, terapi bicara, terapi

Universitas Sumatera Utara


30

mental, psikoterapi, dan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar fungsi otak yang

berkurang akibat stroke dapat dirangsang untuk berfungsi seperti semula

walaupun tidak maksimal. Pencegahan yang terpenting oleh keluarga pada pasien

adalah menjaga agar stroke tidak terulang lagi, karena terjadinya stroke berulang

akan meningkatkan resiko kematian dan tingkat kecacatan (Lumbantobing, 2003).

Rehabilitasi pada penderita stroke dapat dilakukan pada semua stadium

perjalanan penyakitnya dan harus dimulai sedini mungkin. Semakin cepat dimulai

makin besar kemungkinan pengembangan fungsinya, juga komplikasi akibat

imobilisasi dapat dicegah, serta kecacatan lebih lanjut dapat dihindari sehingga

dapat hidup mandiri tanpa bergantung pada orang lain (Harsono, 2011).

Tujuannya untuk memulihkan kembali sebanyak mungkin kemampuan yang

dulunya dimiliki oleh pasien (Shimberg, 1998).

Universitas Sumatera Utara


31

2.9. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Stroke Hemoragik

1. Faktor sosiodemografi
Umur
Jenis kelamin
Suku
Agama
Status Perkawinan
Pekerjaan
Asal daerah
2. Faktor Risiko
3. Hasil CT-Scan
4. Letak kelumpuhan
5. Lokasi perdarahan
6. Tindakan Medis
7. Lama rawatan rata-rata
8. Sumber Biaya
9. Keadaan Sewaktu Pulang

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif

menggunakan desain case series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan

lokasi ini atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Santa Elisabeth terdapat kasus

stroke hemoragik dan dilengkapi dengan sistem pencatatan rekam medik yang

cukup baik. Di Rumah Sakit Santa Elisabeth belum pernah dilakukan penelitian

stroke hemoragik pada tahun 2015 – 2016.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Maret 2017 sampai dengan Juli 2017

(jadwal terlampir).

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita stroke

hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 -

2016 dengan jumlah penderita sebanyak 165 orang.

3.3.2. Sampel

33

Universitas Sumatera Utara


34

Sampel pada penelitian ini adalah semua data penderita stroke hemoragik

yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 - 2016,

besar sampel sama dengan populasi (total sampling).

3.4.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari kartu status (rekam medik) penderita stroke hemoragik yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015 - 2016.

3.5. Definisi Operasional

3.5.1. Penderita stroke hemoragik adalah pasien yang berdasarkan diagnosa

dokter dinyatakan menderita penyakit stroke hemoragik dan dirawat inap.

3.5.2. Umur adalah usia penderita stroke hemoragik yang dicatat sesuai yang ada

dalam kartu status, yang digolongkan meliputi: (Riskesdas, 2013)

1. 15-24 tahun
2. 25-34 tahun
3. 35-44 tahun
4. 45-54 tahun
5. 55-64 tahun
6. 65-74 tahun
7. >75 tahun

Untuk interpretasi data maka umur dikategorikan menjadi :

1. <45 tahun
2. 45-60 tahun
3. >60 tahun

3.5.3. Jenis kelamin adalah ciri khusus yang dimiliki oleh penderita penyakit

stroke hemoragik yang dibawa sejak lahir seperti yang tercatat di kartu

status, dikategorikan berdasarkan:

Universitas Sumatera Utara


35

1. Laki-laki
2. Perempuan

3.5.4. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke hemoragik

sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas: (BPS

Sumut)

1. Batak
2. Jawa
3. Melayu
4. Lain-lain

3.5.5. Status perkawinan adalah keterangan dari penderita stroke hemoragik yang

menyandang status pernikahan sesuai dengan yang tercatat di kartu status,

dikategorikan atas:

1. Tidak Kawin
2. Kawin

3.5.6. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke hemoragik

sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dibedakan atas:

1. Islam
2. Kristen Katolik
3. Kristen Protestan
4. Budha

3.5.7. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita stroke

hemoragik untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai yang tercatat di kartu

status, dibedakan atas:

1. Tidak bekerja
2. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan
3. Pegawai Swasta

Universitas Sumatera Utara


36

4. Wiraswasta
5. Ibu Rumah Tangga
6. Petani
7. Lain-lain

3.5.8. Asal daerah adalah tempat tinggal dimana penderita stroke hemoragik

menetap sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas:

1. Kota Medan
2. Luar Kota Medan

3.5.9. Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan

jumlah penderita stroke hemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam

kartu status, dikategorikan atas:

1. Hipertensi
2. Pernah Stroke
3. Diabetes Melitus
4. > 1 Faktor risiko

3.5.10. Hasil CT-Scan adalah hasil dari pemeriksaan CT-Scan yang menunjukkan

jenis perdarahan pada penderita stroke hemoragik sesuai dengan tercatat

dalan kartu status, dikategorikan atas:

1. Perdarahan Intraserebral (PIS)


2. Perdarahan Subarachoid (PSA)
3. Perdarahan Subdural (PSD)
4. PIS dan PSA

3.5.11. Letak kelumpuhan adalah lokasi dimana terdapat keluhan-keluhan yang

dirasakan penderita stroke hemoragik dan didasarkan pada hasik

pemeriksaan dokter melalui anamnesis, dikategorikan atas:

1. Hemiparesis Dextra
2. Hemiparesis Sinistra
3. Paraparesis
4. Tidak Ada Kelumpuhan

Universitas Sumatera Utara


37

3.5.12. Lokasi perdarahan adalah tempat atau lokasi terjadinya perdarahan terjadi

pada penderita stroke hemoragik yang didasarkan pada hasil CT-Scan

dikategorikan atas:

1. Hemifer Serebri
2. Basal ganglia
3. Batang otak
4. Serebelum

3.5.13. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lama hari rawatan penderita stroke

hemoragik yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari

rumah sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

3.5.14. Sumber biaya adalah biaya yang digunakan oleh penderita stroke

hemoragik untuk membiayai kebutuhannya selama dirawat inap di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan, di kategorikan menjadi :

1. Biaya Sendiri
2. Bukan Biaya Sendiri

3.5.15. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke hemoragik

ketika keluar dari rumah sakit yang dinyatakan dengan:

1. Pulang berobat jalan (PBJ)


2. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS)
3. Meninggal

3.5.16. Tindakan medis adalah segala usaha medis yang dilakukan untuk

menyelamatkan jiwa penderita stroke hemoragik sesuai dengan yang

tercatat dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Tindakan Konservatif
2. Tindakan Operatif

Universitas Sumatera Utara


38

3.5.17. Case Fatality Rate (CFR) adalah kematian oleh karena penyakit stroke

hemoragik pada periode waktu tertentu di bagi dengan jumlah kasus

penyakit stroke hemoragik pada periode waktu yang sama dikalikan 100%.

3.6. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan dicatat dan kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan komputer. Data dianalisis secara deskriptif dan

diinterpretasi. Hasil akan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi,

diagram batang dan diagram pie.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan beralamat di Jalan H. Misbah No. 7

Medan. Rumah Sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransiskanes

Santa Elisabeth Medan dengan Kelas Madya, Type B.

4.1.2. Falsafah Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Dengan dilandasi semangat dasar Fransiskanes Santa Elisabeth, dalam

melaksanakan dan mengembangkan “ Cinta dan Nilai Kristiani”, karya

pelayanan Rumah Sakit Santa Elisabeth menitik beratkan penyembuhan manusia

seutuhnya, sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam menuju masyarakat sehat.

Dalam pelayanan, Rumah Sakit Santa Elisabeth lebih mengutamakan

orang yang paling membutuhkan, tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan

golongan sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

4.1.3. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Menjadi tanda kehadiran Allah di tengah dunia dengan membuka tangan

dan hati untuk memberikan pelayanan kasih yang menyembuhkan orang-orang

sakit dan menderita sesuai dengan tuntutan zaman.

4.1.4. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas atas dasar

kasih, meningkatkan sumber daya manusia secara professional untuk memberikan

39

Universitas Sumatera Utara


40

pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas, meningkatkan sarana dan

prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan masyarakat lemah.

4.1.5. Pelayanan Medis

Rumah Sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli

Umum, Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU).

Masing-masing unit dilengkapi dengan fasilitas sesuai kebutuhan pelayanan.

UGD Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan buka 24 jam yang dilengkapi

oleh tenaga dokter dan perawat yang profesional. UGD memberikan pertolongan

secara cepat, tepat dan cermat serta dilengkapi dengan ruang tindakan, ruang

resusitasi, ruang bedah, ruang one day care dan fasilitas yang memadai. Poli

Umum dilayani oleh dokter umum yang melayani pasien rawat jalan non

emergensi dan pemeriksaan kesehatan dari perusahaan.

