Anda di halaman 1dari 10

SKALA PENGUKURAN

DISUSUN OLEH :
BENNI JUNPUTRA

DOSEN PEBIMBING :
MEGA WATI ,S.Pd,M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI


( STIA NUSA) KERINCI
TAHUN AJARAN
2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Ta’ala penguasa langit dan bumi beserta isinya.
Kepada-Nya segala ilmu pengetahuan bersumber dan atas kehendak-Nya pula makalah ini
dapat disusun. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Statistika tentang Skala Pengukuran
Data Statistika.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
terdapat kesalahan. Oleh karena otu, penulis mengharapakan saran yang bersifat membangun
agar penulisan makalah selanjutan bisa lebih baik.

Kerinci, 21 Mei 2019

Penuyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A Latar Belakang............................................................................ 1
B Rumusan Masalah....................................................................... 1
C Tujuan Penulisan......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 2
A Skala Pengukuran........................................................................ 2
B Skala Nominal............................................................................. 2
C Skala Ordinal............................................................................... 3
D Skala Interval.............................................................................. 4
E Skala Rasio.................................................................................. 5
BAB III PENUTUP..................................................................................... 6
A Kesimpulan.................................................................................. 6
B Saran............................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan,
menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah
ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa Inggris: statistics) berbeda
dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang
statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari
kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data;
ini dinamakan statistika deskriptif.
Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa
istilah statistika antara lain:populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.Statistika banyak
diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu
alam(misalnya astronomi dan biologi maupunilmu-ilmusosial
(termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri.
Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus
penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal.Statistika juga mempelajari
skala pengukuran.Skala pengukuran juga sangat menetukan tingkat kepercayaan suatu data.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaiamana skala pengukuran data
dalam Statistika?

C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah untuk menginformasikan tentang skala pengukuran
data dalam statistika.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Skala Pengukuran
Skala merupakan hasil pengukuran yang terdiri atas beberapa jenis skala
yang bervariasi. Pengukuran dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam
menilai dan membedakan sesuatu obyek yang diukur. Dalam mengolah dan menganalisis
data, kita sangat berkepentingan dengan sifat dasar skala pengukuran yang digunakan.
Operasi-operasi matematik serta pilihan peralatan statistik yang digunakan dalam pengolahan
data, pada dasarnya memiliki persyaratan tertentu dalam hal skala pengukuran datanya.
Ketidaksesuaian antara skala pengukuran dengan operasi matematik/peralatan statistik yang
digunakan akan menghasilkan kesimpulan yang bias dan tidak tepat/relevan. Ada empat skala
pengukuran data, yaitu: nominal, ordinal, interval, dan rasio.

B. Skala Nominal
Merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara keempat skala
pengukuran.Skala ini hanya membedakan kategori berdasarkan jenis atau macamnya. Skala
ini tidak membedakan kategori berdasarkan urutan atau tingkatan. Misalnya adalah jenis
kelamin terbagi menjadi laki-laki dan perempuan.Sesuai dengan nama atau sebutannya, skala
nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan nama (predikat). Sebagai contoh, klasifikasi barang yang dihasilkan pada suatu
proses produksi dengan predikat cacat atau tidak cacat. Atau, bayi yang baru lahir bisa laki-
laki atau perempuan. Tidak jarang digunakan nomor-nomor yang dipilih sekehendak ahti
sebagai pengganti nama-nama atau sebutan-sebutan, untuk membedakan benda-benda atau
peristiwa-peristiwa berdasarkan beberapa karakteristik.. Skala nominal biasanya juga
digunakan bila peneliti berminat terhadap jumlah benda atau peristiwa yang termasuk ke
dalam masing-masing kategori nominal. Data semacam ini sering disebut data hitung (count
data) atau data frekuensi. Contoh lainnya yaitu misalnya jawaban dikotomi (ya, tidak); jenis
kelamin (pria, wanita); warna lampu lalu lintas (merah, kuning, hijau); nomor urut parpol
Pemilu 2004 (1, 2, ..., 44); dan lain-lain.
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang bersifat kualitatif. Dalam
ilmu statistika, data nominal merupakan data dengan level pengukuran yang paling rendah.
Contohnya:
Data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen Pendidikan, data siswa dikategorikan
menjadi “laki-laki” yang diwaliki angka 1 dan “perempuan” yang diwakili angka 2.
Konsekuensi dari data nominal adalah tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori
sekaligus dan angka yang digunakan di sini hanya sebagai kode/simbol saja sehingga tidak
dapat dilakukan operasi matematika.

