PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah. Menurut BKKBN adalah
10 samapi 19 tahun. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh
adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-
19 tahun, adalah suatu priode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan
sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah priode peralihan dari masa
Orang tua masih menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu, sehingga
mereka tidak pernah memberikan informasi yang sehat tentang seks kepada
anaknya atau karena mereka sendiri memang kurang informasi tentang seks dan
tidak tahu cara mengkomunikasikan seks yang baik untuk anak serta pengaruh
seks yang tidak sehat, bahkan cenderung merusak mental, baik itu berupa surat
kabar, majalah, film, buku cerita, komik, dan lain-lain (Asti, 2010).
dinikmati oleh remaja. Jika dilihat darisegi Pornografi remaja sekarang ini suka
1
Diantaranya Internet,Hp yang berkamera,VCD porno dan lain
menggunakan pakaian ketat dan mini yang bias mengundang nafsu bagi laki-
laki. Dan juga di Indonesia maraknya tarian/joget dan yang gerakanya yangs
seksualitas kepada remaja melalui cara-cara yang tidak realistis. Salah satu
gejala yang semakin lama makin memperhatinkan adalah adanya akses untuk
diinternet
tersinggung, maka emosinya akan meledak-ledak dan tak terkendali. Masa ini
juga masa yang sarat fantasi atau khayalan. Antara kekuatan emosi dan
cerita di masyarakat atau berita di majalah, surat kabar, radio dan televisi yang
pihak tidak bertanggung jawab akan menimbulkan sikap yang berbeda dari tiap
sikap mereka masing-masing tanpa diikuti dengan kebijakan yang pantas baik
punya keinginan melakukan hubungan seks dua kali lipat dibandingkan yang
melalui informasi yang salah, iklan. Secara rinci, terjadinya faktor lingkungan
tersebut adalah informasi yang merugikan mudah diakses, hal ini berbagai
Berencana Indonesia) Riau dalam Wahyuni (2013), pada tahun 2009 mengenai
seks pranikah di kalangan Remaja SMU dan SMK se kota Pekanbaru dengan
jumlah sampel sebanyak 600 responden, didapati bahwa 38,75% Remaja laki-
Remaja perempuan juga telah melakukan hubungan seks. Proporsi menurut usia
Remaja yang pernah melakukan hubungan seks yang mempunyai rentang umur
10-14 tahun yaitu laki-laki sebanyak 13,57% dan perempuan 10,98% sedangkan
rentan usia 15-18 tahun sebanyak 29,46% laki-laki dan 23,17% perempuan.
Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda dan
terjadinya kanker serviks. Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks
peringkat pertama. Kanker serviks yang sudah memasuki stadium lanjut sering
41.250 kasus dengan kelompok umur 25-49 tahun sebagai terjangkit tertinggi
dan kelompok umur remaja menepati urutan kedua usia kategori 20-24 tahun
serta usia 15-19 tahun ketiga kasus tertinggi HIV. Kasus AIDS yang dilaporkan
tahun 2016 merupakan kasu ke-5 tertinggi sejak 10 tahun terakhir dengan kasus
7.491. Hasil survei pada triwulan I Januari- Maret 2017 Provinsi Riau
menempati urutan ke-4 kasus terbanyak dengan AIDS yaitu 53 kasus setelah
Jawa tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Kota Pekanbaru merupakan urutan
tertinggi dengan kasus HIV dan AIDS di Provinsi Riau dengan jumlah kasus
HIV 98 dan AIDS 1129 kasus., banyak Kasus HIV/AIDS di sebabkan tingkat
mobilitasnya yang tinggi di tambah banyak layanan seks komersial (Kemenkes
RI,2017).
