Anda di halaman 1dari 5

Suatu Kedinamisan Perkembangan Bimbingan Dan Konseling

Perubahan global yang terjadi akhir-akhir ini, ditambah dengan masalah yang
sering dihadapi individu, sering menjadikan individu mencari-cari arti hidupnya,
mencari kepuasan dan jati diri mereka. Mereka memerlukan seseorang yang dapat
membantunya untuk menemukan semua itu. Bimbingan dan konseling merupakan
salah satu cara dari jalan keluar tersebut. Bimbingan dan konseling merupakan proses
interaksi antara konselor dan konseli dengan tujuan untuk membantu konseli dalam
mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dialaminya.
Sejalan dengan itu, bimbingan dan konselingpun sampai saat ini masih terus
mengalami perkembangan. Perkembangan bimbingan dan konseling terjadi tidak
hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia, salah satunya di Amerika Serikat.
Perkembangan bimbingan dan konseling yang terjadi di Amerika dan di Indonesia itu
berbeda, karena perkembangan bimbingan dan konseling di amerika berawal dari usaha
perseorangan dan dipihak swasta, yang kemudian menjadi usaha milik pemerintah.
Sedangkan di Indonesia sendiri perkembangan bimbingan dan konseling ini bermula
dari sekolah dan dikembangkan oleh usaha milik pemerintah. Selain itupun, di amerika
perkembangan tersebut berlangsung sedikit lebih lama, sementara di indonesia
perkembangannya berlangsung cukup pesat. Dengan begitu, perkembangan
bimbingan dan konseling di Amerika dan Indonesia berjalan dengan sangat berbeda.
Namun begitu, perkembangan Bimbingan dan konseling tetap dikatakan sebagai suatu
gerakan yang dinamis, karena di dalam perkembangannya terus menerus mengalami
pergerakan dan tidak berhenti pada suatu titik tertentu.
Kedinamisan perkembangan bimbingan dan konseling itu bisa terlihat dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik di Amerika Serikat dan di Indonesia. Bahkan hal
tersebut banyak dibuktikan oleh beberapa ahli yang mengemukakan tonggak-tonggak
sejarah berkembangnya bimbingan dan konseling. Mulai dari perkembangan
bimbingan dan konseling yang terjadi di Amerika Serikat maupun di Indonesia.
Menurut Borow dalam (Surya, 1988), sejarah bimbingan dan konseling di
Amerika itu terbagi menjadi tiga periode. Periode pertama yaitu periode formatif,
dimana bimbingan dan konseling itu mulai muncul pada tahun 1898 ketika Jesse
B.Davis mulai bekerja sebagai konselor Sekolah Menengah Pusat di Detroit. Ia bekerja
selama 10 tahun dengan membantu mengatasi masalah-masalah pendidikan dan
vokasional siswa. Tahun 1906 Eli Weaver menerbitkan booklet Memilih Suatu Karir.
Biro Vokasional di Boston dibuka tahun 1908 dengan kepala dan konselornya Frank
Parsons. Tahun 1910 William Halley mendirikan Juvenile Psychopatic Institut di
Chicago. Tahun 1910 komperensi bimbingan nasional pertama di Boston. Dan
peristiwa terakhir pada periode ini adalah tahun 1913 yang ditandai dengan berdirinya
National Vocational Guidance Association di Grand Rapids.
Periode kedua adalah perkembangan kemudian, dimana periode ini ditandai
dengan adanya organisasi Occupational Information and Guidance Service pada tahun
1938 dan tahun selanjutnya yang diadakan penerbitan pertama Dictionary of
Occupational Titles. Selain itupun pada tahun 1942 terbit History Vokasional Guidance
yang ditulis oleh JM Brewer. Pada periode ini juga terbentuk American Personnel and
Guidance Association sebagai wadah organisasi profesi para petugas bimbingan dan
suatu undang-undang Pendidikan Pertahanan Nasional untuk memperkuat program
bimbingan di sekolah dan konselor sekolah.
Periode ketiga adalah perkembangan selanjutnya. Dimana pada periode ini
sekitar tahun 1960-1970 perhatian itu ditujukan kepada kejelasan peranan dan fungsi
konselor, tanggung jawab dalam konseling, penggunaan pendekatan kelompok,
penggunaan komputer dalam informasi karir, penggunaan teknik modifikasi tingkah
laku. Selain itu, pada permulaan tahun 1970 an juga banyak konselor sekolah yang
melibatkan konseling karir atau vokasional.
Selain borrow, Shertzer & Stone (1980), mencoba menyusun tonggak-tonggak
sejarah perkembangan bimbingan dan konseling secara lebih terperinci. Tonggak-
tonggak tersebut disebut sebagai “Milestone : a chronology of counselling historical
events”. Dimana dalam tonggak-tonggak tersebut terdapat 88 peristiwa yang terjadi,
yang berawal pada tahun 1878 dan berakhir pada tahun 1979. Dimana beberapa urutan
peristiwa tersebut adalah sebagai berikut: didirikannya laboratorium psikologis
pertama di Leipzig Germany oleh, dimulainya suatu gerakan studi anak dan klinik
