Anda di halaman 1dari 11

Obat-Obat Anestesi

Dioscorides, ahli dari abad I berkomentar bahwa Madragora, obat yang


dipersiapkan dari kulit pohon dan daun tanaman Manrake. Dia menyatakan
bahwa substansi tanaman dapat direbus dalam anggur dan dipergunakan “bila
orang yang akan dibedah, bila mereka mau untuk di anestesi,”. Mandragora
masih sering dipergunakan untuk menganestesi pasien sampaidengan abad ke 17.
Dari abad ke IX-XIII, spons dengan obat tidur adalah mode yang dominan
untuk mengurangi sakit selama operasi. Daun Mandrake dengan tanaman
beracun, candu dan tumbuhan lain, direbus bersama-sama dan disiramkan ke atas
spons. Spons tersebut lalu disusun kedalam air panas dan diletakan ke hidung
pasien selama pembedahan. Spons tersebut pada umumnya mengandung mofin
dan skopolamin dalam jumlah yang bervariasi, obat yang dipergunakan dalam
anestesi modern. Orang Eropa mengurangi rasa nyeri dengan hipnosis dengan
meminum alkohol, tumbuhan dan ekstrak dari tanaman yang telah dipersiapkan
dan sebagai anestesi topikal yaitu dengan tekanan atau memakai es.
Dietil eter telah diketahui selama berabad-abad karena penggunaannya
dahulu sebagai anestesi pembedahan. Hal itu dilakukan bersama, pada mulanya
pada abad ke VIII oleh filsafat Arab, Jabri Ibnu Hayyam atau mungkin oleh
Raymond Lully, pada abad ke XIII, seorang ahli kimia Eropa. Tetapi dietil eter
baru pertama kali diketahui pada abad ke XVI oleh Valerius Cordus dan
Paracelcius, yang mempersiapkan hal itu dengan menyuling asam sulfur (minyak
dari vitriol) dengan anggur dicampur alkohol untuk memproduksi oleum Vitroli
dulce (minyak panas dari vitriol). Paracelsius (1493-1541) mengobservasi bahwa
hal itu membuat ayam tertidur dan bangun tanpa kesakitan. Dia menjadi waspada
terhadap kualitas analgetik tesebut. Walaupun demikian tidak ada catatan bahwa
sarannya tersebut diikuti.
Pada abad ke XI, efek anestesi dari air dingin dan es mulai ditemukan. Pada
pertengahan abad ke XVII, Marco Aurelio Severino medeskripsikan “anestesi
kulkas” meletakan salju dalam garis paralel melintasi lapangan insisi, dia dapat
membuat tempat operasi menjadi tidak bersensasi dalam beberapa menit. Teknik
ini tidak pernah menjadi terkenal, mungkin karena tantangan dari penyimpanan
salju tahunan yang tidak cukup.
Seperti eter, nitrat oksida diketahui berguna untuk menginduksi sehingga
kepala terasa ringan dan sering dihirup oleh orang yang mendapat ketegangan.
Barang ini jarang dipergunakan seperti eter karena lebih kompleks untuk
dipersiapkan dan kaku untuk disimpan. Benda itu diproduksi dengan
memanaskan amonium nitrat. Gas yang bekerja lambat melewati air untuk
mengeliminasi oksida oksik dari nitrogen sebelum disimpan. Nitrat oksida
pertama kali dipersiapkan tahun 1773 oleh Joseph Prietsley, seorang ilmuwan
Inggris. Dalam tahun pembelajarannya, Prietsley mempersiapkan dan memeriksa
beberapa gas termasuk nitrat oksida, amonia, sulfur dioksida, oksigen, karbon
monooksida dan karbon dioksida.
Humphry Davy (1778 – 1892) adalah seorang muda dengan penuh
kemampuan. Dia mempertunjukan seri-seri penelitian yang luar biasa dari
beberapa gas, namun terutama di fokuskan pada nitrat oksida, dimana dia
bersama temannya menghirup melalui masker wajah yang didesain untuk