Poli Spesialis rumah sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan

penyakit urologi, neurologi/saraf, THT, jantung, paru, anak, onkologi,

kulit/kelamin, mata, gigi, bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang

tersedia adalah kamar bedah digestif, thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT,

mata, mulut, kebidanan dan onkologi. Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi,

2 kamar tindakan untuk bedah minor, dan 1 kamar ruang pemulihan (recovery

room).

4.1.6. Pelayanan Penunjang Medis

Universitas Sumatera Utara


41

Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti Radiologi

(Rontgent, Ct-Scan, MRI), Unit Fisioterapi, Laboratorium, Unit BKIA, PMI, Unit

Endoscopy, Farmasi ( Rawat Jalan & Rawat Inap), Hemodialysis (HD), Unit Gizi.

4.1.7. Penunjang Umum

Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,

jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengelolaan air limbah,

instalasi gizi dan dapur umum, Ruang Sterilisasi (CSSD), unit kerohanian dan

fasilitas umum lainnya.

4.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik berdasarkan


Sosiodemografi

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Total
f % f % f %
15-24 Tahun 4 2,4 0 0,0 4 2,4
25-34 Tahun 4 2,4 3 1,8 7 4,2
35-44 Tahun 13 7,9 7 4,2 20 12,1
45-54 Tahun 29 17,6 20 12,1 49 29,7
55-64 Tahun 34 20,6 19 11,5 53 32,3
65-74 Tahun 10 6,1 14 8,6 24 14,5
>75 Tahun 5 3,0 3 1,8 8 4,8
Total 99 60,0 66 40,0 165 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik tertinggi yaitu laki-laki sebesar 20,6% pada usia 55-64 tahun.

Universitas Sumatera Utara


42

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2015-2016

Jumlah
No Sosiodemografi
f %
1 Suku
Batak 143 86,7
Jawa 8 4,8
Melayu 3 1,8
Lain-lain 11 6,7
Total 165 100
2 Agama
Islam 24 14,5
Katolik 22 13,4
Kristen Protestan 118 71,5
Budha 1 0,6
Total 165 100
3 Status Perkawinan
Tidak Kawin 8 4,8
Kawin 157 95,2
Total 165 100
4 Pekerjaan
Tidak Bekerja 3 1,8
PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 53 32,1
Pegawai Swasta 10 6,1
Wiraswasta 43 26,1
Ibu Rumah Tangga 24 14,5
Petani 28 17,0
Lain-lain 4 2,4
Total 165 100
5 Asal Daerah
Kota Medan 68 41,2
Luar Medan 97 58,8
Total 165 100

Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan suku yang tertinggi adalah suku Batak yaitu 86,7% dan yang terendah

adalah Melayu yaitu 1,8%, agama yang tertinggi adalah agama Kristen Protestan

yaitu 71,5% dan yang terendah adalah Budha yaitu 0,6%. Proporsi penderita

Universitas Sumatera Utara


43

stroke hemoragik berdasarkan tingkat pendidikan tidak dapat diketahui karena

tidak tercatat dalam kartu status.

Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan status perkawinan yang

berstatus kawin sebanyak 95,2% dan tidak kawin sebanyak 4,8%. Berdasarkan

pekerjaan yang paling tinggi adalah PNS/TNI/Polri/Pensiunan yaitu 32,1% dan

yang paling rendah adalah lain-lain (pendeta,pengacara,kepala desa) yaitu 2,4%.

Berdasarkan asal daerah yang tertinggi adalah yang bertempat tinggal di

Luar Kota Medan yaitu 58,8% dan yang terendah adalah yang bertempat tinggal

di Kota Medan sebanyak 41,2%.

4.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Faktor


Risiko

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Faktor Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2015-2016

Jumlah
No Faktor Risiko
f %
1 Hipertensi 106 64,2
2 Pernah Stroke 20 12,1
3 Diabetes Melitus 10 6,1
4 >1 Faktor Risiko 29 17,6
Total 165 100

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan faktor risiko yang tertinggi adalah Hipertensi yaitu 64,2% dan yang

terendah adalah Diabetes Melitus 6,1%.

Universitas Sumatera Utara


44

4.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Hasil


CT-Scan

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2015-2016

Jumlah
No Hasil CT-Scan
f %
1 Perdarahan Intraserebral (PIS) 110 66,7
2 Perdarahan Subarachnoid (PSA) 19 11,5
3 Perdarahan Subdural (PSD) 7 4,2
4 PIS dan PSA 29 17,6
Total 165 100

Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan hasil CT-Scan yang tertinggi adalah Perdarahan Intraserebral (PIS)

66,7% dan yang terendah adalah Perdarahan Subdural (PSD) 4,2%.

4.5. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Letak


Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan letak kelumpuhan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Jumlah
No Letak Kelumpuhan
f %
1 Hemiparesis Dextra 79 47,9

Universitas Sumatera Utara


45

2 Hemiparesis Sinistra 63 38,2


3 Paraparesis 16 9,7
4 Tidak Ada Kelumpuhan 7 4,2
Total 165 100

Pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan letak kelumpuhan yang tertinggi adalah hemiparesis dextra 47,9%

dan terendah tidak ada kelumpuhan 4,2%.

4.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Lokasi


Perdarahan

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Jumlah
No Lokasi Perdarahan
f %
1 Hemisfer Serebri 69 41,8
2 Basal Ganglia 66 40,0
3 Batang Otak 15 9,1
4 Serebelum 15 9,1
Total 165 100

Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah hemisfer serebri 41,8% dan

terendah Batang Otak 9,1%, Serebelum 9,1%.

4.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Tindakan Medis

Universitas Sumatera Utara


46

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2015-2016

Jumlah
No Tindakan Medis
f %
1 Tindakan Konservatif 136 82,4
2 Tindakan Operatif 29 17,6
Total 165 100

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan tindakan medis yang tertinggi adalah tindakan konservatif 82,4% dan

lebih rendah tindakan operatif 17,6%.

4.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik

Lama rawatan rata-rata haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik di


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Lama Rawatan Rata-rata (Hari)


N 165
Mean 10,87
SD (Standard Deviasi) 8,544
95% Confidence Interval 9,55 – 12,18
Minimum 1
Maksimum 49

Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita

stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-

2016 adalah 10,87 hari (11 hari), dengan SD (Standard Deviasi) 8,54. Lama

Universitas Sumatera Utara


47

rawatan paling singkat adalah 1 hari sedangkan paling lama 49 hari. Berdasarkan

95% Confidence Interval didapat lama rawatan rata-rata 9,55 – 12,18 hari.

4.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Sumber Biaya

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Sumber Biaya di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2015-2016

Jumlah
No Sumber Biaya
f %
1 Biaya Sendiri 101 61,2
2 Bukan Biaya Sendiri 64 38,8
Total 165 100

Pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah biaya sendiri 61,2% dan terendah

bukan biaya sendiri 38,8%.

4.10. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Jumlah
No Keadaan Sewaktu Pulang
f %
1 Pulang Berobat Jalan (PBJ) 95 57,6

Universitas Sumatera Utara


48

2 Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 30 18,2


3 Meninggal 40 24,2
Total 165 100

Pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang dengan berobat

jalan (PBJ) 57,6% dan terendah pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 18,2%.

4.11. Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke


Hemoragik Berdasarkan Letak Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan Lokasi Perdarahan dan Letak

Kelumpuhan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke


Hemoragik Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016
Letak Kelumpuhan
Lokasi Hemiparesis Hemiparesis Tidak Ada
Paraparesis Total
Perdarahan Dextra Sinistra Kelumpuhan
f % f % f % f % f %
Hemisfer
34 49,3 26 37,7 7 10,1 2 2,9 69 100,0
Serebri
Basal
32 48,5 28 42,4 4 6,1 2 3,0 66 100,0
Ganglia
Batang Otak 6 40,0 4 26,7 4 26,7 1 6,7 15 100,0
Serebelum 7 46,7 5 33,3 1 6,7 2 13,3 15 100,0

Pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

berdasarkan lokasi perdarahan dan letak kelumpuhan tertinggi pada hemisfer

serebri dengan letak kelumpuhan pada hemiparesis dextra sebesar 20,6%.

