Anda di halaman 1dari 5

INFECTION CONTROL RISK ASSESSEMENT (ICRA)

PENGELOLAAN LINEN

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT UMUM SENTRA MEDIKA SANGGAU
2019

1
A. Latar Belakang
Linen Rumah Sakit adalah suatu benda yang menghasilkan microorganisme pathogen
dalam jumlah besar dan dapat meningkat 5 kali lipat selama periode sebelum cucian mulai
diproses, untuk itu penanganan linen dan laundry merupakan salah satu bagian dari standart
precaution. Penanganan linen Rumah Sakit yang kurang baik akan menimbulkan HAIs bagi
pasien dan petugas rumah sakit.
Pengelolaan tempat pencucian linen Rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang
dilengkapi dengan sarana disinfektan, mesin uap, pengering dan tempat penyetrikaan.

B. Tujuan
1. Mengurangi resiko komplikasi terkait pemberian linen non infeksius pasien.
2. Mengurangi resiko komplikasi terkait pemberian linen infeksius pasien.
3. Mengurangi resiko infeksi nosokomial bagi pasien dan petugas rumah sakit.

C. Aplikasi
Kajian resiko penanganan linen, ini diaplikasikan untuk:
1. Proses pemilahan linen.
2. Proses pengiriman linen ke laundry dan penerimaan linen di laundry
3. Proses pencucian linen .
4. Proses pengeringan
5. Proses penyetrikaan dan pelipatan
6. Proses penyimpanan
7. Proses pendistribusian

D. Kajian Resiko
Dalam hal penanganan linen, ada resiko yaitu terjadinya infeksi, yang diakibatkan oleh:
1. Infeksi yang disebabkan pada proses pemilahan linen.
2. Infeksi yang disebabkan proses penanganan linen.
Dalam pentabelan kajian resiko digambarkan sebagai berikut:
Probabilitas Resiko Sistem Skor
Potensial Risk/Problem
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
Proses Pemilahan linen √ √ √ 24

Proses pengiriman linen


ke laundry √ √ √ 8

Proses pencucian linen


√ √ √ 36

Proses pengeringan √ √ √ 18
Proses penyetrikaan dan √ √ √ 2

2
pelipatan

Proses penyimpanan √ √ √ 2
Proses pendistribusian √ √ √ 2

Keterangan:
Probabilitas Resiko Sistem yang ada
1 : Tidak pernah 1 : Klinis dan keuangan minimal 5 : Tidak ada
2 : Jarang 2 : Klinis dan keuangan sedang 4 : Jelek
3 : Kadang 3 : Masa perawatan memanjang 3 : Sedang
4 : Agak sering 4 : Berkurangnya fungsi 2 : Baik
5 : Sering 5 : Kehilangan nyawa 1 : Sangat baik

E. Kebijakan
Berdasarkan kajian resiko tersebut, standar perlakuan diperlukan dalam penanganan linen
baik pada pasien maupun petugas terkait. Standar penanganan linen dijabarkan sebagai
berikut:
1. Proses Pemilahan linen.
a. Melakukan kebersihan tangan dan menggunakan APD sesuai SPO.
b. Tidak meletakkan linen di lantai.
c. Tidak pernah menggabungkan linen kotor noninfeksius dengan linen infeksius.
d. Linen infeksius dimasukkan ke dalam tempat berkantong kuning dan diikat rapat,
jangan sampai bocor.
e. Linen kotor non infeksius dimasukkan ke dalam tempat berkantong hitam.
f. Linen kemudian diletakan di dalam wadah tertutup.
g. Membawa wadah tertutup ke ruangan saat melakukan verbeden sehingga linen
kotor tidak mencemari lingkungan saat dibawa ke janitor.
h. Menyimpan linen kotor di ruang janitor.
i. Petugas verbeden melakukan registrasi jenis dan jumlah linen kotor pada buku
permintaan laundry di unit.
j. Melepaskan APD dan melakukan kebersihan tangan sesuai SPO.
2. Pengiriman Linen ke Laundry dan Penerimaan di Ruang Laundry
a. Pengiriman linen kotor ke unit laundry dilakukan pada waktu sesuai jadwal.
b. Linen kotor ditempatkan dalam wadah transport linen kotor secara terpisah yaitu
linen kotor infeksius dan noninfeksius.
c. Linen di dalam wadah transport kemudian diangkut dengan menggunakan troli ke
unit laundry.
d. Linen kotor infeksius dilakukan penerimaan dan penimbangan di ruang pencucian
linen kotor infeksius.
e. Linen kotor noninfeksius dilakukan penerimaan dan penimbangan di ruang
pencucian linen kotor noninfeksius.

3
f.Setelah ditimbang, berat timbangan dicatat untuk kepentingan penghitungan dosis
kimia laundry.
g. Segera melakukan dekontaminasi pada wadah pengangkutan dan troli linen
pengangkut.
3. Proses Pencucian Linen
a. Pencucian linen infeksius menggunakan mesin dan ruangan tersendiri.
b. Setelah dilakukan penimbangan, linen langsung dimasukan ke dalam mesin cuci
tanpa dilakukan pemilahan.
c. Dilakukan pencucian sesuai dengan tahap – tahap pada SPO, dengan menggunakan
kimia laundry (alkali, emulsi, oxygen bleach, dan softener) sesuai takaran.
d. Desinfeksi linen dilakukan pada tahap mainwash dengan menggunakan kimia
laundry dan air panas 70oC.
4. Proses Pengeringan
a. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan mesin pengering.
b. Pengeringan dilakukan dengan urutan linen noninfeksius terlebih dahulu, kemudian
linen infeksius.
c. Melakukan desinfeksi mesin pengering setelah selesai digunakan.
5. Proses Penyetrikaan dan Pelipatan
a. Tempat pelipatan harus bersih dan jauh dari daerah kotor agar tidak
terkontaminasi.
b. Penyetrikaan menggunakan sterika manual pada suhu berkisar 70-80°C.
c. Pada proses penyetrikaan dan pelipatan dilakukan juga penyortiran linen yang rusak.
6. Proses Penyimpanan
a. Di Ruang laundry
1) Linen dikemas di dalam plastik sebelum disimpan di dalam lemari.
2) Linen disimpan ke dalam lemari tertutup sesuai jenis linen dan ruangan.
3) Linen disimpan menggunakan prinsip FIFO (first in first out).
b. Di Ruang Perawatan
1) Linen disimpan terpisah dari ruang kotor agar tidak terkontaminasi.
2) Pisahkan linen sesuai jenis linen.
3) Susun linen dengan tehnik tersendiri dengan prinsip linen bersih yang lama harus
lebih dahulu dipakai (FIFO)
7. Proses Pendistribusian
a. Pendistribusian sesuai dengan permintaan/kebutuhan ruangan /unit.
b. Linen bersih di bawa dengan menggunakan trolly di dalam wadah linen bersih yang
bersih dan tertutup
c. Distribusi dilakukan sesuai jadwal untuk menghindari kontaminasi dengan distribusi
kotor.

F. QUALITY CONTROL
1. Monitoring pemilahan linen

4
2. Monitoring proses pencucian
3. Hasil uji mikrobiologi terhadap linen bersih dan steril

Sanggau, 26 April 2019


Ketua PPIRS

Dr. Suci Purnamasari

Anda mungkin juga menyukai