Pekanbaru hasil survei awal didapat jumlah guru sebanyak 34 orang, Jumlah
siawa dan siswai 756 orang, siswa laki-laki berjumlah 391 dan siswi perempuan
bahaya perilaku yang beresiko untuk kesehatan seks, dan seputar informasi
maupun orang tua. 3 orang siswa telah mengetahui tentang pendidikan seks,
yang mana seorang siswa haruslah membatasi diri dalam berpacaran karena
akan beresiko bagi kesehatan reproduksi, selain alasan diatas peneliti juga
Pekanbaru juga berdekatan dengan bekas lokalisasi yang lama (Teleju) dan juga
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang diatas adalah
Pekanbaru”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Pekanbaru
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan
informasi seks.
2. Bagi Institusi/Sekolah
3. Bagi Peneliti
E. Ruang Lingkup
dimulai pada bulan Oktober 2017 s.d Mei 2018. Sasaran penelitian ini
tau dari pendidikan kesehatan tentang seks pranikah agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak baik tidak akan terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah eksperimen artinya percobaan.
pengaruh dari variabel tertentu terhadap variabel yang lain, melalui uji
coba dalam kondisi khusus yang sengaja deciptakan. Dalam metode ini
dan oleh sebab itu variabel ketiga ini disebut variabel kontrol.
mengajukan pertanyaan.
atau peringkat.
F. Keaslian Penelitian
diantaranya adalah:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pendidikan kesehatan
kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang
perilakunya.
membina perilaku baru, atau seseorang yang telah mulai tertarik pada
penyuluhan.
sasaran.
maupun rendah.
kelompok.
d) Kelompok kecil-kecil.
kelompok.
keluarga dan menjadi orang tua yang bertanggung jawab dalam diskusi
seksual adalah bukan untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan ingin
tanpa mematuhi aturan hukum, agama dan adat istiadat serta kesiapan
seksual.
(sexual intercourse).
perempuan di masyarakat.
dari segala usia. Di samping itu, “tabu” kemungkinan besar para orang
perlu juga diketahui oleh orang tua murid, agar mereka bisa memberikan
jawaban dan tidak terkejut bila tiba- tiba si anak remaja bertanya soal
SD dan SLTP yakni secara psikologi pria dan wanita, paham keluarga
hidup nikah dan membujang pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia
2. Seks Pranikah
a. Pengertian
dianggap sebagai sesuatu yang stabil. Seks adalah bagian dari kehidupan
manusia,sesuatu yang ada dan tidak bisa ditolak.Sek smempunyai arti jenis
kelamin, suatu yang dapat dilahat, dapat ditunjuk. Jenis kelamin ini
memberi kita pengertian tentang suatu sifat atau ciri yang membedakan
kedalam vagina. Perilaku ini disebut juga koitus, koitus secara moralitas
hanya dilakukan oleh sepasang individu yang telah menikah. Tidak ada satu
masing.(sarwono, 2012).
a) Berpelukan
b) Ciuman kering
Perilaku seksual cium kering berupa sentuhan pipi dengan pipi dan pipi
dengan bibir.
c) Cium basah
Aktifitas cium basah berupah sentuhan bibir, dampak cium bibir dapat
f) Oral seksual
mulut dan lidahnya pada penis dan sekitarnya, sedangkan pada wanita
vagina.
3) Kebutuhan biologis
Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, keimanan ini dapat sirna tanpa bersisa
a) Kemiskinan
anak.
risiko yang akan dihadapinya.Dalam hal ini yang berperan bukan saja
Seks menurut para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang . jadi wajar jika semua orang tidak
d) Rasa penasaran
e) Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, missalnya karena terlanjur
Sofiyan (2012), dampak seks pra nikah terhadap kesehatan fisik dan
Indikasi fisik yang paling jelas terjadi pada perempuan yakni sobeknya
selaput darah.
b) Kehamilan
tidak diinginkan.
menganggap aborsi adalah jalan terbaik untuk menutupi aib dan rasa
malu terhadap masyrakat sekitar, mereka juga belum siap untuk hidup
berumah tangga, risiko dari aborsi antara lain yaitu pendarahan, infeksi,
bawaan) (Kusmiran,2012).