4.12. Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik

4.12.1. Pertahun

Universitas Sumatera Utara


49

Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Jumlah Penderita Jumlah Kematian


Tahun CFR (%)
(f) (f)
2015 96 27 28,13
2016 69 13 18,89
Total 165 40 24,25

Pada tabel 4.12 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik

tertinggi pada tahun 2015 sebesar 28,13% dan terendah pada tahun 2016 sebesar

18,89%.

4.12.2 Umur

Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Jumlah Penderita Jumlah Kematian


Umur (tahun) CFR (%)
(f) (f)
<45 31 7 22,58
45-60 87 20 22,99
>60 47 13 27,66
Total 165 40 73,23

Pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik

berdasarkan umur paling tinggi pada umur >60 tahun sebesar 27,66% dan

terendah <45 tahun sebesar 22,58%.

Universitas Sumatera Utara


50

4.12.3 Jenis Kelamin

Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.14 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Jumlah Penderita Jumlah Kematian


Jenis Kelamin CFR (%)
(f) (f)
Laki-Laki 99 25 25,25
Perempuan 69 15 21,74
Total 165 40 46,99
Pada tabel 4.14 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik

berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi pada laki-laki sebesar 25,25% dan

terendah pada perempuan sebesar 21,74%.

4.12.4 Lokasi Perdarahan

Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan berdasarkan Lokasi Perdarahan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.15 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Jumlah
Lokasi Jumlah Kematian
Penderita CFR (%)
Perdarahan (f)
(f)
Hemisfer Serebri 69 11 15,94
Basal Ganglia 66 13 19,69
Batang Otak 15 12 80,0
Serebelum 15 4 26,6
Total 165 40 46,99

Universitas Sumatera Utara


51

Pada tabel 4.15 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik

berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah pada batang otak sebesar

80% dan terendah adalah hemisfer serebri sebesar 15,94%.

4.12.5. Tindakan Medis

Case Fatality Rate penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.16 Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Tindakan Jumlah Penderita Jumlah Kematian


CFR (%)
Medis (f) (f)
Konservatif 136 30 20,06
Operatif 29 10 34,48
Total 165 40 54,54

Pada tabel 4.16 dapat diketahui bahwa CFR penderita stroke hemoragik

berdasarkan tindakan medis yang tertinggi tindakan operatif 34,48% dan terendah

tindakan konservatif 20,06%.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Sosiodemografi

5.1.1. Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan umur dapat dilihat pada

gambar 5.1 di bawah ini:

>75 tahun 3 1.8

65-74 Tahun 6,1 8.6

55-64 Tahun 20,6 11.5

45-54 Tahun 17,6 12.1

35-44 Tahun 7,9 4.2

25-34 Tahun 2,4 1.8

15-24 Tahun 2,4 0

(25) (20) (15) (10) (5) 0 5 10 15


Laki-laki Perempuan

Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.1 dapat diketahui bahwa umur 55-64 tahun tertinggi

pada laki-laki yaitu sebesar 20,6%. Sementara pada perempuan paling banyak

pada kelompok umur 45-54 tahun yaitu sebanyak 20 orang (12,1%). Namun

secara keseluruhan, penderita stroke hemoragik paling banyak pada kelompok

umur 55-64 tahun, yaitu sebanyak 53 orang (32,3%). Pada gambar 5.1 dapat

52

Universitas Sumatera Utara


53

dilihat bahwa usia dibawah 15 tahun sudah menderita stroke hemoragik. Hal ini

dikaitkan dengan adanya faktor risiko Malformasi Arteri Vena (AVM) dan

aneurisma yaitu kelainan anatomis bawaan di dalam arteri atau vena di dalam atau

sekitar otak yang cenderung terjadi pada remaja dan dewasa muda (Markam,

1992).

Kejadian stroke haemoragik lebih banyak ditemukan pada laki-laki

dibandingkan dengan perempuan (Bustan, 2007). Laki-laki berusia kurang dari 65

tahun memiliki risiko terkena stroke iskemik dan perdarahan intraserebral lebih

tinggi sekitar 20% daripada perempuan (Shimberg, 1998).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penderita stroke hemoragik yang

paling muda adalah berusia 1 Bulan 3 hari sebanyak 1 orang (0,6%). Penderita

berjenis kelamin laki-laki mengalami perdarahan intraserebral (PIS) dan

perdarahan subaraknoid (PSA), paraparesis, tindakan medis yang dilakukan

konservatif, biaya sendiri dan pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat

selama 2 hari.

Penderita stroke hemoragik yang paling tua adalah berusia 92 tahun

berjenis kelamin laki-laki dengan faktor risiko hipertensi, mengalami perdarahan

intraserebral (PIS), tindakan medis yang dilakukan konservatif, biaya sendiri dan

pasien tersebut meninggal dunia setelah dirawat selama 6 hari. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin meningkatnya usia didukung dengan hipertensi

dapat menyebabkan kematian.

Universitas Sumatera Utara


54

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu (2008) di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan diperoleh proporsi penderita stroke hemoragik yang

tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun 43,5%.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Girsang di RSUP H. Adam

Malik tahun 2012 yang menyatakan bahwa kelompok umur paling tinggi adalah

45-59 tahun sebesar 48,6% dan penderita stroke haemoragik terbesar berjenis

kelamin laki-laki sebesar 51,4%.

5.1.2. Suku

Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan suku dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

4,8% 1,8%
6,7%

Batak
Lain-lain
86,7% Jawa
Melayu

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.2 dapat diketahui bahwa proporsi penderita

stroke hemoragik tertinggi adalah suku Batak 86,7% dan terendah adalah suku

Melayu 1,8%. Hal ini bukan berarti stroke hemoragik lebih banyak menyerang

Universitas Sumatera Utara


55

suku Batak. Hal ini menunjukkan bahwa penderita yang berobat ke Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan sebagian besar suku Batak. Selain itu, penderita stroke

hemoragik kebanyakan suku Batak karena sudah merupakan penggabungan suku

Batak Toba, Batak Karo,Batak Pakpak,Batak Mandailing,Batak Simalungun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Napitupulu di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2004-2008 yang menyatakan

bahwa penderita stroke hemoragik paling banyak adalah suku Batak dengan

proporsi 77,3%.

5.1.3. Agama

Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan agama dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

0,6%
Kristen Protestan
13,3%
14,5% Islam
Katolik
71,5% Budha

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.3 dapat diketahui bahwa proporsi penderita

stroke hemoragik yang terbesar adalah agama Kristen Protestan 71,5 % dan yang

terendah agama Budha 0,6 %. Hal ini tidak menunjukkan bahwa stroke hemoragik

Universitas Sumatera Utara


56

lebih banyak menyerang orang yang beragama Kristen Protestan, akan tetapi hal

ini menunjukkan penderita stroke hemoragik yang beragama Kristen Protestan

lebih banyak yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada

tahun 2015-2016 dibandingkan agama lainnya.

5.1.4. Status Perkawinan

Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan status perkawinan

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat

dilihat pada gambar dibawah ini:

4,8%

Tidak Kawin
Kawin
95,2%

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik sebagian besar berstatus kawin 95,2% sedangkan yang tidak kawin

4,8%.

Hal ini dikaitkan dengan pasien yang menderita stroke hemoragik yang

datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 sebagian

Universitas Sumatera Utara


57

besar berada pada kelompok umur >45 tahun, dimana pada umumnya umur

tersebut berstatus kawin.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Tahun 2004-2008 yang menyatakan bahwa penderita stroke

hemoragik paling banyak berstatus kawin dengan proporsi 97,5%.

5.1.5. Pekerjaan

Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan pekerjaan dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada gambar

dibawah ini:

35% 32,1%
30% 26,1%
25%
20% 14,5% 17,0%
Proporsi

15%
10% 6,1%
5% 1,8% 2,4%
0%

Gambar 5.5 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.5 dapat diketahui bahwa proporsi pekerjaan

penderita stroke hemoragik yang tertinggi adalah PNS/TNI/POLRI/Pensiunan

32,1 % dan yang terendah adalah tidak bekerja 1,8%.

Hal ini bukan menunjukkan bahwa PNS/TNI/POLRI/Pensiunan yang

lebih beresiko menderita stroke hemoragik, tetapi PNS/TNI/POLRI/Pensiunan

Universitas Sumatera Utara


58

lebih banyak datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-

2016.

5.1.6. Asal Daerah

Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan asal daerah dirawat inap

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

41,2% 58,8%
Luar Kota Medan
Kota Medan

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Asal Daerah di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.6 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik sebagian besar berasal dari luar kota Medan 58,8% sedangkan dari

dalam kota Medan 41,2%.