perusahaan James Watt, penemu dari mesin uap. Davy mempergunakan mesin ini
untuk mengukur rata-rata pengambilan nitrat oksida dan efeknya pada pernapasan
dan aksinya pada sistem saraf pusat. Komentar Davy bahwa nitrat oksida secara
sementara meringankan sakit kepala yang berat, membebaskan sakit kepala yang
ringan dan menghilangkan rasa sakit gigi. Kutipan yang paling sering
diutarakan :”seperti nitrat oksida dalam operasi yang luas muncul dengan
kemampuan untuk menghilangkan rasa nyeri, benda itu mungkin dapat
dipergunakan dalam operasi pembedahan dengan pancaran darah yang tidak
besar”. Meskipun Davy tidak mengikuti ramalan ini, mungkin karena mengatur
karirnya dalam dasar penelitiannya, dia menguangkan sifat dari nitrat oksida
sebagai “gas tertawa”.
Eter atau gas nitrogen-oksida sebagai penghilang sakit dalam dunia
kedokteran sebenarnya sudah dimulai Horace Wells sejak tahun 1844.
Sebagai dokter gigi, ia bereksperimen dengan nitrogen-oksida sebagai penghilang
rasa sakit kepada pasiennya saat dicabut giginya. Sayangnya usahanya
mempertontonkan di depan mahasiswa kedokteran John C. Warren di Rumah
Sakit Umum Massachusetts, Boston gagal, bahkan mendapat cemoohan.
Usahanya diteruskan William Thomas Green Morton.
16 Oktober 1846 dicatat sebagai revolusi dalam bidang pengobatan. William
T.G Morton menyediakan anestesi kepada pasien bernama Edward G. A.,
menggunakan dietil eter untuk pertama kali pada operasi pengangkatan lesi
vaskuler pada leher Edward. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkeb-
angsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter
"sweet vitriol". Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah
nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730.
John Snow merupakan ilmuwan yang ternama yang telah mempresentasikan
makalah dari subjek fisiologis waktu kabar dari anestesi eter telah mencapai
Inggris pada Desember 1846. Dia menunjukan ketertarikannya dalam praktek
anestesi dan dalam waktu singkat diundang untuk bekerja sama dengan ahli
bedah pada waktu itu.
Sebagai tambahan untuk membangun aspek yang kuat untuk memperdalam
fisiologi anestesi, Snow juga mempromosikan pengembangan alat-alat anestesi.
Dia segera menyadari bahwa pengisapan eter yang tidak adekuat pada waktu
pasien bernapas dengan alat yang ditempelkan pada mulut. Setelah berlatih
anestesi hanya selama 2 minggu, Snow merancang seri pertana dari eter inhaler.
Peralatannya mengandung katup unudireksional. Masker wajah sederhana buatan
sendiri, yang mendekati bentuk masker wajah modern. Bagian dari wajah tersebut
dihubungkan ke dalam alat penguapan dengan sebuah tabung pernapasan, yang
mana dirancang lebih lebar dari trakea manusia sehingga meskipun pernapasan
yang cepat tidak akan terbuang. Kait besi didalam alat memastikan pengangkutan
dari eter. Objek tersebut menggantung tempat dari air hangat untuk mengatur
agen yang cenderung setelah tercukupi.
Carl Koller (1857 – 1944), seorang dokter mata di Wina, Austria, pertama
kali menggunakan kokain pada praktek kliniknya pada 1884. Sebelumnya,
banyak operasi mata tanpa anestesia dan empat dekade setelah ditemukannya
eter, anestesi umum memiliki keterbatasan.