bimbingan anak, didirikannya biro vokasional boston dan dijelaskannya prosedur
bimbingan yang digunakan dengan sekitar 80 klien, (Grand rapids, Michigan)
mendirikan departemen seluruh kota untuk bimbingan vokasional (kejuruan) dalam
sistem sekolah, dipublikasikannya psikologi penyesuaian vokasional, diterbitkannya
tes bakat, dipublikasikannya tes kemampuan mental primer, dipublikasikannya cara
menasihati atau mengkonseling siswa, dipublikasikannya psikoterapi konseling,
dipublikasikannya terapi yang berpusat pada klien, dipublikasikannya pengembangan
manusia dan pendidikan dengan tugas pengembangan, diterbitkannya prinsip-prinsip
modifikasi perilaku, ditekankannya pembelajaran sosial, dipublikasikannya teori dan
praktik konseling perilaku, dipublikasikannya urutan pengembangan ego,
dipublikasikannya tahapan dan urutan pengembangan moral, dipublikasikannya
bagian-bagian dan tahap perkembangan orang dewasa, dan peristiwa terakhir itu adalah
dipublikasikannya bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah nasional pada tahun
1979.
Selanjutnya perkembangan bimbingan dan konseling yang terjadi di Indonesia
lebih banyak berpusat kepada kegiatan pendidikan terutama pendidikan formal di
sekolah dalam berbagai jenis dan tingkat berbeda dengan perkembangan Amerika yang
dimulai dari usaha perseorangan. Menurut prayitno (2003) dalam buku (Yusuf &
Nurihsan, 2014) mengemukakan bahwa periodesasi perkembangan gerakan bimbingan
dan penyuluhan di Indonesia melalui lima periode.
Periode pertama dan kedua adalah prawacana dan pengenalan (sebelum 1960-
1970-an). Dalam periode ini ditandai dengan dibukanya jurusan bimbingan dan
penyuluhan pada tahun 1963 di IKIP Bandung, diperkenalkannya pelayanan BP kepada
masyarakat akademik dan pendidik, diluluskannya sejumlah sarjana BP, dan semakin
dipahami dan dirasakannya kebutuhan akan pelayanan tersebut.
Periode ketiga yaitu periode pemasyarakatan (1970-1990-an), yang ditandai
dengan adanya kurikulum 1975 untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Tingkat
Atas yang mengintegrasikan kedalamnnya layanan BP untuk siswa, terbentuknya
organisasi profesi BP yaitu IPBI, dan adanya pemberlakuan kurikulum 1984. Meskipun
dalam pemberlakuan kurikulum 84’ ini terdapat bebarapa permasalahan yang muncul
seperti adanya kekeliruan yang mengidentikkan bimbingan karir (BK) dengan
bimbingan penyuluhan (BP), dan juga adanya kerancuan dalam mengimplemantasikan
SK sehingga pelayanan BP menjadi kabur, baik pemahaman maupun implementasinya.
Periode keempat yaitu periode konsolidasi (1990-2000), yang ditandai dengan
adanya perubahan nama BP menjadi BK (Bimbingan dan Konseling), pelayanan BK
hanya dilakukan oleh guru yang secara khusus ditugasi untuk itu, diselenggarakannya
penataran untuk guru-guru pembimbing, adanya formasi untuk pengangkatan menjadi
guru pembimbing, adanya “BK pola 17”, dibentuknya kepengawasan bidang BK dalam
bidang kepengawasan sekolah, dan dikembangkannya panduan pelayanan BK di
sekolah yang lebih operasional oleh IPBI.
Periode kelima yaitu periode lepas landas, dimana dalam periode ini diharapkan
mulai tahun 2001 profesi BK di Indonesia sudah dapat tinggal landas. Namun
kenyataannya masih terdapat permasalahan yang berkenaan dengan sumber daya
manusianya. Meskipun begitu, terdapat beberapa tonggak bagi pengembangan profesi
konseling, diantaranya seperti: penggantian nama IPBI menjadi ABKIN (Asosiasi
Bimbingan dan Konseling Indonesia), lahirnya undang-undang No.20 tahun 2003 yang
didalamnya termuat bahwa konselor termasuk salah satu jenis tenaga pendidik, adanya
kerjasama ABKIN dengan Dikti Depdiknas dan dengan Direktorat PLP.
Kemudian pada abad 21 ini dalam buku (Yusuf, Bimbingan & Konseling
Perkembangan, 2017) telah terjadi perubahan paradigma pendekatan bimbingan dan
konseling, yaitu dari pendekatan yang berorientasi konvensional, remedial, klinis
kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Model bimbingan
dan konseling perkembangan atau komprehensif ini, pertama kali dikembangkan oleh
ASCA (American School Counselor Association) pada tahun 1997, dan direvisi pada
tahun 2005. Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi konselor
dengan para personel sekolah lainnya, orangtua peserta didik, dan pihak-pihak terkait
lainnya. Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan disekolah secara
keseluruhan dalam upaya membantu peserta didik agar dapat mengembangkan atau
mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial,
akademik, maupun karir.

Anda mungkin juga menyukai