Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

PENGENALAN MIKROBA LINGKUNGAN

Disusun oleh:
Ragil Hadi Prasetyo NIM. 1321720011

PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI PERTANIAN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG – TANGERANG SELATAN
2019
 Grup Praktikum :2
 Tanggal Praktikum : 21 Juli 2019
 Asisten Praktikum : Ersha Nur Shadrina
 Anggota Praktikum : Maharani Ulfah NIM. 1321720007
Nurianah Dwi Apriyanti NIM. 1321720008
Octaviana Rachmawati Z NIM. 1321720009
Priyo Hutomo Aji NIM. 1321720010
Ragil Hadi Prasetyo NIM. 1321720011
I. TUJUAN
1. Mengetahui mikroba yang ada di lingkungan sekitar.
2. Mengetahui kontaminasi bakteri pada lingkungan kerja.
II. DASAR TEORI
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri
khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya
terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari
mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrient yang
disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang ,menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut.
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,
substrat yang berupa bahan pangan, tanaman, dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang, dan sebagainya.
populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beranekaragam
sehingga dalam mengisolasi dierlukan beberapa tahap penanaman sehingga
berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang
akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA
mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu
antibiotik.
Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah
bakteri, jamur dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada
yang dalam bentuk vegetatif ataupun dalam bentuk generatif . Belum ada
mikroba yang habitat aslinya di udara. Mikrooganisme di udara dibagi menjadi
dua, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di
dalam ruangan. Mikroba paling banyak ditemukan di dalam ruangan.
Tingkat pencemaran di dalam ruangan oleh mikrobe di pengaruhi oleh
factor-faktor seperti laju vantilasi, padatnya orang, sifat, dan taraf nasional
kegiatan orang yang menempati ruangan tersebut. Mikroba terhembuskan dalam
bentuk percikan dari hidung dan mulut selama muntah-muntah bersin, batuk, dan
bercakap-cakap. Debu dan permukaan ini sebentar-bentar akan berada dalam
udara selama berlangsungnya kegiatan dalam ruangan tersebut.
Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu
medium tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan
partikulat debu dan tetesan cairan. Untuk mengetahui atau memperkirakan secara
akurat berapa jauh pengotoran udara sangat sukar karena memang sulit untuk
menghitung organisme dalam suatu volume udara. Namun ada satu teknik
kualitatif sederhana, yaitu mendedahkan cawan hara atau medium di udara untuk
beberapa saat. Selama waktu pendedahan ini, beberapa bakteri di udara akan
menetap pada cawan yang terdedah. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama
24 jam hingga 48 jam maka akan tampak koloni-koloni bakteri yang tumbuh pada
medium yang digunakan.
Kelompok mikroba yang sering mengkontaminasi terdiri dari Bakteri
contohnya adalah bacillus, staphylococcus, streptococcus, pseudomonas, sarcina,
dan lain sebagainya. Kapang: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium,
Trichoderma, dan lain-lain jenis khamir contohnya Candida, Saccharomyces,
Paecylomyces, dan sebagainya banyak jenis dari cendawa kontamina udara yang
bersifat Termofilik, yakni tahan pada pemanasan tinggi, di atas 80’c, katahanan
ini bila cendawan tersebut dalam bentuk sepora. Hal ini terbukti walaupun suatu
medium telah disterilkan, tetepi di dalamnya tumbuh dan berkembang pula
bakteri atau jamur yang tidak di harpkan kehadiranya kandungan udara di dalam
dan di luar ruangan akan berbeda.
Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur
terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa
ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk
tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast). Kebanyakan jamur masuk
dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif kapang berbentuk filamen panjang
bercabang yang seperti benang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap
makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Sedangkan jamur dalam
kelompok khamir bersifat uniseluler (berinti satu), bentuknya bulat atau oval.
Banyak jamur yang sudah dikenal peranannya, yaitu jamur yang tumbuh
di roti, buah, keju, ragi dalam pembuatan bir, dan yang merusak tekstil yang
lembab, serta beberapa jenis cendawan yang dibudidayakan. Beberapa jenis
memproduksi antibiotik yang digunakan dalam terapi melawan berbagai infeksi
bakteri. Diantara semua organisme, jamur adalah organisme yang paling banyak
menghasilkan enzim yang bersifat degradatif yang menyerang secara langsung
seluruh material oganik. Adanya enzim yang bersifat degradatif ini menjadikan
jamur bagian yang sangat penting dalam mendaur ulang sampah-sampah alam,
dan sebagai dekomposer dalam siklus biogeokimia.
Khamir adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan.
Khamir mempunyai sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi
khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat
beragam ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30
μm atau lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang
atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun
sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir
tidak dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
1. Bunsen
2. Cawan Petri
3. Pinset
4. Tabung Reaksi
 Bahan :
1. Aquades
2. Media PCA (Plate Count Agar)
3. Alkohol 70%
IV. PROSEDUR KERJA

Dibuat media PCA secara aseptik, dan dimasukan ke dalam 8 tabung reaksi sebanyak 10
mL.

Di sterilisasi basah dengan autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 1 ATM.

Setelah hangat dimasukan ke dalam 7 cawan petri steril secara aseptik sedangkan yang
satunya dimasukan kedalam cawan yang tidak steril.

Diputar angka 8 agar media tersebar secara merata.

Setelah media PCA mengeras, beri perlakuan pada masing masing media, yaitu: diberikan
rambut, ditempelkan jari, dihembuskan nafas, dipipet aquades dengan menggunakan pipet
yang tidak steril, udara laboratorium ,udara diluar laboratorium (± 10 Menit), udara di
luar lab yang terdapat banyak orang.