Anastesi dibagi menjadi dua, yaitu anastesi umum dan anastesi lokal
1. Anestesi Lokal
Anestesi lokal merupakan tindakan memanfaatkan obat bius yang cara
kerjanya hanya menghilangkan rasa di area tertentu yang akan dilakukan
tindakan. (Saprol, 2010). Anesteti lokal menyebabkan hilangnya rasa sakit tanpa
disertai hilangnya kesadaran. Anestetik lokal merupakan obat yang menghambat
hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang
cukup. (Dani kusumah, 2011). Contoh obat anestesi lokal antara lain:
a. Kokain: benzoylmetilekgonin.
Derifat-tropan ini (1884) dengan struktur atropine terdapat secara
alamiah di daun tumbuhan Erytroxylon coca (Peru, Bolivia) dengan kadar
0,8-1,5%. Berbeda dengan anestetika lain, anestesi dari kelompok ester ini
berkhasiat vasokontriksi dan bekerjanya lebih lama. Penggunaannya hanya
untuk enestesia permukaan pada pembedahan di hidung, tenggorok, telinga
atau mata. Penggunaannya sebagai tetes mata sudah di tinggalkan berhubung
resiko akan cacat kornea dan sifat midriasisnya. Penggunaannya yang terlalu
sering dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan nekrosis akibat
vasokontriksi setempat.
Pada kehamilan, kokain dapat meningkatkan resiko abortus dan cacat
pada janin, terutama pada saluran urinnya. Dosis pemberian: kedokteran
mata: larutan (HCL) 1-4 %, anesthesia hidung, telinga, dan tenggorok 1-10%.
b. Benzokain : anestesin, etileminobenzoat
Ester PABA ini (1900) merupakan derivate dari asam p-amino benzoate
yang reabsorbsinya lambat. Khasiat anestetik obat ini lemah, sehingga hanya
digunakan pada anestesi permukaan untuk menghilangkan nyeri dan gatal-
gatal (pruritus). Benzokain digunakan dalam suppositoria (250-500 mg untuk
Rako) atau salep (2%) anti-wasir (untuk Borraginol), juga dalam salep kulit,
bedak tabor 5-20% dan lotion anti-sunburn (3%, Benzomid)
c. Prokain: Novocaine, etokain, *Gerovital (dr Aslan)
Derivat-benzoat ini yang disintesa pada tahun (1905). Tidak begitu toksis
dibandingkan kokain. Anestetik lokal dari kelompok-ester ini bekerja singkat.
Reabsorbsinya di kulit buruk, maka hanya digunakan sebagai injeksi dan
sering kali bersamaan dengan adrenalin untuk memperpanjang daya
kerjanya.sebagai anestetik lokal, prokain sudah banyak di gantikan oleh
lidokain karena efek-efek sampingnya, antara lain hipersensitasi, kadang-
kadang pada dosis rendahsudah dapat menyebabkan kematian dan kolaps dan
kematian, reaksi terhadap preparat kombinasi proka penisilin. Dosis
pemberian: Anestesia infiltrasi 0,25-0,5%, blok de saraf 1-2%.
d. Cinchokain : dibukain, *Proctosedyl, *Scheriproct.
Derivate-kinolin ini dari tipe amida (1929) yang beberapa kali lebih kuat
daripada lidokain tetapi juga lebih toksis. Kerjanya bertahan lebih lama dan
juga bersifat vasodilatasi. Obat ini banyak digunakan sebagai anestetikum
permukaan antara lain dalam suppositoria anti wasir atau dalam salep untuk
nyeri dan gatal gatal, tidak menimbulkan hipersensitasi.
e. Tetrakain (ametokain)
Adalah derivate benzoat dengan gugus-metil pada atom (1941).
Khasiatnya lebih kurang 10 kali lebih kuat dari pada prokain, tetapi juga
beberapa kali lebih toksis. Mulai kerjanya cepat dan berlangsung lama,
sedangkan resorpsinya dari mukosa jauh lebih baik daripada prokain
f. Pramokain : Pramoxine, *Nestosyl
Merupakan zat anastesia permukaan (1953) tetapi merangsang bila
digunakan pada selaput lender.
g. Oksibuprokain (benoxinate, Novesin)
Adalah derivate-oksibutil (1954) yang tidak bersifat merangsang,
terutama digunakan pada kedokteran THT dan mata. Tetapi pemakaiannya
harus berhati-hati bila terdapat selaput lendir yang rusak atau adanya
peradangan setempat. Mulai kerjanya cepat dan kuat (dalam 1 menit) dan
bertahan lebih kurang 10 menit. Toksisitasnya ringan dan tidak
menimbulkareaksi alergi.
h. Mepivakain: Scandicaine, *Estradurin.
Derivate-piperidin ini termasuk kelompok-amida (1957) yang mulai kerja
dan kekuatannya mirip lidokain tetapi bertahan sedikit lama. Tidak berkhasiat
vasodilatasi sehingga tidak perlu ditambahkan vasokonstraktor. Obat ini
terutama digunakan sebagai aastesia infiltrasi dan enis anastesia parenteral
lainnya sebagai larutan 1-2% . pada pembedahan dental , mata dan THT
i. Prilokain (Citanest)
Adalah derivate yang mulai kerja dan kekuatannya sama dengan lidokain