C. Skala Ordinal
Dalam ilmu statistika, data berjenis ordinal mempunyai level pengukuran yang lebih
tinggi daripada data nominal dan termasuk data kualitatif. Skala Ordinal merupakan skala
yang membedakan kategori berdasarkan tingkat atau urutanPada data nominal semua data
dianggap bersifat kualitatif dan setara, sedangkan pada data ordinal terdapat klasifikasi data
berdasarkan tingkatannya.Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering
juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang
bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau
tingkatan obyek yang diukur menurut karakteristik tertentu. Misalnya tingkat kepuasan
seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang
puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya
diberi peringkat 1,2,3 dstnya. Dalam skala ordinal, tidak seperti skala nominal, ketika kita
ingin mengganti angka-angkanya, harus dilakukan secara berurut dari besar ke kecil atau dari
kecil ke besar. Jadi, tidak boleh kita buat 1=sangat puas, 2=tidak puas, 3=puas dstnya. Yang
boleh adalah 1=sangat puas, 2=puas, 3=kurang puas dan seterusnya.
Sebagaimana halnya pada skala nominal, pada skala ordinal kita juga tidak dapat
menerapkan operasi matematika standar (aritmatik) seperti pengurangan, penjumlahan,
perkalian, dan lainnya. Peralatan statistik yang sesuai dengan skala ordinal juga adalah
peralatan statistik yang berbasiskan (berdasarkan) jumlah dan proporsi seperti modus,
distribusi frekuensi.
Contohnya:
Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi “ SD ” yang diwakili
angka 1, “SMP” yang diwakili angka 2, “SMA” yang diwakili angka 3, “Diploma” yang
diwakili angka 4, dan “Sarjana” yang diwakili angka 5. Sama halnya dengan data nominal,
meskipun tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak dapat dilakukan operasi
matematika. Angka yang digunakan hanya sebagai kode/simbol saja, dalam contoh tadi
tingkat pendidikan tertinggi adalah “Sarjana”dan terendah adalah “SD” (Sarjana > Diploma
> SMA > SMP > SD).
D. Skala Interval
Merupakan skala yang membedakan kategori dengan selang atau jarak tertentu
dengan jarak antar kategorinya sama.Data berjenis interval termasuk dalam kelompok data
kuantitatif. Dalam ilmu statistika, data Interval mempunyai tingkat pengukuran yang lebih
tinggi daripada data nominal maupun ordinal. Angka yang digunakan dalam data ini, selain
menunjukkan urutan juga dapat dilakukan operasi matematika. Angka nol yang digunakan
pada data interval bukan merupakan nilai nol yang nyata.
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal
dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan
demikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki jarak, tetapi jarak
tersebut belum merupakan kelipatan.
Pengertian “jarak belum merupakan kelipatan” ini kadang-kadang diartikan bahwa
skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak. Misalnya pada pengukuran suhu. Kalau ada
tiga daerah dengan suhu daerah A = 10oC, daerah B = 15 oC dan daerah C=20oC. Kita bisa
mengatakan bahwa selisih suhu daerah B, 5oC lebih panas dibandingkan daerah A, dan
selisih suhu daerah C dengan daerah B adalah 5oC (Ini menunjukkan pengukuran interval
sudah memiliki jarak yang tetap). Tetapi, kita tidak bisa mengatakan bahwa suhu daerah C
dua kali lebih panas dibandingkan daerah A (artinya tidak bisa jadi kelipatan). Karena dengan
pengukuran yang lain, misalnya dengan Fahrenheit, di daerah A suhunya adalah 50oF, di
daerah B = 59oF dan daerah C=68oF. Artinya, dengan pengukuran Fahrenheit, daerah C tidak
dua kali lebih panas dibandingkan daerah A, dan ini terjadi karena dalam derajat Fahrenheit
titik nolnya pada 32, sedangkan dalam derajat Celcius titik nolnya pada 0. Skala interval ini
sudah benar-benar angka dan, kita sudah dapat menerapkan semua operasi matematika serta
peralatan statistik kecuali yang berdasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.
Contohnya:
Interval nilai pelajaran matematika siswa SMA 4 Surabaya adalah antara 0 sampai
100. Bila siswa A dan B masing-masing mempunyai nilai 45 dan 90, bukan berarti tingkat
kecerdasan B dua kali A. Nilai 0 sampai 100 hanya merupakan rentang yang dibuat
berdasarkan kategori pelajaran matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lain.

