BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
UNICEF menyatakan , terdapat 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta
Kematian anak balita di dunia setiap tahunnya. UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru,
yang juga di keluarkan oleh Journal Paediatrics ini, bahwa bayi yang di berikan susu formula
memeliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahiranya.Dan peluang
itu 25 kali lebih tinggi di bandingkan bayi yang disusui ibunya secara eksklusif. Tingginya
angka Kematian bayi di Indonesia maupun di dunia sebenarnya dapat diminimalisir dengan
salah satunya melakukan rawat gabung.
Rawat Gabung selama di rumah sakit merupakan perlakuan yang mutlak di lakukan
jika ingin sukses menyusui , rawat Selama sebelum ada Rawat Gabung ( RG) kita menegenal
Rawat Pisah (RP) ibu dan anak tidur diruangan yang berbeda.Hanya pada jam tertentu untuk
menyusu,bayi diantar kepada ibunya sekitar 20-30 menit.Sebelum dan sesudah menyusu
bayi di timbang dulu.
Bila di timbang tidak naik sesuai dengan kebutuhan bayi, otomatis ditambah dengan susu
formula pakai botol dan dot.Hal ini membuat bayi malas untuk menghisap pada buah dada
ibu karena bayi harus kerja lebih keras. Akibatnya pada waktu menyusu bayi sering kali
malah tidur.Demikian seterusnya sehingga produksi asi semakin berkurang karena tidak ada
rangsangan .Pada malam hari biasanya bayi tidak disusui kalau menangis ,diberi susu
formula maka buah dada juga sering bengkak dan panas.Hal ini menambah problem
tersendiri.Lama kelamaan ibu jadi yakin bahwa asinya tidak mencukupi,maka memberi susu
formula dengan segala akibat yang kurang menguntungkan dari pada pemberian asi.
Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modifikasi dalam praktek bahwa pada
kunjunganbayi di tempatkan dalam suat station bayi agar tidak ada kontaminasidari
pengunjung.Station bayi di buat dengan dinding kaca agar pengunjung dapat melihat
bayi.Meskipun selama ini masi banyak rumah sakit yang menerapkan ruangan khusus untuk
bayi terpisah dari ibunya,riset terakhir menunjukan bahwa jika tidak ada masalah medis
maka tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya.Bahkan makin seringnya ibu
melakukan kontak fisik langsung dengan bayi (skin to skin contact) akan membantu
menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi Air Susus Ibu (ASI). Karena itu pada
tahun 2005,American Academy of pediatrics(AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat
terus bersma bayinya diruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusi
bayinya kapanpun sang bayi menginkanya. Semua kondisi tersebut akan membantu
kelancaran dari produksi ASI.
Rawat gabung adalah kegiatan perawatan yang membiarkan ibun dan bayinya
bersama terus menerus selama di rumah sakit.
Pelayanan yang ini berupa peletakan bayi pada box bayi yang berada di dekat
ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain rooming-in yakni bedding-in,
yaitu bayi dan ibu berada bersama sama di ranjang ibu.
Secara teori Rawat Gabung di bedakan dalam dua jenis yakni:
a. Rawat gabung penuh ,prosedur ini dilakukan jika ibu dan bayi bersama terus menurus
selama 24 jam sehari.
b. Rawat gabung parsial, pelayanan ini dijalankan saat ibu dan bayi kadang perlu di
pisahkan untuk alasan tertentu.
Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat karena
dapat meningkatkan pemberian asi,mengurangi resiko infeksi, meningkat ikatan antara ibu dan bayi,
dan mengurangi biaya yang harus di keluarkan rs.mengadakan program rawat gabung di rumah sakit
membutuhkan kotmitmen yang kuat dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan, pengetahuan
yang cukup bagi para petugas lesehatan dan pendampingan bagi para ibu dan keluarganya.tidak ada
kata sulit untuk memulai,yaitu di butuhkan hanya tekat yang kuat.sasat ini kementerian kesehatan
telah menentukan bahwa Rawat Gabung menjadi item untuk akreditasi rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum
RG bertujuan untuk penggalakan ASI, agar berhasil perlu didukung oleh usaha-usaha
lainnya, yang telah dimulai sejak perawatan pre-natal, selama nifas dan dlanjutkan di
bagian kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada penimbangan bayi.
b. Tujuan Khusus
1. Perawatan pra – natal
Pada perawatan pra – natal , diberikan kursus tentang gizi seimbang untuk
ibu hamil.
Perawatan buah dada, terutama kebersihan sekitar areola mammae dan
puting susu agar terbentuk dan kenyal, sehingga tidak mudah lecet bila
diisap bayi.
Senam kehamilan, yang tujuannya terutama untuk latihan pernafasan dan
agar otot – otot pinggul tidak kaku.
2. Di kamar bersalin
Ibu dan bayi segera dibersihkan, kemudian bayi segera menyusu. Sangat
mengangumkan ternyata bayi sangat cekatan, langsung pandai menghisap.
Dengan adanya isapan bayi, rangsangan diteruskan ke hypophyse sehingga
mengeluarkan oxitocyn yang merangsang kontraksi uterus, dengan demikian
pendaharan berkurang.
3. Di ruang perawatan : RG
Dianjurkan agar ibu menyusui setiap kali bayi membutuhkan.
Bagi ibu yang melahirkan anak pertama, masih perlu bantuan dan
bimbingan.
Hari kedua dilakukan perawatan buah dada (breast—care), untuk
merangsang keluar ASI dan mencegah pembengkakan buah dada.
Senam post-partum dimulai pada hari kedua, untuk membantu kontraksi
uterus dan melepaskan otot-otot dasar panggul.
Ibu belajar merawat bayinya, sehingga pada waktu pulang sudah terlatih.
Bila bayi haus, ibu bisa memberikan air putih dengan sendok agar pada
waktu menyusui berikutnya bayi akan menghisap lebih kuat.
4. Tindak lanjut KIA
Setelah ibu pulang, setiap kali datang ke KIA untuk menimbang bayi,
motivasi pemberian ASI tetap dilanjutkan. Sering ibu merasa ASInya kurang.
Bila bayinya sering menangis karena haus, bukan karena lapar terutama di
daerah panas seperti di jakarta. Dengan memberi minum air putih sudah
cukup. Selama berat badan bayi naik sesuai dengan perkembangan bayi,
berarti ASI masih cukup dan tidak perlu ditambah dengan susu permula.
Sesudah bayi berumur 6 bulan sudah diberi makanan padat, dengan
sendirinya kebutuhan ASI berkurang.
Pelaksana asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman Asuhan Persalinan Normal
yang tersedia di puslesmas , pemberi layanan asuhan bayi baru lahir dapat dilaksanakan oleh dokter,
bidan atau perawat. Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir dilaksanakan dalam ruangan yang sama
dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar, bayi berada dalam
jangkauan ibu selama 24 jam). Asuhan bayi baru lahir meliputi:
7. Jika bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat
dengan puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30
menit atau 1 JAM berikutnya.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas,
diberi salep mata dan penyuntikan vitamin KI pada paha kiri. Satu jam kemudian
diberikan imunisasi hepatitis B (hb 0) pada paha kanan.
6. Pelaksanaan penimbangan, penyuntikan penyakit KI, salep mata dan imunisasi Hepatitis B (HBO)
Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai 2-3 jam
setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau perawat.
BAB III
KESIMPULAN
Hasil monitorng dilaporkan dan bila ada penyimpangan di tindak lanjuti, sebaliknya bila ada
peningkatan perlu diberikan penghargaan. Sehingga monitoring dan evaluasi berkaitan erat
dengan sistem penghargaan dan sanksi.