Hal ini disebabkan karena Rumah Sakit Santa Elisabeth memiliki fasilitas

pelayanan yang cukup baik, dilengkapi dengan poli spesialis dan dokter spesialis

yang berkaitan dengan neurologi/saraf, UGD, pelayanan penunjang medis seperti

laboratorium, CT-Scan, Elektrokardiografi (EKG), Elektro encephalografi (EEG),

Universitas Sumatera Utara


59

fisioterapi dan ruang diagnostik. Sejalan dengan ini, sebagian besar pasien yang

berobat datang dari luar Medan.

5.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Faktor


Risiko

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat

pada gambar 5.7 di bawah ini:

70% 64,2%
60%
50%
Proporsi

40%
30%
17,6%
20% 12,1%
10% 6,1%
0%
Hipertensi Pernah Stroke Diabetes >1 Faktor
Melitus Risiko

Gambar 5.7 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Faktor Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.7 dapat diketahui bahwa proporsi faktor risiko

penderita stroke hemoragik yang tertinggi adalah hipertensi 64,2% dan yang

terendah adalah diabetes melitus 6,1%.

Hipertensi merupakan faktor risiko yang sangat mempengaruhi terjadinya

stroke hemoragik yang dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya

pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka timbullah

perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran darah

Universitas Sumatera Utara


60

ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian

(Harsono,2015).

Hal ini sejalan dengan penelitian Girsang di RSUP H. Adam Malik Medan

Tahun 2012 dengan menggunakan desain case series yang menyatakan bahwa

faktor risiko stroke hemoragik yang paling banyak adalah hipertensi dengan

proporsi 78,4%. Begitu juga halnya dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 yang menyatakan bahwa faktor risiko

yang paling banyak dijumpai pada penderita stroke hemoragik adalah hipertensi

dengan proporsi 94,2%.

5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Hasil


CT-Scan

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat

pada gambar di bawah ini:

80%
70% 66,7%
60%
50%
40%
Proporsi

30% 17,6%
20% 11,5%
10% 4,2%
0%
Perdarahan PIS dan PSA Perdarahan Perdarahan
Intraserebral Subarachknoid Subdural (PSD)
(PIS) (PSA)

Gambar 5.8 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2015-2016

Universitas Sumatera Utara


61

Berdasarkan gambar 5.8. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik yang tertinggi berdasarkan hasil CT-Scan yaitu mengalami Perdarahan

Intraserebral (PIS) 66,7% dan terendah Perdarahan Subdural (PSD) 4,2%.

Penderita stroke hemoragik paling tinggi terjadi pada intraserebral dimana

perdarahan awal berasal dari pembuluh darah parenkim otak yang bukan

disebabkan oleh trauma. Perdarahan Intraserebral 60%-70% disebabkan oleh

hipertensi hal ini sejalan dengan faktor resiko kejadian stroke hemoragik paling

tinggi disebabkan oleh hipertensi (Harsono,2005). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Girsang (2013) di RSUP H. Adam Malik yang menyatakan bahwa

Perdarahan Intraserebral adalah yang paling tinggi yaitu 83,8%.

5.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Letak


Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan letak kelumpuhan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

60%
47,9%
50%
38,2%
Proporsi

40%
30%
20%
9,7%
10% 4,2%
0%
Hemiparesis Hemiparesis Paraparesis Tidak ada
Dextra Sinistra kelumpuhan

Gambar 5.9 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Universitas Sumatera Utara


62

Berdasarkan gambar 5.9 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik berdasarkan letak kelumpuhan yang tertinggi adalah hemiparesis

dextra 47,9%.

Kelumpuhan sebelah kanan (dextra) diakibatkan karena adanya kerusakan

pada sisi sebelah kiri otak. Kelumpuhan pada penderita sebelah kanan biasanya

mempunyai kekurangan dalam komunikasi verbal. Dalam komunikasi kita harus

lebih banyak menggunakan body language (bahasa tubuh) (Weiner,1995).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang menyatakan letak kelumpuhan yang

tertinggi adalah hemiparesis dextra sebesar 48,5%.

5.5. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Hasil


Lokasi Perdarahan

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan lokasi perdarahan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

50% 41.80% 40.80%


40%
30%
Proporsi

20%
9.10% 9.10%
10%
0%
Hemisfer Basal Ganglia Batang Otak Serebelum
Serebri

Gambar 5.10 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke


Hemoragik Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Universitas Sumatera Utara


63

Berdasarkan gambar 5.10 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah hemisfer serebri

41,8% dan terendah yaitu batang otak 9,1%, serebelum 9,1%.

Lokasi perdarahan tertinggi terdapat pada hemifer serebri. Pada Perdarahan

Intraserebaral (PIS) lokasi perdarahan terjadi di hemifer serebri 80% dan batang

otak serta serebelum 20% (Harsono,2005).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Napitupulu di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 yang menyatakan penderita stroke hemoragik

dengan lokasi perdarahan yang tertinggi adalah hemifer serebri (serebrum)

sebesar 50%.

5.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Tindakan Medis

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat

pada gambar 5.11 di bawah ini:

17,6%

Tindakan Konservatif
82,4% Tindakan Operatif

Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke


Hemoragik Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Universitas Sumatera Utara


64

Berdasarkan gambar 5.11 dapat diketahui bahwa proporsi tindakan medis

penderita stroke hemoragik yang tertinggi adalah konservatif 82,4% dan yang

terendah adalah tindakan operatif 17,6%.

Tindakan konservatif yang dilakukan meliputi perawatan secara intensif

pemberian obat, terapi, dan bedrest. Penanganan penderita melalui pemberian

obat-obatan dapat memecah sumbatan pada pembuluh darah. Obat-obatan yang

diberikan dapat menghentikan gejala yang menimbulkan terjadinya serangan

stroke yang semakin parah seperti obat antihipertensi. Antigregarasi trombosit

seperti aspirin digunakan untuk menghambat pelepasan trombosit (Price, 1982).

Tindakan pembedahan (operatif) sering dilakukan pada penderita

aneurisma yang ditujukan untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang lagi.

Tindakan yang paling aman untuk aneurisma dilakukan dengan ligasi (menjepit)

arteri karotis (Price,1982). Sasaran tindakan operatif adalah pembuluh darah yang

mengalami kelainan. Meski terjadi perdarahan tidak otomatis dokter melakukan

pembedahan (Sutrisno, 2007).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Girsang di RSUP H. Adam Malik

Medan tahun 2012 yang menyatakan bahwa proporsi penderita stroke hemoragik

dengan tindakan konservatif 99.1% sedangkan tindakan operatif 0.9%.

5.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Hemoragik

Lama rawatan rata-rata penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016 adalah 10,87 hari (11

hari), dengan SD (Standard Deviasi) 8,54. Lama rawatan paling singkat adalah 1

Universitas Sumatera Utara


65

hari sedangkan paling lama 49 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapat

lama rawatan rata-rata 9,55 – 12,18 hari.

Penderita stroke yang dirawat inap selama 49 hari ada 1 orang dengan jenis

kelamin laki-laki, umur 57 tahun, faktor risiko hipertensi, mengalami Perdarahan

Intraserebral, hemiparesis dextra, lokasi perdarahan pada basal ganglia, dan

tindakan medis yang dilakukan operasi dan penderita pulang berobat jalan.

5.8. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Sumber


Biaya

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat

pada gambar 5.12 di bawah ini:

38,8% Biaya Sendiri


61,2%
Bukan Biaya
Sendiri

Gambar 5.12 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke


Hemoragik Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Berdasarkan gambar 5.12 dapat diketahui bahwa proporsi sumber biaya

pada penderita stroke hemoragik tertinggi adalah biaya sendiri sebesar 61,2%

sedangkan bukan biaya sendiri sebesar 38,8%. Jenis bukan biaya sendiri penderita

Universitas Sumatera Utara


66

stroke hemoragik yang diterima oleh Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

meliputi Jamkesmas, BPJS, Asuransi, Prudential. Rumah sakit ini menjadi pusat

pelayanan kesehatan yang menerima rujukan dan asuransi.

Hal ini bukan menunjukkan bahwa stroke hemoragik lebih banyak

menyerang pasien dengan biaya sendiri, akan tetapi hal ini menunjukkan

penderita stroke hemoragik lebih banyak datang berobat dengan sumber biaya

sendiri.

5.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke hemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan keadaan sewaktu pulang

dapat dilihat pada gambar 5.13 di bawah ini:

18,2% Pulang Berobat Jalan


(PBJ)
Meninggal
24,2% 57,6%

Pulang Atas
Permintaan Sendiri

Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke


Hemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015-2016

Universitas Sumatera Utara


67

Berdasarkan gambar 5.13 dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

hemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi adalah pulang

dengan berobat jalan (PBJ) 57,6% dan terendah pulang atas permintaan sendiri

(PAPS) 18,2%.