(1963). Toksisitasnya lebih rendah daripada lidokain, karena efek
vasodilatasinya lebih ringan sehingga reabsorbsinya juga lebih lambat dan
perombakannya lebih cepat. Obat ini digunakan pada anstesia permukaan 4%
dan secara parenteral 1-1,5% dengan atau tanpa adrenalin.
j. Artikain : carticaine, *Ultracain
Derivate-tiofen ini merupakan zat anestetik lokal dari kelompok-amida
dengan kerja panjang ( 1976). Efeknya timbul setelah 3 menit dan
berlangsung agak lama. obat ini digunakan untuk pembedahak kecil dan di
kedokteran gigi, karena artikain memiliki daya penetrasi tulang yang lebih
baik dibandingkan lidokain.
k. Fenol : asam karbol, acidum carbolicum *Calamine lotion.
Disamping khasiat Anastesi dan anti gatalnya fenol juga berdaya
bakterisid dan fungisid pada konstentrasi di atas masing masing 1% dan
1,3%. Oleh karena itu fenol juga sering digunakan untuk gatal-gatal misalnya
biang keringat.
l. Benzilalkohol
Cairan ini melarut dalam air dan berkhasiat anastetis dan anti gatal lemah
begitupula bakteriostatis terhadap kuman Gram positif serta virustatif dan
fungitis lemah, kerjanya optimal dalam lingkungan asam.
m. Bupivakain (markain)
Konsentrasi efektif minimal 0,125%. Mula kerja lebih lambat dibanding
lidokain tetapi lama kerja sampai 8 jam. Merupakan anestetik lokal yang
mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek blokade terhadap sensorik
lebih besar daripada motorik. Karena efek ini bupivakain lebih populer
digunakan untuk memperpanjang analgesia selama persalinan dan masa pasca
pembedahan. Pada dosis efektif yang sebanding, bupivakain lebih
kardiotoksik daripada lidokain. Larutan bupivakain hidroklorida tersedia
dalam konsentrasi 0,25% untuk anestesia infiltrasi dan 0,5% untuk suntikan
paravertebra.
Dosis pemberian bervariasi bergantung pada prosedur, dalamnya
anastesi, perfusi jaringan, lamanya anastesi, dan kondisi pasien serta
ada/tidaknya epinefrin dalam larutan suntikan. Dosis dewasa dan anak >12
tahun: anastesi lokal infiltrasi 0,25% maksimum 175 mg, blok saraf perifer: 5
ml larutan 0,25 - 0,5 %; maksimum 400 mg/hari. Blok kaudal (tanpa
pengawet) : 15-30 mL larutan 0,25-0,5%. Blok saraf simpatik 20-50mL
larutan 0,25%. Tidak direkomendasikan digunakan untuk anak usia<12 tahun
dan pada ibu menyusui karena akan masuk ke dalam air susu ibu.
n. Etil Klorida
Digunakan pada kulit secara topikal untuk mengkontrol rasa sakit yang
disebabkan oleh injeksi, seperti IV, operasi kecil, dan juga untuk
menghilangkan sakit sementara dari cedera kecil karena olahraga.
o. Lidokain (lignokain, xylokain, lidones)
Konsentrasi efektif minimal 0,25%. Infiltrasi, mula kerja 10 menit,
relaksasi otot cukup baik. Lidokain (xilokain) adalah anestetik lokal kuat
yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan.
Lidokain merupakan aminoetilamid dan merupakan prototik dari anestetik
lokal golongan amida.Larutan Lidokain 0,5% digunakan untuk anestesi
infiltrasi, sedangkan larutan 1-2% untuk anestesia blok dan topikal. Lidokain
sering digunakan secara suntikan untuk anestesia infiltrasi, blokade saraf,
anestesia spinal, anestesia epidural ataupun anestesia kaudal, dan secara
setempat untuk anestesia selaput lendir
Anestesi lokal injeksi: dewasa dan anak: bervariasi bergantung pada
prosedur, tingkat anestesi yang diinginkan, perfusi jaringan, durasi yang
diinginkan dan kondisi fisik pasien: maksimum 4,5 mg/kg/dosis; jangan
diulang dalam waktu 2 jam.Antiaritmia: anak: IV: loading dose: 1 mg/kg
(maksimum 100 mg); diikuti dengan infus; dapat diberikan bolus kedua 0,5-1
mg/kg dengan jarak antara bolus dan awal infus >15 menit. Infus: 20-50
mcg/kg/menit. Gunakan 20 mcg/kg/menit pada pasien shok, penyakit hati,
henti jantung, gagal jantung ringan,; gagal jantung sedang-berat dibutuhkan
1/2 loading dose dan kecepatan infus yang lebih lambat untuk menghindari
toksisitas.
Mula kerja IV: dosis bolus tunggal: 45-90 detik. Durasi kerja: 10-20
menit. Distribusi: Vd: 1,1-2,1 L/kg; berubah oleh berbagai faktor pasien;
menurun oleh gagal jantung kronik dan penyakit hati; melewati barier darah
otak.Ikatan protein: 60-80% pada alfa1asam glikoprotein. Metabolisme: di
hati 90%; metabolit aktif monoetilglisineksilidid (MEGX) dan glisineksilidid
(GX) dapat terakumulasi dan menyebabkan toksisitas SSP.