Mereka yang sudah terjerumus pada perilaku seks pra nikah biasanya
ketahui masyarakat.
3. Peran Perawat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
Perawat professional
a. Educator : Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana
merubah perilaku
kesehatan
4. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
ilmuwan.
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
2005).
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (Know)
benar.
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
penalaran sendiri.
ilmiah.
pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
lebih mendalam.
yang baru.
6. Remaja
a. Pengertian Remaja
efektif
lainnya.
selanjutnya.
tiga kriteria, yaitu biologi, psikologis, dan sosial ekonomi. Maka, secara
1) Usia kematangan
menyesuaikan diri.
2) Penampilan diri
3) Kepatutan seks
membuat remaja sadar dan hal ini memberi akibat buruk pada
perilakunya.
namanya buruk atau bila mereka memberi nama dan julukan yang
bernada cemoohan.
5) Hubungan keluarga
sama.
6) Teman-teman sebaya
7) Kreativitas
kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan kurang
8) Cita-cita
kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang
lebih baik.
Pra remaja ini merupakan masa sangat pendek yaitu kurang lebih
satu tahun. masa ini dikatakan juga sebagai fase yang negatif. Hal
negatif, sehingga fase ini merupakan fase yang sulit bagi anak
sosial.
sudah disebutkan di atas berawal dari haid atau mimpi basah yang
pertama. Akan tetapi pada usia berapa tepatnya masa puber ini
dimulai, sulit ditetapkan. Hal itu karena cepat lambatnya haid atau
intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada
saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum
kecewa.
kanakan, namun pada usia remaja sudah timbul unsur baru, yaitu
perasaan yang penuh keraguan pada usai remaja awal maka pada
rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang
Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup
7. Konsep Media
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai perantara atau
pengantar (Sanjaya, 2008). Rossi dan Breidle 1996 dalam Sanjaya 2008,
mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu alat dan bahan yang dapat
majalah, dan sebagainya. Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi
Jadi dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti tv, radio,
slide, bahan cetakan, akan tetapi meliputi orang atau manusia sebagai
menambah keterampilan.
kesehatan materi alat bantu lihat dengar, seperti televise, Vidio cassette
gambar dan suara yang bisa diterima dua indera sekaligus antara
Pendidikan Seks: adalah suatu informasi Tujuan Pendidikan kesehatan seks: Dengan
meneganai persoalan seksualitas tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan
manuasia yang jelas dan benar, yang seks di sekolah, diharapkan penyimpangan
meliputi terjadinya perubahan, seks terhadap remaja dan perilaku seks yang
kehamilan sampai kelahiran, tingkah menyimpang tidak terjadi lagi.Selain itu,
laku seksual, hubungan seksual, dan pendidikan seks di sekolah diterapkan karena
aspek-aspek kesehatan, kejiawaan dan banyaknya anggapan orang tua bahwa
kemasyarakatan. pendidikan seks tabu untuk dibahas
6. Kebudayaan 4) Aborsi
7. Informasi 5) Terinfeksi
penyakit kelamin
4) Media elektronik
(Mualana, 2009)
C. Kerangka Konsep
Skema 2.1
Kerangka Konsep Penelitian
Input Proses Output
Post-test:
Pre-test: Kelompok
pengetahuan
Murid SMP Tingkat eksperimen
setelah diberi
N 11 Kota pengetahuan Idiberikan
pendidikan
Pekanbaru sebelum pemberian pendidikan
kesehatan bahaya
pendidikan kesehatan
seks pranikah
kesehatan tantang
1. Baik
bahaya seks 2. Cukup
pranikah 3. Kurang
D. Hipotesis
sebagai berikut:
b) Ho: Tidak ada pengaruh pengaruh pendidikan bahaya seks pranikah melalui