TINJAUAN TEORI
2.1 .Definisi
salah satu penyakit saluran pernapasan bagian bawah yang sebagian besar basil
selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai fokus primer dari ghon (
paru atau di berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial
2.2 Etiologi
aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap
4
2.3. Klasifikasi
salah satu faktor determinan untuk menetapkan strategi terapi. Sesuai dengan
kali disokong biakan positif satu kali atau disokong radiologik satu
kali
2) Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru
5
2.4.Penularan dan faktor-faktor resiko
terinfeksi melalui dahak ketika berbicara, batuk, bersin, tertawa atau bernyanyi
melepaskan droplet. Droplet yang besar menetap dalam udara bebas selama 1-2
pada ada tidaknya sinar ultra violet, ventilasi yang baik serta kelembaban
partikel ini kemudian droplet yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh
Paru yang dapat menularkan penyakitnya ke orang lain adalah pasien yang
kurangnya 2 kali dari 3 kali pemeriksaan atau disebut BTA Positif. Seorang
mengarah pada TB aktif maka disebut BTA Negatif, BTA negatif yang telah
lain. BTA negatif diperkirakan akan menjadi BTA Positif dalam jangka waktu
Penularan TB Paru juga dapat terjadi pada Individu yang beresiko tinggi
aktif
6
b. Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker,
i. Petugas kesehatan
a. Gejala utama
Gejala utama pada penyakit TB paru adalah batuk terus menerus selama tiga
2) Batuk darah
7
4) Badan lemah, nafsu makan berkurang, berat badan turun, rasa
2.6. Pencegahan
a. Vaksinasi BCG dapat melindungi anak yang berumur kurang dari 15 tahun
sampai 80%, akan tetapi dapat mengurangi makna dari pemeriksaan tes
tuberkulin.
b. Kasus dengan sputum positif harus diobati secara efektif agar tidak
c. Untuk orang yang telah kontak dengan dengan pasien tuberkulosa maka
menderita tuberkulosa
sapu tangan bila batuk serta tidak meludah atau mengeluarkan dahak di
sembarang tempat dan menyediakan tempat ludah yang diberi lisol atau
menenangkan pikiran
8
2.7. Diagnosis Tuberkulosis
pemeriksaan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen BTA hasilnya
positif.
Bila hanya satu yang positif perlu diadakan pemeriksaan lebih lanjut
yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS ulang. Kalau hasil rontgen
positif kalau hasil rontgen tidak mendukung TBC maka pemeriksaan dahak
misalnya biakan.
bila tidak ada perubahan namun gejala klinis tetap mencurigakan TBC ulangi
pemeriksaan dahak SPS. Kalau hasil SPS positif diadnosis sebagai penderita
TBC BTA positif, kalau hasil SPS tetap negatif lakukan pemeriksaan foto
rontgen dada untuk mendukung diagnosis TBC. Bila hasil rontgen mendukung
TBC didiagnosis sebagai penderita TBC BTA negatif rontgen positif, bila hasil
a. Tujuan Pengobatan
9
Tujuan utama pengobatan TB adalah memusnahkan basil tuberkulosis
a. Isoniazid (H)
b. Rifamfisin (R)
10
Bersifat bakterisid dapat membunuh kuman semi –dormant
c. Pirasinamid (Z)
d. Streptomisin (S)
e. Ethambutol (E)
2. Prinsip Pengobatan
jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6 – 8 bulan, supaya
11
intensif dan lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal sebaiknya pada saat
tahap yaitu tahap intensif dan tahap lanjutan. Pada tahap intensif (awal)
kekebalan obat. Dan pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat
lebih sedikit, namun dalam jangka waktu lebih lama, dalam tahap
12
memudahkan pemberian obat dan menjamin kelangsungan pengobatan
sampai selesai satu paket untuk satu penderita dalam satu masa
pengobatan.
13
4) OAT sisipan (HRZE)
mengambil OAT
Tabel 1
Efek samping Ringan dari OAT
14
Tabel 2
Efek samping berat dari OAT
5. Hasil pengobatan
dikategorikan sebagai:
1) Sembuh
2) Meninggal
15
Penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut
4) Gagal
a. Persyaratan PMO
oleh penderita
penderita
Perawat, Pekarya sanitarian, juru Imunisasi, dll. Bila tidak ada petuga
16
kesehatan yang memungkinkan, PMO bisa berasal dari petugas kesehatan,
c. Tugas PMO
lanjutan
diawasi
5) Efek samping obat dan tindakan yang harus dilakukan bila terjadi
17
2.10.DOTS
dalam penanggulangan TB
obat setiap hari baik itu petugas kesehatan atau anggota keluarga
cukup
18
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart (1996) . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah .EGC :
Jakarta
Suyono, S. (1996). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit : Jakarta
Terapi
Notoatmodjo (2007). Promosi Kesehatan & Ilmu Prilaku. Jakarta Rineka Cipta
19