2. Anastesi umum
Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri atau sakit secara
sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversibel).
Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesi dan relaksasi
otot. Contoh obat anestesi umum antara lain:
a. Halothane

Halothane dibuat pertama kali oleh


C.W. Suckling di tahun 1951,
merupakan zat anestesi yang sangat
poten dan tidak berwarna, dapat meningkatkan tekanan intra kranial serta dapat
menyebabkan relaksasi uterus. Halothane dapat menimbulkan terjadinya
halothane hepatitis, terutama bila obat ini diberikan dalam jangka waktu pendek
(pemberian berkali-kali dalam jangka waktu pendek). Halothane adalah obat
anestesi inhalasi berbentuk cairan bening tak berwarna yang mudah menguap dan
berbau harum.
Untuk induksi anestesi dan maintenance pada anak-anak dan dewasa bersama-
sama dengan oxygen atau nitrous oxide 70%-oxygen. Keuntungan halothane
antara lain, induksi cepat dan halus, tidak iritasi pada saluran nafas, dapat
menimbulkan pelebaran bronkhus, menimbulkan vasodilatasi, recovery relatif
cepat. Kerugian penggunaan halothane antara lain, obat ini sangat kuat sehingga
mudah terjadi over dosis, daya analgesiknya rendah, dapat menimbulkan
relaksasi uterus dan resiko perdarahan yang hebat pada kasus-kasus obstetrik,
menimbulkan hypotensi, yang mungkin tak diduga menjadi berat, dapat
menimbulkan dysrhethmia jantung, dapat menimbulkan menggigil pasca anestesi
yang kadang-kadang menjadi hebat, kemungkinan toksis pada liver terutama pada
pemberian berulang.
b. Isofluran (Forane)
Isoflurane suatu obat anestesi volatile yang induksinya cepat dan
pemulihannya cepat, tidak iritasi dan tidak menimbulkan sekresi. Seperti halnya
halotan dan enfluran. Isoflurane berefek bronkhodilator, tidak menimbulkan
mual-muntah, dan bersifat kompatibel dengan epineprin. Efek penurunan tekanan
darah sama besarnya dengan halotan, hanya berbeda dalam mekanisme kerjanya.
Halotan menurunkan tekanan darah, terutama dengan mendepresi miokardium
dan sedikit vasodilatasi. Ethrane menurunkan tekanan darah dengan mendepresi
miokardium dan vasodilatasi perifer. Isoflurane menurunkan tekanan darah
terutama dengan vasodilatasi perifer dan hampir tidak mendepresi miokardium.
Sediaan isofluran yaitu 3-3,5% dlm O2; + NO2-O2. Isoflurance 1,15 % dalam
oksigen murni, dan menjadi 0,5 % bila diberikan bersama Nitrous Oxide 70 %
dalam oksigen. Isoflurane harus diberikan menggunakan vaporizar.Dosis
isoflurance induksi; maintenance : 0,5%-3%
c. Ketamin

