2.) Yusuf Apriyatno 3.) Khoirul Anam Definisi Emfisema Emfisema adalah penyakit paru kronis yang dicirikan oleh kerusakan pada jaringan paru, sehingga paru kehilangan keelastisannya. Emfisema dibagi menurut pola asinus yang terserang. Ada dua bentuk pola morfologik dari emfisema yaitu:
1. CLE (Emfisema Sentrilobular)
CLE ini secara selektif hanya menyerang bagian bronkhiolus respiratorius. Dinding-dinding mulai berlubang, membesar, bergabung dan akhirnya cenderung menjadi satu ruang. 2. PLE (Emfisema Panlobular) Merupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, dimana alveolus yang terletak distal dari bronkhiolus terminalis mengalami pembesaran serta kerusakan secara merata. PLE ini mempunyai gambaran khas yaitu tersebar merata diseluruhparu-paru . ETIOLOGI Faktor Genetik Hipotesis Elastase-Anti Elastase Rokok Infeksi Polusi Faktor Sosial Ekonomi Pengaruh usia Obstruksi jalan nafas Manifestasi Klinis Gejala lain yang juga timbul diantaranya sebagai berikut : Dispnea Pada inspeksi : bentuk dada “ burrel chest” Pernafasan dada , pernafasan abnormal tidak efektif , dan penggunaan otot – otot aksesori pernafasan (sternokleidomastoid ) Pada perkusi : hiperesonans dan penurunan fremitus pada seluruh bidang paru . Pada aukultasi : terdengar bunyi nafas dengan krekels , ronkhi ,dan perpanjangan ekspirasi Anoreksia , penurunan berat badan , dan kelemahan umum Distensi vena leher selama ekspirasi Patofisiologi Emfisema merupakan kelainan di mana terjadi kerusakan pada dinding alveolus yang akan menyebebkan overdistensi permanen ruang udara. Perjalanan udara akan tergangu akibat dari perubahan ini. Kerja nafas meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan fungsi jaringan paru-paru untuk melakukan pertukaran O2 dan CO2. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding (septum) di antara alveoli, jalan nafas kolaps sebagian, dan kehilangan elastisitas untuk mengerut atau recoil. Pada saat alveoli dan septum kolaps, udara akan tertahan di antara ruang alveolus yang disebut blebsdan di antara parenkim paru-paru yang disebut bullae. Proses ini akan menyebabkan peningkatan ventilatory pada ‘dead space’ atau area yang tidak mengalami pertukaran gas atau darah. Emfisema juga menyebabkan destruksi kapiler paru-paru, selanjutnya terjadi penurunan perfusi O2 dan penurunan ventilasi. Emfisema masih dianggap normal jika sesuai dengan usia, tetapi jika hal ini timbul pada pasien yang berusia muda biasanya berhubungan dengan bronkhitis dan merokok. Komplikasi Sering mengalami infeksi pada saluran pernafasan Daya tahan tubuh kurang sempurna Tingkat kerusakan paru semakin parah Proses peradangan yang kronis pada saluran nafas Pneumonia Atelaktasis Pneumothoraks Meningkatkan resiko gagal nafas pada pasien. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan kedistal fungsi paru Analisis gas darah Pemeriksaan EKG Penata Laksanaan 1.) Non Medis Penyuluhan Menerangkan pada para pasien hal-hal yang dapat memperberat penyakit, hal-hal yang harus di hindarkan dan bagaimana cara pengobatan dengan baik. pencegahan Rokok Merokok harus di hentikan meskipun sukar . penyeluhan dan usaha yang optimal harus di lakukan . Menghidari lingkungan polusi Sebaiknya di lakukan penyuluhan secara berkala pada pekerja paprik , terutama pada pabrik – pabrik yang mengeluarkan zat – zat polutan yang berbahaya terhadap saluran nafas 2.) Medis Vaksin Di anjurkan vaksinasi untuk mencegah eksaserbasi , terutama terhadap influenza dan infeksi pneumokuku Farmakoterapi Tujuan utama adalah untuk mengurangi obstruksi jalan nafas yang masih memepunyai komponen yang reversible meskipun sedikit. Hal ini dapat di lakukan dengan : Pemberian bronkodilator Pemberian kortikoteroid Mengurangi sekresi mucus Pemberian bronkodilator THANK YOU