Penderita stroke hemoragik lebih banyak yang pulang dengan berobat jalan

dapat disebabkan karena setelah mendapat pelayanan medis di Rumah Sakit,

untuk pemulihan dapat melakukan rehabilitasi sendiri di rumah dengan bantuan

keluarga dan ahli terapi, dengan selalu mengontrol perkembangan kesehatan

penderita kerumah sakit secara rutin.

Hal ini sejalan dengan penelitian Napitupulu tahun 2004-2008 di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan yang menyatakan penderita stroke hemoragik yang

tertinggi dengan pulang berobat jalan 51,5% dan terendah PAPS 20,8%.

5.10. Distribusi Proporsi Lokasi Perdarahan Penderita Stroke Hemoragik


Berdasarkan Letak Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2015-2016 berdasarkan Lokasi Perdarahan dan Letak

Kelumpuhan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara


68

60%

49.3% 48.5%
50% 46.7%
42.4%
40.0%
40% 37.7%
33.3%
30% 26.7% 26.7%

20%
13.3%
10.1%
10% 6.1% 6.7% 6.7%
2.9% 3.0%
0%
Hemisfer Serebri Basal Ganglia Batang Otak Serebelum

Hemiparesis Dextra Hemiparesis Sinistra Paraparesis Tidak ada kelumpuhan

Gambar 5.14 Diagram Bar Distribusi Proporsi Loasi Perdarahan


Penderita Stroke Hemoragik Berdasarkan Letak
Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2015-2016

Berdasarkan gambar 5.14 di atas dapat diketahui bahwa proporsi lokasi

perdarahan di hemisfer serebri dengan letak kelumpuhan pada hemiparesis dextra

adalah paling tinggi sebesar 49,3%. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi

perdarahan hemisfer serebri yang mengalami kerusakan adalah bagian kiri, maka

terjadi kelumpuhan dextra (kanan). Hal ini bisa saja dikarenakan penggunaan otak

kiri yang lebih dominan sehingga membuat bagian otak ini lebih mudah

mengalami proses degenerasi.

Lokasi perdarahan pada basal ganglia dengan letak kelumpuhan pada

hemiparesis dextra sebesar 19,4%. Hal ini menunjukkan bahwa basal ganglia yang

mengalami kerusakan adalah bagian kiri. Karena otak bagian kiri lebih dominan

digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti berbicara, berhitung, menulis.

Universitas Sumatera Utara


69

5.11. Case Fatality Rate (CFR) Penderita Stroke Hemoragik

5.11.1. CFR penderita stroke hemoragik yang dirawat inap berdasarkan


Umur

CFR penderita stroke hemoragik yang dirawat inap berdasarkan Umur

dapat diketahui bahwa umur lebih tinggi pada umur >60 tahun sebesar 27,66%

dan lebih rendah <45 tahun 22,58%. Hal ini berarti semakin meningkatnya usia

kemungkinan terjadinya stroke meningkat dua kali dan kemungkinan besar untuk

meninggal juga tinggi (Bambang, 2003).

5.11.2. CFR penderita stroke hemoragik yang dirawat inap berdasarkan


Jenis Kelamin

CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan jenis kelamin dapat

diketahui bahwa CFR yang tertinggi pada laki-laki sebesar 25,25% dan terendah

pada perempuan sebesar 21,74%.

Laki-laki lebih besar untuk terkena stroke dibanding kaum wanita dengan

sex ratio 2:1 (Bambang,2003). Penelitian yang dilakukan di 28 rumah sakit di

Indonesia menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita stroke

dibandingkan dengan perempuan (Lumbantobing,2003).Hal ini sejalan dengan

penelitian Napitupulu tahun 2004-2008 yang menyatakan bahwa proporsi

kematian penderita stroke hemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4% dan

perempuan 44,6%.

5.11.3. CFR penderita stroke hemoragik yang dirawat inap berdasarkan


Lokasi Perdarahan

CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan lokasi perdarahan yang

tertinggi adalah pada batang otak sebesar 80% dan terendah pada hemisfer serebri

sebesar 15,94%. Hal ini berarti lokasi perdarahan dibatang otak mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara


70

kematian sekitar 80% dan hemisfer serebri 15,94%. Perdarahan di batang otak

jarang terjadi dan penderita segera meninggal dunia. Perdarahan ini dicirikan oleh

koma dalam yang mendadak tanpa didahului peringatan atau nyeri kepala dan

kematian terjadi dalam beberapa jam pertama (Harsono,2015).

5.11.4. CFR penderita stroke hemoragik yang dirawat inap berdasarkan


Tindakan Medis

CFR berdasarkan tindakan medis yang tertinggi tindakan operatif 34,48%

dan terendah tindakan konservatif 20,06%. Hal ini berarti tindakan operatif

memiliki risiko kemungkinan untuk terjadinya kematian. Banyak hal yang perlu

dipertimbangkan untuk melakukan tindakan operatif, namun walaupun demikian

diharapkan dapat meningkatkan peluang hidup pasien (Sutrisno, 2007).

Universitas Sumatera Utara


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN
1. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan sosiodemografi yang

tertinggi yaitu pada kelompok umur 55-64 tahun dengan jenis kelamin

laki-laki 20,6%, suku Batak 86,7%, agama Kristen Protestan 71,5%, status

kawin 95,2%, pekerjaan PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 32,1%, asal daerah

Luar Medan 58,8%.

2. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan faktor risiko yang

tertinggi yaitu hipertensi 64,2%.

3. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan hasil CT-Scan yang

tertinggi yaitu Perdarahan Intraserebral 66,7%.

4. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan letak kelumpuhan yang

tertinggi yaitu hemiparesis dextra 47,9%.

5. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan lokasi perdarahan yang

tertinggi yaitu hemisfer serebri 41,8%.

6. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan tindakan medis yang

tertinggi yaitu tindakan konservatif 82,4%.

7. Lama rawatan rata-rata penderita stroke hemoragik adalah 10, 87 hari (11

hari ).

8. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan sumber biaya yang

tertinggi yaitu sumber biaya sendiri 61,2%.

9. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang

yang tertinggi yaitu Pulang dengan Berobat Jalan 57,6%.

71

Universitas Sumatera Utara


72

10. Proporsi penderita stroke hemoragik berdasarkan lokasi perdarahan dan

letak kelumpuhan tertinggi pada hemisfer serebri dengan letak

kelumpuhan pada hemiparesis dextra sebesar 49,3%.

11. CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan umur yang tertinggi adalah

umur >60 tahun 27,66%.

12. CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi

adalah laki-laki 25,25%.

13. CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan lokasi perdarahan yang

tertinggi adalah batang otak 80,0%.

14. CFR penderita stroke hemoragik berdasarkan tindakan medis yang

tertinggi adalah tindakan operatif 34,48%.

6.2. SARAN

1. Bagi penderita rawat inap yang memiliki riwayat hipertensi untuk

melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat untuk

mencegah stroke dan serangan stroke berikutnya.

2. Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk

melengkapi pencatatan data penderita stroke hemoragik pada kartu status

khususnya yang berkaitan dengan pendidikan, dan penanganan stroke.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Louis R. 2011. Esensial Stroke. Jakarta :Buku Kedokteran EGC.

American Heart Association (AHA), 2015. Heart Disease and Stroke Statistics.
AHA.

American Heart Association (AHA), 2015. Strokes in young adults:


epidemiology and prevention. Hal 157-164

Bambang, M., Suhartik, K.S., 2003. Pencegahan Stroke Dan Serangan Jantung
Pada Usia Muda. Jakarta: Balai Pustaka FKUI.

Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.Jakarta:Rineka


Cipta.

Bustan, M.N., 2015. Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular.


Jakarta :Rineka Cipta.

Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta

Dinkes, 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.

Girsang, B., 2013. Karakteristik Penderita Stroke Hemoragik Yang dirawat


Inap di RSUP H. Adam Malik Tahun 2012. Skripsi FKM USU.

Harsono, 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis Edisi Ketiga. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta

Harsono. 2015. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jakarta: Gadjah Mada University
Press.

Harsono, 1996. Kapita Selekta Neurologi Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: GRAHA


ILMU.

Irianto, Koes,2014. Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular.


Bandung: Alfabeta.

Junaidi,Iskandar, 2012. Stroke Waspadai Ancamannya.Yogyakarta : ANDI.

Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

73

Universitas Sumatera Utara


74

Kemenkes RI, 2014. Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI.

____________. Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke di Indonesia.


Kelompok Studi Serebrovaskular & Neurogeriatri Perdossi.

Lumbantobing, S.M., 2001. Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Lumbantobing, S.M., 2003. Bencana Peredaran Darah Di Otak. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI.

Mahreswati, Efriza. 2012. Deteksi Dini Stroke Serangan Jantung dan Gagal
Ginjal. Yogyakarta : Araska.

Markam, S.,1992. Penuntun Neurologi. Jakarta Barat: Binarupa Aksara

Muttaqin,Arif, 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika

Napitupulu, R, 2009. Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang


dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-
2008. Skripsi FKM USU

Padang, I.A.,2016. Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik (SH) rawat


Inap di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2015. Skripsi
FKM USU.

Price, S A dkk, 1982. Patofisiologi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Price, S.A., Wilson, L.M., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sastradirjo,Soemargo, Tagor P Harahap, Sidiarto 1980. Kumpulan Kuliah


Neurologi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Setyopranoto, Ismail, 2011Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Yogyakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. CDK 185/Vol.38
no.4/Mei-Juni 2011

Shimberg, Elaine F., 1998. Stroke: Petunjuk Penting Bagi Keluarga. Jakarta:
PT. Pustaka Delapratasa.

Sirait, M,.2009.Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang dirawat


Inap di RSUP H. ADAM MALIK Medan Tahun 2007-2008. Skripsi
FKM USU.

Universitas Sumatera Utara


75

Solomon, Neil. 2014. Penanganan Stroke. Penanganan Stroke pada


Pasien.http://indonesiasehat.net/syaraf/penangananstroke (Diakses tanggal
25 Mei 17).
Sutrisno, Alfred. 2007. Stroke ? You Must Know Before You Get It !. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.

Weiner, H dkk, 1995. Buku Saku Neurologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Widagdo W., Suharyanto T., Aryani R., 2008. Asuhan Keperawatan


Persarafan. Jakarta: Trans Info Media.

World Health Organization (WHO), 2014.Global Status Report on


Noncommunicable Diseases. Switzerland: WHO.

Yulianto,A., 2011. Mengapa Stroke Menyerang Usia Muda. Jakarta : Javalitera

Universitas Sumatera Utara


73

Universitas Sumatera Utara


74

Universitas Sumatera Utara


MASTER DATA
TNDK SWK
STTU ASAL FAKT CT LTK LOKS. LMA.
Tahu Umu UMUR UmurK J SUK AG PKRJ . T Sumbe
S DAER R SCA LMPU PDRH RWT
n r k 2 K U M N MEDI PLN r biaya
KWN A RSKO N H N N
S G
2015 52 2 4 2 1 3 2 6 2 1 1 1 2 2 26 1 1
2015 52 2 4 2 4 3 2 2 2 1 4 4 1 1 6 1 2
2015 77 3 7 1 1 3 2 2 2 4 1 2 2 1 16 1 2
2015 75 3 7 2 1 1 2 4 2 1 1 1 2 1 14 1 2
2015 53 2 4 1 1 3 2 2 2 1 1 1 3 1 7 1 2
2015 15 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 4 1 7 1 1
2015 67 3 6 2 1 3 2 5 1 4 1 3 2 1 3 2 1
2015 45 2 4 1 1 3 2 4 2 1 1 2 2 1 6 2 2
2015 68 3 6 2 1 3 2 6 2 1 1 1 2 1 3 2 1
2015 68 3 6 2 1 3 2 6 2 1 1 1 1 1 12 2 1
2015 52 2 4 2 1 2 2 2 2 1 1 4 1 2 10 2 2
2015 58 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 1 2 1 1 3 1
2015 49 2 4 2 1 3 2 5 1 3 4 1 1 1 22 1 1
2015 65 3 6 1 1 3 2 2 1 3 2 1 1 1 12 1 1
2015 55 2 5 2 1 1 2 2 2 4 1 2 2 1 9 1 2
2015 50 2 4 2 1 3 2 4 2 1 1 2 2 2 19 1 1
2015 46 2 4 1 1 3 2 2 2 2 1 2 4 1 8 1 2
2015 44 1 3 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 1 1 3 2
2015 67 3 6 1 1 3 2 6 2 2 1 2 1 2 6 2 2
2015 31 1 2 2 2 1 2 5 2 2 1 3 1 1 1 1 1
2015 53 2 4 1 1 3 2 6 2 3 1 1 4 1 22 3 2
2015 49 2 4 1 1 3 2 4 2 4 2 2 1 1 1 3 2
2015 43 1 3 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 10 3 2
2015 69 3 6 2 1 3 2 5 2 1 1 1 2 2 6 3 1
2015 42 1 3 1 1 2 2 6 2 1 1 2 1 1 1 3 1
lxxv

Universitas Sumatera Utara


lxxvi

2015 69 3 6 2 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1 23 1 2
2015 55 2 5 1 1 3 2 2 2 1 1 2 2 1 12 1 2
2015 51 2 4 1 1 2 2 4 2 1 4 1 1 1 11 2 1
2015 34 1 2 1 1 3 2 4 2 1 1 2 1 1 6 2 2
2015 53 2 4 1 1 2 2 2 2 4 1 2 2 2 7 1 2
2015 46 2 4 2 1 3 2 5 1 1 1 2 1 1 15 1 1
2015 53 2 4 2 1 3 2 5 1 1 1 3 2 2 17 3 2
2015 58 2 5 1 1 3 2 6 2 4 1 2 1 1 19 1 2
2015 42 1 3 1 2 2 2 4 2 1 4 2 1 2 30 1 2
2015 59 2 5 1 1 3 2 4 1 1 4 2 1 1 1 3 2
2015 45 2 4 1 1 3 2 7 1 1 1 1 1 1 14 1 2
2015 58 2 5 1 4 3 2 2 2 4 1 1 1 1 7 1 2
2015 48 2 4 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 1 7 1 1
2015 54 2 4 2 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 15 1 2
2015 56 2 5 1 1 3 2 3 1 3 1 2 2 1 15 1 1
2015 57 2 5 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 17 1 1
2015 55 2 5 1 1 3 2 3 1 1 1 1 2 1 11 1 1
2015 64 3 5 1 1 1 2 4 2 1 4 3 1 2 22 1 1
2015 58 2 5 2 2 1 2 5 2 1 4 1 2 2 24 1 1
2015 42 1 3 2 4 1 2 5 2 1 1 1 2 1 8 1 1
2015 73 3 6 2 1 3 2 6 2 1 1 2 1 1 5 1 1
2015 52 2 4 2 2 3 2 2 2 1 1 1 2 1 12 1 2
2015 70 3 6 1 1 3 2 6 2 1 1 2 1 1 10 1 2
2015 43 1 3 1 1 3 2 4 2 4 1 1 2 1 9 1 1
2015 69 3 6 2 3 1 2 2 2 1 4 2 1 1 23 1 2
2015 66 3 6 2 1 3 2 2 2 1 4 3 1 2 4 3 2
2015 70 3 6 2 1 1 2 2 2 4 1 2 1 1 36 1 2
2015 62 3 5 2 1 3 2 4 1 1 4 1 2 1 11 1 2
2015 57 2 5 1 1 3 2 4 2 3 1 1 1 1 4 1 1
2015 56 2 5 2 1 3 2 6 2 1 4 1 2 1 11 1 1