Diinkubasi selama 48 jam dan diamati perubahan warna yang terjadi.

V. DATA PENGAMATAN

Perlakuan Hasil Inkubasi Keterangan

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
Pipet Tidak 2. Kapang
Steril Bakteri lebih dominan
dibandingkan kapang.
Perlakuan Hasil Inkubasi Keterangan

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
2. Kapang
Cawan Tidak 3. Khamir
Steril Bakteri lebih dominan
dibandingkan kapang dan
khamir.

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
2. Kapang
Udara 3. Khamir
Laboratorium Khamir lebih dominan
dibandingkan kapang dan
bakteri.

Mikroba yang tumbuh:


1. Khamir
Tangan 2. Kapang

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
Rambut
Perlakuan Hasil Inkubasi Keterangan

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
2. Kapang
Nafas
Kapang lebih dominan
dibandingkan bakteri.

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
2. Kapang
Udara Luar 3. Khamir
Laboratorium Kapang lebih dominan
dibandingkan khamir dan
bakteri.

Mikroba yang tumbuh:


1. Bakteri
2. Kapang
Udara Luar
3. Khamir
(Banyak
Kapang lebih dominan
Orang)
dibandingkan khamir dan
bakteri.

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu mengerjakan tentang pengaruh mikroba
lingkungan tujuan yaitu mengetahui mikroba yang ada di lingkungan sekitar dan
untuk mengetahui kontaminasi bakteri pada lingkungan kerja. Pada praktikum ini
digunakan media Plate Count Agar (PCA). PCA merupakan sebuah media
pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah
bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan sampelsampel lainnya yang juga biasanya
menggunakan metode Total Plate Count (TPC). PCA merupakan media padat,
yaitu media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan
menjadi padat. Komposisi Plate Count Agar (PCA) dapat bervariasi, tetapi
biasanya mengandung : 0,5% trypton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5%
agar-agar. Plate Count Agar (PCA) mengandung glukosa dan ekstrak ragi yang
digunakan untuk menumbuhkan semua jenis bakteri. Plate Count Agar (PCA)
mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi, dan
glukosa yang digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme sehingga
mendukung pertumbuhan dari bakteri. Pada praktikum ini digunakan media PCA
karena media ini bukan media selektif, oleh karena itu media ini bisa ditumbuhi
berbagai jenis bakteri, kapang, dan khamir.
Praktikum ini mengamati ada tidaknya bakteri, khamir dan kapang pada
media yang sudah dikontaminasikan dengan cawan yang tidak steril, udara,
tangan, nafas, rambut, dan pipet yang tidak steril. Bakteri merupakan mikroba
uniseluler. Khamir atau ragi (yeast) adalah salah satu jenis Protista euariotik dari
kelompok jamur (fungi) yang tersebar luas dialam dan hidup di daerah yang
memiliki kelembapan rendah. Sedangkan kapang adalah jamur tingkat tinggi
yang memilki strukutur vegetatif yang disebut miselium. Misellium merupakan
sistem tabung yang bercabang banyak. Pada praktikum yang telah dilakukan pada
media PCA yang dituangkan pada cawan yang tidak steril, didapatkan
pertumbuhan bakteri dan kapang, tetapi bakteri lebih dominan. Pada media yang
di tambahkan aquadest steril dengan pipet yang tidak steril, didapatkan bakteri,
kapang, dan khamir tetapi bakteri lebih dominan. Pada media yang
dikontaminasikan dengan udara di laboratorium, didapatkan kapang khamir dan
bakteri. Tetapi yang lebih dominan adalah khamir. Sedangkan pada media yang
di pegang dengan jari, terdapat kontaminasi yaitu tidak ditumbuhinya bakteri,
khamir ataupun kapang sedangkan yang tidak dipegang dengan jari ditumbuhi
dengan kapang dan khamir. Hal ini dapat terjadi karena pada saat menempelkan
jari pada media, praktikan kurang aseptis yang mengakibatkan terkontaminasinya
media. Untuk media yang diberikan rambut, terdapat kontaminasi pada area yang
jauh dari ditempatkannya rambut, hal ini dapat disebabkan karena kurang aseptis
saat meletakan rambut ke dalam media. Untuk media yang dihembuskan nafas
terdapat bakteri dan kapang, tetapi kapang lebih dominan. Sedangkan untuk udara
diluar laboratorium terdapat kapang, khamir dan bakteri. Begitu pula untuk udara
diluar laboratorium yang terdapat banyak lalu lalang manusia, terdapat kapang,
khamir dan bakteri. Hal ini karena di udara terdapat bakteri, kapang ataupun
khamir yang terbang bebas terbawa debu dan menempel pada media.

VII.KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pengaruh mikroba lingkungan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kontaminasi mikroba dapat melalui nafas, rambut, udara, jari tangan, pipet
atau cawan yang tidak di strerilisasi terlebih dahulu, lalu lalang manusia dll.
2. Mikroba yang dapat menyebabkan kontaminasi yaitu kapang, khamir dan
bakteri.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Oemam, Syeuqy. Mikroorganisme (Bakteri, Khamir, Dan Kapang) Dalam
Industri Beserta Karakteristiknya. Academia
(https://www.academia.edu/28661671/MIKROORGANISME_BAKTERI_KHA
MIR_DAN_KAPANG_DALAM_INDUSTRI_BESERTA_KARAKTERISTIKN
YA) Diakses Tanggal 25 Juli 2019 22.42 WIB.
Putri, Karlina. Laporan Praktikum Sanitasi. Academia
(https://www.academia.edu/38665063/LAPORAN_PRAKTIKUM_SANITASI)
Diakses tanggal 25 Juli 2019 pukul 21.22 WIB.

Anda mungkin juga menyukai