Anda di halaman 1dari 6

Nama mahasiswa : Jamiati

No. Induk Mahasiswa : 16010015


Tanggal Praktik :
Ruang Rawat :
Diagnosa Medis :
Definisi & Klasifikasi : a. Definisi
Dengue haemoragic fever adalah infeksi akut yang disebabkan

oleh arbovirus (arthropodborn virus) dan di tularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes (Aedes albopictus dan Aedes

aegypti).(ngastiyah,2005 : 368 ). Demam berdarah dengue

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

(arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti.(Suriadi,Rita Yuliani,2006 : 57 ). Demam

berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan

oleh 4 tipe serotipe virus dengue dan ditandai dengan 4 gejala

klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,

hepatomegali, dan tanda tanda kegagalan sirkulasi sampai

timbulnya renjatan ( sindrom renjatan dengue) sebagai akibat

dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan

kematian.(Abdul Rohim,dkk,2002 : 45)

b. Klasifikasi

Klasifikasi DHF berdasarkan patokan dari WHO (1999) DBD

dibagi menjadi 4 derajat :

 Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanoa perdarahan

spontan uji torniquet (+), trombositopenia dan

hemokonsentrasi.

 Derajat II

Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau

di tempat lain.

 Derajat III

Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan

lemah, tekanan darah rendah (hipotensi), gelisah,

sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari.

 Derajat IV

Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan

darah tak dapat diukur.

Dengue Shock Syndrome ( DSS )

Dengue shock syndrome ( DSS ) adalah sindroma

syok yang terjadi pada penderita Dengue Hemorrhagic

Fever ( DHF ) atau demam berdarah dengue.

Dengue syok sindrom bukan saja merupakan suatu

permasalahan kesehatan masyarakat yang menyebar

dengan luas atau tiba – tiba, tetapi juga merupakan suatu

permasalahan klinis, karena 30 – 50 % penderita demam

berdarah dengue akan mengalami renjatan dan berakhir


dengan demam suatu kematian terutama bila tidak

ditangani secara dini dan adekuat.

Etiologi :
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus

dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga

flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 mm

terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4

x 106.

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan

DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau

demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di indonesia

dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Terdapat reaksi

silang antara serotipe dengue dengan flavivirus lain seperti yellow

fever, japanese encehphalitis dan west nille virus.

Dalam laboratorium virus dengue dapat bereplikasi pada hewan

mamalia seperti tikus, kelinci,anjing, kelelawar, dan primate. Survei

epidemiologi pada hewan ternak di dapatkan antibodi terhadap virus

dengue pada hewan kuda, sapi dan babi. Penelitian pada artropoda

menunjukkan virus dengue dapat bereplikasi pada nyamuk genus

aedes ( stegomyia ) dan toxorhynchites. ( Suhendro,2007 : 1709 )


Fisiologi (kasus normal) & Patofisiologi :

Manifestasi Klinis :
 Demam

Awalnya akut, cukup tinggi, dan kontinu, berlangsung lama 2 –

7 hari

 Setiap manifestasi perdarahan berikut : petekia, purpura,

ekimosis,epistaksis, gusi berdarah, dan hematemesis dan / atau

melena.

 Uji torniquet positif

Uji torniquet dilakukan dengan memompa manset tekanan darah

sampai suatu titik tengah antara tekanan sistolik dan diastolik

selama 5 menit. Hasil uji di nyatakan positif jika tampak 10 atau

lebih petekia per 2,5 cm2. Pada kasus DHF, uji tersebut biasanya

memberikan hasil yang pasti positif bila tampak 20 petekia atau

lebih. Hasil uji mungkin negatif atau agak positif selama fase

syok yang dalam. Hasil tersebut kemudian akan menjadi positif,

bahkan terkadang sangat positif, jika dilakukan setelah pulih

dari syok.

 Pembesaran hati (hepatomegali)

Tampak pada beberapa tahap penyakit yaitu sekitar 90 – 98 %

pada anak anak di thailand, tetapi di negara lain frekuensinya

mungkin bervariasi.
 Syok

Di tandai dengan denyut yang cepat dan lemah di sertai tekanan

denyut yang menurun ( 20 mmHg atau kurang ), atau hipotensi,

juga dengan kulit yang lembab, dingin, dan gelisah.

 Temuan laboratorium

- Trombositipenia ( 100.000 / mm3 atau kurang )

- Hemokonsentrasi, peningkatan jumlah hematokrit sebanyak

20% atau lebih.

Dua kriteria klinis pertama, di tambah dengan

trombositopenia dan hemokonsentrasi atau peningkatan jumlah

hematokrit, sudah cukup untuk menetapkan diagnosis klinis

DHF. Efusi pleura ( tampak melalui rontgen dada ) dan / atau

hipoalbuminemia menjadi bukti penunjang adanya kebocoran

plasma. Bukti ini sangat berguna terutama pada pasien yang

anemia dan / atau mengalami perdarahan berat. Pada kasus syok,

jumlah hematokrit yang tinggi dan trombositipenia memperkuat

diagnosis terjadinya DHF / DSS. ( WHO, 2005 : 19 )

Pemeriksaan Penunjang :
Penatalaksanaan :
Asuhan Keperawatan :
1. Pengkajian
2. Diagnose Keperawatan yang Mungkin
3. Rencana Keperawatan minimal 3 buah
WOC (Web of Causation) :

Anda mungkin juga menyukai