Ketamin adalah suatu “rapid acting non barbiturat general anesthethic”


termasuk golongan fenyl cyclohexylamine. Pertama kali diperkenalkan oleh
Domino dan Carsen pada tahun 1965. Ketamin mempuyai efek analgesi yang
kuat sekali akan tetapi efek hipnotiknya kurang (tidur ringan) yang disertai
penerimaan keadaan lingkungan yang salah (anestesi disosiasi).
Ketamin merupakan zat anestesi dengan aksi satu arah yang berarti efek
analgesinya akan hilang bila obat itu telah didetoksikasi/dieksresi, dengan
demikian pemakaian lama harus dihindarkan. Anestetik ini adalah suatu derivat
dari pencyclidin suatu obat anti psikosa. Untuk prosedur yang singkat ketamin
dapat diberikan secara iv / im setiap beberapa menit untuk mencegah rasa sakit.
Digunakan dalam kombinasi dengan antikolinergik untuk menurunkan
hipersalivasi. Anak: oral: 6-10 mg/kg BB untuk 1 dosis ( dicampur dengan
minuman 0,2-0,3 mg/kg BB, berikan 30 menit sebelum prosedur dilakukan. I.M.:
3-7 mg/kg. I.V.: 0,5-2 mg/Kg, gunakan dosis minimal (0,5-1 mg/Kg) untuk sedasi
prosedur minor; dosis induksi lazim: 1-2 mg/Kg. Infus IV berkelanjutan: sedasi:
5-20 mcg/kg/menit. Dewasa: IM: 3-8 mg/kg. IV: 1-4,5 mg/kg; dosis lazim
induksi: 1-2 mg/kg. Anak dan dewasa: maintanance: dosis tambahan 1/3 -1/2
dosis awal.
d. Propofol

Propofol adalah obat anestesi intravena yang paling sering digunakan saat
ini. Dimulai pada tahun 1970-an dihasilkan dari substitusi derivate phenol dengan
materi hipnotik yang kemudian menghasilkan 2,6-diisopropofol.
Induksi anestesi dengan propofol dikaitkan dengan beberapa efek samping,
termasuk nyeri saat injeksi, myklonus, apneu, penurunan tekanan darah arterial
dan jarang, trombophlebitis pada vena lokasi injeksi propofol. Nyeri dapat
direduksi dengan pemilihan vena yang besar, mengindari vena di dorsum manus,
dan menambahkan lidokain pada larutan propofol. Apneu pada pemberian
propofol sering terjadi dan hampir sama dengan pemberian thiopental dan
methohexital; namun propofol menyebabkan kejadian yang lebih sering dan
periode apneu lebih dari 30 menit. Pemberian opioid meningkatkan insidensi
apneu khususnya apneu yang prolong.
Efek samping yang paling signifikan adalah penurunan tekanan darah
sistemik. Penambahan opioid sebelum induksi cenderung menambah penurunan
tekanan darah. Mungkin pemberian dengan dosisi lebih kecil dan cara pemberian
pelan serta rehidrasi yang adekuat akan mengatasi penurunan tekanan darah.
Berlawanan dengan hal tersebut, efek laringoskopy dan intubasi endotrakeal dan
peningkatan MAP, denyut nadi dan tahanan vascular sistemik kurang signifikan
pada propofol jika dibandingkan dengan thiopental.
e. Tiopental
Pertama kali digunakan oleh Dandy dan Waters. Sifat fisiknya yaitu, serbuk
kekuningan, higroskopik, larut dalam air dan alkohol, pH 10,6/ alkalis, dalam
bentuk larutan tidak stabil hanya 24-28 jam, dalam bentuk serbuk tahan sampai 5
tahun, dalam bentuk larutan gak bias di campur dengan preparat analgetik,
adrenalin, tubokurari, atau derifatnya, indikasi pemberian untuk induksi anestesi
umum, operasi yang berlangsung singkat, obat tambahan analgesi regional,
antikonvilsan dalam anestesi umum, enelgesi lokal, eklamsi, tetanus, epilepsi,
resusitasi otak.

Anda mungkin juga menyukai