Universitas Sumatera Utara


lxxvii

2015 69 3 6 1 1 3 2 6 2 1 1 1 2 1 8 1 1
2015 64 3 5 1 4 3 2 2 1 2 1 2 4 1 2 1 1
2015 51 2 4 2 1 2 2 2 1 1 1 2 4 1 22 1 2
2015 49 2 4 1 1 3 2 4 1 1 4 2 2 1 2 1 1
2015 59 2 5 2 1 3 2 2 2 1 1 3 1 1 10 1 2
2015 54 2 4 1 1 3 2 2 2 1 1 2 1 1 11 1 2
2015 55 2 5 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 16 1 2
2015 60 2 5 2 1 3 2 4 1 1 1 1 2 1 1 2 1
2015 59 2 5 1 1 3 2 4 2 1 1 2 1 1 7 1 2
2015 51 2 4 1 3 1 2 4 1 1 4 1 2 2 12 2 2
2015 74 3 6 2 1 2 2 4 2 2 4 1 1 1 16 1 1
2015 43 1 3 1 1 3 2 7 2 2 2 2 1 1 6 2 1
2015 47 2 4 2 1 3 2 5 2 2 1 4 4 1 14 2 1
2015 62 3 5 1 1 3 2 6 2 1 2 2 2 2 12 2 1
2015 49 2 4 2 1 2 1 5 2 1 1 1 1 1 14 1 1
2015 63 3 5 2 2 1 2 2 1 1 3 1 3 2 4 3 1
2015 66 3 6 2 1 2 2 6 2 4 1 2 2 1 9 3 1
2015 60 2 5 1 1 3 2 2 2 1 2 2 1 1 22 2 1
2015 49 2 4 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 3 2
2015 62 3 5 1 1 3 2 6 2 2 1 1 3 1 8 3 1
2015 68 3 6 1 1 3 2 4 2 4 2 3 4 1 5 3 1
2015 56 2 5 1 1 3 2 4 1 1 2 1 4 1 3 3 1
2015 60 2 5 2 1 3 2 4 1 4 1 2 3 1 6 3 1
2015 58 2 5 1 1 3 2 6 2 3 1 3 2 1 2 3 1
2015 44 1 3 1 1 3 2 3 2 1 4 1 1 2 14 2 1
2015 61 3 5 1 1 3 2 6 1 1 3 3 3 1 1 3 1
2015 82 3 7 1 1 3 2 6 1 4 1 1 1 1 1 2 1
2015 50 2 4 1 1 3 2 6 2 1 1 4 2 1 2 2 1
2015 88 3 7 1 1 3 2 4 2 1 4 4 3 1 2 3 1
2015 47 2 4 2 1 3 2 2 2 2 4 1 2 1 8 3 1

Universitas Sumatera Utara


lxxviii

2015 50 2 4 1 1 3 2 4 2 4 1 2 1 1 3 2 1
2015 92 3 7 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 6 3 1
2015 54 2 4 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 7 2 1
2015 64 3 5 1 1 3 2 2 2 1 1 1 4 1 11 1 1
2015 55 2 5 1 1 3 2 6 1 1 3 3 3 1 3 3 1
2015 26 1 2 1 4 1 1 4 2 1 1 2 1 1 7 1 1
2015 52 2 4 2 1 3 2 2 1 2 1 3 3 1 12 3 1
2015 68 3 6 2 1 3 2 6 2 1 3 1 2 2 28 3 1
2015 55 2 5 2 1 3 2 4 2 4 1 2 3 2 43 3 1
2015 57 2 5 1 1 2 2 4 2 1 1 1 2 2 49 1 1
2015 46 2 4 2 1 3 2 2 1 1 3 2 1 1 1 3 1
2016 45 2 4 1 1 3 2 4 2 1 1 2 2 1 13 1 1
2016 58 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 1 1 1 8 1 2
2016 60 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 2 2 1 10 1 1
2016 36 1 3 2 1 3 2 5 1 1 1 1 1 1 3 1 1
2016 51 2 4 1 1 3 2 2 1 4 4 2 2 1 13 1 2
2016 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 8 1 1
2016 56 2 5 1 1 3 2 2 2 1 2 1 1 1 14 1 1
2016 56 2 5 2 1 3 2 5 2 1 1 2 2 1 16 1 1
2016 57 2 5 2 1 3 2 6 2 1 1 2 1 1 7 1 1
2016 52 2 4 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
2016 54 2 4 1 4 3 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2
2016 43 1 3 1 1 3 2 4 2 4 1 1 2 1 8 1 2
2016 37 1 3 1 1 1 2 4 2 1 1 1 3 1 2 3 1
2016 59 2 5 2 2 1 2 5 1 1 4 2 1 1 6 2 1
2016 60 2 5 1 1 3 2 2 1 4 1 3 1 2 13 2 2
2016 65 3 6 1 1 2 2 4 2 1 4 1 1 1 27 1 1
2016 63 3 5 1 1 3 2 4 2 4 1 1 4 1 12 1 1
2016 42 1 3 2 1 2 2 5 1 1 2 1 2 1 16 1 2
2016 72 3 6 2 1 3 2 5 1 1 1 2 2 1 22 1 1

Universitas Sumatera Utara


lxxix

2016 45 2 4 2 1 1 2 5 2 1 1 1 1 1 9 1 2
2016 41 1 3 1 1 3 2 2 2 1 4 1 1 2 26 1 2
2016 45 2 4 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 21 1 1
2016 77 3 7 2 4 2 2 5 1 1 4 2 2 2 23 3 1
2016 61 3 5 2 1 3 2 5 2 1 1 1 2 1 5 1 1
2016 40 1 3 1 1 2 2 4 1 1 1 2 3 1 29 1 1
2016 33 1 2 2 1 1 2 5 1 1 4 2 1 1 12 1 1
2016 1 1 1 1 1 3 1 4 2 1 4 3 1 1 2 3 1
2016 62 3 5 2 1 2 2 5 1 1 1 1 1 1 13 1 1
2016 53 2 4 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 7 1 2
2016 41 1 3 2 1 3 2 4 2 1 1 1 1 2 34 1 1
2016 56 2 5 1 4 3 2 3 1 4 2 1 2 2 13 3 2
2016 44 1 3 1 1 3 2 2 2 4 1 4 2 1 2 1 2
2016 54 2 4 1 1 3 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1
2016 51 2 4 2 1 3 2 4 2 1 1 1 3 1 7 1 2
2016 63 3 5 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 1 18 1 1
2016 52 2 4 2 4 1 2 2 2 1 1 1 1 1 5 1 1
2016 59 2 5 2 1 2 2 2 2 4 1 1 1 2 6 2 1
2016 70 3 6 1 1 2 2 6 1 2 1 2 2 1 11 1 1
2016 43 1 3 1 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 6 1 2
2016 85 3 7 1 1 3 2 4 2 1 1 2 2 1 13 1 1
2016 61 3 5 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1
2016 78 3 7 2 1 3 2 5 2 1 4 2 2 1 26 1 1
2016 45 2 4 1 1 3 2 4 2 1 1 1 1 1 9 1 2
2016 65 3 6 1 1 3 2 2 1 4 4 3 1 2 16 2 2
2016 60 2 5 1 1 3 2 3 1 2 1 1 4 1 12 1 2
2016 38 1 3 1 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 10 2 1
2016 51 2 4 1 1 3 2 7 1 4 4 1 3 1 3 3 1
2016 67 3 6 1 1 3 2 6 2 2 1 1 1 1 3 3 1
2016 44 1 3 2 1 3 2 5 2 1 4 2 4 1 14 1 1

Universitas Sumatera Utara


lxxx

2016 53 2 4 2 1 3 2 2 1 3 1 2 1 1 11 1 2
2016 38 1 3 2 1 3 2 5 1 1 1 1 1 1 3 2 1
2016 52 2 4 1 1 3 2 2 1 1 3 3 3 2 18 3 2
2016 65 3 6 2 1 2 2 6 2 2 2 2 2 1 6 2 1
2016 49 2 4 1 1 3 2 4 1 4 1 1 1 1 16 3 2
2016 27 1 2 1 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1 6 1 2
2016 55 2 5 1 1 3 2 2 2 3 1 1 2 2 19 1 2
2016 54 2 4 2 1 3 1 4 1 1 1 1 1 1 7 1 1
2016 12 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1
2016 60 2 5 1 1 3 2 4 1 3 2 2 4 1 2 3 2
2016 53 2 4 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 1 17 1 2
2016 29 1 2 2 1 3 2 5 1 1 1 1 2 1 17 3 2
2016 61 3 5 1 1 3 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1
2016 30 1 2 1 1 3 1 4 1 3 2 1 4 1 1 2 1
2016 62 3 5 1 1 3 2 6 1 1 3 2 3 1 1 3 1
2016 51 2 4 1 1 1 2 7 2 1 2 1 1 2 15 3 1
2016 57 2 5 1 1 1 2 4 1 2 1 1 1 1 10 1 2
2016 65 3 6 1 4 4 2 4 1 2 1 1 1 1 20 1 1
2016 55 2 5 1 4 3 2 2 1 1 2 4 4 1 2 2 2
2016 55 2 5 1 1 3 2 2 1 1 1 1 2 1 15 1 2

Universitas Sumatera Utara


Lampiran Output data
Statistics

Keadaan
Jenis Status Letak Lokasi Tindakan Lama Sewaktu
Umur Kelamin Suku Agama Perkawinan Pekerjaan Asal Daerah Faktor Risiko Ct- Scan Tahun Lumpuh Perdarahan Medis Rawatan pulang Sumber Biaya
N Valid 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165 165
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Umur