E. Skala Rasio
Merupakan penggabungan dari ketiga sifat skala sebelumnya. Skala rasio memiliki
nilai nol mutlak dan datanya dapat dikalikan atau dibagi. Akan tetapi, jarak antar kategorinya
tidak sama karena bukan dibuat dalam rentang interval. Data rasio merupakan tipe data
dengan level pengukuran yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe data lain. Data ini
termasuk dalam kelompok data kuantitatif. Angka yang digunakan pada data ini
menunjukkan angka yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai symbol dan memiliki nilai nol
yang sesungguhnya. Pada data ini, dapat dilakukan berbagai operasi matematika.Skala rasio
adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik
skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat
mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun
menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio, pengukuran sudah
mempunyai nilaiperbandingan/rasio.Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering
digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg,
sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat
dibandingkan benda A.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam ilmu statistika ada empat skala pengukuran data, yaitu: nominal, ordinal,
interval, dan rasio.
1. Skala Nominal adalahSkala yang hanya membedakan kategori
berdasarkan jenis atau macamnya.
2. Merupakan skala yang membedakan kategori berdasarkan tingkat atau urutan.
3. Merupakan skala yangmembedakan kategori dengan selang atau jarak tertentu dengan
jarak antar kategorinya sama.
4. Merupakan penggabungan dari ketiga sifat skala sebelumnya. Skala rasio memiliki
nilai nol mutlak dan datanya dapat dikalikan atau dibagi.Akan tetapi, jarak antar
kategorinya tidak sama karena bukan dibuat dalam rentang interval.

B. Saran
Jika suatu penelitian yang membutuhkian suatu data maka perlu mempelajari skala
pengukuran data statistika.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. Skala Pengukan.


http://kaptenunismuh.blogspot.com/2013/01/skala-pengukuran.html?m
%3D1&ei=QRSt5MaR&lc=id-
ID&s=1&m=518&host=www.google.co.id&ts=1462599879&sig=APY536yAkjSgEGxflts5q
nU_hdns58Zidg
Habib, Mukhtar.2009.Skala-Skala pengukuran Statistika.
http://mukhtarhabib.blogspot.com/2009/06/skala-skala-pengukuran-statistik.html?m
%3D1&ei=lq4iXEK6&lc=id-
ID&s=1&m=518&host=www.google.co.id&ts=1462599340&sig=APY536wxvYWqAI3DLV
rd78kN3X5kgy-6dg
Mustika ,Firshada hellen.2015.Pengetian dan Contoh data.
http://rtmikki.blogspot.com/2015/02/pengertian-dan-contoh-data.html?m
%3D1&ei=lq4iXEK6&lc=id-
ID&s=1&m=518&host=www.google.co.id&ts=1462599340&sig=APY536zwxGJ5gFcFZDP
Btu-Rv_ZUUPee

Anda mungkin juga menyukai