Soal Teks Cerpen PDF
Soal Teks Cerpen PDF
Begitulah dalam masa transisi selepas dari perguruan tinggi, aku berusaha mengubah keprihatinanku dalam mencari
kerja, menjadi lelucon semu. Apalagi, di era yang katanya orang globalisasi dan kompetitif dengan lowongan kerja
yang semakin sempit ini, aku dituntut mengubah kerenyit dahi menjadi seberkas senyum, jikalau aku tidak ingin
dilanda stres yang ujung-ujungnya stroke.
Selain di warung-warung Koran, kadang-kadang aku juga pergi ke perpustakaan daerah. Di sana aku mencermati
Koran-koran yang di warung Koran tidak ada. Di sana aku biasanya lebih bebas, karena lepas dari kewajiban membeli
Koran. Atau kalau tidak, aku juga pergi ke kampus, untuk melihat-lihat, barangkali ada info-info penting di sana. Nah,
keberuntungan baru berpihak kepadaku rupanya. Di lorong dekat ruang dosen terpampang pengumuman, sebuah
instansi membutuhkan dua orang pengawas proyek.
“Kapan sekolahmu selesai, Nduk! Aku tak melihat apa gunanya sekolah terlalu lama seperti yang kau jalani itu!”
Katanya di antara keluhan-keluhannya.
“Hanya tinggal berapa bulan lagi, Mbok. Selesai Ujian SMA, tamatlah sekolahku,” Jawab nining.
Distributed by https://armandrivay.blogspot.com
Sedangkan Maura sudah mulai berburu menjelajahi toko-toko bermerk untuk membeli pashmina dengan motif yang
disukai maminya. Hanya aku yang tak mempersiapkan apa-apa untuk Biyungku.
“Kok Biyung, sih?” Tanya Maura dengan mimik lucu. “ Kenapa gak panggil mama, mami, atau ibu lah yang paling
umum?” Ujarnya lagi. Aku hanya tersenyum.
“Orang Jawa zaman dulu memang kebanyakan memanggil ibu mereka dengan sebutan ‘Biyung’ sama saja, kok,
artinya dengan mami, mother, mom, dan yang lainnya,” jelasku sambil tersenyum. Terlihat lirikan mata Yesha dengan
senyuman yang membiasakan ejekan. Aku tak peduli.
Biyungku memang tak sebanding dengan mami dan mom-nya Maura dan Yesha yang memiliki gelar sarjana bahkan
hingga Phd. Biyungku hanya seorang penjual tempe mendoan. Tapi sehari saja ia libur berjualan, seluruh desa akan
merasa kehilangan pada racikan bumbu tempenya yang tiada duanya.
6. Kutipan teks cerpen di atas yang menonjolkan bagian struktur komplikasi adalah …
a. Paragraf pertama
b. Paragraf kedua
c. Paragraf ketiga
d. Paragraf kedua dan ketiga
Menjelang malam, terdengar ketukan di pintu. Ayah lalu masuk sambil menenteng bungkusan yang sangat besar.
Wajah ayah berseri-seri. Tetapi aku justru sembunyi dibalik bantal. Aku tak berani memandang wajah ayah yang
berbinar-binar itu.
Karena terlalu banyak variasi, mobil Pian tidak sempat sampai di pecenongan. Agaknya pecenongan juga sudah sepi.
Di samping itu, Pian sendiri sudah lupa mau ke mana. Setelah putar-putar nabrak sana nabrak sini, entah berapa
korban yang jatuh, mobilnya mulai batuk-batuk. Periksa punya periksa rupanya bensinnya mulai habis.
Ruang pameraan itu tidak begitu penuh dikunjungi orang hingga tempat yang kecil itu tak hendak meledak. Berulang
kali Pri melayangkan pandangan nya ke sudut sana. Pokoknya, gadis itu punya pesona tersendiri, punya daya tarik
tersendiri, punya magnet yang bisa mengajak mata untuk selalu menatapnya. Sebenarnya sih, sederhana saja
penampilanya. Tetapi ia tampak istimewa dengan pakaian seragam seperti itu.
Distributed by https://armandrivay.blogspot.com
KUNCI JAWABAN
1. B
2. B
3. A
4. D
5. C
6. B
7. C
8. B
9. D
10. D
Distributed by https://armandrivay.blogspot.com