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 45 tahun 31 18,8 18,8 18,8
45-60 tahun 87 52,7 52,7 71,5
> 60 tahun 47 28,5 28,5 100,0
Total 165 100,0 100,0

Jenis Kelami n

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 99 60,0 60,0 60,0
Perempuan 66 40,0 40,0 100,0
Total 165 100,0 100,0

Suku

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batak 143 86,7 86,7 86,7
Jawa 8 4,8 4,8 91,5
Melay u 3 1,8 1,8 93,3
Lain-lain 11 6,7 6,7 100,0
Total 165 100,0 100,0

Agama

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 24 14,5 14,5 14,5
Katolik 22 13,3 13,3 27,9
Kristen Protestan 118 71,5 71,5 99,4
Budha 1 ,6 ,6 100,0
Total 165 100,0 100,0

lxxxi

Universitas Sumatera Utara


lxxxii

Status Perkawinan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Kawin 8 4,8 4,8 4,8
Kawin 157 95,2 95,2 100,0
Total 165 100,0 100,0

Pekerjaan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 3 1,8 1,8 1,8
PNS/ TNI/ POLRI/
53 32,1 32,1 33,9
Pensiunan
Pegawai Swasta 10 6,1 6,1 40,0
Wiraswasta 43 26,1 26,1 66,1
Ibu Rumah Tangga 24 14,5 14,5 80,6
Petani 28 17,0 17,0 97,6
Lain-lain 4 2,4 2,4 100,0
Total 165 100,0 100,0

Asal Daerah

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kota Medan 68 41,2 41,2 41,2
Luar Kot a Medan 97 58,8 58,8 100,0
Total 165 100,0 100,0

Faktor Risiko

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi 106 64,2 64,2 64,2
Pernah Stroke 20 12,1 12,1 76,4
Diabet es Melitus 10 6,1 6,1 82,4
>1 Faktor Risiko 29 17,6 17,6 100,0
Total 165 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


lxxxiii

Ct- Scan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Perdarahan
110 66,7 66,7 66,7
Intraserebral (PIS)
Perdarahan
19 11,5 11,5 78,2
Subarachnoid (PSA)
Perdarahan Subdural
7 4,2 4,2 82,4
(PSD)
PIS dan PSA 29 17,6 17,6 100,0
Total 165 100,0 100,0

Tahun

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2015 96 58,2 58,2 58,2
2016 69 41,8 41,8 100,0
Total 165 100,0 100,0

Letak Lumpuh

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hemiparesis Dextra 79 47,9 47,9 47,9
Hemiparesis Sinistra 63 38,2 38,2 86,1
Paraparesis 16 9,7 9,7 95,8
Tidak ada kelumpuhan 7 4,2 4,2 100,0
Total 165 100,0 100,0

Lokasi Perdarahan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hemisf er Serebri 69 41,8 41,8 41,8
Basal Ganglia 66 40,0 40,0 81,8
Batang Otak 15 9,1 9,1 90,9
Serebelum 15 9,1 9,1 100,0
Total 165 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


lxxxiv

Tindakan Medis

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tindakan Konserv atif 136 82,4 82,4 82,4
Tindakan Operatif 29 17,6 17,6 100,0
Total 165 100,0 100,0

Lama Rawatan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 17 10,3 10,3 10,3
2 12 7,3 7,3 17,6
3 9 5,5 5,5 23,0
4 3 1,8 1,8 24,8
5 4 2,4 2,4 27,3
6 13 7,9 7,9 35,2
7 12 7,3 7,3 42,4
8 8 4,8 4,8 47,3
9 5 3,0 3,0 50,3
10 7 4,2 4,2 54,5
11 8 4,8 4,8 59,4
12 10 6,1 6,1 65,5
13 6 3,6 3,6 69,1
14 7 4,2 4,2 73,3
15 5 3,0 3,0 76,4
16 7 4,2 4,2 80,6
17 4 2,4 2,4 83,0
18 2 1,2 1,2 84,2
19 3 1,8 1,8 86,1
20 1 ,6 ,6 86,7
21 1 ,6 ,6 87,3
22 6 3,6 3,6 90,9
23 3 1,8 1,8 92,7
24 1 ,6 ,6 93,3
26 3 1,8 1,8 95,2
27 1 ,6 ,6 95,8
28 1 ,6 ,6 96,4
29 1 ,6 ,6 97,0
30 1 ,6 ,6 97,6
34 1 ,6 ,6 98,2
36 1 ,6 ,6 98,8
43 1 ,6 ,6 99,4
49 1 ,6 ,6 100,0
Total 165 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


lxxxv

Keadaan Sewaktu pulang

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pulang Berobat Jalan
95 57,6 57,6 57,6
(PBJ)
Pulang At as Permintaan
30 18,2 18,2 75,8
Sendiri (PAPS)
Meninggal 40 24,2 24,2 100,0
Total 165 100,0 100,0

Sumber Bi aya

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Biay a Sendiri 101 61,2 61,2 61,2
Bukan Biay a Sendiri 64 38,8 38,8 100,0
Total 165 100,0 100,0

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Umur * Jenis Kelamin 165 100,0% 0 ,0% 165 100,0%

Universitas Sumatera Utara


lxxxvi

Umur * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Umur < 45 tahun Count 21 10 31
Expected Count 18,6 12,4 31,0
% wit hin Umur 67,7% 32,3% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 21,2% 15,2% 18,8%
% of Total 12,7% 6,1% 18,8%
45-60 tahun Count 53 34 87
Expected Count 52,2 34,8 87,0
% wit hin Umur 60,9% 39,1% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 53,5% 51,5% 52,7%
% of Total 32,1% 20,6% 52,7%
> 60 tahun Count 25 22 47
Expected Count 28,2 18,8 47,0
% wit hin Umur 53,2% 46,8% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 25,3% 33,3% 28,5%
% of Total 15,2% 13,3% 28,5%
Total Count 99 66 165
Expected Count 99,0 66,0 165,0
% wit hin Umur 60,0% 40,0% 100,0%
% wit hin Jenis Kelamin 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 60,0% 40,0% 100,0%

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lama Rawatan 165 100,0% 0 ,0% 165 100,0%

Universitas Sumatera Utara


lxxxvii

Descriptives

Statistic Std. Error


Lama Rawatan Mean 10,87 ,665
95% Confidence Lower Bound 9,55
Interv al for Mean Upper Bound
12,18

5% Trimmed Mean 10,12


Median 9,00
Variance 73,007
Std. Dev iation 8,544
Minimum 1
Maximum 49
Range 48
Interquartile Range 11
Skewness 1,373 ,189
Kurtosis 2,814 ,376

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lokasi Perdarahan
165 100,0% 0 ,0% 165 100,0%
* Letak Lumpuh

Universitas Sumatera Utara


lxxxviii

Lokasi Perdarahan * Letak Lumpuh Crosstabul ation

Letak Lumpuh
Hemiparesis Hemiparesis Tidak ada
Dextra Sinistra Paraparesis kelumpuhan Total
Lokasi Hemisf er Serebri Count 34 26 7 2 69
Perdarahan Expected Count 33,0 26,3 6,7 2,9 69,0
% wit hin Lokasi
49,3% 37,7% 10,1% 2,9% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 43,0% 41,3% 43,8% 28,6% 41,8%
% of Total 20,6% 15,8% 4,2% 1,2% 41,8%
Basal Ganglia Count 32 28 4 2 66
Expected Count 31,6 25,2 6,4 2,8 66,0
% wit hin Lokasi
48,5% 42,4% 6,1% 3,0% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 40,5% 44,4% 25,0% 28,6% 40,0%
% of Total 19,4% 17,0% 2,4% 1,2% 40,0%
Batang Otak Count 6 4 4 1 15
Expected Count 7,2 5,7 1,5 ,6 15,0
% wit hin Lokasi
40,0% 26,7% 26,7% 6,7% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 7,6% 6,3% 25,0% 14,3% 9,1%
% of Total 3,6% 2,4% 2,4% ,6% 9,1%
Serebelum Count 7 5 1 2 15
Expected Count 7,2 5,7 1,5 ,6 15,0
% wit hin Lokasi
46,7% 33,3% 6,7% 13,3% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 8,9% 7,9% 6,3% 28,6% 9,1%
% of Total 4,2% 3,0% ,6% 1,2% 9,1%
Total Count 79 63 16 7 165
Expected Count 79,0 63,0 16,0 7,0 165,0
% wit hin Lokasi
47,9% 38,2% 9,7% 4,2% 100,0%
Perdarahan
% wit hin Letak Lumpuh 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 47,9% 38,2% 9,7% 4,2% 100,0%

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai